Professional Documents
Culture Documents
definisi
Mual: berasal dari bahasa Latin naus (kapal), merupakan sensasi yang sangat tidak enak pada perut yang biasanya terjadi sebelum keinginan untuk muntah.untuk segera muntah Muntah: aktivitas/kontraksi langsung otot perut, dada dan GI yang mengarah ke pengeluaran kuat isi perut melalui mulut muntah adalah aksi dari mengosongkan lambung secara paksa dan merupakan suatu cara perlindungan alamiah dari tubuh.
Regurgitasi: kembalinya isi perut ke esofagus atau dari lambung ke dalam mulut tidak terkait dengan kontraksi otot mual atau spontan.
Noxious stimulus: Bau-bau atau suara-suara kelelahan karena panas, terik matahari yang ekstrem, atau dehidrasi.
gangguan makan: Pasien-pasien dengan bulimia akan mempunyai muntah yang diinduksi sendiri, membersihka sebagai bagian dari penyakit jiwa (psikiatris) mereka.
Analgesics
e.g. opiates, NSAIDs
Metformin Anti-parkinsonians
e.g., bromcryptine, L-DOPA
Anti-arrythmics
e.g., digoxin, quinidine
Anti-convulsants
e.g., phenytoin, carbamazepine
Antibiotics
e.g., erythromycin
Oral contraceptives
Kehamilan
Muntah pada kehamilan terutama pada tiga semester pertama dan disebabkan oleh perubahan-perubahan tingkat hormon dalam aliran darah.
etiologies
GI tract disorders
toxins, infections, obstruction, inflammation, motility disorders
Non-GI infections
liver, CNS, renal,
pneumonia, others
Manifestasi klinik
Muntah umumnya didahului oleh rasa mual (nausea) dan mempunyai tanda seperti : -Pucat -Berkeringat -Air liur berlebihan -Tachycardia -Pernafasan tidak teratur
Rasa tidak nyaman, sakit kepala Kompleks: Berat badan menurun, demam, sakit perut Gejala muntah juga tergantung pada beratnya penyakit pasien mulai dari muntah ringan sampai parah
patofisiologi
Tiga fase emesis mual (nuasea), muntahmuntah (retcing), dan muntah (vomiting) Nausea berupa kebutuhan untuk segera muntah retcing : gerakan yg diusahakan otot perut dan dada sebelum muntah vomit : pengeluaran isi lambung yang disebabkan oleh retroperistalsis GI
Muntah di pacu oleh impuls aferen ke pusat muntah inti sel pada medulla oblongata Impuls diterima dari pusat muntah di medulla berupa sinya melalui CTZ ( chemoreceptor trigger zone) Hasil efferent impulses to the salivation center, respiratory center, and the pharyngeal, GI, and abdominal muscles vomiting.
CTZ terletak di daerah postrema ventrikel otak, adalah organ chemosensory utama bagi emesis dan biasanya terkait dengan muntah secara kimiawi. Karena lokasinyaracun dapat terbawa oleh darah dan cairan cerebrospinal yang memiliki akses mudah ke CTZ merangsang muntah Beberapa Reseptor neurotransmiter terletak di pusat muntah, CTZ, dan saluran pencernaan, yaitu kolinergik, histaminic, dopaminergik, opiat, serotonergik, neurokinin, dan reseptor benzodiazepine. Agen kemoterapi dan metabolitnya, atau senyawa penyebab muntah lain yg secara teoritis memicu proses emesis melalui stimulasi dari satu atau lebih dari reseptor ini. Antiemetik efektif memblokir reseptor emetogenik.
PATOFISIOLOGI Apabila gejala-gejala nausea muncul maka lambung akan mengalami gangguan dan di usus halus mengalami aktivitas antiperistaltik
Muntah diakibatkan oleh rangsangan dari pusat muntah di medulla oblongata sehingga mengakibatkan rangsangan langsung melalui Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ)
VOMITING
VOMIT
CENTER
(Acetylcholine,Histamine)
GI Tract
diagnosis
Kata kunci mendiagnosa:
Berapa lama? Hubungan dengan makanan? Isi muntahan? Asosiasi gejala nyeri di dada atau perut, demam, mialgia, diare, vertigo, pusing, sakit kepala, penurunan berat badan gejala neurologis fokal, penyakit kuning, Ada Diabetes? Kapan periode menstruasi terakhir?
ALGORITHMIC APPROACH
TERAPI
Mual dan Muntah
Terapi farmakologi
Dronabinol (MarinolR)
for prevention of cancer chemotherapy-induced emesis refractory to other agents [ also for anorexia and weight loss in AIDS]
antacida
Dapat diberikan dalam tunggal atau kombinasi Terutama yang mengandung magnesium hydroxide,aluminum hydroxide, calcium carbonate, Kerjanya: membantu menetralisasi asam lambung. Dosis : untuk membantu memulihkan mual dan muntah akut atau intermitten 15 to 30 mL dari single- or multiple-agent products. Es: magnesium (diare osmotik), garam aluminum dan kalsium (konstipasi)
ANTIHISTAMINEANTICHOLINERGIC DRUGS
Obat antiemetik dari kategori antihistaminanticholinerg ini bekerja dengan mengganggu berbagai jalur aferen viseral yang merangsang mual dan muntah di otak. Efek samping: mengantuk, kebingungan, penglihatan kabur, mulut kering, dan retensi urin, dan mungkin takikardia, terutama pada pasien usia lanjut.
Derivat fenotiasin
Fenotiasin adalah antiemetik yg paling banyak diresepkan Kerja : untuk memblokir reseptor dopamin dalam CTZ Fenotiasin dipasarkan dalam berbagai bentuk sediaan oral atau parenteral dan rectal Untuk efek cepat tersedia prochlorperazine Intravena dgn efek samping mengantuk yang kecil prometazin digunakan pada pasien dewasa di gawat darurat untuk mual dan muntah yang berhubungan dengan gastritis dan gastroenteritis. efek samping obat: reaksi ekstrapiramidal, reaksi hipersensitivitas dengan disfungsi hati , aplasia sumsum tulang, dan sedasi berlebihan.
BUTYROPHENONES
Dua senyawa butyrophenone yang memiliki aktivitas antiemetik adalah haloperidol dan droperidol . Kerja : keduanya bekerja dengan memblokir stimulasi dopaminergik di CTZ. Meskipun setiap agen efektif dalam mengurangi mual dan muntah, haloperidol tidak dianggap sebagai terapi lini pertama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi tetapi telah digunakan perawatan keadaan paliatif
kortikosteroid
Kortikosteroid telah menunjukkan efikasi antiemetik sejak ada pasien yang menerima prednison sebagai prosedur awal penanganan penyakit Hodgkin muncul untuk mengembangkan mual kurang dan muntah Methylprednisolone juga telah digunakan sebagai antiemetik, Deksametason telah digunakan dengan sukses dalam pengelolaan mual dan muntah akibat kemoterapi dan pasca operasi baik sebagai obat tunggal atau maupun dalam kombinasi dengan selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI). deksametason efektif dalam pencegahan cisplatin induced emesis akut pasien kemoterapi Untuk pengobatan mual muntah biasa, steroid tidak digunakan
metoclopramide
Metoclopramide, procainamide, memiliki efek antiemetik dengan menghalangi reseptor dopaminergik terpusat di CTZ . Metoclopramide membantu pengosongan lambung, dan mempercepat transit melalui usus kecil melalui pelepasan asetilkolin. Metoclopramide digunakan untuk sifat antiemetik pada pasien dengan diabetes gastroparesis dan dengan deksametason untuk profilaksis mual dan muntah akut yang berkaitan dengan kemoterapi.
H2-RECEPTOR ANTAGONISTS
Di berikan tunggal: cimetidine 200 mg, famotidine 10 mg, nizatidine 75 mg, or ranitidine 75 mg untuk peroide singkat mual dan muntah.
cannabinoids
Penelitian untuk menghitung efektivitas antiemetik dan efek samping cannabis ketika diberikan kepada 1.366 pasien yang menerima chemotherapy dimana nabilone Oral, dronabinol oral, dan levonantradol intramuskular dibandingkan dengan antiemetik konvensional (prochlorperazine, etoclopramide, klorpromazin, thiethylperazine, haloperidol, domperidone, dan alizapride) atau plasebo. Di seluruh percobaan, cannabinoids lebih efektif daripada pembanding aktif dan plasebo saat dosis kemoterapi berpotensi emetogenik moderat Tapi cannabinoids juga lebih toksik, yaitu efek euforia, mengantuk, sedasi, mengantuk, dysphoria, depresi, halusinasi, dan paranoia.
lanjutan
Non farmakologi
perubahan pola makan dan / atau modifikasi gaya hidup. Mengunyah jahe dan akupresur,
Farmakologi terapi
Pyridoxine (10 sampai 25 mg 1 ad 4 kali sehari), dengan atau tanpa doxylamine (12,5 sampai 20 mg 1 sampai 4 kali sehari), disarankan sebagai terapi lini pertama. If gejalanya menetap, penambahan histamine1reseptor antagonis seperti dimenhydrinate (50 hingga 100 mg oral atau rektal setiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan), diphenhydramine (25 - 50 mg oral atau 10 - 50 mg intravena [IV] setiap 4 6 jam sesuai kebutuhan), atau meclizine (25 mg oral setiap 4 -6 jam jika perlu) dianjurkan.
antagonis Dopamin juga bisa ditambahkan jika gejala terus terjadi (metoclopramide 5 sampai 10 mg IV setiap 8 jam jika dibutuhkan; prometazin 12,5-25 mg IV setiap 4 jam sesuai kebutuhan; prochlorperazine 5 sampai 10 mg oral setiap 6 jam sesuai kebutuhan). Pasien dengan NVP persisten atau yang menunjukkan tanda-tanda dehidrasi harus menerima penggantian cairan intravena dengan tiamin. Ondansetron 2-8 mg oral / IV setiap 8 jam sesuai kebutuhan meringankan NVP,
Efek samping serius prometazin termasuk kematian, terjadi dengan semua rute administrasi (oral, rektal, dan parenteral) pada dosis berkisar antara 0,45 - 6,4 mg / kg. sehingga peringatan ditambahkan ke labelprometazin yang mencakup kontraindikasi untuk penggunaan produk apapunyang mengandung prometazin pada anak-anak < dari usia 2 tahun dan peringatan dengan memperhatikan penggunaan pada anak-anak > 2
Bacaan:
www.authorstream.com/Presentation/pattersonby-94790-Nausea-Vomitingvomiti-Education www.authorstream.com/Presentation/pattersonby-94790-Nausea-Vomitingvomiti-Education-ppt-powerpoint/ Dipiro et all, 2008. Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc. toronto, USA Silbernag S, F Lang, 2000, Color Atlas of Pathophysiology , Thieme, Stuttgart New York http://cdn.pharmacologycorner.com/wpcontent/uploads/2009/12/chemotherapy _induced_nausea_vomiting.jpg&im
KASUS
I am here to start chemotherapy. Kim Johnson is a 65-year-old woman who comes to the cancercenter clinic to receive her first cycle of chemotherapy. She was diagnosed with Stage II epithelial ovarian cancer 1 month ago and underwent a total abdominal hysterectomy and bilateral salpingooophorectomy. The current plan is for her to receive six cycles of carboplatin and paclitaxel therapy. You receive orders for the following regimen: Paclitaxel 175 mg/m2 IV over 3 hours every 21 days Carboplatin AUC 6 IV over 30 minutes every 21 days Ondansetron 24 mg po 30 minutes before chemotherapy Diphenhydramine 25 mg IV 30 minutes prior to chemotherapy Famotidine 20 mg IV 30 minutes prior to chemotherapy The nurse also gives you prescriptions for ondansetron 8 mg po Q 6 h PRN breakthrough nausea and vomiting, and scheduled metoclopramide and dexamethasone for 4 days to be started the following day to prevent delayed nausea and vomiting. She asks you to send them to the outpatient pharmacy so they are ready when Mrs. Johnson is finished with her treatment.
pertanyaan
1. apa penyebab mual dan muntah dari kasus diatas? 2. dari seluruh obat yang di berikan, skrininglah mana saja obat yang di gunakan untuk menanggulang mual dan muntah? Termasuk dalam golongan apa sajakah obat tersebut ? 3. menurut anda obat mana yang paling efektif untuk mual pada kasus tersebut?
ops_1909@yahoo.com