You are on page 1of 18

VARIABILITAS Makalah Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evolusi yang dibina oleh Dr. H. Abdul Gofur, M.

Si

Oleh : Kelompok 8 Biologi / Offering A Dwi Retno Pintarti Holifa Cahyo Ning Arif Esti Novianti (110341421508) (110341421522) (110341421528)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Januari 2014

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan serta sekalian alam yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah Variabilitas ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Evolusi. Saat proses penyusunan, Penulis tidak lepas dari berbagai masalah dan kesulitan. Dalam penyelesaiannya, tentu penulis juga membutuhkan bantuan dari orang lain. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima Kasih Penulis ucapkan kepada: 1. Dr. H. Abdul Gofur, M.Si selaku dosen pembimbing matakulah Evolusi. 2. Orang tua yang telah memberi semangat dalam penyusunan makalah ini 3. Teman-teman offering A biologi 2011 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu terselesaikannya makalah ini Penulis sungguh menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Dan Penulis mengharap adanya kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Wassalamualaikum. Wr. Wb

Malang, Januari 2014,

Penulis

DAFTAR ISI

COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... C. Tujuan ....................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Variabilitas .................................................................................. B. Faktor-Faktor Timbulnya Variabilitas Terkait Evolusi.. 1. Variasi Genetis. 2. Migrasi Gen. 3. Proses Reproduksi Seksual...... 4. Mutasi.. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. B. Saran... DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................................... i ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keanekaragaman (variabilitas) merupakan faktor utama dari evolusi. Hal ini dikemukakan oleh Lamarck, Darwin, maupun para pakar lain sesudah mereka. Tanpa ada keanekaragaman, evolusi tidak akan terjadi. Untuk melihat bagaimana keanekaragaman, kita harus mulai dari suatu struktur yang paling kecil. Struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat yang terdiri dari 4 macam asam nukleat, yaitu adenine, mitosin (C), guanine (G) dan timidin (T). Bila asam amino terakhir diganti dengan urasil (U), maka asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kini diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat macam asam nukleat akan membentuk asam amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode genetic. Adanya satu kode genetik atau lebih mengkode asam amino ternyata belum dapat menerangkan dengan jelas terjadinya keanekaragaman (Widodo, dkk.2003). Sementara itu, sejak masa lampau orang sudah mempertanyakan mengapa umur suatu organisme sejenis tidak sama. Hal ini jelas terlihat apabila kita memelihara suatu tumbuh-tumbuhan atau hewan. Pada katak dapat kita lihat bahwa jumlah telur yang dihasilkan berjumlah beratus-ratus butir. Apabila semuanya hidup dan mampu berkembang biak, mungkin saat ini seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh katak, demikian juga bagi organisme lain. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi. Hanya individu yang sehat dan kuat, atau yang sempurna dalam semua aspek kehidupannyalah yang dapat bertahan. Dalam kaitan ini, alam mengadakan seleksi terhadap setiap struktur morfologi, anatomis, maupun fisisologi setiap organsime. Dalam populasi terdiri dari sejumlah individu tetapi tidak ada dua individu yang serupa. Perbedaan ini akan tampak dengan nyata atau tidak nyata. Jika terjadi suatu seleksi untuk menentukan beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain yang lain di dalam populasi, maka komposisi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu sebab sifat populasi itu ditentukan oleh individu yang ada di dalamnya (Mariadi, 2013).

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai permasalahan timbulnya variabilitas beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah yang dimaksud dengan variabilitas ? 2. Apa sajakah faktor-faktor penyebab timbulnya variabilitas terkait evolusi ? 3. Bagaimanakah terjadinya proses reproduksi seksual? 4. Apakah yang dimaksud dengan mutasi sehingga memiliki keterkaitan dengan evolusi? C. TUJUAN Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui konsep atau definisi dari variabilitas. 2. Untuk memahami factor-faktor timbulnya variabilitas terkait evolusi. 3. Untuk mengetahui terjadinya proses reproduksi seksual. 4. Untuk mengetahui pengertian dari mutasi sehingga memiliki keterkaitan dengan evolusi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Variabilitas Variabilitas genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat (karakter) tertentu menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan genetik. Teori evolusi modern berpendapat bahwa sifat-sifat benda hidup itu berubah dan perubahan itu diarahkan oleh seleksi alam. Contoh populasi manusia menunjukkan variasi dalam raut muka, pigmentasi kulit, warna rambut dan bentuk rambut, bentuk tubuh, tinggi dan berat badan, golongan darah dan lain sebagainya (Mariadi, 2013). Keanekaragaman (variabilitas) merupakan faktor utama dari evolusi. Hal ini dikemukakan oleh Lamarck, Darwin, maupun para pakar lain sesudah mereka. Tanpa ada keanekaragaman, evolusi tidak akan terjadi. Evolusi berarti perubahan pada sifatsifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa

(Widodo,dkk.2003).

B. Faktor-Faktor Timbulnya Variabilitas Terkait Evolusi 1. Variasi Genetik Dalam populasi terdiri dari sejumlah individu tetapi tidak ada dua individu yang serupa. Perbedaan ini akan tampak dengan nyata atau tidak nyata. Jika terjadi suatu seleksi untuk menentukan beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain yang lain di dalam populasi, maka komposisi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu sebab sifat populasi itu ditentukan oleh individu yang ada di dalamnya. Adanya variasi tersebut dapat diterangkan secara fenotip dan genetik.

2. Variasi fenotip Variasi fenotip dalam populasi dapat menyebabkan adanya seleksi (reproduksi diferensial) antar individu. Variasi ini belum tentu menunjukkan adanya perbedaanperbedaan secara genetis. Variasi yang disebabkan berbagai keadaan luar dalam waktu pertumbuhan dapat dikenal oleh seleksi natural. Aksi seleksi natural pada segala macam variasi dapat mengubah susunan suatu populasi dalam rentang waktu yang tidak lama, namun sebaliknya aksi pada variasi yang mencerminkan perbedaan-perbedaan genetis mempunyai pengaruh jangka panjang. Jadi variasi yang memang benar-benar fenotipik bukanlah bahan baku dalam evolusi (Widodo,dkk.2003). Satu hal yang terdapat dalam variasi genetik, namun tidak berguna sebagai bahan baku evolusi, yaitu variasi yang disebabkan mutasi somatic. Mutasi penting dapat terjadi pada sel-sel ectoderm embrio muda dari suatu hewan. Sel-sel hasil diferensiasi sel yang mengalami mutasi ini akan diturunkan dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan individu ini. Hasil dari mutasi ini akan berpengaruh pada system syaraf, namun mutasi ini tidak akan diturunkan kepada generasi berikutnya sebab mutasi ini tidak terjadi pada sel kelamin. Sel ectoderm bukanlah sel yang akan menjadi gamet. Sehingga, seleksi yang dihasilkan mutasi somatic tidak dapat menghasilkan suatu perubahan secara evolusi pada makhluk hidup yang berkembang biak secara seksual (Widodo,dkk.2003).

3. Variasi genotip Evolusi menyangkut sifat genetis suatu populasi, bukannya sifat-sifat individu. Alela baru selalu timbul dari adanya variasi. Sekali terbentuk suatu variasi dari berbagai macam alela, rekombinasi merupakan suatu mekanisme yang memberikan variasi genetic yang tidak terhingga pada suatu populasi. Variasi sebagai hasil meiosis dan rekombinasi pada vertilisasi organism merupakan factor yang sangat penting. Pindah silang, translokasi, aberasi kromosom merupakan rekombinasi berikutnya

(Widodo,dkk.2003). Untuk mengetahui keanekaragaman, harus memulai dari struktur yang sangat kecil, tetapi sangat penting dalam penentuan factor keturunan. Struktur tersebut adalah DNA. DNA terdiri dari empat macam asam nukleat, yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan Timin (T). asam terakhir pada RNA diganti oleh Urasil (U). keempat

macam asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kombinasi tiga dari keempat asam nukleat akan membentuk asam amino yang dikenal dengan triplet kodon atau kode genetic (Widodo,dkk.2003) Jika ada dua macam asam nukleat yang membentuk satu asam amino, maka hanya akan diperoleh 16 macam kombinasi untuk 16 asam amino, sehingga tidak akan ditemukan empat macam asam amino essensial yang lain. Dengan tiga kombinasi, maka akan diperoleh 64 macam kemungkinan. Ternyata tiap satu macam asam amino dikode oleh sekitar tiga macam kombinasi. Ada asam amino yang dikode oleh satu kombinasi, sedangkan ada asam amino yang dikode oleh enam macam kombinasi. Dengan demikian maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih banyak, bukan saja karena kode tersebut terdapat berulang-ulang tetapi karena adanya lebih banyak kemungkinan (probability). Adanya satu kode genotip atau lebih belum dapat menerangkan terjadinya keanekaragaman. Variasi genetic adalah satu-satunya kemungkinan yang dapat menerangkan proses evolusi. Secara genetis, variasi dapat timbul akibat mutasi (Widodo,dkk.2003). Tabel 1.1 Perbandingan Variasi Fenotipik dan Genotipik VARIASI FENOTIPIK Dapat menyebabkan adanya populasi (reproduksi diferensial) antar individu Sifat-sifat ini berasal dari interaksi genotip dengan lingkungan. VARIASI GENOTIPIK Sifat terwariskan dikontrol oleh gen dan keseluruhan gen dalam suatu genom organisme Variasi sebagai hasil meiosis dan rekomendasi pada vertilisasi organism merupakan factor yang penting. Pindah silang, translokasi, aberasi kromosom merupakan rekombinasi berikutnya. (Mariadi, 2013).

C. Proses Reproduksi Seksual Proses reproduksi seksual berlaku baik pada tumbuhan maupun hewan, terjadi bila dua sel kelamin bersatu. Demikian pula sitoplasmanya. Dengan cara seksual, banyak dapat dihasilkan variasi dari sifat pada individu baru. Contoh: Tumbuhan dengan sifat AaBb keturunannya dapat AABB, AaBb, Aabb, aabb dan seterusnya. Inilah salah satu sebab terjadinya variabilitas makhluk hidup atas dasar sifat keturunannya. Dua sel kelamin yang menjadi satu dikenal sebagai proses pembuahan. Sel-sel ini disebut gamet dan hasil peleburan gamet disebut Zygot. Proses reproduksi seksual menciptakan kombinasi gen baru, genotype baru dan akibatnya timbul fenotipe atau varian baru di dalam populasi (Mariadi, 2013). Adanya berbagai alel dalam suatu populasi menentukan variabilitas genetik populasi itu. Organisme-organisme yang berproduksi secara seksual cenderung memproduksi keturunan yang bervariasi secara genetik karena pilihan acak gen dalam sel-sel benih menyusul meiosis, dan fenomena rekombinasi. Segregasi (pemisahan) alel secara normal adalah akibat miosis yang menjamin pemindahan (transmisi) yang sama dianggota sepasang alel. Namun diketahui ada contoh kelainan transmisi, seperti pada kasus beberapa alel t resesif jantan yang heterozigot (+/t)lebih sering memindahkan alel t itu daripada + oleh sebab yang tidak diketahui. Variabilitas genetik dalam gametgamet organisme yang berproduksi secara seksual sebenarnya mungkin lebih dipengaruhi oleh rekombinasi antara kromosom-kromosom daripada oleh berbagai mutasi. Aliran gen atau dapat dikenal dengan migrasi gen merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan spesies yang sama. Migrasi gen ini dapat menyebabkan terpeliharanya variabilitas genetic dalam populasi kecil yang bila tidak demikian variabilitasnya dapat lenyap karena penyimpangan atau karena seleksi alamiah. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan

perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan organisme hibrid, migrasi gen menyebabkan peningkatan variabilitas dan bukan penurunan variabilitas di dalam lungkang gen.

Suatu faktor yang jelas mempengaruhi frekuensi gen-gen dalam suatu populasi adalah migrasi gen ke dalam atau luar populasi sekelompok individu dengan fenotif tertentu dan yang berbeda-beda.suatu contoh nyata tentang hal ini adalah pemasukan gen dari tentara kedalam populasi suatu negara asing pada waktu perang menghasilkan banyak anakan dengan orang tua campuran dan anak-anak ini kemudian banyak yang ditinggalkan (Agus, 2011).

D. PENGERTIAN DARI MUTASI SEHINGGA MEMILIKI KETERKAITAN DENGAN EVOLUSI 1. Pengertian Dari Mutasi Sehingga Memiliki Keterkaitan Dengan Evolusi Urutan DNA secara normal dicopy persis atau tepat selama proses replikasi. Kadang-kadang kesalahan di dalam repliksi atau perbaikan DNA dapat memunculkan urutan baru. Kesalahan ini disebut dengan mutasi. Mutasi adalah sumber hal-hal baru dan sumber variasi di dalam evolusi. Empat aspek proses evolusi meliputi : 1. Mekanisme molekular yang bertanggung jawab untuk terjadinya mutasi 2. Efek setiap jenis mutasi terhadapat material genetic dan produknya 3. Atriut sementara dan ruang mutasi 4. Keacakan mutasi. (Widodo, dkk., 2003).

Mutasi dapat terjadi di dalam sel somatik dan sel germline (sel benih). Mutasi pada sel somatik tidak diwariskan, maka dalam hubungannya dengan evolusi untuk sementara tidak diperhitungkan dan dalam pembahasan ini istlah mutasi akan digunakan eksklusif untuk menandakan mutasi di dalam sel germinal. Beberapa organisme (misalnya tumbuhan) tidak mempunyai suatu germline, sehigga tidak ada pembeda antara sel somatic dan germline, maka mutasinya tidaklah menjadi suatu hal yang mutlak. (Widodo, dkk., 2003) Mutasi dapat digolongkan berdasarkan panjang urutan DNA yang di pengaruhi oleh peristiwa mutasi. Sebagai contoh mutasi dapat mempengaruhi nukleotida tunggal atau beberapa nukleotida. Mutasi dapat juga digolongkan berdasarkan jenis perubahan yang disebabkan oleh peristiwa mutasi: 1. Substitusi yaitu pergantian satu nukleotida oleh lain

2. Rekombinasi yaitu pertukaran suatu urutan dengan yang lain 3. Delesi adalah penghilangan satu atau lebih nukleotida dari DNA 4. Insersi (penyisipan), penambahan satu atau lebih nukleotida pada uutan DNA 5. Inverse (pembalikan) perputaran 180 tentng suatu rantai ganda DNA yang tersusun dua atau lebih pasang basa. (Widodo, dkk., 2003).

a. Substitusi Mutasi substitusi dibedakan atas transisi dan transversi. Transisi adalah perubahan antara A dan G (purin), atau antara C dan P (pyrimidin), sedangkan transverse adalah perubahan antara suatu purin dengan suatu pyrimidin. Ada empat jenis transisi, AG , GA, CT, dan TC,dan delapan jenis transverse AC, AT, CA, CG, TA, TC, GC, dan GT.

(Widodo, dkk., 2003) Mutasi substitusi yang terjadi di daerah protein-coding dapat

digolongkan menurut efek yang ditimbulkan pada produk translasi, yaitu protein. Suatu mutasi disebut synonymous jika tidak menyebabkan perubahan apapun pada asam amino yang ditetapkan. Sebaliknya, jika menimbulkan perubahan maka disebut nonsynonymous. Suatu perubahan di dalam suatu asam amino dalam kaitan dengan suatu perubahan nukleotida nonsynonymous disebut suatu replacement (penggantian). Istilah synonymos dan silent mutation (mutasi diam) sering dipertukarkan. Sebagai contoh, suatu perubahan synonymous dari kodon glycine GGT ke GGA pada codon ke-25 dari exon pertama -globin dibuktikan telah untuk membentuk suatu simpangan sambungan baru, menghasilkan suatu rangkaian protein yang panjangnya abnormal. Perubahan ini sungguh sungguh tidak tersembunyi. Oleh karena itu, sebaiknya membedakan terminology antara keduanya. Tentu saja, semua mutasi tersembunyi pada suatu protein-coding gen adalah synonymous. (Widodo, dkk., 2003) Nonsynonymous atau amino acid-altering mutation lebih lanjut digolongkan ke dalam mutasi missence and nonsense. Suatu mutasi missense mengubah kodon yang dipengaruhi ke dalam suatu kodon asam amino yang kodenya telah ditetapkan sebelumnya. Suatu nonsense mengubah suatu sense

kodon ke dalam suatu kodon terminal. Dengan begitu, proses translasi akan berakhir secara prematur yang akhirnya menghasilkan produk protein terpotong ujungnya. Kodon kodon yang termutasi pada suatu kodon terminal oleh perubahan nucleotide tunggal missal UGC (Tyr), disebut kodon pra-terminal (pretermination codons). Juga dikenal suatu mutasi di dalam stop kodon yang menyebabkan translasi untuk tetap untuk tetap berlanjut. (Widodo, dkk., 2003) b. Rekombinasi Rekombinasi diartikan sbagai peristiwa pembentukan suatu asosiasi baru dari molekul-molekul DNA atau kromosom. Ada dua jenis rekombinasi homolog: pindah silang (reciprocal

recornbination) dan konversi gen (nonreciprocal recombination). Reciprocal recombination melibatkan pertukaran sekuens homolog antar kromosom homolog, yang menghasilkan kombinasi baru dari sekuens bersebelahan dan pada waktu yang sama kedua varian terlibat peristiwa rekombinasi. Sedangkan, nonreciprocal recombination melibatkan penggantian yang tidak seimbang satu sekuens oleh yang lain. Hal ini merupakan proses yang menghasilkan hilangnya salah satu dari sekuens varian yang terlibat dalam peristiwa ini. Kedua jenis rekombinasi homolog diperkirakan melibatkan suatu molekul intermediate disebut Holliday structure atau junction. Struktur ini mempengaruhi pembentukan kesalahan berpasangan dari rantai ganda DNA yang bias disebut heteroduplex. Kesalahan berpasangan dalam heteroduplex dikenali oleh enzim selular. Kemudian, menggunakan rantai komplementer sebagai template, DNA polymerase mengisi daerah gap. (Widodo, dkk., 2003)

Gambar a.Struktur Holliday, heteroduplex DNA tersusun atas rantai kromatid yang salah

Pindah silang dan konversi gen melibatkan rekombinasi dari sekuens homolog. Namun, rekombinasi sisi khusus (site specific recombination) melibatkan pertukaran suatu sekuens yang pada umumnya sangat pendek, tersusun tidak lebih dari pada beberapa nukleotida dengan yang lain (pada umumya tidak ada persamaan urutan dengan yang asli). Site specific recombination bertanggung jawab untuk pengintegrasian genom phage kedalam kromosom bakteri. Dari sudut pandang mutasi titik, site specific recombination merupakan tipe insersi. (Widodo, dkk., 2003) Banyak ahli yang menyatakan bahwa pindah silang penting di dalam suatu evolusi. Pada kenyataannya rekombinasi merupakan suatu meknisme sumber variasi genetic. Masih ada satu hal lagi yang pasti berkenaan dengan peran rekombinasi sebagai sumber suatu variasi genetic adalah bahwa evolusi mekanisme-mekanisme mendorong pertukaran genetic antar individu benar-benar nyata dalam biologi seluruh organism mulai dari prokariot hingga ke eukariot tinggi. c. Delesi dan insersi Delesi dan insersi dapat terjadi dengan beberapa mekanisme. Mekanisme pertama adalah unequal crossing over. Unequal crossing over antara dua kromosom mengakibatkan delesi suatu segmen DNA pada satu kromosome dan suatu penambahan timbal balik pada yang lain. Kesempatan terjadinya unequal crossing over sangat ditingkatkan jika suatu segmen DNA disalin dalam tandem oleh karena itu kemungkinan salah urutan adalah lebih tinggi. (Widodo, dkk., 2003). Mekanisme berikutnya adalah delesi dalam rantai yang merupakan suatu site specific recombination yang muncul ketik suatu sekuens berulang berpasangan dengan yang lain memiliki orientasi yang sama pada kromatid yang sama, maka sebagai konsekuensi adalah terjadi suatu pindah silang intrakromosom. Sebagai contoh, pada Eschericha coli, delesi spontan gen lacl sering nampak berkaitan dengan rekombinasi antara rantai dengan daerah persamaan yang kecil. Penghilang unsur unsur transposable sering melibatkan rekombinasi langsung, sepanjang 5-9 pasang basa dikenal sebagai elemen flanking (elemen pengapit). Dengan cara yang sama, delesi

dalam rantai bertanggung jawab untuk pengurangan jumlah tandem, seperti DNA berulang sederhana (microsatellite) dan satelit DNA. (Widodo, dkk., 2003) Mekanisme ketiga adalah replication slippage atau slipped-strand misparing. Peristiwa jenis ini terjadi pada daerah DNA repeat/berulang yang berdekatan. Selama DNA replikasi, slippage dapat terjadi oleh karena mispairing antara daerah berulang yang membedakan, dan slippage itu dapat menghasilkan delesi atau duplikasi segmen DNA tergantung kenampakan slippage pada arah 53 atau kebalikannya. Slippedstrand misparing dapat juga terjadi pada DNA yang tidak dapat direplikasi. Mekanisme keempat yang bertanggung jawab untuk insersi dan delesi sekuens DNA adalah DNA transposition. (Widodo, dkk., 2003). Delesi dan insersi secara bersama dikenal sebagai indels sebagai singkatan untuk insersi atau delesi, sebab ketika dua sekuens dibandingkan, adalah mustahil untuk membahas apakah suatu insersi telah terjadi atau dalam sisi lain suatu delesi telah terjadi. 2. Akibat mutasi Mutasi bisa terjadi pada sel manapun pada waktu kapanpun, meskipun mereka paling sering terjadi ketika DNA disalin untuk pembelahan sel. Mutasi pada sel-sel tubuh dapat menyebabkan masalah serius seperti kanker. Tapi mutasi yang paling merusak adalah orang yang terjadi pada gamet karena mereka akan diteruskan kepada keturunannya di masa depan. Ini adalah mutasi yang menimbulkan penyakit genetik. a. Mutasi yang mengubah struktur DNA tetapi tidak merubah produk yang dihasilkan. DNA akan ditranslasi menjadi asam amino. Ada asam amino yang dikode oleh satu kode genetik, namun ada juga yang dikode lebih dari satu kode genetik. Apabila mutasi terjadi pada suatu tempat pada DNA, tetapi kode yang berubah tetap mengkode asam amino yang sama, maka mutasi tersebut tidak berakibat apa-apa. b. Mutasi mengubah struktur DNA dan mengubah komposisi produk, tetapi tidak mengubah fungsi produk yang dihasilkan. Dalam hal perubahan produk misalnya asam amino yang dihasilkan adalah lisin padahal kode genetik sebelum

mutasi terjadi adalah asam amino treonin. Akibatnya terjadi perubahan dalam rantai protein yang dihasilkan namun protein tidak mengalami perubahan fungsi. c. Mutasi yang bersifat fatal sehingga organisme bisa mati jadi tidak terlihat. Mutasi yang semacam ini terjadi dalam tingkat sel, biasanya produksi akan diserap tubuh. Mutasi yang bersifat fatal dikenal sebagai gen letal, misalnya kebutaan. d. Mutasi menguntungkan, jika dilihat dari banyak segi. Istilah menguntungkan dilihat dari segi manusia meskipun organisme lain hal demikian dapat berarti sebaliknya, misalnya mutan ayam broiler atau sapi pedaging menguntungkan pada segi manusia tapi tidak pada hewan tersebut karena membuat hewan lebih lemah sehingga lebih mudah dimangsa predatornya. (Widodo, dkk., 2003).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Variabilitas genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat (karakter) tertentu menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan genetik. 2. Faktor-faktor timbulnya variabilitas terkait evolusi ada berbagai macam, yakni: Variasi genetik a. Variasi dapat diterangkan secara fenotip dan genetik. Variasi fenotip dapat menyebabkan adanya populasi (reproduksi diferensial) antar individu. Sifat-sifat ini berasal dari interaksi genotip dengan lingkungan. Sedangkan Variasi genotip disebabkan oleh sifat terwariskan dikontrol oleh gen dan keseluruhan gen dalam suatu genom organisme. 3. Faktor-faktor timbulnya keanekaragaman yang terkait dengan evolusi

diantaranya adalah : Variasi genetis, Mutasi, Proses reproduksi seksual dan migrasi gen. Reproduksi seksual merupakan proses penting untuk kelangsungan hidup organisme, termasuk manusia. Melalui pertukaran materi genetik, dan diversifikasi kombinasi gen dalam keturunan, organisme dapat memastikan kemampuan bertahan hidup dalam dunia yang terus berubah. Tanpa reproduksi seksual, itu akan menjadi masalah waktu sebelum banyak organisme di planet mengalami kepunahan besar-besaran. 4. Umumnya urutan DNA secara normal dicopy persis atau tepat selama proses replikasi. Kadang-kadang kesalahan di dalam replikasi atau perbaikan DNA dapat memunculkan urutan baru. Ada sejumlah akibat mutasi yang berpengaruh terhadap organisme yang akan mengakibatkan munculnya keanekaragaman. Jenis perubahan yang disebabkan oleh peristiwa mutasi yaitu substitusi yaitu pergantian satu nukleotida oleh lain, rekombinasi yaitu pertukaran suatu urutan dengan yang lain, delesi adalah penghilangan satu atau lebih nukleotida dari DNA, insersi (penyisipan), penambahan satu atau lebih nukleotida pada uutan

DNA, inverse (pembalikan) perputaran 180 tentng suatu rantai ganda DNA yang tersusun dua atau lebih pasang basa.

DAFTAR RUJUKAN Agus Prasetyo U & Supratman. 2011. Dinamika Gen dalam Populasi. Malang : UM Press. Mariadi. 2013. Variabilitas, (Online), (http://www.google.com/url?%3A%2F%2Ftekpan.unimus.ac.id%2Fwpcontent%2Fuploads%2F2013%2F10%2FKuliah-11-variabilitas.pdf), diakses tanggal 19 Januari 2014. Widodo,dkk.2003. Bahan Ajar Evolusi. Malang: UM Press

You might also like