You are on page 1of 6

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang

lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain (Maryam et al, 2012). Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100 sentipoise ) (While, 1988). Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawahtekanan shear. Biasanya diterima sebagai kekentalan, atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi. Secara formal, viskositas (diwakili oleh simbol eta) adalah rasio dari tegangan geser(F / A) dengan gradien kecepatan(v x / z atau x dv / dz) dalam fluida. Satuan SI untuk viskositas adalah yang kedua pascal [Pa s], yang tidak memiliki nama khusus (While, 1988). Yang paling umum unit viskositas adalah yang kedua dyne per sentimeter persegi dyne s [/ cm 2], yang diberi nama poise [P] setelah fisiologi Perancis Jean Louis Poiseuille (1799-1869). Sepuluh poise pascal sama dengan satu detik [Pa s] membuat sentipoise [cP] dan [MPa kedua millipascal s] identik. 1 pascal detik = 1 sentipoise = 1 millipascal detik 10 poise = 1,000 millipascal detik

Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut, atau viskositas sederhana untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun biasanya hanya disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol nu) adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya.

Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut viskometer kapiler pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viscometers kapiler identik dan dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental

memerlukan waktu lebih lama daripada kurang cairan kental mengalir melalui selang. Selain itu, ada beberapa prinsip penetapan viskositas yaitu : Viskosimeter kapiler ( contoh : viskometer Ostwald ) Pada metode ini viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi , melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar , r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Maka viskositas cairan yang tidak diketahui adalah : 1h = 1 . t1 2h 2 . t2 1 = 1 . t1 . h2 2 . t2 2 dan 2 dapat diketahui dari literatur, 1 diperoleh dari pengukuran kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun air untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viskometer ostwald. Viskometer bola jatuh ( viskometer Hoeppler ) Pada viskometer tipe ini, suatu bola gelas atau bola besi jatuh kebawah dalam suatu tabung gelas yang hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur konstan. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan diameter tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas sample tersebut. Waktu bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali. Viskositas cairan dihitung dengan rumus : f=6rT dimana f : gaya tahan : viskositas r : jari-jari bola v : kecepatan Pada kesetimbangan gaya ke bawah (m mo)g = f, sehingga

6 r v = (m-mo) g

Dengan m mo g : masa bola logam : massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam : konstanta

(Maryam et al, 2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas : 1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. 2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. 3. Berat molekul solut

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas. 4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan (Dudgale, 1986).

Viskositas Kinematis dan Viskositas absolute


Gambar 1: cairan dengan lemabran plastik diatasnya, ditarik dengan gaya sebesar F.

viskositas kinematik Jika anda Bayangkan lembaran plastik di atas cairan, kemudian anda tarik. Anda akan merasakan hambatan atau perlawanan. Hambatan ini disebabkan adanya viskositas pada cairan. Viskositas kinematik adalah ukuran bagi sifat hambatan bagi cairan. Viskositas kinematis ini dipengaruhi oleh gravitasi. Kembali, bayangkan dua jenis cairan ditemoatkan dalam gelas yang berlubang kecil dibawahnya. Bentuk gelas adalah identik. Ciiran lertama memerlukan 200 detik untuk mengalir sampai habis, cairan kedua memerlukan 400 detik untuk mengalir sampai habis. Ini berarti cairan kedua 2 dua kali lipat lebih viskos. Ya, semudah itu membandingkan. Viskositas Absolute Juga sering disebut sebagai viskositas dinamik, adalah perkalian antara viskositas kinematik dengan densitas. Viskositas absolute = viskoasitas kinematik x densitas

kembali pada gambar 1 : Gaya yang diaplikasikan kepada lapisan plastik diatas adalah sebesar F. persamaan 1:

F = gaya yang diaplikasikan pada plastik A = luas penampang lembaran plastik u = kecepatan plastik bergerak ( sama dengan kecepatan cairan yang menempel pada plastik) y = tebal cairan = viskositas dinamik ilustrasi diatas berlaku untuk cairan yang sedemikian tipisnya, sehingga profil kecepatannya adalah seperti ilustrasi. Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk lain, dengan cara memperkenalkan tegangan geser yaitu:

Untuk menganalisa lapisan yang lebih tebal, dibayankan cairan terdiri dari lapisan-lapisan yang sangan tipis seperti tumpukan kertas. Gaya F yang diaplikasikan kepada lapisan paling atas akan diteruskan ke lapisan dibawahnya. Dan setiap lapisan akan meneruskan gaya sebesar F. Akibatnya, gradien (du/dy) kecepatan disetiap lapisan (laminar) adalah sama. Profil kecepatan pada setiap lapisan adalah sebagai berikut:

Satuan viskositas Berdasakan analisa pada persamaan 1 satuan viscositas adalah L^2/T. Satuan internasinal bagi viskositas kinematik adalah mm^2/s atau centiStoke atau cSt.

Catatan: Pendekatan sifat cairan diatas (newtonian) adalah pendekatan yang diambil dengan banyak idealisasi. Di pengamatan sesungguhnya ada beberapa cairan yang mengikuti Newtonian dan banyak yang tidak mengikuti pendekatan di atas. Baca artikel perihal Fluida Newtonian dan non-Newtonian.

You might also like