You are on page 1of 6

Peningkatan Mutu

Definisi Mutu

Mutu adalah keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Efendi, Ferry. 2009). Menurut IBM, 1982. Mutu adalah memenuhi persyaratan yang diminta konsumen, baik konsumen internal maupun eksternal, dalam hal layanan dan produk yang bebas cacat (Al-Assaf, 2009). Menurut Xerox, 1983. Mutu adalah menyediakan konsumen kita dengan produk yang inovatif dan layanan yang sepenuhnya memuaskan permintaan mereka (Al-Assaf, 2009). Menurut Al-Assaf, 1998. Mutu adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, baik internal maupun eksternal. Mutu juga dapat dikaitkan sebagai suatu proses perbaikan yang bertahap dan terus menerus (Al-Assaf, 2009).

Definisi Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan

Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan. Mutu juga dapat diartikan sebagai kepatuhan terhadap suatu spesifikasi dan keadaan tanpa cacat Mutu pelayanan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan diterima dan didefinisikan dalam banyak pengertian. Menurut Djoko Wijono (1999:25) mutu pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.

1. Pendekatan Multifungsi Dalam Meningkatkan Mutu a. Berfokus pada pelanggan Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan dalam menentukan mutu manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan barang dan jasa. b. Obsesi terhadap mutu Penentuan akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. Dengan mutu yang ditentukan tersebut, organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang telah ditentukan. c. Pendekatan ilmiah Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dirancang tersebut. d. Komitmen jangka panjang Agar penerapan mutu dapat berhasil, dibutuhkan budaya organisasi yang baru. Untuk itu, perlu ada komitmen jangka panjang guna mengadakan perubahan budaya. e. Kerja sama tim Kerja sama tim, kemitraan, dan hubungan perlu terus-menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur antar organisasi maupun dengan pihak luar (masyarakat). f. Perbaikan sistem secara berkesinambungan Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses di dalam suatu system atau lingkungan. System yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar mutu yan dihasilkan lebih meningkat. g. Pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar (fundamental). Disini berlaku prinsip belajar yang merupakan proses tiada akhir dan tidak mengenal batas usia. (Efendi, Ferry. 2009).

2. Menjamin Kualitas Pelayanan Kesehatan

a. Visi manajemen dan komitmen Nilai organisasi dan komitmen dari semua level sangat diperlukan. b. Tanggung jawab Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat. c. Pengukuran umpan balik Perlu dibuat sistem evaluasi sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai informasi yang cukup. d. Pemecahan masalah dan proses perbaikan Ketepatan waktu, pengorganisasian sistem yang efektif untuk menyelesaikan keluhan, dan masalah sistem memerlukan proses perbaikan dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan. e. Komunikasi Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka petugas atau staf merasa diabaikan dan tidak dihargai. f. Pengembangan staf dan pelatihan Pengembangan staf dan pelatihan berhubengan dengan pengembangan sumber daya yang dapt mempengaruhi kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan. g. Keterlibatan tim kesehatan Perlu ketrlibatan tim kesehatan agar mereka terlibat dan berperan serta dalam strategi organisasi. h. Penghargaan dan pengakuan Sebagai bagian dari strategi, perlu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim mendapat insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik. i. Keterlibatan dan pemberdayaan staf Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab. j. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan Petugas harus diingatkan tentang prioritas pelayanan yang harus diberikan.

3. Pengukuran Kualitas 4. Jaminan Kualitas Dalam Perawatan Jangka Panjang 5. Jaminan Kualitas Dalam Perawatan Dirumah (Home Care) 6. Standart dan Guidline: Bagaimana Mengukur Kualitas 7. Sertifikasi Keperawatan BTCLS, PPGD, BTLS, GELS, KEGAWAT DARURATAN Mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta mampu menangani kasus kegawatdaruratan kardiovaskuler termasuk didalamnya serangan jantung (Acute Miocard infark) dan arythmia lethal. Melalui pelatihan ini peserta akan diajarkan untuk menggunakan alat Automatic External defibrillator yang merupakan alat basic standar internasional. Selanjutnya, setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani berbagai kasus kegawatdaruratan trauma khususnya pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas, kecelakaan di perusahaan atau tempat kerja. Para peserta juga akan dilatih untuk mampu melakukan triage baik dilokasi bencana maupun di Unit Gawat Darurat. Pelatihan ini juga bisa dikuti oleh mahasiswa keperawatan / kebidanan agar lebih matang dalam memasuki dunia kerja dan mampu bersaing di pasar kerja.

Hyperkes Keperawatan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) Tujuan K3 a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan. HYPERKES meliputi : a. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian b. Peralatan dan bahan yang dipergunakan c. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial. d. Proses produksi

e. Karakteristik dan sifat pekerjaan f. Teknologi dan metodologi kerja

Keperawatan Intensive Care Unit (ICU) a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) Mengetahui tata cara pengendalian infeksi nasokomial Mengetahui penggunaan antibiotik secara rasional. Memberikan perawatan gangguan pada : Jalan nafas dan pernafasan Sirkulasi dan transfusi. SSP dan Perifer Saluran kemih Sistem pencernaan, metabolisme, endokrin dan nutrisi. Keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa Memberikan ALS , BLS serta resusitasi Mengelola medik dan mengetahui indikasi keluar masuk ruang ICU Mengetahui etik keperawatan ICU dan Customer Service.

Basic Sea Survival (Teori Dasar Ketahanan di Laut) Ilmu ini meliputi pengenalan perangkat keamanan dan keselamatan di laut atau air. Tekhnik Penyelamatan korban kecelakaan terutama di laut, Bantuan hidup dasar, keracunan, tekhnik safe di bencana Laut, dll.

Sertifikasi Perawat Penerbang Perusahaan Pesawat penerbangan domestik atau international,

kesehatan penerbangan, ESCORTED NURSE, Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (LAKESPRA) di seluruh Indonesia atau sejenisnya. Untuk menguji para perawat,di kawasan ketinggian ekstrem maupun antariksawan, mereka melakukan ILA atau Indoktrinasi dan Latihan Aerofisiologi. Dan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam menghadapi ketinggian dimana kadar oksigen, tekanan dan suhu yang

semakin rendah, digunakan hypobaric/altitude chamber, yakni sebuah ruangan yang bisa disimulasikan pada suatu ketinggian yang diinginkan. Untuk pengujian, umumnya ketinggian yang digunakan adalah 18.000 kaki atau sekitar 5.486 meter. Pada ketinggian itu, kadar oksigen sudah sangat tipis dan tekanan udara hanya 380 mmHg, dengan suhu mencapai minus (-) 20,7 derajat Celcius, jauh dibawah dinginnya es. Seseorang akan mengalami pengaruh kedaan itu antara lain hypoxia, kekurangan oksigen, tidak bisa berfikir sempurna atau bahkan pingsan.

Sertifikasi Haemodialisa

You might also like