You are on page 1of 11

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SISWA DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN PADA MATERI TURUNAN KELAS XI IPS SMAN 6 KOTA JAMBI

Oleh : Sri Wahyuni NIM. A1C209026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2013

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SISWA DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN PADA MATERI TURUNAN KELAS XI IPS SMAN 6 KOTA JAMBI Oleh : Sri wahyuni NIM A1C209026 (Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk soal cerita. Penelitian ini difokuskan pada siswa dengan gaya kogntif field dependent. Siswa dengan gaya kognitif field dependent ini cenderung mengalami kesulitan dalam memisahan diri dari keadaan sekitarnya serta mengalami kesulitan-kesulitan dalam menganalisis masalah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan gaya kognitif field dependent dalam menyelesaikan soal cerita serta mengetahui faktor penyebab dan juga aternatif solusi yang dapat dikembangkan untuk meminimalisasi kesalahan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatifdeskriptif. Penelitian ini menggunakan lembar tugas yang berupa soal cerita matematika materi turunan dan wawancara secara mendalam kepada subjek. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS yang bergaya kognitif field dependent di SMA Negeri 6 Kota Jambi. Adapun kesalahan yanga dianalisis menurut tahapan newman yaitu kesalahan membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan gaya kognitif field dependent meliputi kesalahan membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban akhir. Penyebab kesalahan tersebut diantaranya : (1) lemahnya keterampilan linguistik, (2) lemahnya keterampilan perseptual, (3) lemahnya keterampilan matematika, (4) lemahnya keterampilan atensional, (5) kurangnya latihan dalam menyelesaikan soal cerita (6) subjek tidak fokus. Alternatif yang dapat dikembangkan untuk meminimalisasi kesalahan yang dilakukan siswa, diantaranya : (1) mengetahui kesiapan siswa dalam belajar, (2) memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk berlatih, (3) memberikan modul untuk membantu siswa berlatih di rumah (4) menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Kata Kunci : Kesalahan, Soal Cerita, Gaya Kognitif, Siswa Field Dependent, Tahapan Newman I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam UU No. 20 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan diberikan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hamalik, 2008: 131). Upaya untuk meningkatkan potensi peserta didik salah
1

satunya melalui pembelajaran matematika. Matematika yang merupakan ilmu universal memiliki andil yang besar dalam perkembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik pada setiap jenjang dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain. Pemecahan masalah dalam matematika di sekolah biasanya diwujudkan melalui pemberian soal cerita. Soal cerita diberikan agar siswa mampu mengkoneksikan matematika dengan pengalaman sehari-hari sehingga memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tersebut. Namun pada kenyataan, kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk soal cerita pada peserta didik kelas XI IPS di SMA N.6 Kota Jambi masih dapat dikatakan rendah. Hal ini sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru mata pelajaran matematika di sekolah tersebut. Peserta didik kelas XI IPS di sekolah tersebut cenderung mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita sehingga sering melakukan kesalahan dalam penyelesaian soal pemecahan masalah berbentuk soal cerita. Kesalahan ini tentu berdampak terhadap hasil belajar peserta didik. Kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika perlu mendapat perhatian. Faktor lain yang perlu diketahui guru dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan cara mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Salah satunya dengan mengetahui karakteristik siswa. Setiap individu memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh individu lain. Selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, ataupun kemampuan berpikir, siswa juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan dan mengolah informasi. Setiap peserta didik juga dapat berbeda dalam cara pendekatan situasi belajar, dalam cara menerima, mengorganisasikan dan menghubungkan pengalaman-pengalamannya merespon informasi yang diterimanya. Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini disebut dengan gaya kognitif (Slameto, 2010:160). Salah satu gaya kognitif yang telah dipelajari secara meluas adalah apa yang disebut dengan field independent dan field dependent. Penelitian yang dilakukan oleh Abdurahman (2008) memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang bergaya kognitif field independent dan field dependent. Penelitian lain yang dilakukan oleh Zuleha Ismail dan Nurul Liana Ali (2011) menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis penyelesaian masalah geometri mendapati siswa field independent lebih menguasai pencapaian dalam penyelesaian masalah geometri. Sebaliknya, siswa yang bergaya kognitif field dependent lemah dalam penyelesaian soal. Penelitian oleh Puput Wahyu Hidayat (2012) berdasarkan tahapan proses berpikir menurut Wallas, siswa dengan gaya kognitif field dependent dapat menemukan banyak solusi penyelesaian soal open ended tetapi kurang teliti dalam mengerjakan soal pada tahap iluminasi. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu didapat informasi bahwa siswa dengan gaya kognitif field dependent kurang teliti dan cenderung bermasalah dalam menyelesaikan masalah matematika. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesalahan dalam
2

Menyelesaikan Soal Cerita pada Siswa dengan Gaya Kognitif Field Dependent Berdasarkan Tahapan Newman pada Materi Turunan Kelas XI IPS SMAN. 6 Kota Jambi

II. KAJIAN PUSTAKA Menurut Davis dalam Satin (2005), kesalahan siswa dalam banyak topik matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa memahami matematika. Oleh karena itulah hubungan antara kesalahan dengan kesulitan berkaitan erat satu sama lain. Kesalahan dan kesulitan dalam belajar merupakan dua hal yang berbeda dan sangat erat kaitannya, bahkan sulit untuk menentukan apakah kesulitan yang menyebabkan kesalahan atau kesalahan yang menyebabkan kesulitan. Faktor-faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kesulitan dan kemampuan belajar siswa diuraikan sebagai berikut: 1. Kurangnya penguasaan bahasa sehingga menyebabkan siswa kurang paham terhadap permintaan soal. 2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi prasyarat baik sifat, rumus dan prosedur pengerjaan. 3. Kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal cerita misalnya siswa tidak mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan. 4. Kurangnya minat terhadap pelajaran matematika atau ketidakseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran. 5. Siswa tidak belajar walaupun ada tes atau ulangan. 6. Lupa rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. 7. Salah memasukkan data. 8. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. 9. Kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Soal cerita biasa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika. Menurut Abidin (1989), soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang disajikan dapat merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya.Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita untuk menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Menurut Polya (1973), dalam pemecahan masalah ada empat langkah yang harus dilakukan. Keempat langkah ini dikenal dengan see (memahami problem), plan (menyusun rencana), do (melaksanakan rencana), dan check (menguji jawaban). Analisis kesalahan Newman pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh seorang pendidik asal Australia M. Anne Newman. Pada saat itu M. Anne Newman menerbitkan data berdasarkan sistem yang dia kembangkan untuk menganalisis kesalahan yang dibuat pada tugas-tugas tertulis. Tahapan tersebut yaitu membaca masalah (reading), memahami masalah (comprehension), transformasi masalah (transformation), keterampilan proses (process skill), dan penulisan jawaban akhir (encoding) (White, 2010). Menurut Newman ketika siswa ingin mencoba mendapatkan solusi yang tepat dari suatu masalah matematika dalam bentuk soal cerita, maka siswa diminta untuk melakukan lima kegiatan berikut: 1. Silahkan bacakan pertanyaan tersebut. Jika kamu tidak mengetahui suatu kata tinggalkan saja 2. Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan
3

Katakan bagaimana kamu akan menemukan jawaban Tunjukkan apa yang akan kamu kerjakan untuk memperoleh jawaban tersebut. Katakan dengan keras sehingga dapat dimengerti bagaimana kamu berpikir 5. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut. Witkin dalam Uno (2010:185) mengemukakan bahwa gaya kognitif merupakan kekhasan siswa dalam belajar. Shirley dan Rita dalam Uno (2010:185) memiliki definisi tersendiri tentang gaya kognitif. Mereka menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan karakteristik individu dalam berfikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat dikatakan bahwa gaya kognitif merupakan kekhasan yang sifatnya cenderung tetap pada tiap individu ketika menerima sekaligus mengolah informasi. Dengan kata lain, tiap individu akan memilih cara yang disukai dalam memproses dan mengorganisasikan informasi sebagai respon terhadap stimuli lingkungannya. Woolfock dalam Uno (2010:187) mengutarakan bahwa banyak variasi gaya kognitif yang diminati oleh pendidik sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Blackman, Goldstein dan juga Kominsky. Salah satunya dari aspek psikologis yang terdiri dari field independent (FI) dan field dependent (FD). Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Witkin dalam (Yahaya, dkk, 2005), individu dengan gaya kognitif field dependent (FD) cenderung melihat suatu element dari gambaran keseluruhan. Individu field dependent (FD) suka memfokuskan pada satu aspek dalam suatu situasi, menggambarkan secara global, bekerja secara berkelompok serta mempunyai memori yang baik dalam bidang sosial. Dalam penelitian ini secara garis besar kerangka teori mengikuti alur seperti diagram berikut:
Melakukan Tes GEFT untuk Pemilihan Subjek Siswa dengan gaya kognitif field dependent Subjek menyelesaikan soal cerita matematika materi turunan

3. 4.

Langkah Polya 1. Memahami

Kesalahan Newman Kesalahan Membaca Kesalahan Memahami

2. Menyusun rencana Kesalahan 3. Melaksanakan Kesalahan Keterampilan Proses 4. Mengecek kembali Kesalahan Menulis Jawaban Akhir

Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa dengan gaya kognitif field dependent berdasarkan tahapan Newman pada materi turunan

Deskripsi kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa dengan gaya kognitif field dependent berdasarkan tahapan Newman pada materi turunan

III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan tahapan kesalahan Newman. Pendeskripsian ini ditelusuri dengan pengamatan langsung, yaitu dengan menganalisis hasil tes yang dikerjakan oleh subjek penelitian yaitu siswa dengan gaya kognitif field dependent. Pendeskripsian pada penelitian ini juga dilakukan dengan wawancara semi terstruktur kepada subjek penelitian. Adapun tes yang diberikan berupa soal cerita matematika pada pokok bahasan turunan kelas XI IPS Am SMA N 6 Kota Jambi. Tes pada penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jenis kesalahan yang dilakukan subjek dalam menyelesaikan soal cerita. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS Am SMA N 6 Kota Jambi semester genap tahun ajaran 2012/2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang dengan gaya kognitif field dependent. Dari sumber data tersebut dipilih beberapa siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent sebagai subjek penelitian. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan hasil tes GEFT (Group Embagged Figure Test). Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengacu pada tahap atau prosedur penelitian menurut Bogdan yang dimodifikasi oleh Moleong (2010:126). Tahapan penelitian tersebut meliputi: (1) tahap pra-lapangan; (2) tahap pekerjaan lapangan; dan (3) tahap analisis data. Data pada penelitian ini berupa kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan gaya kognitif field dependent dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan tahapan Newman, faktor penyebab kesalahan serta alternatif solusi yang dapat dikembangkan untuk mengatasi kesalahan tersebut. Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Instrumen lainnya adalah lembar tes gaya kognitif field independent dan field dependent yang dikenal dengan tes GEFT (Group Embagged Figure Test) serta lembar soal pemecahan masalah matematika berbentuk soal cerita pada materi turunan yang berguna untuk mengungkapkan kesalahan yang dialami subjek dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita serta pedoman wawancara yang dimaksudkan untuk membimbing peneliti dalam mengungkap kesalahan yang dilakukan subjek dan apa penyebab subjek melakukan kesalahan tersebut berdasarkan tahapan Newman. Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara berdasarkan lembar soal cerita materi turunan kelas XI IPS. Cara yang dilakukan adalah dengan wawancara dan direkam melalui audio-visual. Secara garis besar langkah-langkah wawancara berdasarkan lembar soal cerita materi turunan yaitu subjek diberi soal untuk dikerjakan, diamati selama mengerjakan tugas dan wawancara secara mendalam untuk menggali tentang apa, bagaimana, dan mengapa, berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Pada penelitian ini uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dilakukan dengan triangulasi waktu, yaitu menggunakan pengulangan wawancara, yakni mencari kesesuaian data yang bersumber dari dua masalah yang setara pada waktu yang berbeda. Adapun langkahlangkah yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah: 1. Data dari hasil tes disusun dan dikelompokkan berdasarkan penskorannya 2. Seluruh data dibuat transkripnya ke dalam hasil analisis data berupa skor dan persentasinya
5

3.

Data dideskripsikan berdasarkan tujuan yang ingin diungkapkan dalam penelitian 4. Data yang telah dideskripsikan selanjutnya data diinterpretasikan atau disimpulkan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif sampai tuntas datanya dan berlangsung terus menerus pada setiap tahap penelitian sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verification. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk menganalisis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa dengan gaya kognitif field dependent berdasarkan tahapan Newman pada materi turunan kelas XI IPS maka untuk pertama kali diberikan tes gaya kognitif kepada siswa kelas XI IPS Am SMA Negeri 6 Jambi. Tes ini dilakukan pada tanggal 18 Mei 2013 kepada 26 siswa kelas XI IPS Am. Dari hasil tes GEFT ini didapatkan 12 siswa dengan gaya kognitif field dependent, 11 siswa dengan gaya kognitif field independent dan 3 orang siswa dengan field netral. Setelah didapat 12 siswa dengan gaya kognitif field dependent, diberikan tes pemecahan soal cerita yang terdiri dari 3 soal yang telah divalidasi oleh para ahli matematika/pendidikan matematika dan telah dinyatakan valid. Dari hasil tes inilah didapatlah kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi turunan kelas XI IPS. Selanjutnya kesalahan ini diidentifikasi untuk dikelompokkan dan dilihat kesalahan yang paling banyak yang dilakukan oleh tiap siswa field dependent. Selanjutnya wawancara dilakukan pada subjek penelitian dengan mengacu pada pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh ahli pendidikan matematika dan dinyatakan valid sesuai dengan saran dan perbaikan. Hasil dari wawancara ini digunakan untuk memastikan jenis kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian dan mengungkapkan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian. Tabel 4.1 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 1
Kode Kesalahan 1 KR 1 KC2 1 KC4 KC5 KC7 KT3 KP1 KP2 KP3 Deskripsi Kesalahan Siswa 2 Tidak menuliskan semua makna yang diminta dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat 2 Menuliskan yang diketahui tidak sesuai permintaan soal 2 Menuliskan hal yang ditanyakan dengan singkat sehingga tidak jelas Menuliskan hal yang ditanyakan tidak sesuai permintaan soal Tidak mengetahui maksud pertanyaan secara tersirat Menuliskan metode yang tidak tepat Kesalahan komputasi Kesalahan konsep Kesalahan dalam membentuk kalimat matematika Nomor Subjek 3 1,2,3,4,5,8,9,10,11 3 1,3,4,5 3 2,8,9,10 1,3 1,2,3,4,5,8,9,10,11 1,2,3,4,5,8,9,10,11 1,2,4,10 1,2,3,4,5,8,9,10,11 1,2,3,4

1 KP4 KE1 KE2 KE3

2 Tidak melanjutkan prosedur Menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal Tidak menulis satuan yang sesuai Tidak menulis jawaban akhir dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat

3 8 2,3,4,5,8,10,11 3,4,6,7,8,10,11 1,9

Pada soal nomor 1 terlihat bahwa kesalahan membaca diikuti dengan kesalahan memahami pada indikator tidak memahami maksud secara tersirat kesalahan transformasi pada indikator menuliskan metode yang tidak tepat,kesalahan keterampilan proses pada indikator kesalahan konsep dan kesalahan penulisan jawaban akhir pada indikator menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal dan tidak menuliskan satuan yang sesuai. Jenis kesalahan yang paling banyak ini hampir dilakukan oleh 9 siswa dengan gaya kognitif field dependent atau sekitar 82%. Tabel 4.2 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2
Kode Kesalahan 1 KR KC4 KC7 KT3 KP1 KP2 KP3 KE1 KE3 Deskripsi Kesalahan Siswa 2 Tidak menuliskan semua makna yang diminta dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat Menuliskan hal yang ditanyakan dengan singkat sehingga tidak jelas Tidak mengetahui maksud pertanyaan soal Menuliskan metode yang tidak tepat Kesalahan komputasi Kesalahan konsep Kesalahan dalam membentuk kalimat matematika Menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal Tidak menulis jawaban akhir dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat Nomor Subjek 3 5,8,9,10,11 1,6,8,10 5,8,9,10,11 9 3,6,7,8 9 5,8,10 6,7,8,9 2,5,10,11

Pada soal nomor 2 terlihat bahwa kesalahan membaca diikuti dengan kesalahan memahami pada indikator tidak memahami maksud secara tersirat merupakan jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa dengan gaya kognitif field dependent. Siswa yang melakukan kesalahan ini sebanyak 5 orang atau sekitar 45%. Untuk soal nomor 2 ini, kesalahan yang dilakukan siswa dengan gaya kognitif field dependent lebih sedikit daripada nomor 1 dan 3. Tabel 4.3 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 3
Kode Kesalahan 1 KR KC1 KC2 KC3 Deskripsi Kesalahan Siswa 2 Tidak menuliskan semua makna yang diminta dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat Tidak menuliskan apa yang diketahui dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat Menuliskan yang diketahui tidak sesuai permintaan soal Menuliskan apa yang diketahui dalam bentuk simbol-simbol yang mereka buat sendiri tanpa adanya keterangan Nomor Subjek 3 1,2,5,7,8,9,10,11 1,2,10,11 6,8,9 1,5

1 KC4 KC5 KC6 KC7 KT1 KT2 KT3 KP2 KP5 KE1 KE3

2 Menuliskan hal yang ditanyakan dengan singkat sehingga tidak jelas Menuliskan hal yang ditanyakan tidak sesuai permintaan soal Tidak menuliskan yang ditanyakan dalam soal Tidak mengetahui maksud pertanyaan soal Tidak menjelaskan prosedur-prosedur yang digunakan Tidak menuliskan metode yang akan digunakan Menuliskan metode yang tidak tepat Kesalahan konsep Tidak menuliskan tahapan perhitungan Menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal Tidak menulis jawaban akhir dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat

3 8,9 6 1,2,5,10,11 1,2,5,7,8,9,10,11 1,2,4,5,10,11 1,2,4,5,10,11 3,6,7,8,9 3,6,7,8,9 1,2,4,5,10,11 7,9 1,2,3,4,5,6,8,10,11

Pada soal nomor 3 terlihat bahwa kesalahan membaca diikuti dengan kesalahan memahami pada indikator tidak memahami maksud secara tersirat merupakan jenis kesalahan yang paling banyak ini dilakukan oleh siswa dengan gaya kognitif field dependent, yaitu sebanyak 8 siswa atau sekitar 72%. Selanjutnya diikuti oleh kesalahan tranformasi pada indikator tidak menjelaskan prosedur-prosedur yang digunakan dan kesalahan keterampilan proses pada indikator tidak menuliskan metode yang akan digunakan, selanjutnya kesalahan penulisan jawaban akhir yaitu pada indiator tidak menuliskan jawaban akhir dan tidak dapat menjelaskannya secara tersirat. Siswa dengan gaya kognitif field dependent yang melakukan kesalahan ini sebnayak 6 orang siswa atau sekitar 55%. Dalam mengerjakan soal pemecahan soal cerita materi turunan berdasarkan tahapan Newman, terdapat kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan gaya kognitif field dependent. Kesalahan tersebut akan diuraikan per tahap menurut Newman. Penyebab kesalahan tersebut berdasarkan hasil tes pemecahan soal cerita materi turunan yang didalami dengan wawancara, adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan Membaca (reading) Dalam pemecahan soal cerita masih didapat siswa yang tidak mengerti istilah laju perubahan sebagai aplikasi dari konsep turunan. Untuk soal nomor 3, kesalahan cenderung disebabkan karena siswa tidak mengerti istilah laju pertambahan luas persegi. Semua subjek tidak ada satupun menjawab soal dengan benar. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa siswa benar-benar memahami maksud soal. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa subjek kurang dalam penguasaan bahasa sehingga menyebabkan kurang paham terhadap permintaan soal. Yang dimaksud kurang paham terhadap permintaan soal adalah subjek tidak mengerti kata-kata soal, subjek tidak tahu yang akan dia kerjakan setelah dia memperoleh informasi dari soal dan subjek juga tidak tahu apa informasi yang berguna dari soal. 2. Kesalahan Memahami (comprehension) Dalam pemecahan soal cerita ini didapat kesalahan dikarenakan siswa tidak mengenali simbol dengan baik. Untuk soal nomor 1 masih didapat subjek menuliskan simbol antara luas dan lebar sama saja. Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek pada dasarnya mampu membedakan. Hanya saja kurang cermat dan
8

tidak detail dalam penulisan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan kurangnya pemahaman subjek terhadap materi prasyarat, baik mengenai simbol, rumus dan prosedur pengerjaan. 3. Kesalahan Transformasi (transformation) Dari hasil wawancara terungkap bahwa kesalahan semacam ini dikarenakan subjek tidak memahami soal sehingga tidak tau metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. 4. Kesalahan Keterampilan Proses (process skill) Dari hasil wawancara terungkap bahwa kesalahan semacam ini dikarenakan subjek tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan dan tidak baiknya pengetahuan prasyarat yang dimilii subjek. 5. Kesalahan Menuliskan Jawaban Akhir (encoding) Dari hasil wawancara terungkap bahwa kesalahan semacam ini dikarenakan subjek tidak bisa mengerti maksud soal sehingga tidak menyelesaikan soal dengan benar. Selain itu kesalahan penulisan jawaban akhir ini terjadi karena subjek tidak terbiasa mengembalikan jawaban model ke dalam bentuk yang diminta soal. Alternatif Solusi Yang Dapat Dikembangkan Untuk Meminimalisasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan soal Cerita Dengan mengacu pada analisis faktor yang menyebabkan subjek melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita, adapun solusi yang dapat dikembangkan guna meminimalisasi kesalahan, diantaranya yaitu : 1. Mengetahui kesiapan siswa dalam belajar 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan banyak praktik atau latihan dalam menyelesaikan soal cerita 3. Memberikan Modul Untuk Membantu Siswa Berlatih Di Rumah 4. Menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan antara lain 1. Letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita materi turunan adalah : Kesalahan membaca soal, Kesalahan memahami soal, Kesalahan tranformasi soal, Kesalahan keterampilan proses, Kesalahan penulisan jawaban akhir. Faktor penyebab kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita materi turunan adalah: Lemahnya keterampilan linguistik (tidak mengetahui makna kata dalm soal), Lemahnya keterampilan perseptual (tidak tahu informasi yang berguna dalam soal, simbol yang benar dalam mengerjakan soal), Lemahnya keterampilan matematika (tidak teliti dalam mengerjakan operasi yang ada pada soal, kemampuan prasyarat yang tidak baik), Lemahnya keterampilan atensional (tidak teliti dalam menyalin angka), Kurangnya latihan dalam menyelesaikan soal cerita, dan Subjek tidak fokus. Alternatif yang dapat dikembangkan untuk meminimalisai kesalahan yang dilakukan siswa, diantaranya adalah : a. Mengetahui kesiapan siswa dalam belajar b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan banyak praktik atau latihan dalam menyelesaikan soal cerita c. Memberikan modul untu membantu siswa berlatih dirumah
9

2.

3.

d. Menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan : 1. Penulis menyarankan kepada guru dan siswa hendaknya menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal secara bersama-sama, agar diketahui jenis kesalahan dan penyebabnya sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut. 2. Penulis menyarankan kepada guru agar lebih sering melatih siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran untuk penelitian selanjutnya mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi lainnya. DAFTAR PUSTAKA B. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hidayat, W.P. 2012. Profil Berfikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif Field dependent dan Field independent dalam Menyelesaikan Soal Open Ended pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jambi: Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi Ismail, Z. dan Ali, L.N. 2011. Pengaruh Gaya Kognitif dan Kreativiti terhadap Penyelesaian Masalah Geometri di Kalangan Pelajar Tingkatan 4 Aliran Sains. Journal of Science and Mathematics Educational, volume 3 Sept 2011, Pages 46-66/ISSN:2231-7368 (http://proedujournal.com/index.php?option=com_phocadownload&view=cat egory&download=54:pengaruh-gaya-kognitif-dan-kreativiti-terhadappenyelesaian-masalah-geometri-di-kalangan-pelajar-tingkatan-4-aliransains&id=4:jsme&start=10&Itemid=178 diakses 2 Februari 2013) Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogjakarta: Nuha Litera Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta: Javalitera Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta White, Allan L. 2005. Active Mathematics In Classrooms: Finding Out Why Children Make Mistake-And Then Doing Something To Help Them. 2005. Square One Vol. 15, No. 4 Page 15-19 (http://www.curiculumsupport.education.nsw.qov.au/secondary/mathemati cs/numeracy/newman/index.htm diakses tanggal 6 Februari 2013 ). Yahaya, A, dkk.. 2005. Aplikasi Psikologi Kognitif. Pahang: PTS. Publications and Distributors Sdn. Bhd.
10

You might also like