You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL

ANATOMI USUS BESAR

Merupakan pipa atau lumen muskuler yangdilapisi membran mukosa Serat ototnya sirkuler dan longitudinalkontraksi Bentuknya berliku-liku atau berlekuk-lekuk karena otot longitudinallebih pendek dari panjang kolon

FUNGSI KOLON
1.Absorpsi air dan nutrient 2.Proteksi atau perlindunganmengekskresikan mukus yang akanmelindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan aktifitas bakteri 3. Mengantarkan sisa makanan sampaidengan anus dengan cara berkontraksi

GERAK KOLON
1. Haustral shuffingGerak mencampuri chyme untuk membantuabsorpsi air 2. Kontraksi haustral Untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon 3. Peristaltik Berupa gelombang, merupakan gerak maju menuju anus

Panjang kolon dewasa + 125-150 cm Panjang rectum bervariasi, sesuai denganusia : bayi :2,5-3,8 cm toddler :4 cmpra sekolah:7,6 cmsekolah :10 cmdewasa :10-15 cm

DEFEKASI
Pengeluaran feses melalui rectum dan anus,disebut bowel movement Frekuensi dan jumlah defekasi bervariasi pada setiap orang Ketika gelombang peristaltik menggerakkan feses ke dalam kolon sigmoid dan rectum saraf sensorikdi rectum terstimulasi individu menyadari keinginan defekasi

FISIOLOGI DEFEKASI
1. Reflek defekasi intrinsik feses masuk rectum distensi rectum rangsangan flexus mesentrikus terjadi peristaltik dikolon desenden, sigmoid,rectum feses terdorong ke anus spingter internal tidak menutup spingter eksternal relaksasi Defekasi

2.Refleks defekasi parasimpatis Feses masuk kerektum Rangsangan saraf rektum Dibawa kespinal cord Kembali kekolon desenden, sigmoid danrektum Intensifkan peritaltik relaksasi spinter internal, intensifkan refleks intrinsik Defekasi / BAB

Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi


1.Usia dan perkembangan -Kontrol defekasi Usia 1,5-2 tahun -Elderly: 1.tonus otot kolon menurun 2. Peristaltik menurun 3. Tonus otot abdomen menurun 4. Kontrol usus 5. Spingter anal menurun

2. Dietmakanan berserat akan mempercepatproduksi feses, banyaknya makananyang masuk kedalam tubuh jugamempengaruhi proses defekasi. 3. Intake CairanIntake cairan yang kurangmenyebabkan feses keras karenaabsorpsi cairan yang meningkat.

4. AktivitasTonus otot abdomen, pelvis dan difragmaakan sangat membantu proses defekasi.Gerakan peristaltik akan memudahkanbahan feses bergerak sepanjang kolon. 5. Fisiologis Keadaan cemas, takut dan marah akanmeningkatkan peristaltik, sehingga menyebabkan diare

6. Pengobatan Beberapa jenis obat dapat mengakibatkandiare dan konstipasi. 7. Gaya Hidup Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB dankebiasaan menahan BAB

8. Prosedur Diagnostik Klien yang akan dilakukan prosedurdiagnostik biasanya dipuasakan ataudilakukan klisma dahulu agar tidak dapat BAB kecuali setelah makan. 9. PenyakitBeberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi

10. Anestesi dan Pembedahan Anestesi umum dapat membloking inpulsparasimpatis, sehingga kadang- kadang dapat menyebabkan ileus usus. 11. Nyeri Pengalaman nyeri waktu BAB seperti adanya Hemoroid, fraktur Ospubis, episiotomi akan mengurangi keinginanuntuk BAB.

12.Kerusakan Sensorik dan Motorik Kerusakan Spinal Cord dan Injuri kepalaakan menimbulkan penurunan stimulusSensorik untuk Defikasi.

A. PENGKAJIAN
1. RIWAYAT KEPERAWATAN
Pola Defekasi : Frekuensi Perilaku Defekasi : Penggunaan Laksatif Deskripsi Feses : warna, bau, tekstur Diet : Pola makan teratur / tidak Cairan : Jumlah dan jenis minuman/ hari Aktivitas : kegiatan sehari-hari Penggunaan Medikasi : Obat yang mempengaruhi defekasi Sress : Stress berkepanjangan / pendek. Pembedahan / Penyakit menetap

2. Pemeriksaan Fisik a. Abdomen : distensi, simetris, gerakanperistaltik, adanya masa pada perut, tenderness. b. Rectum dan anus : tanda-tanda inflamas,perubahan warna, lesi, fistula, hemorroid, adanyamassa, tenderness. 3. Keadaan Fesesa. Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsurabnormal dalam feses : lendir.

4. Pemeriksaan Diagnostik a. Anuskopib. Proktosigmoidoskopic. Rontgen dengan kontras.

B. DX. KEPERAWATAN
1. Gangguan eliminasi bowel : Konstipasi ( Aktual/ resiko ) 2. Gangguan eliminasi : Diare3. Gangguan eliminasi bowel : Inkontinensia.

C. RENCANA KEPERAWATAN
DX. 1. 1.Catat dan kaji warna, kosistensi, jmlh danwaktu BAB 2.Kaji dan catat pergerakan usus 3.Berikan cairan adekuat 4.Bantu klien dalam melakukan aktivitaspasif dan aktif 5.Beri makanan tinggi serat dan hindari makanan yg byk mengandung gas

6. Konsultasi dgn dokter ttg :- Pemberian Laksatif, Enema, Pengobatan. 7. Berikan Pend. Kes. ttg :- Personal hygieneKebiasaan diet dan bab - Aktivitas - Cairan dan makanan yg mengandung gas.

DX. 2 1.Kaji konsistensi, warna, bau feses,pergerakan usus, cek BB tiap hari 2.Monitor dan cek elektrolit, intake dan output cairan 3.Kolaborasi dgn dokter pemberian cairanIV, oral dan makanan lunak. 4.Berikan Antidiare,tingkatkan intake cairan 5. Cek kulit bagian perineal dan jaga darigangguan integritas6. Kolaborasi dengan ahli diet tentang dietrendah serat dan lunak. 7. Hindari stres dan lakukan istirahat cukup. 8. Berikan Pend. Kes. Ttg :- Cairan, diet, obatobatan, perubahan gaya hidup.

DX. 3 1.Tentukan penyebab Inkontinensia 2.Kaji penurunan masalah ADL yg berhubungan dgn masalah Inkontinensia. 3.Kaji jmlh dan karakteristik Inkontinensia. 4.Atur pola makan dan sampai berapa lama terjadinya BAB. 5.Lakukan bowel training dgn kolaborasifisioterapis 6.Lakukan latihan otot panggul. 7. Kolaborasi dgn dokter mengenai pemberian obat

D. EVALUASI KEP.
DX. 1 Hasil yg diharapkana. a. Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel b.Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan fx. Penyebab konstipasi. DX. 2 Hasil yg diharapkan : a.Pasien kembali BAB ke pola normal b.Keadaan feses berbentuk dan lebih keras DX. 3 Hasil yg diharapkan : a.Pasien dapat mengontrol pengeluaranfeses. b.Pasien kembali pada pola eliminasi normal.

E. DOKUMENTASI KEP
1.Mendokumentasikan semua hasil dari tindakan keperawatan yg dilakukan thdpasien. 2.Pendokumentasian di lakukan setiap hari dan setelah melakukan tindakankeperawatan.

thANK

You might also like