Professional Documents
Culture Documents
Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang Pedoman Penanggulangan Wabah Penyakit Menular; Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Pasal 11
Pengendalian
Pasal 12 Fungsi Bidang Pengendalian Karantina dan SE: a) Kekarantinaan dan Surveilans epidemiologi penyakit & penyakit potensial wabah serta penyakit baru dan penyakit yg muncul kembali; b) Kesiapsiagaan, pengkajian, serta advokasi penanggulangan KLB dan bencana/pasca bencana bidang kesehatan; c) Pengawasan lalu lintas OMKABA ekspor dan impor serta alat angkut termasuk muatannya; d) Kajian dan diseminasi informasi kekarantinaan ; e) Diklat Kekarantinaan, Pengembangan Teknologi f) Pelaksanaan jejaring kerta dan kemitraan bidang kekarantinaan; g) Pengembangan Teknologi bid. Kekarantinaan; h) Penyusunan laporan bid. Kekarantinaan & SE
Pasal 14 Bidang Pengendalian Karantina dan SE: (1) Seksi Pengendalian Karantina : a) Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, b) Koordinasi pelaksanaan pemeriksaan dan sertifikasi OMKABA ekspor dan impor, c) Pengawasan dan tindakan kekarantinaan terhadap kapal, pesawat udara, dan alat transportasi lainnya, d) Penerbitan dokumen kesehatan kapal laut, pesawat udara, dan alat transportasi lainnya, pengangkutan orang sakit/jenazah, e) Kajian, pengembangan teknologi serta DIKLAT di bidang kekarantinaan.
Pasal 14 (2) Seksi Surveilans Epidemiologi : a) Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, b) Koordinasi pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali c) Jejaring kerja Surveilans Epidemiologi Nasional/Internasional d) Kesiapsiagaan, Pengkajian, Advokasi Penanggulangan KLB, Bencana/Pasca Bencana bid. Kesehatan
a) MARITIME DECLARATION OF HEALTH (MDH) b) * SHIP SANITATION CONTROL EXEMPTION CERTIFICATE * SHIP SANITATION CONTROL CERTIFICATE c) INTERNATIONAL CERTIFICATE OF VACCINATION (ICV)----------negara tertentu d) CERTIFICATE of FREE PRATIQUE e) PORT HEALTH QUARANTINE CLEARANCE f) Buku Kesehatan Kapal g) Surat Izin Angkut Orang Sakit/Jenazah g) Sertificate Obat-Obatan / P3K h) Sertificate Mutu Air Bersih di Kapal
a) b) c) d) f) g)
AIRCRAFT GENERAL DECLARATION SERTIFIKAT HAPUS SERANGGA INTERNATIONAL CERTIFICATE OF VACCINATION (ICV)----------negara tertentu Surat Izin angkut orang sakit/jenazah Buku Kesehatan Pesawat Sertificate Obat-Obatan / P3K
Merupakan dokumen legal antara Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) dengan negara anggotanya Bertujuan mencegah, melindungi dan mengendalikan penyebaran penyakit lintas negara dengan melakukan tindakan sesuai dengan risiko kesehatan yang dihadapi tanpa menimbulkan gangguan yang berarti bagi lalu lintas dan perdagangan internasional Penyakit yang dimaksud: penyakit menular yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak menular (contoh: bahan radionuklear dan bahan kimia) yang dapat menyebabkan (PHEIC)
Pergeseran paradigma
IHR 1969
Pengawasan perbatasan
IHR 2005
Penanggulangan pada sumber
Adalah :
Kejadian Luar Biasa yang merupakan risiko kesehatan masyarakat bagi negara lain karena dapat menyebar lintas negara dan berpotensi memerlukan respons internasional secara terkoordinasi
Adanya PHEIC ditetapkan oleh: Direktur Jenderal WHO berdasarkan informasi yang diterima dari suatu negara dengan mempertimbangkan : Saran komite kesehatan Algoritma utk kejadian yang mungkin PHEIC Bukti ilmiah Penilaian Risiko
Implementasi IHR (2005) di pelabuhan, bandara dan lintas batas darat dalam upaya penanggulangan PHEIC
PENCEGAHAN DETEKSI DINI RESPON
Merespon kegawatdaruratan kesehatan masyarakat
Pengendalian rutin terhadap kondisi sanitasi di pelabuhan dan alat angkut termasuk pengendalian vektor
Manajemen Risiko Penilaian Risiko Manajemen Kasus Program pengawasasan alat angkut dan tindakan pengendalian
AS Fauci
BAGAN / ALUR KEPUTUSAN PENILAIAN TERHADAP KEJADIAN / KASUS PHEIC Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Menjadi Perhatian Global Seperti yang tercantum pada Lampiran 2 IHR 2005
Kejadian / Kasus yang terdeteksi oleh Sistim Surveilans Nasional (seperti pada Lampiran 1)
KLB penyakit yang dapat menyebabkan dampak kesehatan masyarakat serius, berdasarkan laporan WHO : -Cacar -Poliomyelitis (dengan agent virus polio liar) -Human influenza (dengan agent virus sub tipe baru) -Sindroma pernafasan akut (SARS) Kejadian / kasus seperti yang tercantum dalam kotak kiri dan kanan, termasuk juga setiap kejadian / kasus yang belum diketahui penyebabnya namun berpotensi terhadap kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia / global Kejadian / kasus penyakit yang dapat menyebabkan dampak kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian global dan penyebarannya sangat cepat dan meluas secara internasional : -Kolera -Pes -Yellow fever -Viral haemorrhagic fever (ebola, lassa, marburg) -West Nile Fever -Penyakit lain yang berhubungan dengan kedaruratan nasional & regional seperti Demam Berdarah, Demam Bukit Rift, Penyakit Meningitis
Atau
Atau
Apakah kejadian / kasus tersebut dapat menimbulkan dampak kesehatan masyarakat yang serius ?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah penyebaran / penularan risiko tersebut melalui perjalanan & perdagangan jalur internasional ? Ya Tidak
Tidak dilaporkan pada tahap ini, namun akan ditetapkan jika ada informasi PHEIC
Kejadian / Kasus PHEIC Harus Dilaporkan Kepada WHO sesuai IHR 2005
Kebijakan
Kepentingan nasional menjadi prioritas utama tanpa mengabaikan kepentingan internasional Menghormati HAM Penyelenggaraan Karantina Kesehatan harus berdasarkan UU dan Kajian ilmiah Menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah pusat, pemda dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dari dalam dan luar negeri
Kebijakan
Peningkatan kemampuan di pintu masuk dalam rangka deteksi dan respon cepat dan di luar pintu masuk diarahkan pada karantina rumah,karantina wilayah, karantina RS, pembatasan sosial Pemenuhan SDM meliputi, SDM,Prasarana :Peralatan,logistik dan dana operasional
Strategi
1. Menyiapkan aspek legal 2. Advokasi dan ssosialisasi 3. Peningkatan Kapasitas meliputi :
3.1 SDM a. Drill, simulasi table top, simulasi lapangan b. Penyiapan Tim Respon cepat 3.2 Sarana dan Prasarana : Dipintu Masuk : Asrama Karantina,Themal scanner,rapid tes, body clean, dll Diluar Pintu Masuk : Sarana mobil evakuasi penyakit, tenda isolasi
Core Capacity di pintu masuk yang harus dimiliki KKP secara Rutin annex 1b IHR 2005 Menyediakan
a
pelayanan medis yg layak, termasuk fasilitas diagnostik yg memungkinkan assessment segera thdp penumpang yg sakit
b
Menyediakan transport dan personel
c
Menyediakan staf untuk pemberantasan vektor setempat dan di sekitarnya
Show D esktop.scf
Menyediakan air yg aman utk diminum, fasilitas katering, toilet, pembuangan limbah yg memadai
Menyediakan peralatan yg dirancang khusus , dan APD yg memadai (transfer of travellers with infection/
e f
Menerapkan pengawasan masuk & keluarnya penumpang
Derat, disinfect, decontaminate, baggage, cargo, containers, conveyances, goods, postal parcels etc
Operational relationship
Bandara
Pemeriksaan sanitasi lingkungan : - Toilet, reservoir - Katering dan restoran
Penyiapan Petugas Pemeriksa Kapal (Karantina, UKP, PRL) Penyiapan Peralatan Radio Komunikasi Cepat Penyiapan Mobil Boarding dan Mobil Evakuasi
Karantina Rumah
Karantina Wilayah
A. KARANTINA RUMAH
PENGERTIAN : Pengawasan berupa : Pembatasan kegiatan dan atau pemisahan penghuni suatu rumah yg diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukkan gejala penyakit; Pemisahan barang, peralatan, hewan atau apapun yg ada di rmh tsb yg di duga terkontaminasi dari orang/barang lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi SYARAT: Di dalam rumah terdapat suspek suatu pandemi KAPAN DILAKUKAN? Setelh ada sinyal epidemiologi yg ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai uu no.4 ttng wabah penyakit menular SASARAN : Anggota keluarga suspek, hewan dan Peralatan barang yg diduga kontak dgn suspek
B. KARANTINA WILAYAH PENGERTIAN Pengawasan berupa : Pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan masyarakat dalam suatu wilayah geografis yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukkan gejala penyakit ; pemisahan barang, peralatan/ hewan atau apapun yg ada di wil.tsb yg diduga terkontaminasi dari orang/barang lain. untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi SYARAT: Masyarakat dalam suatu wil. Diduga telah terinfeksi (meski belum ada gejala penyakit KLB yg berpotensi PHEIC). KAPAN DILAKUKAN? Melalui Keputusan Menkes berupa pernyataan telah terjadi pandemi dgn konfirmasi lab SASARAN : Masyarakat, hewan dan Peralatan barang yg diduga kontak dgn suspek
Kesadaran masyarakat
Relawan ( masyarakat )
Polri-TNI
Pengawasan berupa : Pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan semua orang yg berada di sebagian atau seluruh nya di suatu RS ketika terjadi penularan dari manusia ke manusia secara terbatas di RS tsb yg perpotensi menimbulkan penyakit PHEIC. Pembatasan dimaksud tdk boleh keluar wilayah RS krn diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukkan gejala penyakit ; pemisahan orang Peralatan/barang-barang RS tsb yg diduga terkontaminasi, untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi yg berasal dari orang, barang yg berada/dari wilayah RS tsb.
SYARAT ? Di dalam RS ada kasus atau dicurigai telah terjadi penularan antar manusia di wilayah tsb, dgn memperhatikan : pertimbangan epidemiologis, RS berada dlm wilayah yg dinyatakan KLB/Wabah/PHEIC, ada buffer di luar wilayah yg dikarantina. KAPAN DILAKUKAN ? setelah ada perintah pelaksanaan Karantina RS oleh Menkes setelh mendapat laporan dari Direktur RS telah terjadi episenter pandemi di RS tsb yang dapat menimbulkan PHEIC. SASARAN : Semua Orang dan Peralatan barang yg ada di RS.
D. PEMBATASAN KEGIATAN SOSIAL BERSKALA BESAR Pembatasan ruang gerak kegiatan dan/atau pemisahan masyarakat, barang, peralatan, hewan, dalam suatu wilayah penanggulangan dengan tujuan mengurangi transmisi penyakit melalui kontak antar manusia. SYARAT: Di wil. Episenter banyak orang yg terinfeksi dan sudah bisa menularkan tetapi belum terdeteksi krn belum ada gejala klinis dan ada indikasi penyakit akan meluas. KAPAN DILAKUKAN? Setelh ada pernyataan Menteri Kesehatan dgn adnya sinyal virologi/ konfirmasi lab. SASARAN : Seluruh masyarakat, hewan dan barang/peralatan yg berada pada wil. Penanggulangan yg telah ditetapkan untuk dilakukan upaya pembatasan ruang gerak di wil. tsb. (menghindari kontak perorangan). Contoh : Liburan sekolah, pembatasan kegiatan keagamaan Pasr, bioskop, pertemuan, perkawinan,
KARANTINA KESEHATAN DI PINTU MASUK NEGARA KARANTINA KESEHATAN DI BANDARA : Pengertian ? semua kegiatan : SE Faktor Risiko, Intervensi rutin dan respon dalam rangka pencegahan Penyebaran penyakit yg berpotensi PHEIC Syarat ?: ada orang, barang & pesawat yg berasal dari daerah/negara wilayah episenter/terjangkit berpotensi pandemi yg diduga terkontaminasi penyakit yg berpotensi PHEIC. Kapan dilakukan ? ada pernyataan Menteri Kesehatan telah terjadi episenter pandemi di suatu daerah/negara & ada perintah pelaksanaan penanggulangan. Sasaran?: Orang, Hewan, Pesawat, barang/peralatan yg berasal dari daerah/ negara episenter
INAPORTNET ?
Permohonan dan MDH Analisis Kapal dari Pelabuhan Luar Negeri sehat atau Terjangkit
Yes
Kapal dari Pelabuhan Dalam Negeri Terjangkit
No
Kapal dari Pelabuhan Luar Negeri Terjangkit Kapal dari Pelabuhan Luar Negeri Sehat Sandar di Kade/Dermaga
Zona Quarantine (Anchorage Area) Pemeriksaan dokumen, Faktor Risiko & Kesehatan ABK/Penumpang
Ada masalah Tidak ada masalah
Pemeriksaan Dokumen/FR
Tindakan
Pesawat Dari Negara Terjangkit (ada suspect di pesawat) (1) Pesawat Dari Negara Terjangkit (tidak ada suspect di pesawat) (1a)
Thermal Scanner
(5)
(4)
Penumpang
Penumpang
Body Cleaner
Riwayat Kontak
(7)
SUHU NORMAL
Rujuk Ke RS
(7a)
(9)
PEMERINTAH/ REGULATOR
1. KANTOR KESEHATAN PELABUHAN 2. ADBAN, SYAHBANDAR, OP 3. BEA DAN CUKAI 4. IMIGRASI 5. BALAI KARANTINA TUMBUHAN, HEWAN DAN IKAN 6. KEPOLISIAN R.I/ KPPP
EKONOMI
FASILITATOR
1. PT. (PERSERO) PELINDO , AP, 2. KOPERASI TKBM 3. dsb
PENGGUNA JASA
Kegiatan diasrama karantina. Petugas karantina memantau suhu tubuh calon penumpang 3 kali sehari Jika suhu tubuhnya >380 C langsung dirujuk ke Rumah sakit rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi penyakit menular Selama masa karantina calon penumpang dilarang menerima kunjungan dan meninggalkan asrama karantina sampai masa karantina selesai Lamanya masa karantina 2 kali masa inkubasi atau 14 hari Orang yang dikarantina diberikan propilaksis selama 10 hari Lokasi asrama karantina berada di wilayah bandara Setiap bandara wajib memiliki asrama karantina. Standar Asrama karantina : Terdapat minimal 5 kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur Ada kamar mandi dan perlengkapan lainnya Ada ruangan perawat dan dokter yang terpisah dengan calon penumpang yang dikarantina Kegiatan diasrama karantina. Petugas karantina memantau suhu tubuh calon penumpang 3 kali sehari Jika suhu tubuhnya >380 C langsung dirujuk ke Rumah sakit rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi penyakit menular Selama masa karantina calon penumpang dilarang menerima kunjungan dan meninggalkan asrama karantina sampai masa karantina selesai Lamanya masa karantina 2 kali masa inkubasi atau 14 hari Orang yang dikarantina diberikan propilaksis selama 10 hari Lokasi asrama karantina berada di wilayah bandara Setiap bandara wajib memiliki asrama karantina.
51
Kata Mutiara
(Kata Bijak)
memimpin orang lain, anda harus mampu memimpin diri anda sendiri