You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PM DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RSI BISMA, RSJ PROVINSI

BALI, BANGLI TANGGAL 22- 24 APRIL

I.

Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul 10.00 Wita di Ruang Rsi Bisma, RSJ Provinsi Bali di Bangli. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medik klien. A. Pengumpulan Data Identitas Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan Suku/bangsa Alamat Status No.CM Hubungan dengan klien Klien : PM : 37 tahun : Laki-laki : Hindu :: S1 : Bali/Indonesia Penanggung : KA : 60 tahun : Laki -laki : Hindu :I : SMA : Bali/Indonesia

: Dusun cucukan, Desa Selat, Klungkung : Belum menikah : 013986 : Ayah klien : Sudah Menikah

B. Alasan dirawat a. Keluhan Utama 1) Saat MRS Klien masuk rumah sakit pada tanggal 17 Desember 2012 pada pukul WITA. Klien dikeluhkan oleh keluarga, sering telanjang di jalan dan sering pergi kepasar memunggut semua sampah yang dilihatnya dan dibawa pulang serta pasien sering menggamuk dirumahnya dan merusak tanaman dihalamannya dan memukul ayahnya.

2) Saat pengkajian Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 22 April 2013, klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengajaknya mengobrol tapi pasien tidak megetahui suara itu siapa.

C. Faktor predisposisi 1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJ Provensi Bali sebanyak 24 kali sejak 2004. 2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak mau minum obat, klien merasa dirinya sudah sebuh dan tidak mau minum obat lagi. D. Faktor presipitasi Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJ Provensi Bali sebanyak 24 kali sejak 2004. Awalnya pasien stres karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan dan membuat tertekan mengakibatkan depresi.

E. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum : Baik 2) Ukuran tubuh`: 60 kg Berat badan : 160 cm 3) Tanda tanda vital TD : 120/80 mmHg N : 90 x / menit S : 36,6o C RR : 20 x / menit

F.

Psikososial 1) Genogram

Keterangan gambar :

: Laki-laki

: tinggal serumah

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Orang terdekat

Penjelasan : Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, di keluarga klien tidak ada riwayat gangguan jiwa. Klien belum menikah dan tinggal serumah dengan ayahnya. 2) Konsep diri a) Gambaran Diri Klien mengatakan menerima keadaan dirnya. Tidak ada bagian tubuh yang dibanggakan ataupun yang tidak disukainya. b) Identitas Diri Klien senang sebagai laki-laki dan dapat menerima status dan posisi dalam lingkungan sekitarnya. c) Peran Diri Klien mengatakan sehari hari bekerja serabutan. d) Ideal diri Klien mengatakan tidak ada keiginan yang belum tercapai, klien merasa puas dengan hidupnya sekarang. e) Harga Diri Klien mengatakan hubungan dengan keluarga,perawat, dan teman satu ruangan terjalin dengan baik, dan tidak terdapat hambatan dalam berkomunikasi dengan siapapun. 3) Hubungan sosial a. Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah ayahnya. b. Peran serta dalam kelompok masyarakat Klien mengatakan jarang bergaul dengan masyarakat sekitarnya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien mengatakan jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan tetangganya karena pasien merasa minder Masalah Keperawatan : Menarik Diri 4) Spiritual Klien beragama Hindu, klien mengatakan yakin dan percaya dengan adanya tuhan. Klien mengatakan sebelum sakit biasanya melakukan persembahyangan dirumah dan semenjak masuk RSJ klien juga bersedia untuk melaukukan terapi religi di padmasana RSJ.

G. Status Mental 1) Penampilan Pada saat pengkajian, penampilan klien cukup rapi, klien mengenakan baju berwarna putih dan menggunakan celana trening. 2) Pembicaraan Klien mau menjawab pertanyaan dari perawat. 3) Aktifitas motorik Saat pengkajian klien tenang. Klien mau bicara bila ditanya oleh perawat. Klien biasanya duduk sambil menonton televisi di ruang tunggu dan menyapu di sekitar ruang tunggu. 4) Alam perasaan Klien tampak tenang saat pengkajian. 5) Afek Afek klien tumpul, hanya bereaksi bila ada stimulus yang kuat. 6) Aktivitas motorik Pasien tampak tenang, kegiatan pasien di ruangan pasien sering jalan jalan dan memberihkan ruangan seperti mengepel dan menyapu serta mengambil makanan di dapur rumah sakit untuk makan pagi, siang, dan malam 7) Interaksi selama wawancara Selama wawancara klien kooperatif, dengan ekspresi wajah bersahabat. Walaupun terkadang diperlukan penegasan pertanyaan karena pasien kehilangan fokus.

8) Persepsi Klien mengatakan sering mendengar suara-suara, tapi pasien tidak mengetahui siapa yang berbicara. Klien sering mendengar suara-suara tersebut pada saat tengah hari. Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran 9) Proses pikir Selama pengkajian klien dapat mengungkapkan masalahnya dengan baik, dan topik yang dibicarakan berhubungan. Klien mau dan mampu menjawab pertanyaan dari perawat. Klien tidak memiliki keyakinan yang berlebih tentang dirinya. Pernyataan terhadap dirinya sesuai realia ( saat ditanya nama dan alamat rumahnya ), klien menjawab dengan benar sesuai realita. 10) Tingkat kesadaran Orientasi klien terhadap tempat, orang, dan waktu cukup baik. Klien mampu menyebutkan siapa namanya, alamat rumahnya, dan sudah berapa lama dirawat di RSJ. 11) Memori Klien mampu mengingat peristiwa yang terjadi sebelumnya dan pada saat ini. Saat ditanya sudah berapa lama dirawat di RSJ, klien mampu menjawabnya. 12) Tingkat konsentrasi dan berhitung Saat diajak berbicara, fokus klien cukup baik dan perhatian klien juga cukup baik. Klien juga mampu menghitung ketika ditanyai jumlah perawat yang sedang dinas. 13) Daya tilik diri Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya. 14) Kemampuan penilaian Klien mampu memutuskan dan memilih, apabila dihadapkan pada dua pilihan seperti : mana yang klien mau pilih mandi dulu atau makan dulu, dengan alasan tertentu.

H. Kebutuhan perencanaan pulang 1) Perawatan diri Pasien mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri dalam hal mandi (2 kali sehari, pagi dan sore hari), makan, BAB, dan BAK serta mengenakan pakaian. 2) Makan /minum Klien makan 3x sehari dan porsi yang disediakan selalu habis dengan menu yang disediakan dari rumah sakit dan makan bersama-sama dengan teman temannya. Cara makannya cukup baik dan sopan, yaitu makan sambil duduk bersila di kursi. 3) Istirahat tidur Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam hal tidur, baik kesulitan saat memulai tidur, maupun terbangun saat tidur. Klien biasa tidur pada malam hari pada pukul 20.00 wita sampai dengan pukul 06.00 wita dan tidur siang selama 2 jam. 4) Penggunaan obat Klien mau minum obat secara teratur setiap hari. Klien juga mengetahui dosis, waktu, dan cara pemberian obat tersebut. 5) Pemeliharaan kesehatan Klien mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berharap klien cepat sembuh, klien mengatakan akan melakukan perawatan lanjutan setelah klien pulang dari rumah sakit dan mengajak klien untuk tetap kontrol ke pelayanan kesehatan. 6) Aktivitas di dalam rumah Klien mengatakan dirumah biasanya dia ikut membantu keluarganya untuk membersihkan rumahnya. 7) Aktivitas di luar rumah Untuk aktivitas di luar rumah pasien jarang keluar rumah.

I.

Mekanisme koping Mekanisme koping yang digunakan klien adaptif, klien mau berbicara dengan perawat tentang masalah yang dihadapi. Reaksi klien cukup baik dalam berespon terhadap pertanyaan petugas.

J.

Masalah psikososial dan lingkungan Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya cukup baik. Pasien biasa ngobrol dengan teman sekamarnya, duduk sambil menonton televisi dengan pasien yang lain. Namun pasien senang menyendiri duduk di ruang tunggu. Masalah keperawatan : menarik diri

K. Aspek pengetahuan Klien mengetahui jam berapa pasien minum obat dan warna obat yang diminum setiap harinya.

L. Aspek medis 1) Diagnosa Medis : Skizofrenia Hebefrenik 2) Therapi Medis a. Saat MRS Cpz 1 x 100 mg Stelosi 2 x 5 mg TXP 1 x 2 mg b. Saat pengkajian Cpz 1 x 100 mg Stelosi 1 x 5 mg

M. Daftar masalah 1. Menarik diri 2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran 3. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan

N. Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri

Keterangan : : Core Problem

: Hubungan sebab akibat

II. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran berhubungan dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri Hari / tanggal / Analisa Masalah Diagnosa Keperawatan waktu Senin, 22 April DS : Klien mengatakan sering Gangguan persepsi sensori : 2013 mendengar suara suara yang Halusinasi pendengaran mengajaknya mengobrol. DO : klien tampak begong dan sesekali berbicara sendiri di pojok ruangan atau di tempat tidurnya.

III.

Perencanaan RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PM DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RSI BISMA, RSJ PROVINSI BALI, BANGLI TANGGAL 22 24 APRIL 2013

Nama klien No CM Tgl No

: PM : 013986 Diagnosa Tujuan TUM : Klien dapat

Dx Medis Ruangan Perencanaan Kriteria Evaluasi

: Skizofrenia Hebefrenik : Rsi Bisma

Dx keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

Intervensi

22/4- 1 2013

mengontrol halusinasi yang dialaminya.

TUK 1 : Klien dapat membina 1. Setelah hubungan percaya saling dilakukan 4 x 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

pertemuan, selama 3 hari, selama 15 menit, diharapkan klien menunjukkan tandatanda percaya kepada -

terapeutik dengan cara: sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal

perawat : Ekspresi bersahabat Menunjukkan senang Ada kontak mata, mau berjabat tangan Mau menyebutkan nama Mau menjawab salam Klien mau duduk dengan rasa wajah

perkenalkan diri dengan sopan tanyakan nama lengkap klien dan nama panggila yang disukai

jelaskan tujuan pertemuan jujur dan menepati janji tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adnya

berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

berdampingan perawat Mau

mengutarakan

maslah yang dihadapi TUK 2 : Klien dapat mengenal 2. Setelah halusinasinya dilakukan 4 x 2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara jelas dan bertahap

pertemuan, selama 3 hari,

selama 15 menit, diharapkan 2.2 Observasi tingkah laku pasien terkait : klien menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi dengan halusinasi, jika menemukan klien yang sedang halusinasi : - Tanyakan apakah klien mengalami

dan

kondisi

yang

sesuatu (halusinasi) - Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya - Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun

menimbulkan halusinasi klien menyatakan

perasaan dan responnya saat mengalami

halusinasi (marah, takut, cemas, sedih, senang,

perawat sendiri tidak mengalaminya. (dengan - katakan - katakan nada bersahabat tanpa

cemas, jengkel).

menuduh atau menghakimi) bahwa klien lain yang

mengalami hal yang sama bahwa perawat akan

membantu klien Jika klien tidak sedang berhalusinasi, klasifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien : - isi, waktu, dan frekuensi (pagi, siang, sore, malam, atau sering dan kadangkadang) - situasi menimbulkan atau tidak

menimbulkan halusinasi 2.3 Diskusikan dengan klien apa yang

dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan perasaannya. 2.4 Diskusikan dilakukan tersebut 2.5 Diskusikan tentang cara yang dilakukan selama ini untuk mengontrol halusinasinya TUK 3 : Klien mengontrol halusinasinya dapat 3. Setelah dilakukan 4 x 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll) menyebutkan 3.2 Diskusikan cara dan manfaat yang dengan untuk klien mengatasi apa yang untuk mengungkapkan

perasaan

pertemuan, selama 3 hari, selama 15 menit, diharapkan : - Klien

tindakan yang biasanya dilakukan mengendalikan halusinasinya - Klien menyebutkan cara baru halusinasi untuk

digunakan klien - Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian - Jika cara yang digunakan maladaptive diskusikan kerugian cara tersebut

mengontrol 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutuskan atau mengontrol timbulnya halusinasi

- Klien

memilih

dan cara

- Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau dengar! pada saat halusinasi terjadi) - Menemui orang lain (perawat/teman/ anggota keluarga) untuk menceritakan halusinasina - Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun - Meminta klien untuk teratur meminum obat yang telah diberikan perawat 3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya 3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih 3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian

memperagakan mengatasi halusinasi

TUK 4 : Klien dapat dukungan 4. Setelah keluarga dalam dilakukan 4 x 4.1 Buat kontrak dengan keluarga (waktu, tempat dan topik) 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung atau kunjungan

pertemuan, selama 3 hari, selama 15 menit, diharapkan :

mengontrol halusinasi

- Keluarga pengertian,

menyebutkan tanda, dan

rumah) - pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, cara yang tepat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinas, obat-obatan halusinasi - cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan dibiarkan sendiri, bepergian bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasinya - beri informasi waktu control ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah. 4.3 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain 4.4 Beri reinforcement positif terhadap perasaan

gejala, proses terjadinya halusinasi, dan tindakan untuk halusinasi mengendalikan

kemampuan tentang

mengungkapkan tidak

kerugian

berhubungan

dengan orang lain.

TUK 5 : Klien memanfaatkan dengan baik dapat 5. Setelah obat dilakukan 4 x 5.1 Diskusi dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, cara, dosis, efek terapi, dan efek samping penggunaan obat.

pertemuan, selama 3 hari, selama 15 menit, diharapkan :

- Klien menyebutkan manfaat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat. minum obat; kerugian tidak 5.3 Beri pujian bila klien dapat menggunakan minum obat; nama, warna, obat dengan benar

dosis, efek samping obat dan 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat efek terapi. - Mendemonstrasikan penggunaan benar - Menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter obat dengan tanpa konsultasi dengan dokter 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

IV.

Implementasi TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YO DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RSI BISMA, RSJ PROVINSI BALI, BANGLI TANGGAL 22 24 APRIL 2013

Hari/tanggal/ jam Senin, 22 April 2013 Pukul Wita 10.00

No. TUK 1

Tindakan Keperawatan

Evaluasi Respon

Paraf

Membina hubungan saling percaya S: Selamat pagi! Nama dengan klien. 1. Mengucapkan salam Selamat pagi, Pak 2. Perkenalkan diri dengan klien Perkenalkan, nama saya LS saya PM. Ya, mau tanya apa? O: Klien mau

membalas salam, mau berjabat tangan, ada

3. Memanggil nama klien dengan kontak mata, klien tahu sebutan yang disukainya Nama Bapak siapa? Senang dipanggil siapa? 4. Menjelaskan tujuan dengan jelas dan membuat kontrak dengan klien Bagaimana kalau sekarang nama perawat.

Bapak bercerita kepada saya tentang keadaan bapak ini? Meyakinkan klien agar mau terbuka S: Iya, Bu. dan dapat menjalin hubungan saling O: Kontak mata klien percaya dengan perawat Bapak tidak perlu cemas dan takut kepada saya. . Ungkapkan saja apa yang Bapak rasakan saat ini. Saya akan berusaha membantu mengatasi masalah Bapak. dengan perawat baik. saat

Melakukan klien

pendekatan

dengan S: Saya dari Saya

1. Menanyakan asal klien Bapak berasal darimana?

Klungkung.

diantar sama Satpol PP ayah saya.Saya

2. Menanyakan bagaimana klien dan bisa berada di rumah sakit

tidak tau kenapa saya

Bapak masih ingat tidak siapa dibawa ke RSJ tapi yang membawa ke sini? pasien mengatakan

Menurut Bapak, Bapak dibawa sering mendengar suara ke sini karena apa? suara yang tidak diketahui sumbernya O: Klien menjawab

dengan tegas, kontak mata klien baik dengan perawat baik. Memberi kesempatan kepada klien S: Biasa saja. untuk mengungkapkan perasaannya dibawa kesini? O: Klien menjawab Bagaimana perasaan Bapak ketika dengan santai, kontak mata klien dengan

perawat baik. dan S: Iya, sudah tadi

Memberikan

perhatian

menunjukkan kepedulian kepada O: Kontak mata klien klien Bapak sudah makan pagi ini? Melakukan perpisahan dan kontrak S: Iya, Bu! dengan kembali klien ke Silahkan ruangan Bapak O: Klien kembali ke dan ruangan. dengan perawat baik.

beristirahat. Besok kita bertemu lagi jam 9 pagi ya, Pak! Selasa, 2 Salam terapeutik Selamat pagi S: Selamat pagi!

23 April 2013 Pukul Wita 2 09.00

Bapak, masih ingat dengan saya?

O: Kontak mata klien dengan perawat baik.

Memberi kesempatan kepada klien S: untuk mengenali halusinasinya. Seperti apa suara-suara Bapak dengar itu? mendengar suara-suara tersebut? suara-suara tersebut ?

Saya

biasa

mendengar suara-suara mengajak saya

yang yang

untuk mengobrol, suara muncul biasanya

Apa yang Bapak rasakan saat itu

ketika saya begong dan saya akan tidur . O: Klien menjawab

Pada saat bagaimana bapak dengar tengah malam ketika

dengan cukup lancar dengan menyebutkan

isi, frekuensi dan waktu terjadinya halusinasi

dan sesekali menatap perawat. Melakukan kontrak dan perpisahan S: Iya, Bu. dengan klien Nah, kita akhiri dulu O: Kontak mata klien ngobrol-ngobrolnya hari ini ya, dengan perawat baik. Pak. Nanti kita lanjutkan lagi. Bagaimana kalau nanti jam 11 siang ? S: Biasa saja, Bu. Bapak O: Kontak mata klien dengan perawat baik.

Mengevaluasi perasaan klien Bagaimana perasaan setelah mengobrol tadi?

Selasa, 23 April 2013 Pukul 11.00

Salam terapeutik Selamat siang, S: Selamat siangi. Ya Pak. Bagaimana keadaannya hari saya ini? ringan. merasa lebih

Wita

O:

Klien

tersenyum, klien

kontak

mata

dengan perawat baik. yang S: Ya saya diam saja terjadi dan sesekali menjawab obrolan dari suara

Mengidentifikasi dilakukan halusinasi klien

cara saat

Saat Bapak mendengar bisikan- tersebut. bisikan yang Bapak bilang kemarin, O: Kontak mata klien apa yang Bapak lakukan? dengan perawat baik. Iya, Bu.

Mendiskusikan cara baru untuk S: mengontrol timbulnya halusinasi

Saya

paham, nanti saya coba

Saya punya cara baru untuk cara-cara itu. mengendalikan/mengontrol bisikan yang Bapak dengar. kamu O: Klien mendengarkan

timbulnya halusinasi atau bisikan- dengan baik, menjawab dengan penuh 1. Katakan saya tidak mau dengar keyakinan, kontak mata klien dengan perawat Kalau Bapak mulai mendengar baik. bisikan itu, cara pertama yang dapat katakan Bapak Saya lakukan tidak yaitu mau kamu,

mendengar pergi..pergi... 2. Menemui orang lain

untuk

bercakap-cakap. Cara yang kedua, Bapak bisa langsung menemui teman-teman Bapak disini atau perawat di ruangan mengobrol. mengalihkan untuk Ini diajak dapat

bisikan-bisikan

yang Bapak dengar, sehingga suara itu menghilang dengan sendirinya. 3. Melihat jadwal kegiatan seharihari agar halusinasi tidak sempat muncul. Kemudian cara yang ketiga, Bapak bisa menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan

waktu luang Bapak digunakan untuk bengong atau melamun saja. Membantu klien memilih cara yang S : saya biasanya tv atau cara

sudah dianjurkan dan latih untuk menonton mencobanya dengan

Kegiatan apa yang biasa Bapak membersihkan lakukan disini untuk mengisi waktu ruangan. luang? Bagaimana jika nanti O : pasien kooperatif kita dan nampak menonton

melakukannya supaya Bapak tidak tv dengan seksama banyak bengong? Melakukan kontrak dan perpisahan S: Iya, Bu. dengan klien Terimakasih. Ini sudah 15 menit, Pak. Kita O: Klien kembali ke akhiri dulu, ya. Bapak silahkan ruangan. istirahat. Nanti cara-cara yang saya berikan bisa Bapak coba jika Bapak mendengar lagi. Rabu, 24 April 4 Memberi pemahaman tentang S : klien mengerti bisikan-bisikan itu

Pukul Wita

10.00

pentingnya obat yang diminum bagi tentang kesembuhanya. mengenai

penjelasan obat yang

- Diskusi dengan klien tentang diminum. manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, cara, dosis, efek terapi, dan efek samping penggunaan obat - Memotivasi klien untuk minum Klien obat mengatakan

bersedian minum obat secara teratur.

V.

Evaluasi

Hari/Tgl Rabu, 24 2013 April

Dx Kep 1

Evaluasi S : Klien mengatakan masih mendengar suara suara yang mengajaknya mengobrol O: - klien nampak tenang ketika diajak mengobrol. - Kontak mata baik - Klien tampak masih berbicara sendiri saat pasien begong A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan Intervensi

Paraf

Bangli, 24 April 2013 Pembimbing Praktek Mahasiswa

Ns. I Made Murdana, S.Kep NIP. 196004101990031015

Komang Sri Lestari NIM. P07120011102

Mengetahui Pembimbing Akademik

Drs. IGN. Putra, M.Kes. NIP . 195012311971091006

You might also like