You are on page 1of 7

Pentingnya Pemeriksaan Forensik Sindrom Kematian Bayi Mendadak: Rekomendasi Untuk Negara Berkembang, Penghasilan Rendah dan Menengah

Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant deaths syndrome/SIDS), kematian bayi normal dan sehat secara tiba-tiba dan tidak terduga, telah menjadi misteri di dunia medis dan forensik. Semua percobaan untuk memastikan penyebab dan cara kematian tidak berhasil meskipun telah dilakukan bertahun-tahun penelitian. Informasi yang dikumpulkan selama rangkaian investigasi komprehensif oleh berbagai agensi investigasi dan analisis data tidaklah sia-sia. Data epidemiologi, demografi, dan patologi telah mengidentifikasi karakteristik yang jelas dan faktor risiko yang berhubungan dengan kematian bayi akibat SIDS. Data epidemiologi menunjukkan karakteristik yang unik yang membedakan bayi yang meninggal karena SIDS dengan bayi non-SIDS. Analisis informasi dari pemeriksaan TKP menemukan faktor risiko kunci yang berhubungan dengan SIDS, yaitu posisi tidur telungkup. Pemeriksaan patologi dari organ dalam, khususnya otak, menunjukkan beberapa perbedaan antara bayi SIDS dan non-SIDS. Untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari data SIDS, seluruh negara di dunia harus menyediakan informasi, bahkan informasi dasar, untuk memahami sindrom ini. Negara berkembang harus memahami peran dan pentingnya membuat perencanaan untuk investigasi, mengumpulkan dan mendistribusikan data ke seluruh dunia. Tulisan ini menyediakan pedoman umum untuk investigasi SIDS di Negaranegara berkembang. Kata kunci : sindrom kematian bayi mendadak, SIDS, investigasi kematian, forensik, negara berkembang.

Pendahuluan Salah satu tipe investigasi kematian yang paling sulit dilakukan oleh Staf Medical Examiners/Coroners (ME/C) dan penegak hukum berkaitan dengan kematian mendadak dan tidak terduga dari bayi yang sebelumnya normal dan sehat. Kematian tersebut secara umum diklasifikasikan sebagai sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Umumnya, bayi yang sebelumnya sehat ditemukan meninggal oleh orang tua pada pagi hari. Kasus ini sulit, bukan

hanya karena keadaan yang emosional bagi keluarga namun juga seringnya investigasi yang diperlukan oleh forensik dan penegak hukum. Bagian yang paling sulit dari investigasi adalah hasil akhirnya, karena gagal menunjukkan penyebab dan cara kematian yang pasti.

Keseluruhan investigasi dan keakuratan informasi yang didapatkan sangatlah penting, bukan hanya bagi pihak berwenang, tapi juga bagi komunitas medis, forensik, hukum dan kesehatan masyarakat. Informasi yang dikumpulkan dari berbagai fase investigasi termasuk data anatomi, riwayat medis terdahulu dari bayi dan ibu, dan keadaan di sekitar TKP, yang harus dikumpulkan , analisis dan disebar. Data ini harus tersedia bagi komunitas forensik, medis dan kesehatan masyarakat, juga populasi umum. Informasi sangatlah penting untuk memperdalam pemahaman tentang SIDS dan penjelasan atas kematian tersebut. Pemahaman kami mengenai fenomena SIDS berkaitan langsung dengan data yang dikumpulkan selama investigasi kematian yang dilakukan oleh staf ME/C dan dilengkapi oleh laporan dari tim medis, rekam medik rumah sakit dan polisi. SIDS terjadi di seluruh Negara di dunia. Negara seperti Amerika Serikat memiliki protokol investigasi kematian yang terbaru, formulir pengumpulan data yang terstandardisasi dan epidemiologis forensik terlatih yang mengumpulkan, menganalisis, menyimpulkan dan menyebarkan informasi SIDS. Di negara berkembang, seperti Bosnia Herzegovina, isu yang berkaitan dengan ekonomi, konflik internal, tenaga kerja dan ketersediaan peralatan dan orang terlatih dapat berdampak besar pada investigasi dan tipe informasi yang berhubungan dengan kematian SIDS. Sebuah

pemeriksaan data internasional atas SIDS menunjukkan bahwa Bosnia Herzegovina tidak menyediakan data dasar mengenai SIDS. Di Bosnia Herzegovina diperkirakan angka kematian bayi 21.05 kematian/1000 kelahiran hidup dan berdasarkan laporan United Nations World Population Prospects 2005-2010 dan buku CIA World Fact angka ini sama dengan angka kematian bayi di Libya (21.05/1000). Negara berkembang harus mencoba untuk meyediakan minimal, informasi epidemiologis dasar seperti jumlah total kematian SIDS dan pengkategorian berdasarkan umur, jenis kelamin dan ras. Perkiraan populasi Bosnia Herzegovina yang berjumlah 3.8 juta terbilang unik mengingat populasi ini hampir seluruhnya kulit putih. Hal ini penting sebab hal ini mengeliminasi salah satu faktor risiko SIDS yang terkenal yaitu kulit hitam. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menegaskan pentingnya masing-masing aspek investigasi kematian bayi karena SIDS dan menyedikan pedoman umum untuk negara-negara berkembang. Tulisan ini juga menyediakan pedoman mengenai informasi dasar yang harus dikumpulkan selama investigasi TKP, ketentuan dan kepentingan pemeriksaan post-mortem

lengkap, bagaimana epidemiologis forensik menggunakan data yang terkumpul untuk mengidentifikasi faktor risiko SIDS dan beberapa kemungkinan penyebab SIDS.

Definisi Istilah SIDS pertama kali digunakan pada tahun 1969. Pada tahun 1989, National Institute of Child Health and Human Development mendefinisikan SIDS sebagai: (1) kematian mendadak dan tidak terduga dari seorang bayi di bawah umur satu tahun yang relatif sehat sebelum kematian; (2) kematiannya tidak dapat dijelaskan bahkan setelah dilakukan pemeriksaan post-mortem lengkap, termasuk pemeriksaan toksikologi dan genetik; (3) setelah investigasi TKP menyeluruh; (4) peninjauan rekam medik bayi dan ibu. Diagnosis SIDS sebagai penyebab kematian segera pada surat kematian hanya dapat digunakan apabila ditemukan semua kondisi di atas. Diagnosis SIDS merupakan sebuah pengecualian; oleh karena itu, staf ME/C meyatakan penyebab kematian sebagai SIDS hanya setelah semua kemungkinan penyebab diperiksa dan dieliminasi. Terdapat beberapa kesangsian mengenai kelayakan penggunaan SIDS sebagai penyebab kematian. Sebagian besar kematian SIDS diklasifikasikan dengan sebab mati SIDS dan cara mati yang wajar. Pihak lain menyetujui untuk mengklasifikasikan sebab mati tidak dapat ditentukan dan cara mati tidak dapat ditentukan. Negara-negara berkembang harus membuat protokol nasional yang menjelaskan bagaimana seharusnya para patologis forensik mengisi surat kematian bayi yang meninggal karena SIDS. Hal ini akan menyediakan metode yang jelas untuk memastikan profil akurat angka kematian SIDS. Dalam literatur lama, kematian SIDS dikatakan sebagai Crib Deaths atau Cot Death karena kematian yang umumnya terjadi di tempat tidur bayi. Responden Pertama Mayoritas bayi SIDS ditemukan tak berespon ataupun meninggal di rumah, yang berlanjut pada permintaan bantuan medis. Individu non-keluarga pertama yang berinteraksi dengan bayi disebut responden pertama. Responden pertama terdiri dari Emergency Medical Technicians (EMT), paramedis, pemadam kebakaran atau polisi tergantung lokasi. Informasi yang mereka kumpulkan penting untuk investigasi berikutnya.

Informasi yang diberikan oleh orang tua atau orang yang merawat bayi (baby-sitter) kepada responden utama, khususnya deskripsi mendetail mengenai bagaimana posisi tidur bayi, posisi dan keadaan ketika ditemukan dan lingkungan, adalah penting untuk investigasi. Pernyataan yang diberikan kepada responden utama biasanya lebih akurat dari pada informasi yang diberikan di kantor polisi dan investigator dari petugas ME/C. Contohnya, seorang ibu yang mungkin meletakkan bayinya dalam posisi tidur telungkup namun mengetahui bahwa lebih aman untuk meletakkan bayi dalam posis telentang. Oleh karena itu, ketika orang tua diperiksa oleh petugas ME/C, mereka bisa saja mengeluarkan pernyataan yang tidak akurat. Responden utama juga harus mencatat keadaan rumah, dengan penekanan pada lokasi bayi ditemukan dan posisinya ketika ditemukan. Seringkali TKP telah diubah ketika investigator datang ke rumah, dimana investigator bisa saja datang dalam waktu beberapa jam atau bahkan hari setelah kematian. Apa yang harus dilakukan EMT dan paramedis ketika menemukan bayi meninggal di sebuah rumah? Meskipun masing-masing responden pertama memiliki protokol sendiri, semua perlakuan haruslah dibuat untuk meletakkan kembali bayi pada posisi semula ketika ditemukan dan mencegah orang tua mengubah TKP. Responden pertama harus dengan segera menelfon petugas ME/C dan polisi. Ketika polisi datang, pengamanan TKP dialihkan dari responden utama kepada polisi sampai investiagator ME/C datang. Negara berkembang harus membuat pedoman umum ketika responden pertama menemukan bayi yang sudah meninggal. Mereka harus diinstruksikan untuk mengamankan TKP dan menginformasikan orang tua tentang peran dan aktivitas yang akan dilakukan oleh petugas ME/C dan polisi. Formulir pelaporan yang terstandardisasi juga harus dikembangkan untuk memastikan semua informasi relevan dikumpulkan dalam bentuk yang seragam untuk memudahkan analisi. Laporan harus memuat informasi berikut: waktu pemanggilan bantuan medis darurat, waktu kedatangan di TKP, penilaian bayi, apa yang dilakukan oleh responden medis dan pernyataan yang mengakibatkan dilakukannya panggilan emergensi. Investigasi tempat kejadian

Ketika bayi dinyatakan meninggal oleh tenaga medis, investigasi kematian bayi dimulai. Dua investigasi dilakukan secara berurutan yaitu investigasi oleh polisi dan investigasi oleh tenaga medis. Di Amerika Serikat, kantor ME/C mempunyai juridiksi atas tempat kejadian, bagaimanapun otoritas di setiap negara bervariasi. Rantai komando atas

investigasi ini harus terancang antara penegak hukum dan kantor ME/C sedini mungkin. Pada saat investigasi, dua tim investigasi (penegak hukum dan tenaga medis) berusaha untuk memastikan keadaan sebelum jenazah bayi ditemukan.

Investigasi Polisi

Penyelidikan oleh polisi melibatkan interogasi oang-orang yang berinteraksi dengan bayi sebelum kejadian, mengumpulkan informasi mengenai peran dan tindakan pada masingmasing individu dan mendapatkan penjelasan yang rinci mengenai keadaan di sekeliling lokasi penemuan bayi. Keterlibatan polisi, khususnya pada awal investigasi, dapat menggelisahkan orang tua yang baru saja kehilangan. Polisi harus menjelaskan kepada orangtua bhawa mereka harus melakukan ivestigasi karena kematian bayi ini bersifat mendadak dan tidak diharapkan dan itu merupakan tugas mereka. Ketika kematian bayi dianggap mencurigakan, maka polisi harus memberi pita polisi dan memborgol tangan dari orang tua bayi. Lokasi kematian bayi, yang merupakan kamar bayi dan lokasi dimana bayi ditemukan meninggal harus dikunci sampai pihak forensic yang akan melakukan investigasi sampai di tempat kejadian dan mengumpulkan barang bukti. Polisi harus mementikan the golden hour, yaitu jam-jam pertama dimana bukti penting harus dikumpulkan sebelum bukti tersebut hilang. Selama tahap ini, orang tua harus dibawa ke ruangan lain di rumah mereka dan diinterogasi oleh polisi. Barang bukti seperti tempat tidur, kasur atau sprei harus diisolasikan. Orang tua harus diberitahu bahwa barang tersebut akan dikembalikan setelah investigasi selesai. itu polisi juga akan menginterogasi tetangga dan keluarga mengenai perilaku dan aktivitas dari orang tua bayi. Kematian yang melibatkan bayi, polisi mungkin ragu untuk memulai menginterogasi orang tua. Detektif sulit menerima kenyataan bahwa orang tua dapat menyakiti atau membunuh anaknya sendiri. Lagipula, mereka tidak ingin memulai penyelidikan secara agresif jika orang tua membunuh anaknya sendiri tanpa barang bukti forensic atau trauma yang nyata pada bayi. Penegak hukum yang memulai penyelidikan harus sadar bahwa ibu daoat mebunh anaknya menyakiti anaknya sendiri karena kondisi yang dikenal dengan Munchausens by Proxy. Dan kematian bayi seperti ini seringkali saLah diklasifikasikan sebagai SIDS.

Investigasi forensik

Investigasi forensik dan medikolegal dimuali oleh tenaga medis dan melibatkan tiga komponen yaitu investigasi lokasi kematian, autopsy dan toksikologi dan riwayat kesehatan dari bayi dan ibu. Investigasi di lokasi kejadian dengan mendokumentasikan lokasi dimana jenazah bayi ditemukan. Kunci dalam investigasi ini adalah bayi tersebut, lokasi tidurnya dan lingkungan sekitar bayi. Informasi yang dikumpulkan dari bayi tersebut termasuk waku dan cara bayi tersebut mendapat susu (ASI atau susu formula), posisi dan waktu bayi tersebut tidur dan waktu dan posisi sewaktu ditemukan. Selanjutnya, posisi tidur bayi harus diperiksa secara rinci termasuk tempat tidurnya. Informasi yang dikumpulkan dari lingkungan bayi adalah suhu ruanan, dan mencari kemungkinan adanya sumber gas seperti karbon monoksida, karbondioksida atau gas beracun lainnya. Sampel udara dapat diambil untuk analisis. Riwayat kebiasaan merokok, alcohol dan pemakaian obat-obatan dari orang jga harus dicatat. Pengalaman dan peralatan dari tenaga medis dalam menyelidik kasus ini memengaruhi rincinya informas yang di dapat dari empat kejadian.

Pemeriksaan pada bayi Setelah pernyataan kematian bayi, bayi dibawa ke rumah sakit dan ditempatkan di kamar jenazah. Pertama kali bayi didokumentasikan dan pakaian bayi dilepas dan dijadikan barang bukti. Pada bayi akan dilakukan pemeriksaan luar untuk mencari adanya trauma pada bayi dan hasilnya dapat dijadikan barang bukti. Perubahan setelah kematian seperto rigor mortis dan livor mortis dapat mengindikasikan posisi akhir pada saat kematian. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan dibandingkan dengan keterangan dari orang tua. Lagi pula, jika terbukti adanya trauma, orang tua harus diinterogasi oleh polisi dan tenaga medis tentang kemungkinan penyebab dari trauma tersebut. Pemeriksaan radiologi juga dapat dilakukan dan dievaluasi oleh ahli radiologi. Selanjtnya, pemeriksaan dalam dilakukan dengan menggunakan eviserasi berbentuk Y diikuti dengan pengangkatan otak. Irgan diperiksa secara in situ lalu kemudian diangkat, ditimbang dan dilihat secara makroskopik dan mikroskopik. Ahli patologi forensic seharusnya memulai pemeriksaam dan polisi yang mengatur investigasi hadir dalam autopsi. Sampel dari tiap organ dikirim ke bagian histology. Autopsy lengkap harus kritis karena diagnosis SIDS mewajibkan pemeriksaan post mortem dimulai dan hasilnya gagal menerangkan penyebab kematian dari bayi. Dari pemeriksaan forensic ditemukan beberapa penemuan yang tidak spesifik seperti infeksi saluran pernapasan atas dan petechiae hemorrhage. Ahli patologi forensic menolak untuk melakukan pemeriksaan dalan, dan sering menawarkan justifikasi. Tindakan ini sebenarnya merugikan keluarga, komintas kedokteran dan orang-orang yang sedang melakukan penelitian. Dengan

menolak mengadakan pemeriksaan lengkap, penyakit dan kondisi dari bayi tersebut dilewatkan dan dapat memengaruhi anak-anak dari ibu si bayi selanjutnya. Secara teknis, bayi yang tidak dilakukan pemeriksaan dalam tidak boleh keluar surat kematiannya Penyebab kematian dan cara kematian ditulis tidak bisa ditentukan. Surat kematian seperti ini dapat menyebabkan tekanan dan kebingungan pada keluarga.

Toksikologi dan Skrining Genetik Bagian dari pemeriksaan dalam adalah pengambilan cairan tubuh (darah, empedu, urine dan cairan serebrospinal. Sampel darah diambil dari vena dan arteri (contohnya : vena femoralis). Cardiac Puncture seharusnya dihindari karena dapat merusak struktur intra toraks dan membuat hasil pemeriksaan post mortem susah diinterpretasikan. Serum darah dan urine seharusnya dikirim ke ahli toksikolofi forensic untuk analisis toksikologi untuk melihat adanya racun dan obat-obatan. Kultur darah dilakukan untuk pemeriksaan mikrobiologi. Cairan serebrospinal juga dilakukan kultur. Sampel darah juga dilakukan untuk pemeriksaan genetic. Skrining ini memerlukan penanda untuk penyakit metabolic seperti Medium chain acyl CoA dehydrogenase deficiency atau MCAD. MCAD merupakan merupakan kelainan metabolic yang paling sering berhubungan dengan SIDS. Skrining ini juga penting untuk pertahanan hidup dari saudara bayi yang mengalami SIDS dalam mencegah kejadian berulang dari SIDS. Sistem medikolegal harus dibentuk pada negara berkembang. Untuk memperoleh pengalaman dan konsisteni, grup yang terdiri dari ahli patologi forensic harus memeriksa semua kasus kematian bayi yang mendadak. Mereka seharusnya membentuk protocol standar sehingga semua bayi yang meninggal mendadak dapat dilakukan pemeriksaan post-mosterm. Di negara berkembang, perawat dan dokter harus mendapatkan pelatihan mengenai SIDS dan pentingnya pemeriksaan forensic dan autopsy. Pembentukan tim pemeriksaan kematian anak-anak dapat menjamin semua bayi mendapat pemeriksaan yang benar dan layak.

You might also like