You are on page 1of 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sediaan Granul Sistem Bobot Jenis a) Definisi Granul adalah Sediaan bentuk padat, yang berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 m dengan atau tanpa vehikulum. Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi gumpalan yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan partikelpartikel orisinil masih dapat diidentifikasi. Sumber : tablet.html http://greenhati.blogspot.com/2009/04/farmasi-evaluasi-granulasi-dan-

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap volume air yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama.Adapun cara untuk meningkatkan bobot jenis yaitu dengan menambahkan zat lain yang lebih padat dan harus dipastikan zat tersebut memiliki bobot jenis lebih besar dari zat utama. Sumber : Increase specific gravity - eHow b) Macam-macam sediaan granul Bulk Granules Divided Granules Biasanya digunakan untuk obat dalam seperti Antibiotik sirup (dry syrup). Sumber : http://www.scribd.com/doc/38887952/bentuk-sediaan-obat c) Karakteristik sediaan granul Sifat alir merupakan salah satu karakteristik yang paling penting dari granul, terutama untuk granul yang dicetak menjadi tablet.Sifat granul yang baik akan mempermudah proses pencetakan tablet. Salah satu karakteristik granul yang lebih menguntungkan daripada serbuk adalah kestabilan granul terhadap efek dari kelembaban udara, karena luas permukaan yang lebih kecil daripada serbuk.

d) Metode pembuatan sediaan granul Cara membuat granul ada 3 macam, diantaranya : Cara basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi granul,dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 4050. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam mesin tablet. Proses Pembuatan : 1. Penghalusan Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowlhammer, hammer mill, dan grinder. 2. Pencampuran Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yangmerata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender. 3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga membutuhkan alat yang dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer dan planetary mixer. 4. PengayakanMassa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill. 5. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan.Granul kemudian dikeringkan dalam oven. 6. Pengayakan Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya. 7. Penambahan Penghancur dan LubrikanProses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya. 8. Pengempaan Tablet. Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul menjadi tablet. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging), setelah itutablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi teblet yang dikehendaki dengan mesin tablet.

Proses Pembuatan : 1. Penghalusan Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowlhammer, hammer mill, dan grinder. 2. Pencampuran Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yangmerata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender. 3. Slugging Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug. 4. Penghancuran Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya dilekukan pengayakan. 5. Pengayakan Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill. 6. Penambahan Penghancur dan LubrikanProses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya. 7. Pengempaan TabletProses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul menjadi tablet. Pembuatan kempa Langsung Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering. Tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Sumber : http://www.scribd.com/doc/78090272/43113928-Formulasi-DanEvaluasi-Sediaan-Tablet jadi. e) Keuntungan sediaan granul Keuntungan sediaan granul, diantaranya: Lebih mudah diperkirakan waktu pengosongannya di lambung. Pengosongan di lambung tidak bergantung adanya makanan di lambung. Variasi absorpsinya rendah. Memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping.

Sumber: http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126118-FAR.048-08Karakterisasi%20sediaan-Literatur.pdf f) Evaluasi sediaan granul Uji Waktu Alir Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaituditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong denganukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yangdiperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch.Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau samadengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalahlebh besar dari 100 gram/detik. Uji Homogenitas Granul matriks ditempatkan pada cawan petri , diratakan dan dibagi menjadi empat bagian yang sama . Uji Sifat Alir Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya di hitung dengan mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30. Uji Kompresibilitas Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan d i catat volumenya, kemudian granul di mampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V). Perhitungan :

Keterangan : I = indeks kompresibilitas (%) Vo = volume granul sebe lum dimampatkan (mL) V = volume granul setelah dimampatkan (mL). Syarat : tidak lebih dari 20%.

Uji Kadar Air Kadar air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost On Drying)/ susut pengeringan Uji Kecepatan Alir dan Sudut istirahat Granul ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam corong pisah yang lubang bawahnya ditutup, kemudian diratakan. Pada bagian bawah corong diberi alas. Tutup dibuka hingga granul mulai meluncur. Waktu yang dibutuhkan oleh granul untuk mengalir dicatat. Kecepatan alir dihitung dengan membagi bobot granul dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengalir.

Penetapan Bobot Jenis Sejati Pengujian bobot jenis sejati dilakukan dengan cara meninbang piknometer 25 ml yang kosong (a), piknometer kemudian diisi dengan parafin cair dan ditimbang kembali (b). Uji Bj Nyata, Bj Mampat dan Porositas Sebanyak 100 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml dan dicatat volumenya (V0). Kemudian dilakukan pengetukan dengan alat dan volume pada ketukan ke 10, ke 50 dan ke 500 diukur lalu dilakukan perhitungan. Sumber : http://www.scribd.com/doc/78090272/43113928-Formulasi-DanEvaluasi-Sediaan-Tablet-Jadi 2.2 Pra Formulasi 2.2.1 Zat aktif Amoxicillin Struktur Amoxicillin :

RumusMolekul : C16H19N3O51S Bobot Jenis : 1,34-1,49 gr/cm3 Kandungan: Amoxicillin mengandung tidak kurang dari 90,0%C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi yang setara dengan tidak kurang dari 900 g dan tidak lebih dari 1050 g per mg C16H19N3O5 dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian : Serbuk hablur putih; praktis tidak berbau. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.

2.2.2

ZatTambahan Carboxymethylcellulosum Natrium Struktur Kimia :

Berat jenis: 0.52 gr/cm3 pKa : 4.30 Titik leleh: 227C - 252C Pemerian: Serbuk atau granul, putih sampai kren, higroskopik. Kelarutan: Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal,tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.

Laktosa BeratJenis: 1,6 gr/ml atau 1,6 gr/cm3. Pemerian:Serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau. Kelarutan: Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

2.2.3 Formula pabrik 2.2.3.1 Amoxsan Dry Syrup (Jurnal Ni Made Wiryatini)

Indikasi : Infeksi saluran pernapasan: Tonsilitis, sinusitis, laringit;s, faringitis, otitis media, bronki-tis, bronkiektasis, pneumonia. Infeksi saluran urogenital:. Pielonefritis, sistitis, uretritis, gonore. Infeksi jaringan kulit dan jaringan lunak : luka-luka, selulitis, furunkulosis, pioderma. Dosis : Dosis umum anak-anak: 0-1 tahun : 100 mg x3 (setiap 8 jam) 1-3 tahun : 125 mg x3 (setiap 8 jam) 3-10 tahun : 250 mg x3 (setiap 8 jam) Dosis khusus untuk infeksi tertentu: a. Infeksi Saluran Pernafasan Atas Untuk infeksi sedang: Dewasa dan anak anak 40 kg: 500 mg setiap 12 jam atau 250 mg tiap 8 jam. Anak anak > 3 bulan dan < 40 kg: 45 mg/KgBB/hari terbagi, tiap 12 jam,atau 40 mg/KgBB/hari terbagi tiap 8 jam. Untuk infeksi berat : Dewasa dan anak anak 40 kg: 875 mg tiap 12 jam, atau 500 mg tiap 8 jam. Anak anak > 3 bulan dan < 40 kg: 45 mg/KgBB/hari terbagi, tiap 12 jam,atau 40 mg/KgBB/hari terbagi tiap 8 jam.

b. Infeksi saluran pernafasan bawah: Dewasa dan anak anak 40 kg: 875 mg tiap 12 jam, atau 500 mg tiap8 jam. Anak anak > 3 bulan dan < 40 kg: 45 mg/KgBB/hari terbagi, tiap 12 jam, atau 40 mg/KgBB/hari terbagi tiap 8 jam.

2.2.3.2 Kalmoxillin Dry Syrup (Jurnal Medicastore)

Indikasi : Infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan jaringan lunak,otitis media (radang rongga gendang telinga), osteomyelitis (radang sumsum tulang, tipus, listerosis, meningitis (radang selaput otak. Dosis : Dewasa dan anak > 12 th: 3x sehari 500 mg; anak 7-12 tahun, 3x sehari 2 sendok ukur sirop atau 1 sendok ukur sirup forte; anak 2-7 tahun, 3x sehari 1 sendok ukur sirup atau sendok ukur sirup forte.

2.2.3.3 Yusimox Dry Syrup (Jurnal Farmasiku-Apotek Indica)

Indikasi : Infeksi gastrointestinal, saluran nafas & saluran kemih yang disebabkan oleh organisme gram positive & negative.

Dosis : Dewasa & Anak > 20 kg 3 x sehari 250-500 mg. Anak < 20 kg 20-40 mg/kg berat badan sehari dalam 3 dosis terbagi.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Tabel Pra Formula Zat Aktif Fungsi PT. Caprifarmindo Amoxsan Dry Syrup 250 mg/ml atau 500 mg/ml PT. Kalbe Farma Kalmoxillin Dry Syrup 125 mg/5 ml PT. Ifars Yusimox Dry Syrup 125 mg/5 ml

Amoxicillin

Infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan jaringan lunak,otitis media (radang rongga gendang telinga), osteomyelitis (radang sumsum tulang, tipus, listerosis, meningitis (radang selaput otak.

3.2 Tabel Formulasi No 1 Komposisi Bahan Obat Amoxicillin Formula Baru (kelompok 14) 250 mg/ml Fungsi Infeksi kulit & jaringan lunak, infeksi saluran nafas atas & bawah, tulang, sendi. Karakteristik Pemerian : Serbuk hablur putih; praktis tidak berbau

3.2.1 Formulasi Baru ( Kelompok 14 ) 3.2.1.1 Rancangan Baru Pada formula baru akan membuat sediaan Granul Sistem Bobot jenis 500 mg dengan berat jenis 1,3 gr/cm3 dengan komposisi bahan sebagai berikut :

No 1

Bahan obat Amoxicillin

Jumlah/Sediaan 250 mg

2 3

Carboxymethylcellulosum Natrium Laktosa

100 mg 150 mg

Fungsi Infeksi kulit & jaringan lunak, infeksi saluran nafas atas & bawah, tulang, sendi. Bahan Pensuspensi Bahan Pemanis

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Granul adalah Sediaan bentuk padat, yang berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 m dengan atau tanpa vehikulum. Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi gumpalan yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan partikel-partikel orisinil masih dapat diidentifikasi. Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap volume air yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama.Adapun cara untuk meningkatkan bobot jenis yaitu dengan menambahkan zat lain yang lebih padat dan harus dipastikan zat tersebut memiliki bobot jenis lebih besar dari zat utama. Formula baru yang kami buat menggunakan zat aktif amoxicillin yang berfungsi sebagai Infeksi saluran nafas atas bawah dan sendi, infeksi kulit dan jaringan lunak, tipus dan lain-lain. Macam-macam granul system bobot jenis, yaitu Bulk Granules dan Divided Granules, keduanya digunakan untuk obat dalam dalm bentuk dry syrup dan biasanya bahan obatnya itu berupa antibiotic.

You might also like