You are on page 1of 9

PAPER FISIOLOGI VETERINER II TENTANG MINERAL MIKRO SENG/ZINC (Zn)

DISUSUN OLEH: YUZA AL IQWAL (1202101010113)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting pada tanah, bebatuan, air, dan udara. Sedangkan pada tubuh makhluk hidup sendiri mineral merupakan salah satu komponen penyusun tubuh. Tubuh memerlukan mineral dari luar karena fungsinya yang penting untuk kelangsungan proses metabolisme. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan manusia maupun hewan, mineral digolongkan dalam dua kelompok yaitu makro mineral antara lain : kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), natrium (Na), klor (Cl), sulfur (S) dan mikro mineral atau trace mineral terdiri dari : besi (Fe), cuprum (Cu), seng (Zn), molybdenum (Mo), mangan (Mn), kobalt (Co), krom (Cr), nikel (Ni), dan yodium (I) (Church dan Pond, 1982). Secara kimiawi seng (Zn) mempunyai keunikan tersendiri karena berfungsi pada sel-sel pengatur,katalitik dan struktural yang penting pada berbagai sistem biologis. Zinc berperan pada lebih dari 300 enzim,zinc juga berperan pada metabolisme

karbohidrat,lipid,protein serta dan degradasi asam nukleat melalui peranannya pada enzim karbonik anhidrase (metaboisme CO2 dan HCO3).Thimidin kinase/DNA dan RNA polimerase (sintesis asam nukleat dan protein).

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan dari penulisan ringkasan ini adalah untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam lagi mengenai tentang mineral Zn bagi tubuh hewan.

2. Tujuan Khusus 2.1 2.2 Menjelaskan dan mengetahui pengertian tentang mineral Zn Mengetahui fungsi dari mineral Zn

C. Manfaat Manfaat dari penulisan ringkasan tentang mineral zinc ini adalah sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang mempelajari tentang mineral zinc.

BAB II PEMBAHASAN

Zinc/Seng (Zn) adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan kedalam golongan trace mineral. Zinc dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis makanan yang kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-kacangan dan polong polongan. Asupan Zinc yang dibutuhkan tubuh manusia sebenarnya sangat sedikit, namun ternyata penyerapan Zinc oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40 % saja yang dapat diserap. Zinc penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel, kematangan organ seks, fertilitas dan reproduksi, mencegah buta senja, imunitas, daya kecap dan selera makan. Akibat paling hebat dari defisiensi Zinc adalah gangguan pertumbuhan. (Wahlqvist, 2001). Zinc membantu mengeluarkan karbon dioksida dari sel ke paru-paru pada proses ekshalasi. Juga penting untuk kalsifikasi tulang dan untuk perkembangan dan berfungsinya organ reproduksi. Zinc berperanan penting dalam sistem enzim yang terlibat dalam proses cerna dan pernafasan. Hormon insulin yang berguna untuk mengatur kadar gula darah memerlukan Zinc agar dapat berfungsi baik. Zinc bekerja sama dengan vitamin A dalam fungsi penglihatan dan reproduksi. Jika jumlah Zinc dalam tubuh berkurang, daya adaptasi mata untuk melihat dalam gelap. Kekurangan zinc juga dapat mengakibatkan beberapa gangguan kulit. Zinc juga berguna untuk perbaikan luka bakar dan luka. Zinc berperan dalam fungsi kekebalan. Kelenjar timus yang berperan membentuk hormon untuk fungsi kekebalan, memerlukan Zinc. Sel Natural Killer yang berfungsi sebagai sel pembunuh sel-sel kanker dan infeksi virus juga memerlukan Zinc. Otak dan sistem syaraf memakai Zinc untuk hampir setiap reaksi enzimnya. Jumlah Zinc dalam tubuh adalah 3 mg persen. Jumlah terbanyak terdapat dalam jarigan epidermal (kulit, rambut, bulu wol) dan juga terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dalam tulang, otot, hati, organ kelamin dan darah. Pada darah 75% dari seng ditemukan pada sel darah merah, 22% dalam serum darah, dan sisanya 3% dalam sel darah putih (Lioyd dan Crampton, 1978). Zinc juga terdapat dalam enzim-enzim carbonic anhidrase, uricase, phospatase dan hormon isulin. Carbonic anhidrase terdapat dalam sel darah merah, mempunyai peranan penting

dalam mengeluarkan CO2 dari tubuh dan mengandung 0,3% Zinc. Zinc juga terdapat dalam susu dan juga kolostrum dalam jumlah yang lebih besar (Lioyd dan Crampton, 1978). Dari segi fisiologis, Zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, antioksidan, perkembangan seksual, kekebalan seluler, adaptasi gelap, pengecapan, serta nafsu makan (Solomon, 1993). Peranan terpenting Zinc bagi makhluk hidup adalah untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, sebab Zinc berperan pada sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan pembentukan embrio. Dalam hal ini, Zinc dibutuhkan untuk proses percepatan pertumbuhan, menstabilkan struktur membran sel dan mengaktifkan hormon pertumbuhan. Zinc juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pada defisiensi Zinc ditemukan limfopeni, menurunnya konsentrasi dan fungsi limfosit T dan B (Tjokronegoro, 1992). Selain itu Zinc juga berperan dalam berbagai fungsi organ. Misalnya, keutuhan penglihatan yang merupakan interaksi metabolisme antara Zn dan vitamin A.

Zinc memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh,yaitu : 1. Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim. 2. Berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat,protein,lipida dan asam nukleat. 3. Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam dan basa. 4. Sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. 5. Berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. 6. Berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. 7. Berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.

Tanda dan Gejala Defisiensi

Defisiensi Zinc/seng adalah suatu keadaan dimana kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi suatu organisme, dan ini apat terjadi pada tumbuhan ataupun hewan. Defisiensi zinc hampir selalu disebabkan rendahnya kandungan zinc dalam makanan, konsumsi yang terlalu tergantung pada tepung dan pemakai alkohol. Wanita hamil dan menyusui rentan terhadap kekurangan zinc. Usia lanjut juga mudah menderita defisiensi, terutama jika mengkonsumsi makanan rendah zinc dan jika ada gangguan absorpsi. Kebutuhan zinc meningkat pada fase penyembuhan dan perbaikan luka. Anak yang menderita alergi membutuhkan lebih banyak zinc dibanding anak normal. Kelompok lain yang gampang kekurangan defisiensi adalah penderita diabetes, penyakit kronis hati, penyakit ginjal, anemia sickle cell,, gangguan absorpsi, dan penderita premenstrual syndrome. Orang yang mengkonsumsi obat-obat estrogen, kortikosteroid, anti-epilepsi atau diuretik juga mudah menderita defisiensi zinc. Pica, suatu kondisi pada anak dan kadang-kadang orang dewasa yang suka menelan bahan yang tidak dianggap makanan seperti deterjen, tanah, kotoran dan cat diperkirakan berhubungan dengan keadaan defisiensi zinc, terutama pada anak yang berumur 1 hingga 3 tahun. Pica juga berhubungan dengan defisiensi zat besi dan kalsium (Bergner, 1997). Defisiensi zinc ditandai dengan kehilangan nafsu makan, pada anak pertumbuhan terhambat, pada anak laki-laki kelenjar kelamin mengecil, kehilangan daya kecap dan rambut yang berwarna suram. Pada defisiensi zinc terdapat gangguan kulit berupa dermatitis, jerawat dan psoriasis. Masalah lain yang berhubungan dengan defisiensi zinc adalah infertilitas, ulkus mulut, retardasi pertumbuhan dan gangguan tidur. Bintik putih pada kuku kadang dihubungkan dengan kekurangan zinc. Hal ini disebabkan oleh karena gangguan perbaikan luka pada keadaan zinc, sedangkan bintik putih disebabkan trauma pada permukaan kuku (Bergner, 1997). Defisiensi akan menyebabkan berkurangnya jumlah antibodi dan limfosit yang memudahkan terjadinya infeksi. Kelenjar prostat memerlukan zinc untuk mencegah bekerjanya enzim 5-alfa reduktase yang mengubah testoteron menjadi dihidrotestoteron. Penumpukan dihidrotestoteron pada prostat terjadi pada defisiensi zinc, yang menyebabkan kelenjar ini membengkak, menghalangi keluarnya urin pada orang tua keadaan ini disebut pembengkakan jinak pada prostat atau benign prostate hypertrophy (BPH).

Interaksi Zinc dan Beberapa Faktor yang mempengaruhi Absorpsi :

Vitamin A diperlukan untuk absorpsi dan metabolisme zinc. Absorpsi zinc dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, dan laktosa. Vitamin B6 juga membantu absorpsio zinc. Absorpsi zinc dihalangi oleh tembaga, zat besi, mangan, dan tinggi kalsium. Dalam tubuh cadmium dapat digantikan oleh zinc. Fitat yang terdapat pada makanan kaya zinc seperti kacang-kacangan, bijibijian, gandum dan padi-padian dapat mengikat zinc, sehingga sulit bagi tubuh untuk dapat mengabsorpsinya. Obat diuretik dapat mengurangi absorpsi zinc dengan cara meningkatkan ekskresi. Kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar zinc dalam darah. Zinc dapat menurunkan jumlah tetrasiklin yang diserap dalam darah, sehingga mengurangi efisiensi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Zinc/Seng (Zn) adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan kedalam golongan trace mineral. Tubuh memerlukan mineral dari luar karena fungsinya yang penting untuk kelangsungan proses metabolisme. 2. Zinc penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel, kematangan organ seks, fertilitas dan reproduksi, mencegah buta senja, imunitas, daya kecap dan selera makan. Akibat paling hebat dari defisiensi Zinc adalah gangguan pertumbuhan. (Wahlqvist, 2001). 3. Defisiensi Zinc/seng adalah suatu keadaan dimana kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi suatu organisme, dan ini apat terjadi pada tumbuhan ataupun hewan. 4. Pica, suatu kondisi pada anak dan kadang-kadang orang dewasa yang suka menelan bahan yang tidak dianggap makanan seperti deterjen, tanah, kotoran dan cat diperkirakan berhubungan dengan keadaan defisiensi zinc, terutama pada anak yang berumur 1 hingga 3 tahun 5. Defisiensi zinc ditandai dengan kehilangan nafsu makan, pada anak pertumbuhan terhambat, pada anak laki-laki kelenjar kelamin mengecil, kehilangan daya kecap dan rambut yang berwarna suram.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aggett PJ. 1989. Severe zinc deficiency. Dalam: Mills CF, ed. Zinc in human biology. London :Springer Verlag, 259-80. 2. Hambidge, K.M.and Krebs,N.F 2007. "Zinc deficiency: a special challenge". J. Nutrien. 137: 1101. 3. Hidayat,Adi.Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. SENG (ZINC) : ESENSIAL BAGI KESEHATAN 4. Herman,Susilowati REVIEW ON THE PROBLEM OF ZINC DEFFICIENCY, PROGRAM PREVENTION AND ITS PROSPECT 5. Lipoeto,Nur Indrawaty PhD Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Mineral yang hampir Terlupakan
6. http://maraparashigo-maraparapa.blogspot.com/2011/11/mineral-mikro.html.

You might also like