You are on page 1of 4

PEMBAHASAN

Kapang berbeda dengan bakteri dan khamir. Kapang adalah multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan bahan organiK kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium. Kapang Monascus purpureus sudah digunakan sebagai bumbu masakan oriental sejak berabad silam. Kapang ini menjadi sumber berbagai senyawa penting, seperti pigmen biotek, toksin dan penghambat enzim. Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi sebagai pewarna alami dan penghambat aktivitas biologi. Terdapat 14 senyawa monacolin yang terdapat dalam kapang merah ini, antara lain Monacolin K,J,L,M,X dan bentuk asam hidroksinya. Angkak atau beras merah merupakan produk olahan dari beras yang difermentasikan oleh kapang Monascus purpureus. Manfaat dari angkak adalah sebagai pengawet atau pewarna makanan yang alami serta sebagai bahan alami yang terbukti efektif untuk mereduksi kadar kolesterol dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu angkak dapat dipakai untuk obat memperbaiki peredaran darah sampai meredakan sakit lambung, mengobati memar, gangguan pencernaan dan mulas pada bayi. Senyawa obat yang terdapat di dalam angkak sesungguhnya merupakan produk metabolit sekunder dari kapang Monascus purpureus, yaitu lovastatin. Kadar lovastatin pada angkak sekitar 0,2 persen. Mevinolin dan lovastatin merupakan dua komponen bioaktif di dalam angkak yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa ini mampu menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase), yaitu enzim yang bertanggung jawab dalam proses sintesis kolesterol inhibitor,yang dapat menurunkan simpanan kolesterol intrasel serta menghambat sintesis very low density lipoprotein (VLDL) di hati. Mengingat VLDL adalah prekursor LDL, penghambatan sintesis VLDL secara otomatis akan menurunkan jumlah LDL. Kadar kolesterol tinggi sangat tidak dikehendaki karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Dengan terhambatnya kerja enzim HMG-CoA reductase oleh senyawa yang ada pada angkak, laju sintesis kolesterol di

dalam tubuh dihambat, sehingga secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh. Keyakinan tersebutlah yang mendorong penggunaan angkak dalam terapi hiperkolesterolemia sekaligus obat bagi penyakit jantung.

IDENTIFIKASI Monascus purpureus


Identifikasi Monascur purpureus berdasarkan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan cara mengamati warna miselia dan bentuk koloni. Sedangkan pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara melihat bentuk hifa, spora, kleistotesia, dan aleurokonidia. Identifikasi mengacu pada Juzlova et al (2005) dan Hocking (2009). Pada hasil pengamatan secara makroskopis dapat dilihat bahwa karakteristik miselia seperti kapas dan berwarna merah. Warna merah ini terjadi karena pigmen yang dihasilkan Monascus purpureus direaksikan dengan PDA. Pengamatan mikroskopis didapatkan hasil bentuk hifa bercabang serta bersekat. Hifa yang bersekat merupakan ciri khas dari filum Ascomycota (Wattimena 1994 : 189). Sekat sekat pada hifa ini dikenal dengan sebutan septa. Hasil pengamatan secara mikroskopis tersebut sesuai dengan pernyataan Pitt dan Hocking (2009 : 128) dan Juzlova et al (2005).

Dari hasil pengamatan didapatkan juga bentuk kleistotesia monascus purpureus. Kleistotesia merupakan kantung (askus) yang tertutup sempurna dan menjadi ciri khas Plectomycetes (Wattimena 1994 : 191). Di dalam kleistotesia ini terjadi pembentukan spora, ketika kleistotesia ini pecah spora yang berada di dalamnya akan keluar (Pattanagul et al, 2007).

Monascus purpureus juga memiliki aleurokonidia, aleurokonidia di bentuk di ujung (terminal) hifa dan tersusun atas satu sel atau beberapa sel yang membentuk seperti rantai (Rasheva et al, 1997 ; Piit dan Hocking 2009 : 128).

Daftar Pustaka Hofrichter Martin . 2009 . Industrial Applications (The Mycota) . Germany : Springer Nigam Poonam Singh, Pandey Ashok . 2009. Biotechnology for Agro-Industrial Residues Utilisation . Germany : Springer Barbara Elvers, Stephen Hawkins, W. Russey . 1995 . Ullmann's encyclopedia of industrial chemistry . Canada : VCH John I. Pitt,Ailsa D. Hocking . 2009 . Fungi and Food Spoilage . Germany : Springer

You might also like