You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

KELOMPOK 6: MUHAMMAD FITRIANA MUH MAIRIZAL FEFI HARYANI SARAH AMALLYA RISQI PUTRYANI FATIMAH HENTIHU RAHMA PUTRI

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


DEFINISI
Demam dengue (Dengue Fever) dan Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever (DBD/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis: demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


DEFINISI
Sindrom Renjatan Dengue/Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah demam berdarah dengue yang disertai oleh adanya renjatan/shock.

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


ETIOLOGI
DF/DBD disebabkan oleh virus dengue. Terdapat empat serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Serotipe DEN-3 paling banyak ditemukan di Indonesia.

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


PATOGENESIS
Patogenesis terjadinya DBD masih diperdebatkan. Tetapi berdasarkan data yang ada, terdapat bukti adanya mekanisme imunologis yang berperan dalam terjadinya DBD dan DSS.

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


PATOGENESIS
Halstead, 1973: Hipotesis secondary heterologous infection menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang terkena infeksi ulang virus dengue dengan tipe yang berbeda. Infeksi ulang menyebabkan reaksi antibodi sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang tinggi.

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


PATOGENESIS
Kurane dan Ennis, 1994: infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag dan memfagositosis kompleks imun virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di dalam makrofag. Infeksi virus dengue dalam makrofag akan mengaktivasi T-helper dan T-sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-, IL-1, PAF, IL-6 dan histamin yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a terjadi akibat aktivasi kompleks virus-antibodi yang juga menyebabkan kebocoran plasma.
Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


PATOGENESIS
Trombositopenia terjadi melalui mekanisme: 1. supresi sumsum tulang, dan 2. destruksi dan pemendekan umur trombosit. Kadar trombopoetin dalam darah meningkat pada keadaan trombositopenia, yang menunjukkan terjadi stimulasi trombopoesis sebagai mekanisme kompensasi keadaan trombositopenia. Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel. Pada DHF stadium III dan IV terjadi koagulasi konsumtif (pemakaian faktor-faktor koagulasi). Aktivasi koagulasi terjadi melalui jalur ekstrinsik (tissue factor pathway).
Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME


PERJALANAN PENYAKIT
Infeksi virus dengue Asimtomatik Simtomatik

Demam tidak khas

Demam Dengue

DHF

Tanpa perdarahan

Dengan perdarahan tak biasa

Tanpa Shock

DSS

Demam Dengue
Kelompok 6

DHF

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Lekosit, Trombosit), hapusan darah tepi untuk melihat limfositosis relatif dan adanya gambaran limfosit plasma biru. Diagnosis pasti ditegakkan melalui hasil isolasi virus. Karena teknis yang rumit, dapat pula digunakan tes serologis untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus dengue, IgM maupun IgG.
Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

PEMERIKSAAN PENUNJANG Parameter laboratorium yang diperiksa:


Lekosit Trombosit Hematokrit Hemostasis Protein albumin SGOT/SGPT Ureum dan kreatinin Elektrolit Golongan darah Imunoserologi: IgM dan IgG. IgM mulai meningkat pada hari ke-3 dan meningkat hingga minggu ke-3 kemudian menghilang setelah 60-90 hari. IgG terdeteksi pada hari ke 14 pada infeksi primer dan pada hari ke-2 pada infeksi sekunder.
Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan radiologis:


foto dada kemungkinan ditemukan adanya efusi pleura. pemeriksaan USG paru dapat mendeteksi adanya efusi pleura dan asites.

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

DIAGNOSIS Demam Dengue


Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
Nyeri kepala Nyeri retro orbita Mialgia/artralgia Ruam kulit Manifestasi perdarahan (petekie/ uji torniket positif) Lekopenia Tes serologi positif
Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

DIAGNOSIS Demam Berdarah Dengue


Berdasarkan kriteria WHO 1997:
Demam akut antara 2-7 hari, biasanya bifasik Terdapat minimal satu manifestasi perdarahan:
Uji torniket posiitif Petekie, ekimosis, purpura Perdarahan mukosa Hematemesis atau melena

Trombositopenia (<100000/ul) Terdapat minimal satu tanda kebocoran plasma:


Peningkatan hematokrit >20%, dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin Peningkatan hematokrit >20%, setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. Tanda-tanda lain seperti: efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia
Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

DIAGNOSIS Sindrom Renjatan Dengue/DSS


Terpenuhinya kriteria untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun ( 20 mmHg), hipotensi dibandingkan standar umur, kulit terasa dingin dan lembab serta gelisah.

Kelompok 6

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME Tabel Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue
DD/DBD DD Derajat Gejala Demam diserta 2 atau lebih tanda: sakit kepala, nyeri retro orbita, mialgia dan artralgia I Gejala di atas ditambah uji torniket positif Laboratorium Lekopenia Trombositopenia, tidak ditemukan tanda kebocoran plasma Tes serologi Serologi dengue positif

DBD

Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma

DBD

II

Gejala di atas ditambah perdarahan spontan

DBD

III

Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi

DBD

IV

Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak teartur

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik Prinsip utama: terapi suportif, pemeliharaan volume cairan sirkulasi.

Kelompok 6

Ingat
Reaksi imun komplek---- mediator
Trombositopenia------- supresi sumsum tulang, destruksi dan pemendekan umur trombosit. Koagulopati n endotel yang menyebabkan disfungsi endotel---- (pemakaian faktor-faktor koagulasi)

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

PENATALAKSANAAN
Diagram 1. Penanganan Tersangka DBD di UGD
Keluhan DBD (Kriteria WHO 1997)

Hb, Ht, Trombosit normal

Hb, Ht, Trombosit 100.000-150.000

Hb, Ht, Trombosit <100.000

Hb, Ht meningkat, Trombosit normal/turun

Observasi Rawat jalan Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 24 jam

Observasi Rawat jalan Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 24 jam
Kelompok 6

Rawat

Rawat

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

PENATALAKSANAAN
Diagram 2. Penanganan Tersangka DBD di ruang rawat
Suspek DBD Perdarahan spontan (-) Syok (-)

Hb, Ht normal Trombosit <100000 Infus Kristaloid Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 24 jam

Hb, Ht meningkat 10-20% Trombosit <100000 Infus Kristaloid Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 12 jam

Hb, Ht meningkat >20% Trombosit <100000

Protokol pemberian cairan pada DBD dengan Ht 20% Volume cairan kristaloid per hari yang dibutuhkan: Sesuai dengan rumus: 1500 + 20 x (BB (kg) 20)

PENATALAKSANAAN
Diagram 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%
5% defisit cairan

Terapi awal cairan intravena kristaloid 6-7 ml/kg/jam Evaluasi 3-4 jam
PERBAIKAN Ht dan frekuensi nadi turun, tekanan darah membaik, produksi urin meningkat TANDA VITAL DAN HEMATOKRIT MEMBURUK TIDAK MEMBAIK Ht, nadi tidak meningkat, tekanan darah menurun < 20mmHg, produksi urin menurun

Kurangi infus kristaloid 5 ml/kg/jam

Infus kristaloid 10 ml/kg/jam

PERBAIKAN

PERBAIKAN

TIDAK MEMBAIK

Kurangi infus kristaloid 3 ml/kg/jam

Infus kristaloid 15 ml/kg/jam

PERBAIKAN KONDISI MEMBURUK Tanda syok Terapi cairan dihentikan 24-48 jam

PERBAIKAN

Tatalaksana sesuai protokol syok dan perdarahan

PENATALAKSANAAN
Diagram 4. Penatalaksanaan DBD dengan perdarahan
Kasus DBD: Perdarahan spontan dan masif: epiataksis, hematemesis melena, perdarahan otak Syok (-)

Hb, Ht, Trombosit, Lekosit, Hemotasis (KID) Golongan darah, uji cocok serasi

KID (+) a. Transfusi komponen darah: -PRC (Hb<10 g/dl) -FFP -TC (Trombosit<100000 b. Heparinisasi 5000-10000/24 jam drip c. Pemantauan Hb, Ht, trombosit tiap 6 jam d. Ulang pemeriksaan hemostase 24 jam kemudian e. Periksa aPTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol

KID (-) a. Transfusi komponen darah: - PRC (Hb<10 g/dl) -FFP -TC (Trombosit<100000 b. Pemantauan Hb, Ht, trombosit tiap 6 jam c. Ulang pemeriksaan hemostase 24 jam kemudian

Penatalaksanaan Sindrom Renjatan Dengue -Kristaloid guyur 10-20 ml/kgBB 20-30 menit -O2 2-4 l/menit -AGD, Hb, Ht, elektrolit, Ureum, Kreatinin, Gol. darah Perbaikan Tetap syok
Kristaloid guyur 20-30 ml/kgBB 20-30 menit Kristaloid 7 ml/kgBB/jam

Perbaikan Perbaikan
Tanda vital/Ht menurun

Tetap syok
Koloid 10-20 ml/kg BB tetes cepat 10-15 menit Tranfusi darah segar 10ml/kg BB dpat diulang sesuai kebutuhan

Kembali ke awal

Kristaloid 5 ml/kgBB Perbaikan Tetap syok


Koloid (hingga maksimal) 30 ml/kgBB

Kristaloid 3 ml/kgBB

Perbaikan 24-48 jam setelah syok teratasi, tanda vital/Ht stabil, diuresis cukup Pasang CVC

Tetap syok

Stop Infus

Koreksi gangguan asambasa, elektrolit, hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder

Hipovolemik

Normovolemik

Tetap syok
Kristaloid dipantau 10-15 menit Koreksi gangguan asambasa, elektrolit, hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder

Perbaikan

Kombinasi koloid kristaloid

Perbaikan terhadap vasopressor

Inotropik, Vasopressor, Afterload

ASUHAN KEPERAWATAN
Data Subyektif
Panas Lemah Nyeri ulu hati Mual dan tidak nafsu makan Sakit menelan Pegal seluruh tubuh Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala Haus Kulit terasa panas

Data Obyektif/periksaan
Suhu tinggi selama 2 - 7 hari Wajah tampak merah , dapat disertai tanda kesakitan Nadi cepat Selaput mukosa mulut kering Ruam dikulit lengan dan kaki Hiperemia tenggorokan Epistaksis Pembesaran hati dan nyeri tekan Pembesaran limfe Nyeri tekan pada epigastrik Hematomesis Melena Gusi berdarah Hipotensi

Kelompok 6

Prioritas masalah Keperawatan


Mencegah terjadinya hipopolemik syok Intake nutrisi yang adekuat. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi. Imformasi tentang proses penyakit Cemas

Kelompok 6

Diagnosa Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) b/d proses penyakit (viremia). Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan b/d mual, muntah, anoreksia & sakit saat menelan. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan & obat-obatan pasien b/d kurangnya informasi. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut b/d trombositopenia. Gangguan aktifitas sehari-hari b/d kondisi tubuh yang lemah. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d mekanisme patologis (proses penyakit). Potensial terjadi syok hipovolemik b/d perdarahan hebat. Koping individu yang tidak efektif b/d perawatan di rumah sakit. Potensial terjadi reaksi tranfusi b/d pemberian tranfusi.

Kelompok 6

INTERVENSI
Diagnosa 1: Ggan vol cairan tubuh kurang dr keb tubuh bhub dgn permeabilitas kapiler ,perdarahan,muntah dan demam. Tujuan : Ggan vol dapat teratasi Intervensi: kaji KU dan kondisi pasien observasi tanda2 vital ( S, N , RR ) observasi tanda2 dehidrasi Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus Balance cairan ( input m/p output cairan) Anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak Anjurkan keluarga pasien untuk ganti bau pasien yg basah o/ keringat.
kelompok 6

Diagnosa 2 : Hipertermi bhub dg proses infeksi virus dengue. Tujuan : Hipertermi dapat teratasi Kriteria hasil: Suhu tubuh kembali normal Intervensi : Observasi tanda2 vital tu suhu tubuh Beri kompres air biasa pd daerah dahi dan ketiak Anjurkan keluarga pasien u/ memakaikan pakaian yg dpt menyerap keringat Anjurkan keluarga u/ beri minum banyak 1500-2000 CC perhari Kolaborasi dgn dokter dlm pemberian therapi, obat penurun panas.
Kelompok 6

Diagnosa 3 : Perubahan nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh bhub dgn mualk,muntah,tdk nafsu makan. Tujuan: Ggan pemenuhan nutrisi teratasi Kriteria hasil : Intake nutrisi pasien meningkat. Intervensi : Kaji intake nutrisi pasien dan perubahan yang terjadi Timbang BB pasien setiap hari Beri pasien makan dlm keadaan hangat dan dgn porsi sedikit tp sering Beri minum air hangat jk pasien mengeluh mual Lakukan pemeriksaan fisik abdomen(auskultasi,perkusi,palpasi) Kolaborasi dgn dokter dlm pemberian terapi anti emetik. Kolaborasi dgn tim gizi dalam penentuan diet.
Kelompok 6

You might also like