You are on page 1of 14

ADITIF DALAM PLASTIK Bahan Aditif dalam Material Polimer Sebagian besar material plastik tidak dapat digunakan

langsung tanpa tambahan bahan kimia lain yang disebut aditif. Dengan tambahan berbagai macam aditif, sifat-sifat material polimer, baik sifat mekanik-fisik maupun sifat kimianya dapat diperbaiki, sehingga material polimer dapat berfungsi secara optimal. Penambahan aditif ke dalam material plastik bertujuan untuk meningkatkan kemudahan pemrosesan dan memperbaiki sifat-sifat polimer seperti: ketahanan terhadap panas, oksigen, sinar UV maupun bahan kimia, ketahanan terhadap impact, tensile strength, ketahanan abrasi, dll. Klasifikasi Aditif Modifiers Impact Modifiers, Nucletion Agents, Plasticizers, Foaming Agent, Crosslinking Agents Property Improvement Agents Antioxidants, Heat-, Light Stabilizers, Antistatics, Flame Retardants Processing Agents Mould release agents, anti blocking agents, slip agent Bahan Aditif dalam Material Polimer Antioxidants :mencegah reaksi oksidasi polimer UV Stabilizers : melindungi polimer dari degradasi yang disebabkan oleh radiasi sinar UV Plasticizer : memperbaiki sifat alir polimer sehingga mempermudah pemrosesan Fillers : memperbaiki sifat mekanik polimer Antistatic Agent : mengurangi sifat surface electrical charges dari polimer, mencegah me-nempelnya debu pada permukaan polimer

Blowing Agent : memberikan efek expanding pada material sehingga polimer memiliki kerapatan yang lebih kecil

Lubricant : mencegah menempelnya polimer pada cetakan dan bagian-bagian mesin yang lain, mengurangi gaya gesek (friction) antar molekul polimer

Nucleating Agent : mengontrol pertumbuhan spherulites dalam polimer semi-kristalin. NA me-mungkinkan pertumbuhan sphrellites kecil tapi banyak, dari pada satu sphrellite yang berukuran besar.

Flame Retardant : mencegah terbakarnya material

Gambaran umum Konsumsi Aditif dalam Poliolefin (Dunia, 1998 )

Sumber: TownsendTarnell specialschem. On Line

Gambaran umum Konsumsi Aditif dalam PVC (Dunia, 1998 )

Sumber: TownsendTarnell specialschem. On Line

Antioxidant Seperti bahan kimia organik yang lain, polimer, baik alam maupun sintetis, dapat bereaksi dengan oksigen. Sifat sensitifitas terhadap oksigen untuk setiap polimer berbeda satu sama lain. PP lebih mudah teroksidasi, bahkan pada suhu kamar, dibandingkan dengan PS atau PMMA yang relatif stabil pada suhu kamar, bahkan pada suhu pemrosesan. Terjadinya reaksi Oksidasi: Saat pemrosesan resin Saat penyimpanan resin Saat produk barang plastik digunakan

Peristiwa Degradasi Polimer Setelah polimerisasi polimer mengalami berbagai tahapan proses sebelum menjadi produk akhir: pelletizing, componding, ekstrusi & pencetakan potensi terdegradasi karena shear, panas dan oksigen (reaksi oksidasi)

Efek Reaksi Oksidasi Menurunkan berat molekul polimer akibat chain scission Meningkatkan berat molekul (menjadi keras dan getas) akibat reaksi rekombinasi

Kedua reaksi tersebut dapat terjadi secara simultant Akibat Oksidasi Polimer: Berkurang/hilangnya kekuatan mekanik Permukaan menjadi kasar (timbul crack) Perubahan warna Perubahan Melt Flow

Prinsip Pencegahan Reaksi Oksidasi Memodifikasi Struktur Polimer Penggunaan Antioksidant, light stabilizer dll

Fungsi utama antioksidant: Mencegah/memperlambat terjadinya oksidasi material polimer baik oleh udara maupun oleh oksidator lain. Pencegahan dilakukan selama penyimpanan, pemrosesan atau pada saat pemakaian. Pemakaian antioxidant : s/d 2 %-berat. Konsumsi Antioksidant pada Resin: PP PE Turunan stiren Engineering Resin PVC Resin lainnya : 40% : 25% : 15% : 10% : 5% : 5%

(sumber:Philip Towsend Associates, Inc., 1997)

Mekanisme Oksidasi Polimer (Autoxidation) 1. Chain Initiation (langkah pengaktifan):heat/ O2/ uv light/ mech. shear R - R 2 R* R - H R* (radikal alkil) 2. Chain Propagation: R* + O2 R O O* (radikal peroxid) R O O* + RH R O O H + R* hidro peroxid 3. Chain Branching: ROOH R - O* (radikal alkoxi) (radikal hidroxil) 2 ROOH RO* + R O O* + H2O + *O H (dekomposisi hidro peroxid)

4. Chain Termination: RO2* produk yang tidak aktif + O2 RO2* + R* ROOR 2 R* R R 2 R* RH + Olefin

Siklus Oksidasi Polimer

Mekanisme Oksidasi PE

Mekanisme Oksidasi PP dengan keberadaan Oksigen

Klasifikasi Antioxidant Primary Antioxidant (Preventive AO) Me-non-aktifkan radikal peroxid maupun radikal alkil yang terbentuk dalam tahap pengaktifan dan tahap propagasi dengan membentuk radikal lain (misal: phenoxy) dan produk samping yang stabil. Secondary Menguraikan Antioxidant senyawa hidro (Chain peroxid Branching dengan AO) membentuk

senyawa yang lebih stabil. Metal Deactivators Menangkap ion-ion logam yang terdapat dalam polimer dengan membentuk senyawa kompleks (Chelats) yang stabil. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penggunaan AO primer

harus dikombanasikan dengan penggunaan AO sekunder

Primary Antioxidant Mekanisme reaksi primary AO dengan radikal: Radikal alkil maupun radikal peroxid akan ditangkap oleh primer AO, bisa berupa senyawa HDonor atau alkyl radical scavenger. Reaksi lanjut dari radikal yang terbentuk secara struktur kimia akan terhalang. Contoh H-Donor : turunan phenol, secondary aromatic amines Contoh Alkyl radical scavenger : hindered amines light stabilizer (HALS), hydroxyl amines, turunan Benzofuranon.

Mekanisme Reaksi primer AO (H-Donor): R-O-O* + R-H R-O-O-H + R* (k1)

(tahap yang menetapkan kecepatan autoxidation polimer) R-O-O* + In-H In* + R-H R-O-O-H + In* (k2) R-O-O-H + R* (k3)

efektif H-donor jika: k2 >> k1 ; k3 << k2

Secondary Antioxydant Mekanisme reaksi secondary AO: P(OR)3 + R1OOH OP(OR)3 + R1OH R1-S-R2 + ROOH R1-SO-R2 + ROH Menguraikan senyawa hidro peroxid yang terbentuk dalam tahap propagasi dan membentuk produk yang non-radikal, non-reactive dan tahan terhadap panas. Antioxidant sekunder yang banyak digunakan adalah senyawa aromatic phosphite, thioethers. Metal Deactivator Ion-ion dapat polimer. Senyawa membentuk tertentu, senyawa seperti kompleks diacylated yang sangat hydrazine, stabil dapat dengan logam mangan, tembaga, besi, terjadinya kobalt, dan nikel pada

mengaktifkan/mempercepat

oksidasi

ion-ion logam tersebut diatas.

Antioxidant penting dalam thermoplastic (dunia, 1997) Turunan phenol Aromatic Phosphites Thioethers Others : 50 % : 33 % :8% :9%

Ilustrasi: cara kerja H Donor Contoh: Phenolic Stabilizer

Ilustrasi: cara kerja Radical Scavenger

You might also like