You are on page 1of 5

SNI 06-2433-1991

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP
1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan and pegangan dalam pelaksanaan pengujian titik nyala dan titik bakar bahan aspal dengan cleveland open cup. 1.1.2 Tujuan Tujuan metode ini adalah mendapatkan besaran cara titik nyala dan titik bakar bahan aspal dengan clevenland open cup. Ruang Lingkup Pengujian ini dilakukan terhadap aspal dan semua jenis minyak bumi, kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai titik nyala open cup kurang dari 790C. hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat bahan terhadap bahaya api, pada suhu mana bahan akan terbakar atau menyala. Pengertian Beberapa pengertian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat kurang dari 5 detik pada suatu titik diatas permukaan aspal; 2) Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik pada permukaan aspal.

1.2

1.3

BAB II CARA PELAKSANAAN 2.1 Peralatan Peralatan yang dipakai dalam metode ini adalah sebagai berikut : 1) Termometer (lihat Lampiran B) 2) Cleveland open cup adalah cawan kuningan dengan bentuk dan ukuran tertentu (lihat Gambar 2) pada Lampiran B; 3) Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk meletakkan cawan clevenland; 4) Sumber pemanasan, pembakaran gas atau tungku listrik, atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian atas cawan; 5) Penahan angin, alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai pemanasan; 6) Nyala penguji, yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3.2 sampai 4.8 mm, dengan panjang tabung 75 mm. Persiapan Benda Uji Benda uji adalah contoh aspal sebanyak 100 gram yang dipersiapkan dengan cara sebagai berikut : 1) Panaskan contoh aspal pada suhu 140oC sampai cukup cair;

2.2

SNI 06-2433-1991 2) Kemudian isilah cawan cleveland sampai garis batas (tanda pengisian pada Gambar 2) dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan. 2.3 Cara Pengujian Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : 1) Letakkan cawan diatas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga terletak di bawah titik tengah cawan; 2) Letakkan nyala api penguji dengan poros pada jarak 75 mm dari titik tengah cawan; 3) Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm di atas dasar cawan dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji; kemudian aturlah sehingga poros termometer terletak pada jarak diameter cawan dari tepi; 4) Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji; 5) Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu menjadi (15 1)oC per menit sampai benda uji mencapai suhu 56oC di bawah titik nyala perkiraan; 6) Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5oC sampai 6oC per menit pada suhu antara 56oC dan 28oC dibawah titik nyala perkiraan; 7) Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3.2 sampai 4.8 mm; 8) Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam waktu satu detik; ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan suhu 2oC; 9) Lanjutkan pekerjaan 2.3.6) dan 2.3.8) sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan benda uji; bacalah suhu pada termometer dan catat; 10) Lanjutkan pekerjaan 2.3.9) sampai terlihat nyala yang agak lama sekurangkurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji; bacalah suhu pada termometer dan catat; 11) Pemeriksaan yang tidak memenuhi syarat toleransi, dianggap gagal dan harus diulang.

TABEL DAFTAR TOLERANSI SUHU Titik nyala dan titik bakar Titik nyala 175oC sampai 550oF Titik bakar Lebih dari 2.4 Ulangan oleh satu orang Ulangan oleh beberapa dengan satu alat orang dengan satu alat 17oC (30oF) 8oC (150oF) 8oC (15oF) 14oC (25oF)

Laporan laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji, dengan toleransi tersebut diatas.

SNI 06-2433-1991 LAMPIRAN B LAIN-LAIN

GAMBAR 1 TERMOMETER

DAFTAR 1 SPESIFIKASI TERMOMETER


Termometer ASTM No. Daerah pengukuran Pemeriksaan pada suhu Skala terkecil Skala terbesar Kesalahan karena pembacaan skala (maksimum) Panjang seluruhnya B Diameter batang C Panjang bagian cairan D Diameter bagian ujung E Jarak ujung bawah tempat cairan ke garis skala jarak F Jarak ujung bawah tempat cairan garis skala jarak G Ruang penampungan cairan Tanda pengenal 11 C 6oC sampai + 400oC 2oC 10oC 2oC 308 mm 6,0 mm sampai 7,0 mm 4,5 mm sampai 6,0 mm 7,5 mm sampai 10 mm 10oC 49 sampai 56 mm 360oC 237 sampai 254 mm Cincin gelas ASTM SAYVIS

SNI 06-2433-1991

LAMPIRAN B LAIN-LAIN

GAMBAR 2 CLEVELAND OPEN CUP

GAMBAR 3 PELAT PEMANAS

SNI 06-2433-1991

LAMPIRAN B LAIN-LAIN

GAMBAR 4 ALAT CLEVELAND OPEN CUP

You might also like