You are on page 1of 4

Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorben antara fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan

fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu. Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorf dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.(Atkins,1997) Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan bahan yang teradsorpsi berkumpul pada permukaan penjerap. Bila reaksi dibalik, molekul yang terjerap akan terus berkumpul pada permukaan karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka proses adsorpsi telah selesai.Gas bebas dan gas teradsorpsi berada dalam keseimbangan dinamika, dan penutupan terfraksi permukaan, bergantung pada tekanan gas pelapis. Ketergantungan pada tekanandan temperatur tertentu, disebut isoterm adsorpsi (Atkins, 1997). Telah diketahui bahwa beberapa jenis arang dapat menyerap sejumlah tertentu gas atau menyerap zat-zat warna dari larutan. Peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain semacam ini disebut adsorpsi. Zat yang diserap disebut fase terserap sedang zat yang menyerap disebut adsorbens. Adsorben dapat berupa zat padat maupun zat cair, oleh karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas atau gas dengan zat cair (Sukardjo, 1984). Adsorpsi menggunakan istilah adsorban dan adsorben, dimana adsorben adalah merupakan suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media yang diserap. Pada air buangan proses adsorbsi adalah merupakan gabungan antara adsorbsi secara fisika dan kimia yang sulit dibedakan, namun tidak akan mempengaruhi analisa pada proses adsorbsi. Absorpsi adalah proses adhesi yang terjadi pada permukaan suatu zat padat atau cair yang berkontak dengan media lainnya, sehingga menghasilkan akumulasi atau bertambahnya konsentrasi molekul molekul (Anonim, 2008). Ada empat tipe persamaan yang digunakan untuk menguraikan penjerapan isoterm yaitu: 1. Persamaan Langmuir 2. Persamaan Freundlich 3. Persamaan BET (Brunauer, Emmet dan Teller) 4. Persamaan Gibbs Namun perhitungan penjerapan dari larutan digunakan persamaan Langmuir dan Freundlich karena persamaan BET dan Gibbs berlaku untuk proses penjerapan terhadap gas (Anonim, 1999). Gaya yang berperan dalam adsorpsi tergantung pada sifat dasar kimia permukaan dan struktur spesies teradsorpsi. Suatu efek elektrostatik yang dapat dilihat engan jelas juga terlibat dalam adsorpsi ion-ion keatas permukaan zat padat ionik (Day dan Underwood, 2002). Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Anonim, 2008): 1. Adsorpsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben.

2. Adsorpsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorpsi. Peristiwa adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul dipermukaan adsorbens. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi, karena pada absorpsi zat yang diserap masuk kedalam absorbens, misalnya absorpsi air oleh sponge atau uap air oleh CaCl2 anhidrous. Pada adsorpsi zat terlarut oleh zat padat, arang merupakan absorbens yang paling banyak digunakan untuk menyerap zat-zat dalam larutan. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghasilkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan zat dalam larutan, mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut bukan pelarut. Bila dalam larutan ada dua zat atau lebih, zat yang satu akan diserap lebih kuat dari zat yang lain. Zat-zat yang dapat menurunkan tegangan muka antara, lebih kuat diserap. Makin kompleks zat yang terlarut, makin kuat diserap oleh adsorbens (Sukardjo, 1984). Isoterm yang menggambarkan suatu keseimbangan adsorpsi biasanya tidak linier. Banyak sistem mengikuti persamaan Freundlich, sekurang-kurangnya jika konsentrasinya tidak terlalu tinggi. Persamaan Freundlich dapat diberikan dalam bentuk Cs = K CL1/n. Dimana CSmerupakan konsentrasi zat terlarut yang teradsorpsi pada suatu fasa padat yang berkestimbangan dengan suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut CL. Satuan yang biasanya dipakai untuk CS adalah milimol zat terlarut per gram adsorben, dan untuk CL, molaritas; k dan n adalah konstanta. Terlihat bahwa jika n=1, persamaan Freundlich direduksi ke bentuk pernyataan kesetimbangan lain seperti hukum Henry atau hukum distribusi Nernst untuk zat terlarut di dalam ekstraksi pelarut. Umumnya n>1 dan karena itu grafik CS vs CL (disebut isotherm adsorpsi). Untuk mengevaluasi k dan n, kita dapat mengambil logaritma dari kedua ruas persamaan Freundlich, menghasilkan log CS = log k + (1/n) log CL Konstanta k dan n adalah hanya untuk sistem yang diketahui dan tentu saja, hanya untuk temperatur yang ditetapkan saja (Day dan Underwood, 2002). Jumlah zat yang dapat diserap oleh setiap berat adsorbens, tergantung konsentrasi dari zat terlarut. Namun demikian, bila adsorbens sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi berpengaruh. Persamaan Freundlich dan Langmuir juga berlaku untuk larutan, hanya tekanan gas diganti konsentrasi (Sukardjo, 1984): x/m = K . Cb log x/m = log k + b log C C/y = 1/a + C/b. Persamaan Langmuir berlaku untuk penjerapan lapisan tunggal (monolayer) pada permukaan zat homogen. Persamaan ini menganggap terjadinya suatu kesetimbangan antara molekul yang dijerap dengan molekul yang masih bebas. Persamaan Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut:

Menurut Freundlich, banyaknya zat padat yang dijerap oleh sejumlah tertentu penjerap relatif bertambah cepat dengan bertambahnya konsentrasi, kemudian menjadi lambat jika permukaan penjerap tertutup oleh molekul gas yang terdapat dalam larutan. Persamaan Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut (Anonim, 1999): Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorf dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa dan

sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif dikemas dalam kemasan yang kedap udara (Admin, 2008). Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel ataupun pembanding (Khopkar, 1990). Langmuir Isotherm: Langmuir (Langmuir 1918) proposed a theory to describe the adsorption of gas molecules onto metal surfaces. Langmuirs model of adsorption depends on the assumption that intermolecular forces decrease rapidly with distance and consequently predicts the existence of monolayer coverage of the adsorbate at the outer surface of the adsorbent. The saturated or monolayer (as Ct ) capacity can be represented by the expression:
qe = KL.Ce

1+aL.Ce where qe is solid phase sorbate concentration at equilibrium (mmol/g), Ceis aqueous phase sorbate concentration at equilibrium (mmol/L), KL is Langmuir isotherm constant (L/g), aL is Langmuir isotherm constant (L/mmol) and KL/aL gives the theoretical monolayer saturation capacity,Q0. The Langmuir equation is applicable to homogeneous sorption where the sorption of each sorbate molecule onto the surface has equal sorption activation energy (Chan, dkk., 2010). Freundlich Isotherm: The Freundlich (Freundlich 1906) equation is an empirical equation employed to describe heterogeneous systems, in which it is characterized by the heterogeneity factor 1/n. When n=1/n, the Freundlich equation reduces to Henrys Law. Hence, the empirical equation can be written: qe = KF. Ce1/n where qe is solid phase sorbate concentration in equilibrium (mmol/g), Ceis liquid phase sorbate concentration in equilibrium (mmol/L), KF is Freundlich constant (L/mg1-1/n/g) and 1/n is the heterogeneity factor. This isotherm is another form of the Langmuir approach for adsorption on an amorphous surface. The amount adsorbed material is the summation of adsorption on all sites. The Freundlich isotherm is derived by assuming an exponential decay energy distribution function inserted in to the Langmuir equation. It describes reversible adsorption and is not restricted to the formation of the monolayer (Chan, dkk., 2010). Isoterm Langmuir: Langmuir (Langmuir 1918) mengusulkan teori untuk menjelaskan adsorpsi molekul gas ke permukaan logam. Model adsorpsi Langmuir tergantung pada asumsi bahwa gaya antarmolekul menurun cepat dengan jarak, akibatnya menimbulkan adanya cakupan

adsorbansi monolayer pada luar permukaan adsorben. Monolayer jenuh (seperti Ct) kapasitas dapat ditentukan dengan persamaan:
qe = KL.Ce

1+aL.Ce dimana qe merupakan konsentrasi sorbat fase padat pada kesetimbangan (mmol / g), Ce adalah fase konsentrasi sorbat air pada kesetimbangan (mmol/L), KL adalah konstanta isoterm Langmuir (L/g), aL Langmuir isoterm konstan (L/mmol) dan KL /AL memberikan saturasi kapasitas monolayer teoritis, Q0. Persamaan Langmuir berlaku untuk penyerapan homogen di mana serapan dari masing-masing molekul sorbat ke permukaan memiliki penyerapan energi aktivasi yang sama (Chan, dkk., 2010). Isoterm Freundlich: Persamaan Freundlich (Freundlich 1906)merupakan persamaan empiris digunakan untuk menjelaskan sistem heterogen, di mana ia dicirikan oleh faktor heterogenitas 1/n. Ketika n = 1/n, persamaan Freundlich menggeser hukum Henry. Oleh karena itu, persamaan empiris dapat ditulis: qe = KF. Ce1/n
dimana qe, konsentrasi sorbat fase padat dalam kesetimbangan (mmol/g), Ce adalah konsentrasi sorbat fase cair dalam kesetimbangan (mmol/L), KF adalah Freundlich konstan (L/mg1-1/n/g) dan 1/n adalah faktor heterogenitas. isoterm Inimerupakan bentuk lain dari pendekatan Langmuir untuk adsorpsi pada permukaan yang tak berbentuk. Jumlah material terserap merupakanpenjumlahan adsorpsi. Isoterm Freundlich diperoleh dengan mengasumsikan suatu energi peluruhan fungsi distribusi eksponensial yang dimasukkan kedalam persamaan Langmuir. Hal ini menggambarkan adsorpsi reversibel dan tidak terbatas hanya pada pembentukan monolayer (Chan, dkk., 2010).

You might also like