You are on page 1of 18

Somatosensorik dan Dermatom

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara keseluruhan. Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi ( perlindungan ), absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D. Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis terdiri dari stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis terdiri dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf-saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit. Sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di

Somatosensorik dan Dermatom

epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem somatosensorik? 2. Apa fungsi sistem somatosensorik? 3. Apa saja komponen perifer sistem somatosensorik dan sirkuit regulasi perifer? 4. Apa saja reseptor pada kulit? 5. Bagaimana persarafan pada sistem sensorik somatosensorik? 6. Apa yang dimaksud dengan dermatom? 7. Bagaimana proses pembentukan dermatom? 8. Bagaimana pemetaan dermatom pada tuuh manusia? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian sistem somatosensorik. 2. Mengetahui dan memahami fungsi sistem somatosensorik. 3. Mengetahui dan memahami komponen perifer sistem somatosensorik dan sirkuit regulasi perifer. 4. Mengetahui dan memahami jenis-jenis reseptor pada kulit. 5. Mengetahui dan memahami persarafan pada sistem sensorik somatosensorik. 6. Mengetahui dan memahami pengertian dermatom. 7. Mengetahui dan memahami proses pembentukan dermatom. 8. Mengetahui dan memahami pemetaan dermatom pada tuuh manusia.

Somatosensorik dan Dermatom

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Somatosensorik


Sistem somatosensorik yaitu sensasi tubuh dan pergerakannya tidak hanya merespons satu stimulus. Termasuk stimulus yang direspons oleh sistem somatosensorik adalah; sentuhan pembeda (yang mengenali bentuk sebuah objek), tekanan kuat, dingin, hangat, nyeri gatal, geli serta pergerakan sendi (Kalat, 2010). Pada kulit mamalia termasuk manusia terdapat beberapa reseptor yang memiliki fungsi berbeda. Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Pada epidermis terdapat reseptor untuk rasa sakit dan tekanan lemah. Reseptor untuk tekanan disebut mekanoreseptor. Pada dermis terdapat reseptor untuk panas, dingin dan tekanan yang kuat. Informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal dapat

mengaktivasi system saraf pusat melalui bermacam reseptor sensoris. Reseptor sensoris dapat berupa ujung dendrite yang terspesialisasi dariserat saraf afferent atau berkaitan dengan sel nonneural yang mengelilinginya membentuk suatu organ perasa. Sentuhan dan tekanan diterima oleh empat mekanoreseptor. Masing-masing reseptor tersebut adalah sebagai berikut: a. Sel merkel adalah ujung dendrit yang meluas dan berespon terhadap tekanan yang diperpanjang dan sentuhan serta tekanan ringan. b. Korpuskula pacini, merupakan ujung saraf perasa tekanan kuat yang terdiri dari ujung dendrite yang tidak termielinisasi serta terkapsulasi oleh lapisan konsentris jaringan ikat sehingga mirip belahan bawang. Berespon terhadap tekanan dalam dan getaran yang cepat. c. Ujung saraf sekeliling rambut, merupakan ujung saraf peraba d. Korpuskula ruffini, merupakan ujung dendrite yang membesar dengan kapsul yang memanjang. Berespon terhadap tekanan yang diperpanjang dan merupakan saraf peraba. e. Ujung saraf krause, merupakan ujung saraf perasa dingin

Somatosensorik dan Dermatom

f. Korpuskula meissner, merupakan ujung saraf peraba dan merupakan dendrite yang terkapsulasi pada jaringan ikat dan berespon terhadap perubahan tekstur dan getaran halus. g. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri. Salah satu reseptor yang mudah dikaji adalah korpuskula Pacini karena dapat diambil dan berukuran besar. Reseptor ini terletak pada dermis dan di berbagai organ dalam. Sebagaimana reseptor lain, masing-masing reseptor ini dihubungkan dengan neuron sensori. Reseptor indra yang didistribusikan ke seluruh otot rangka dan tendon dinamakan proprioseptor. Regangan atau kontraksi otot memacu reseptor ini untuk mengenali impuls saraf (Pratiwi et al., 2006). Berbagai area pada thalamus (Ismilana, 2011), somatosensorik mengirimkan impuls ke area tertentu pada korteks somatosensorik utama yang terletak pada lobus parietal. Pada korteks somatosensorik utama terdapat dua pita sejajar yang memberikan sebagian besar respons untuk sentuhan pada kulit dan dua pita sejajar lain memberikan sebagian besar respons untuk tekanan berat pada kulit serta pergerakan otot dan persendian (Kaas, 1983). Proses sistem somatosensorik terdiri dari empat modalitas sensoris yang secara umum berbeda: taktil, propioseptif (sensasi pergerakan otot), sensasi suhu, dan nyeri atau sakit( gatal dan geli). Somatosensoris terletak dalam lipatan parietal yang dipisahkan dari daerah motorik oleh celah pusat. Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus. Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks

Somatosensorik dan Dermatom

menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang. Proses perseptual yang dimediasi oleh organ reseptor. Organ ini merupakan lokasi awal alur informasi pada sistem saraf, berdasarkan urutan prinsip organisasi dasar, Persepsi pengolahan respons Impuls somatosensorik dari perifer dihantarkan di sepanjang serabut saraf aferen ke badan sel neuron, yang terletak di ganglian radiks dorsalis (ganglion spinale). Impuls kemudian dihantarkan menuju sistem saraf pusat, tanpa melewati sinaps perantara, di sepanjang penonjolan sentral (akson) pada neuron yang sama. Akson ini membuat kontak sinaptik dengan neuron kedua di medula spinalis atau batang otak, yang aksonnya kemudian berjalan ke arah sentral, dan menyeberangi garis tengah menuju sisi yang berlawanan pada level tertentu di sepanjang perjalanannya. Neuron ketiga terdapat di talamus, sehingga disebut "gerbang kesadaran"; neuron ini berproyeksi ke berbagai area kortikal, yang terpenting adalah korteks somatosensorik yang terletak di girus post-sentralis di lobus parietalis. Jaras sensoris (ascenden) merupakan jaras ascending yang

menghantarkan impuls dari reseptor menuju korteks serebri. Pada jalur ascenden terdapat 3 macam neuron. Neuron pertama yang badan selnya terdapat pada system saraf perifer. Aksn dari neuron tersebut nantinya akan masuk ke dalam system saraf pusat. Selanjutnya, neuron kedua yang badan selnya terletak di system saraf psuat seperti pada medulla spinalis atau batang tak. Aksonnya akan menuju ke thalamus. Kemudian, neuron yang akan terprojeksi ke korteks serebri dengan badan sel di thalamus disebut neuron ketiga. a. Nyeri dan suhu

Impuls sensorik yang diterima dari reseptor nantinya akan dibaa oleh neurn pertama yang badan selnya terdapat pad aganglion spinal radiks

Somatosensorik dan Dermatom

dorsalis. Aksonnya akan masuk ke dalam medulla spinalis untuk kemudian naik sekitar 1-3 tingkat pada segmen medulla spinalis. Akson-akson ini disebut jaras dorsolateral Lissauer. Kemudian, akson tersebut akan bersinaps dengan neuron kedua pada kornu posterior substansia abu-abu (masih di medulla spinalis). Setelah bersinaps, impuls yang melalui akson neuron kedua akan menyilang garis tengah, untuk kemudian naik ke atas. Aksn dari neuron kedua akan menghantarkan impuls melalui jaras spinotalamikus lateral pada lateral colum substansi puth. Ujung dari akson kedua berada di nucleus ventral posterolateral thalamus. Di sana, terjadi sinaps dengan neuron ketiga yang akan membaa impuls ke girus postsetralis korteks serebri (area sensorik primer) untuk dikenali. b. Sentuh, Tekanan, Gatal, Geli

Sebagaimana rangsang nyeri dan suhu, setelah diterima reseptr, keempat rangsang ini akan dibawa oleh akson neuron pertama melalui jaras Lissauer. Bedanya, akson neurn kedua membawa impuls-impuls ini melewati jaras spinothalamikus anterior (pada nyeri : jaras spinothalamikus lateral). c. Proprioseptif, Sentuhan Diskriminatif, dan Getaran

Impuls-impuls sensoris jenis ini akan diterima oleh reseptor dan dibawa oleh neuron petama menuju medulla spinalis. Sinaps dengan neuron kedua dan persilangan jaras tidak terjadi di medulla spinalis melainkan pada tingkat medulla oblongata (pada rangsang nyeri, suhu, tekanan, gatal, geli:sinaps dan persilangan terjadi di medulla spinalis). Impuls yang berasal dari atas tingkat T6 medula spinalis, jarasnya akan dibawa melalui fasikulus kuneatus sementara yang dibawahnya akan dibaa oleh fasikulus grasilis. Kedua fasikulus tersebut terletak pada colum dorsalis substansi putih medulla spinalis.

Somatosensorik dan Dermatom

Setelah naik sampai tingkat medulla oblongata, terjadi sinaps dengan neuron kedua yang disebut nuleus kuneatus dan nucleus grasilis. Akson neuron kedua inilah yang akan menyilang garis tengah untuk kemudian naik sebagai lemniskus medialis. Jaras ini akan berakhir pada nucleus ventral posterolateral thalamus dan bersinaps dengan neuron ketiga. Selanjutnya, impuls dibaa ke gyrus postsentralis korteks serebri untuk dikenali. 2.1.1Komponen Perifer Sistem Somatosensorik dan Sirkuit Regulasi Perifer Reseptor adalah organ sensorik khusus yang merekam perubahan fisik dan kimiawi di lingkungan eksternal dan internal organisme dan mengubahnya (transduksi) menjadi impuls elektrik yang akan diproses oleh sistem saraf. Organ tersebut ditemukan di ujung perifer serabut saraf aferen. Beberapa reseptor memberikan informasi kepada tubuh mengenai perubahan di lingkungan eksternal sekitar (eksteroreseptor) atau lingkungan eksternal yang jauh (telereseptor, seperti telinga dan mata). Proprio-reseptor, seperti labirin telinga dalam, menghantarkan informasi mengenai posisi dan pergerakan kepala pada suatu ruang, regangan otot dan tendon, posisi sendi, kekuatan yang diperlukan untuk melakukan gerakan tertentu, dan sebagainya. Akhirnya, proses di dalam tubuh dilaporkan oleh enteroreseptor, yang disebut juga viseroreseptor (antara lain osmoreseptor, kemoreseptor, dan baroreseptor). Masingmasing jenis reseptor berespons terhadap stimulus yang sesuai dan spesifik, bila intensitasnya berada di atas ambang batas. Organ reseptor sensorik banyak terdapat di kulit tetapi juga ditemukan di daerah tubuh yang lebih dalam dan di visera. 2.1.2 Reseptor di Kulit Sebagian besar reseptor di kulit adalah eksteroreseptor. Reseptor ini terbagi menjadi dua kelas: (1) ujung saraf bebas dan (2) ujung organ berkapsul.

Somatosensorik dan Dermatom

Ujung organ berkapsul yang berdiferensiasi kemungkinan sangat berperan pada mediasi modalitas sensorik epikritik seperti raba halus, diskriminasi, getar, tekanan, dan sebagainya, sedangkan ujung saraf bebas memediasi modalitas protopatik seperti nyeri dan suhu. Berbagai organ reseptor pada kulit dan struktur penunjangnya, termasuk mekanoreseptor (untuk raba dan tekan), termoreseptor (untuk hangat dan dingin), dan nosiseptor (untuk nyeri). Reseptor-reseptor ini terutama terletak di zona antara epidermis dan jaringan ikat. Jadi kulit dapat dianggap sebagai organ sensorik yang meliputi seluruh tubuh. Organ reseptor khtisus yaitu ujung saraf peritrikial di sekitar folikel rambut ditemukan di seluruh area kulit yang berambut dan diaktivasi oleh pergerakan rambut. Sebaliknya, korpuskel taktil Meissner hanya ditemukan pada kulit yang tidak berambut, terutama pada telapak tangan dan kaki, bibir, ujung lidah, dan genital, dan memberikan respons terbaik terhadap raba dan tekanan ringan. Korpuskel Vater-Pacini berlapis (korpuskel Pacini) ditemukan pada lapisan kulit yang lebih dalam, terutama di daerah antara kutis dan subkutis, serta memediasi sensasi tekanan. Ujung bulbus Krause sebelumnya dianggap sebagai reseptor dingin, sedangkan korpuskel Ruffini dianggap sebagai reseptor hangat, tetapi saat ini fungsi keduanya masih diragukan. Ujung saraf bebas diketahui dapat menghantarkan informasi mengenai panas dan dingin, serta posisi. Di kornea, misalnya, hanya terdapat ujung saraf bebas yang berfungsi untuk menghantarkan informasi mengenai semua modalitas sensorik ini. Selain jenis reseptor yang diuraikan secara spesifik di sini, terdapat pula berbagai reseptor lain di kulit dan di organ lain yang fungsinya masih belum jelas. Ujung saraf bebas ditemukan di celah antara sel epidermal, dan kadang juga ditemukan pada sel yang lebih spesial yang berasal dari sel saraf, seperti diskus taktil Merkel. Namun, ujung saraf bebas tidak

Somatosensorik dan Dermatom

hanya terdapat di kulit, tetapi hampir di seluruh organ tubuh, untuk menghantarkan informasi nosiseptif dan suhu yang berkaitan dengan cedera selular. Diskus Merkel terutama terletak di bantalan jari dan berespons terhadap raba dan tekanan ringan. 2.1.3 Reseptor di Bagian Tubuh yang Lebih Dalam Kelompok organ reseptor yang kedua terletak di dalam kulit, di otot, tendon, fasia, dan sendi. Di otot, misalnya, dapat ditemukan spindel otot, yang berespons terhadap regangan muskulatur. Spindel otot adalah badan berbentuk-spindel yang sangat tipis yang melekat di kapsul jaringan-ikat dan terletak di antara serabut striata otot rangka. Setiap spindel otot biasanya mengandung 3-10 serabut otot berstriata yang halus, yang disebut serabut otot intrafusal, kebalikan dari serabut ekstrafusal pada jaringan otot itu sendiri. Kedua ujung masing-masing spindel, yang terdiri dari jaringan ikat, terfiksasi di dalam jaringan ikat di antara fasikulus otot, sehingga mereka bergerak bersamaan dengan gerakan otot. Serabut saraf aferen yang disebut ujung anulospiral atau ujung primer menyelubungi bagian tengah spindel otot. Serabut aferen ini memiliki selubung mielin yang sangat tebal dan termasuk kelompok serabut saraf yang paling cepat menghantarkan informasi pada tubuh, yang disebut serabut Ia. Organ tendon Golgi terdiri dari ujung saraf yang halus, berasal dari percabangan serabut saraf yang bermielin tebal, yang mengelilingi sekelompok serabut tendon berkolagen. Organ ini melekat di kapsul jaringan-ikat, terletak di taut antara tendon dan otot, dan berhubungan secara serial dengan serabut saraf di sekitarnya. Seperti spindel otot, organ ini berespons terhadap regangan (mis., tegangan), tetapi pada ambang batas yang lebih tinggi. Selain spindel otot dan organ tendon Golgi, jenis reseptor di jaringan yang dalam meliputi korpuskel Vater-Pacini berlapis dan

Somatosensorik dan Dermatom

korpuskel Golgi-Mazzoni serta ujung saraf terminal lainnya yang memediasi tekanan, nyeri, dan lain-lain. 2.1.4 Persarafan Somatosensorik oleh Radiks dan Saraf Perifer Serabut masing-masing radiks terdistribusi ulang menjadi beberapa saraf perifer melalui pleksus, dan masing-masing saraf mengandung serabut dari beberapa segmen radikular yang berdekatan. Namun, serabut masing-masing segmen radikular kembali tergabung membentuk kelompok di perifer untuk mempersarafi area segmental kulit tertentu (dermatom). Masing-masing dermatom mewakili sebuah segmen radikular, yang dengan demikian mewakili sebuah "segmen medula spinalis". Istilah terakhir ini digunakan meskipun medula spinalis yang matang tidak lagi menunjukkan segmentasi metamerik awalnya. Dermatom di permukaan tubuh anterior dan posterior

diperlihatkan pada. Susunan metamerik dermatom paling mudah dilihat di regio torakal. Seperti yang diperlihatkan pada, dermatom radiks yang

berdekatan saling tumpang-tindih, sehingga suatu lesi yang terbatas pada satu radiks sering menimbulkan defisit sensorik yang hampir tidak terdeteksi, atau bahkan tidak menimbulkan defisit sama sekali.

2.2 Dermatom
Permukaan kulit dibagi menjadi daerah khusus yang disebut dermatom, yang berasal dari sel-sel somite suatu. Sel-sel yang berdiferensiasi menjadi somite berikut 3 daerah: (1) myotome, yang membentuk beberapa otot rangka; (2) dermatom, yang membentuk jaringan ikat, termasuk dermis; dan (3) sclerotome, yang menimbulkan tulang belakang. Sebuah dermatom adalah area kulit di mana saraf sensorik berasal dari akar saraf tulang belakang tunggal. Ada 8 saraf servikal, 12 saraf torakal, 5 saraf lumbal dan 5 saraf sakral. Masing masing saraf menyampaikan

10

Somatosensorik dan Dermatom

rangsangan dari kulit yang dipersarafinya ke otak. 2.1.1 Pembentukan Dermatom Dermatom berasal dari bagian luar dari embrio dari mana kulit dan jaringan subkutan dikembangkan dan menjadi daerah kulit yang dipersarafi oleh cabang ganglion dorsal root. Dalam embrio berkembang, dermatom muncul dari salah satu 3 segmen (somit) dari mesoderm, lapisan tengah jaringan embrionik. Dermatom disusun dengan pola segmental dasar dalam batang vertebrata, meskipun beberapa tumpang tindih ada dengan kawasan serupa atas dan di bawah.

11

Somatosensorik dan Dermatom

2.1.2 Dermatologis Pemetaan Spinal Komponen Divisi saraf trigeminal Sebagian besar kulit wajah, termasuk aspek anterior rahang bawah (CN V3); Kulit Distribusi

(CN V1, V2, daerah kulit di depan kedua telinga; unggul bagian dari aspek lateral daun dan V3) telinga (CN V3)CN V3 Kulit di atas sudut mandibula, anterior dan di belakang telinga, leher Serviks anterior dan belakang kepala dan leher; rendah bagian dari aspek lateral pleksus (C2- aurikel dan kulit pada aspek medial daun telinga; lateral dan anterior aspek C4) leher

12

Somatosensorik dan Dermatom

Ketiga oksipital saraf dan divisi

posterior C2- Aspek posterior leher (dengan C2 innervating aspek superior dan C6 C6 innervating akar leher)

Dermatom kepala, wajah dan leher Spinal Komponen Kulit Distribusi Berjalan di sepanjang lempeng ketiga dan T3 dermatom T4 dermatom T6 dermatom T10 dermatom T12 dermatom Sisa saraf tulang keempat Nipple line Pada tingkat proses xifoideus tingkat umbilicus Tepat di atas korset pinggul Relatif merata di antara yang disebutkan di atas dermatom toraks Korset pinggul dan pangkal paha / daerah L1 dermatom inguinal

belakang toraks dermatom

Catatan: Dermatom batang relatif merata spasi keluar; Namun, tumpang

13

Somatosensorik dan Dermatom

tindih dari innervations antara dermatom yang berdekatan sering terjadi. Jadi, hilangnya fungsi saraf aferen oleh salah satu saraf tulang belakang umumnya tidak akan menyebabkan hilangnya sensasi lengkap, namun penurunan sensasi mungkin dialami. Dermatom dari batang dan kembali.

Spinal Komponen

Kulit Distribusi

Ketiga dan keempat saraf Terbatas daerah kulit atas aspek atas dari daerah serviks dada dan bahu Lateral aspek dari ekstremitas atas pada dan di C5 dermatom C6 dermatom C7 dermatom atas siku Lengan bawah dan sisi radial tangan Jari tengah Kulit di atas jari kecil dan aspek medial masingC8 dermatom T1 dermatom T2 dermatom Catatan: 1. Sekumpulan dermatom pada tungkai lebih kompleks daripada masing tangan Sisi medial lengan bawah Aspek medial dan atas lengan dan daerah aksila

distribusi dermatomal dalam bagasi sebagai akibat dari tunas ekstremitas dan dermatom yang sesuai menjadi "menarik keluar" selama pengembangan awal embriologis. 2. Medial, menengah, dan saraf supraklavikula lateral dari pleksus servikal pasokan distribusi dermatomal ke dada bagian atas, berbentuk delta, dan trapezius daerah luar. Posterior divisi dari atas 3 saraf thoraks pasokan wilayah atas daerah trapezius ke tulang belakang skapula. Para pleksus brakialis menimbulkan sebagian besar sisa persarafan kulit dari ekstremitas atas. 3. Bertentangan dengan tumpang tindih dari dermatom bagasi, tumpang tindih antara saraf perifer anggota badan (ekstremitas atas dan bawah) jauh kurang luas. Jadi, pada tungkai, interupsi lengkap dari 14

Somatosensorik dan Dermatom

sebuah saraf perifer tunggal biasanya menghasilkan perubahan dalam sensasi yang, memang, dihargai oleh pasien.

Dermatom Ekstremitas Inferior

Spinal Komponen

Kulit Distribusi Kulit di punggung lateral vertebra L1 dan membungkus di sekitar bagian batang / atas bawah ekstremitas bawah untuk korset pinggul

L1 dermatom

dan daerah selangkangan Anterior aspek masing-masing paha; kulit di atas aspek medial paha

L2 dermatom

pertengahan Anterior aspek masing-masing paha; anterolateral paha dan terus ke aspek medial lutut dan aspek medial tungkai bawah posterior,

L3 dermatom

proksimal medial maleolus Posterolateral paha dan daerah tibialis anterior; melintasi sendi lutut atas patela dan juga mencakup kulit di atas maleolus medial dan

L4 dermatom

aspek medial kaki dan jari kaki yang besar Posterolateral paha (hanya kalah dengan L4 dermatom) dan membungkus sekitar untuk aspek lateral tungkai bawah anterior dan dorsum kaki; melintasi sendi lutut pada aspek lateral lutut; juga

L5 dermatom

mencakup aspek plantar kaki dan kedua melalui jari-jari kaki

15

Somatosensorik dan Dermatom

keempat Sangat, aspek lateral kaki, aspek lateral paha posterior, dan sebagian S1 dermatom kaki bagian bawah posterior Sebagian besar bagian belakang paha dan area kecil sepanjang aspek S2 dermatom S3 dermatom medial tungkai bawah posterior; yang dan skrotum Aspek medial dari bokong; daerah perianal; dan skrotum Kulit di atas daerah perineum (bersama dengan S5); perianal area S4 dermatom dan alat kelamin Kulit di atas daerah perineum (bersama dengan S4); kulit segera S5 dermatom pada dan berdekatan dengan anus

16

Somatosensorik dan Dermatom

BAB III KESIMPULAN


Kulit merupakan bagian penting dalam tubuh manusia. Kulit yang dipenuhi saraf-saraf berfungsi sebagai indra perasa meliputi suhu, propriostif, tekanan, gatal, geli, sakit atau nyeri. Adapun masing-masing bagian kulit manusia di bagi menjadi beberapa area kulit yang disebut dermatom. Dermatom ini tersebar di seluruh bagian kulit tubuh secara merata dan untuk menjalankan fungsinya masing-masing.

17

Somatosensorik dan Dermatom

DAFTAR PUSTAKA Anonim 2011,Sistem Somatosensori, akses 30 October

2012,www.medicinesia.com Easthomas 2010, Dermatom, akses 30 October

2012,<easthomas.blogspot.com> Qatrunnada, Rizqi Zulfa 2012, Laporan Prakikum Sensasi Kulit, akses 30 October 2012, <http://rumahkecilupa.blogspot.com>

18

You might also like