You are on page 1of 19

Astronomi Bola

Hakim L. Malasan
Prodi Astronomi, FMIPA
Institut Teknologi Bandung
Apa yang disebut dengan Astronomi
Bola?
Dalam pandangan mata, benda langit yang
bertaburan di langit seolah melekat pada
suatu setengah bola raksasaBola Langit
Posisi suatu benda langit dinyatakan dengan
arah, bukan jarak perlu suatu tata
koordinat , koordinat 2 dimensi pada
permukaan bola
diperlukan ilmu yang mempelajari posisi
benda langit
Geometri Bola dan
Geometri Bidang Datar
Bidang Datar
Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke-2
garis tersebut sejajar
Bila 2 garis tak sejajar,
maka ke-2 garis itu
akan memotong di satu
titik
Bidang Bola
Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke 2
garis tersebut belum
tentu sejajar
Bila 2 garis tak sejajar,
maka ke-2 garis itu
belum tentu memotong
di satu titik
Geometri Bola dibentuk oleh: lingkaran besar, lingkaran
kecil, dan sudut-sudut bola
Lingkaran besar: lingkaran pada permukaan bola yang
pusatnya berimpit dengan pusat bola membagi bola
menjadi 2 bagian sama besar
Lingkaran kecil: lingkaran pada permukaan bola, tetapi
pusatnya tidak berimpit dengan pusat bola
Titik potong garis tengah yang tegak lurus bidang lingkaran
besar dengan bola disebut kutub
Bila 2 lingkaran besar berpotongan, maka sudut
perpotongannya disebut sudut bola
Geometri Bola
Sudut bola adalah sudut yang dibentuk oleh
perpotongan 2 lingkaran besar.
Jika 3 buah lingkaran besar saling berpotongan satu
dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu
bagian dengan 3 sudut, maka terbentuklah segitiga
bola, yang mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari sudut
ke-3
2. Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar dari
180
3. Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180
Sifat-sifat segitiga bola
Sudut A, B, dan C adalah sudut
bola; dan a, b, dan c adalah sisi-sisi
segitiga bola ABC.
0 < (a + b + c) < 360
180 < (A + B + C) < 540
a + b > c, a + c > b, b + c > a
a > b A > B ; a = b A = B
Ekses sudut bola, yaitu selisih
antara jumlah sudut-sudut A, B,
dan C sebuah segitiga bola dengan
radians (180) adalah: E = A + B +
C t (rad)
Formula Segitiga Bola
Empat buah formula yang biasa
digunakan adalah:
.Formula cosinus
demikian pula
.Formula sinus
.Formula analog untuk cosinus
.Formula empat bagian
A cos c sin b sin c cos b cos a cos + =
B cos a sin c sin a cos c cos b cos + =
c sin
C sin
b sin
B sin
a sin
A sin
= =
A cos c cos b sin c sin b cos B cos a sin =
B cot C sin b cot a sin C cos a cos =
Tata Koordinat Astronomi
Komponen-komponen dasar pada Tata Koordinat Astronomi:
Lingkaran Dasar Utama: yang membagi bola menjadi 2
belahan, kutub utara dan kutub selatan
Kutub-kutub: pada diameter bola yang tegak lurus lingkaran
dasar utama
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui kutub-
kutub lingkaran dasar utama, tegak lurus lingkaran dasar utama
Titik asal: titik acuan pengukuran besaran koordinat I
Koordinat I: dihitung dari titik asal sepanjang lingkaran dasar
utama
Koordinat II: dihitung dari lingkaran dasar utama ke arah
kutub
Tata Koordinat Bumi
Lingkaran Dasar Utama: lingkaran Ekuator
Kutub-kutub: Kutub Utara (KU) dan Kutub Selatan (KS)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui meridian
pengamat
Titik asal: titik potong ekuator dengan meridian Greenwich
Koordinat I: bujur, atau , dihitung dari meridian
Greenwich ke meridian pengamat:
0 < < 180 atau 0
h
< < 12
h
ke timur dan ke barat
Koordinat II: lintang |, dihitung:
0 < | < 90 ke arah KU, dan
-90 < | < 0 ke arah KS
Tata Koordinat Bumi
Tata Koordinat Horison
Lingkaran Dasar Utama: Bidang Horison
Kutub-kutub: Titik Zenit (Z) dan Titik Nadir (N)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui
meridian pengamat
Titik asal: Titik Utara. Titik-titik Utara, Selatan, Barat, dan
Timur adalah titik kardinal
Koordinat I: azimut, A diukur dari Utara ke Barat,
0 < A < 360
Koordinat II: tinggi bintang h, diukur dari lingkaran
horison:
0 < h < 90 ke arah Z, dan
-90 < h < 0 ke arah N
Tata Koordinat Horison
Tata Koordinat Ekuatorial I (HA-DEC)
Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Langit
Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik E, yang merupakan perpotongan meridian
pengamat dengan lingkaran ekuator langit
Koordinat I: sudut jam HA, diukur ke arah barat:
0
h
< HA < 24
h
Koordinat II: deklinasi, o, diukur:
0 < o < 90 ke arah KUL, dan
-90 < o < 0 ke arah KSL
Tata Koordinat Ekuatorial I
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
Lingkaran Dasar Utama: Lingkaran Ekuator
Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik , yang merupakan perpotongan ekuator
dan ekliptika
Koordinat I: asensiorekta, o, diukur dari titik ke arah
timur: 0
h
< o < 24
h
Koordinat II: deklinasi, o, diukur
0 < o < 90 ke arah KUL, dan
-90 < o < 0 ke arah KSL
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
Tata Koordinat Ekliptika
Lingkaran Dasar Utama: Bidang Ekliptika
Kutub-kutub: Kutub Utara Ekliptika (KUE) dan
Kutub Selatan Ekliptika (KSE)
Titik asal: Titik
Koordinat I: bujur ekliptika, , diukur dari titik ke arah
timur: 0
h
< o < 24
h
Koordinat II: lintang ekliptika, |, diukur dari bidang
ekliptika ke bintang :
0 < | < 90 ke arah KUE, dan
-90 < | < 0 ke arah KSE
Tata Koordinat Ekliptika

You might also like