You are on page 1of 27

http://eprints.undip.ac.id/20372/1/Ari.pdf http://afiestaria.blogspot.com/2011/08/makalah-farmakologi.

html

afi
Jumat, 19 Agustus 2011
MAKALAH FARMAKOLOGI

MAKALAH FARMAKOLOGI

DISUSUN OLEH :

NAMA

: APIESTARIA

NIM

:022001D10012

KELAS

:1A

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................3

KATA PENGANTAR .............................................................................4

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang ....................................................4 Tujuan .................................................................4 Permasalahan ......................................................4 Metode ................................................................4

BAB II

: PEMBAHASAN A.Bentuk Sedian Obat .5 B.Farmakokinetik & Farmakodinamik..6 C. Prinsip & Teknik Pemberian Obat7 D. Jenis Obat11

BAB III

: PENUTUP 1.1 Kesimpulan ..............................................................20 1.2 Saran ........................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan.

Melalui makalah ini,kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat dan fungsinya, beserta, dosis dan efek sampingnya

Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan,serta data-data saya peroleh dari beberapa sumber dan pemikiran yang saya gabungkan menjadi sebuah makalah yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab itu,saya membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,agar makalah ini akan semakin baik sajiannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis,

APIESTARIA

NIM:022001D10012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman yang serba modern ini. Banyak orang-orang menggunakan obat-obat tanpa memperhatikan fungsi,dosis,serta efek samping dari obat yang mereka konsumsi.

1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan kepada pembaca tentang macammacam obat dan cara penggunaannya beserta efek sampingnya.

1.3 Permasalahan
Banyaknya penyalahgunaan obat-obatan yang menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan kematian,karena pemakaian yang tidak sesuai dengan ajuran yang di berikan tenaga medis.

1.4 Metode
Dalam pembuatan makalah ini saya menggunakan metode kepustakaan. Pertama-tama data di himpun dari berbagai sumber yang erat kaitannya dengan judul yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan. Setelah itu saya menggabungkan sesuai dengan pemikiran dan kemampuan yang saya miliki,sehingga makalah ini dapat terselesaikan seperti adanya sekarang.

BAB II PEMBAHASAN

A. BENTUK SEDIAAN OBAT


ORAL Tablet Kapsul Cairan : Hisap, salut, effervescent, bukal, sublingual dll : Cangkang keras, Cangkang lunak : suspensi, sirup, elixir, emulsi dll :krim, salep (unguenta), gel, lotion, linimentum, : iv (intravena), sc (subcutan), im (intramuscular), id

Topikal Parenteral

(intradermal), intrakardiak, intraspinal, intraarticular Suppositoral : Rektal, Vaginal Transdermal : Obat obat hormon, INSTILASI : Tetes mata, tetes telinga, tetes hidung Pemilihan Bentuk Sediaan Obat berdasarkan : 1. Faktor Penyakit 2. Faktor Pasien 3. Faktor Obat

a. BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO) 1. Bentuk Sediaan Solida (Padat) 2. Bentuk Sediaan Semi Solida (setengah Padat) 3. Bentuk Sediaan Liquida (Cair)

B. FARMAKOKINETIK & FARMAKODINAMIK Farmakokinetik merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana tubuh mengolah obat, kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah obat yang diserap tubuh (bioavailability), jumlah obat yang beredar dalam darah (distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh (Eksresi ) Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja dan mempengaruhi tubuh, melibatkan reseptor, post-reseptor dan interaksi kimia Farmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubungan antara dosis dan efek dari obat.

Farmakokinetik sangat tergantung pada : usia, seks, genetik, dan kondisi kesehatan seseorang.

Farmakodinamik dipengaruhi oleh perubahan fisiologis tubuh seperti : proses penuaan, penyakit , adanya obat lain

C. PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT Klasifikasi

Per oral (po), Sublingual Secara Suntikan / Parenteral (Intracutan, Subcutan, Intramuskuler, Intravena ) Rectal

Intra Vaginal Obat Luar ( Topikal, Melalui Paru-paru / Inhalasi ) 1. Per oral Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Keuntungan: praktis, aman, dan ekonomis Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna 2. Sublingual Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.

Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. 3. Parenteral Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah Keuntungan : efek timbul lebih cepat dan teratur dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah sangat berguna dalam keadaan darurat. Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis. Meliputi: Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan intramuscular (im), 4. Intracutan Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral. intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes). 5. Subcutan Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis Jenis obat yang lazim diberikan secara SC 1. Vaksin 3. Narkotik 5. Heparin

2. Obat-obatan pre operasi

4. Insulin

Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan. Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya. 6. Intramusculer Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf. Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat . Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi 7. Intravena

Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

Tujuan : 1. Memasukkan obat secara cepat

2. Mempercepat penyerapan obat

Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :

1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica ) 2. Pada tungkai (vena saphenosus) 3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak 4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak 1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang 2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah) Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah. 8. Rectal Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal. 9. Intra Vaginal Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal. 10. Topikal

Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lainlain. Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Pemberian Obat pada Telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik. Pemberian Obat pada Hidung Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring. Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata. Pada Dewasa 1. Cucilah tangan anda. 2. Jangan memegang mulut botol atau ujung penetes. 3. Melihatlah ke arah atas. 4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehingga membentuk kantung (lihat gambar ). 5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan kantung tanpa menyentuh mata atau kantung tersebut. Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.

7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip terlalu sering. 8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan dengan tissue 9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macam tetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit sebelum meneteskan obat yang lainnya 10. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut berkonsultasilah kepada dokter anda. Pada Anak-anak 1. Baringkanlah anak terlentang dengan kepala tegak menghadap ke atas. 2. Suruhlah ia memejamkan mata. 3. Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada ujung mata sebelah dalam (dekat hidung). 11. Inhalasi

Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.

D. JENIS OBAT 1. ANALGESIK Senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum. Analgetik dibagi menjadi 2 macam: 1. Analgetik yang berkhasiat kuat bekerja pada pusat (kelompok opiat) 2. Analgetik yang berkhasiat lemah (sampai sedang)

bekerja pada perifer dengan sifat antipiretik dan kebanyakan memiliki sifat antiinflamasi atau antireumatik A. Analgesik Narkotik ( opiat ) senyawa yang dapat menekan fungsi system syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang moderat maupun berat seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal. Pemberian obat secara terus-menerus menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat Analgesik narkotik dibagi menjadi 3 kelas, yi: 1. Agonis Kodein, fentanil, heroin, meferidin, metadon, morfin, Sulfentil, tramadol 2. Agonis-antagonis levalorfan, nalbuphine, pentazocine 3. Antagonis nalokson, naltrekson Aksi Morfin dan agonis lainnya SSP mengantuk, sedatif, analgesia Dosis awal menyebabkan mual krn stimulasi lgsg kemoreseptor di medula oblongata Mata miosis Pernafasan depresi pernafasan Sistem kardiovaskular postural hipotensi Gastrointestinal menurunkan motilitas gastrointestinal, meningkatkan tonus spincter spasme biliary Saluran Genitouria menurunkan kontraksi otot polos Saluran Genitouria dan mengakibatkan retensi urine 1. Analgetika-antipiretika a. Turunan anilin dan para-aminofenol.

asetaminofen/PCT, asetanilid, fenasetin. b. Turunan 5-pirazolon antipirin, amidopirin, metampiron 2) Analgetika-antiinflamasi a. Turunan asam salisilat aspirin b. Turunan 5-Pirazolidindion fenil butazon, oksifenbutazon c. Turunan asam N-arilantranilat asam mefenamat d. Turunan asam aril-asetat ibuprofen e. Turunan asam heteroaril-asetat indometasin f. Turunan Oksikam Piroksikam, meloxicam

g. Turunan lain-lain Benzidamin HCL (Tantum)

2. ANTIARITMIA Obat-obat antiaritmia Tipe I 1a : quinidin, prokainamida, disopiramid 1b : lidokain, meksiletin, tokainid 1c : flekainid, propafenon, moricizine Tipe IIb Beta blockers : Atenolol, propanolol,bisoprolol,metoprolol Tipe III Amiodaron, bretilium, sotalol, dofetilide, ibutilide Tipe IVb Verapamil, diltiazem Tipe II

u/ aritmia yg ditimbulkan atau diperburuk o/ stimulasi syaraf otonom simpatis Bermanfaat pada aritmia yg berasal / yg disebabkan o/ ansietas, stress, atau olahraga Tipe III Memperpanjang potensial aksi Memblokade ion Kalium Amiodaron Waktu paruh panjang Bretilium onset cepat, waktu paruh pendek Efek toksik perlu diperhatikan Tipe III Memperpanjang potensial aksi Memblokade ion Kalium Amiodaron Waktu paruh panjang Bretilium onset cepat, waktu paruh pendek Efek toksik perlu diperhatikan

3.

OBAT ANTIHIPERTENSI Tujuan Terapi

Menurunkan TD sampai tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup pasien secara umum

Mencegah morbiditas dan mortalitas Target umum TD adalah < 140/90 mmHg Target pada pasien DM atau CKD <130/80 mmHg Jenis Antihipertensi

1. Diuretik a. Tiazid dan turunannya

b. Loop diuretik c. Diuretik hemat kalium d. Antagonis aldosteron 2. ACEI (Angiotensin Converting Enzime Inhibitor) Obat-obat ini menghambat enzim pengkonversi angiotensin (ACE) yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II vasodilatasi ESO yang sering terjadi adalah batuk kering (akibat bradikinin yg dimetabolisme oleh ACE) Contoh: Benazepril, Captopril, Enalapril, Fosinopril, Lisinopril, Moexipril, Perindopril, Quinapril, Ramipril, Trandolapril 2. CCB (Calsium Channel Blocker) 3. Bukan firstline, hanya sebagai terapi tambahan namun sangat efektif sbg antihipertensi 4. Jenis: 5. 6. 7. 8. * dihidropiridin Amlodipine, Felodipine, Isradipine,Nicardipine, Nifedipine, Nisoldipine * nondihidropiridin Diltiazem, Verapamil 3. BETA BLOCKER memiliki efek kronotropik dan ionotropik negatif pada jantung yang dapat mengurangi curah jantung. Contoh: * non selektif -blocker (1/2) propanolol, betaxolol, bisoprolol, nadolol, timolol

* selektif 1 Atenolol, metoprolol b. ALPHA BLOCKER selektif memblok adrenoreseptor 1, yang berguna untuk pengobatan hipertensi Contoh: prazosin, terazosin, doksazosin, dan bunazosin 4. ARB/AIIRA 5. Mekanisme kerja: 6. Akan berikatan dengan reseptor angiotensin II shg angiotensin II tdk dapat berikatan dg reseptornya relaksasi otot polos vasodilatasi 7. Contoh: 8. Candesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Telmisartan, Valsartan

4. VASODILATOR LANGSUNG Arteri hidralazin, minoksidil, diazoksid Arteri dan vena nitroprusid 5. JENIS OBAT INOTROPIK 1. DIGOKSIN 2. DOBUTAMIN 3. DOPAMIN 4. AMRINON & MILRINON A. DIGOKSIN Merupakan suatu glikosida yang diekstrak dari daun foxglove (Digitalis sp.) Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung pada pasien gagal jantung Ajuvan bersama ACEI dan diuretik memperbaiki morbiditas Efek samping: Digoksin indeks terapi sempit hati2 dalam pemberian dosis

Aritmia sering terjadi penghentian obat, suplementasi kalium, pemberian obat anti aritmia (fenitoin/lidokain) B. DOBUTAMIN Merupakan senyawa reseptor 1 dan 2 efek vasodilatasi Memiliki efek inotropik yang cukup poten tanpa menghasilkan perubahan signifikan pada denyut jantung Efek samping : resiko aritmia C.

AMRINON & MILRINON Merupakan senyawa derivat bipiridin yang memiliki kemampuan menginhibisi fosfodiesterase III dan menghasilkan efek inotropik positif dan vasodilatasi

INODILATOR

DOSIS: * Amrinon : 0,75mg/kg selama 2-3mnt (loading dose) lanjut infus dosis 5-10mcg/kg/min * Milrinon : 50 mcg/kg selama 10mnt (loading dose) lanjut infus dosis 0,5mcg/kg/min

Harus dibawah pengawasan ketat untuk pasien gagal jantung yg hipotensif Efek samping: * efek hemodinamik (ex:hipotensi) * aritmia * trombositopenia

6.

JENIS ANTIANEMIA

1. Produk yang Mengandung Besi Ex : Fero sulfat (Iberet) Fero fumarat (Hemobion)

Fero glukonat (Sangobion) 2. EPOETIN ALFA menstimulasi eritropoesis pasien anemia dengan gagalginjal yg sedang menjalani dialisis sehingga akan mengurangi kebutuhan akan darah transfusi pada pasien tersebut Sediaan beredar: Epoglobin, Epotrex-NP, Eprex, Leucogen, Leukokine dll 3. VITAMIN B-12 (Sianokobalamin) berperan dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi koenzim asam folat. Indikasi: Defisiensi Vit B-12 Peningkatan kebutuhan Vit B12 seperti pada saat kehamilan, anemia hemolitik, pendarahan, penyakit hati dan ginjal Sediaan beredar: Sianokobalamin (Generik), Etacobalamin dll 4. ASAM FOLAT Berperan dalam menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih dan platelet pada anemia megaloblastik Gejala muncul pada anemia defisiensi asam folat: Penurunan berat badan, diare, berkurangnya kemampuan untuk berolahraga Alkohol penyebab terbanyak defisiensi asam folat Sediaan beredar: Folic acid (generik), Folavit, Folamil, Folac, Folas

7.

ANTIANGINA Obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit angina pektoris

terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan oksigen dan kebutuhan oksigen (insufisiensi koroner) Timbul rasa nyeri tertekan pada belakang tulang dada, yang menyebar sampai ke pundak dan lengan atas kiri. 1. Angina stabil angina tidak timbul pada keadaan istirahat, namun saat aktivitas tubuh yang meningkat kebutuhan oksigen meningkat serangan angina 2. Angina tak stabil serangan timbul pada beban yang kecil atau bahkan dalam keadaan istirahat Terjadi akibat fisura atau erosi plak ateromatosa yang dsertai agregasi platelet

8.

ANTIDIARE

Obat Antidiare 1. Antimotility (Opiat) 2. Adsorben 3. Antisecretori (Bismuth Subsalisilat) 4. Ocreotid 5. Probiotik Farmakologi antiemetik Merupakan obat-obat yang digunakan untuk menekan rangsang muntah dan muntah itu sendiri Mual dan muntah dapat terjadi pada keadaan : mabuk perjalanan , kehamilan , penyakit lambung, hepatitis dan akibat penggunaan kemoterapi. Muntah yg tak terkendali dapat mengakibatkan dehidrasi , ketidak seimbangan metabolisme pengurangan masukan makanan.

9.

LAXATIVE

1. Senyawa yang dapat melunkkan feses dalam 1-3hari metilselulosa, psylium, emolien laktulosa, sorbitol, manitol

2. Senyawa yang dapat menghasilkan feses lunak/ semifluid dalam 6-12jam bisakodil (oral), fenolftalin, magnesium sulfat dosis rendah , senna,

3. Senyawa yang mempermudah pengosongan usus dalam 1-6 jam magnesium sitrat, magnesium hidroksida, bisakodil (rektal), polietilenglikol

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masingmasing.

1.2 Saran
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya

DAFTAR PUSTAKA

Materi presentasi pembelajaran farmakologi.angga eka saputra.S.Farm., Apt Materi presentasi pmebelajaran farmakologi.siska yoliza.S.Farm., Apt

Diposkan oleh sweet girl di 21.40 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut Arsip Blog

2011 (1) o Agustus (1) MAKALAH FARMAKOLOGI

Mengenai Saya
sweet girl Lihat profil lengkapku Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like