You are on page 1of 35

PENUANGAN LOGAM II. TEORI DASAR A.

Definisi Penuangan logam Pengecoran atau penuangan (casting) merupakan salah satu proses pembentukan bahan baku/bahan benda kerja yang relative mahal dimana pengendalian kualitas benda kerja dimulai sejak bahan masih dalam keadaan mentah. Komposisi unsur serta kadarnya dianalisis agar diperoleh suatu sifat bahan sesuai dengan kebutuhan sifat produk yang direncanakan namun dengan komposisi yang homogen serta larut dalam keadaan padat. (lihat bab III tentang besi tuang dan bab IV uraian pembahasan tentang perilaku paduan dalam proses penuangan). Proses penuangan juga merupakan seni pengolahan logam menjadi bentuk benda kerja yang paling tua dan mungkin sebelum pembentukan dengan panyayatan (chipping) dilakukan. Sebagai mana ditemukan dalam artifacts kuno menunjukkan bukti keterampilan yang luar biasa dalam pembentukan benda dari bahan logam dengan menuangkan logam yang telah dicairkan (molten metals) kedalam cetakan pasir khusus menjadi bentuk tertentu. Pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir juga merupakan teknologi yang menuangkan larutan cair dari logam secara hati-hati kedalam cetakan pasir yang sudah dipersiapkan dengan hasil yang mendekati sempurna. Oleh karena itulah proses pembentukan melalui teknik penuangan ini juga digunakan pada level kebangsawanan seperti pembuatan benda-benda seni seperti ornament alam dan alat memasak dan lain-lain.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Coin kuno yang terbuat dari emas (gold), perak (silver), dan bronze dipertahankan dan dipamerkan di museum prajurit dan dinyatakan sebagai koleksi karya seni yang luar biasa dari tingkat keterampilan (skill) pada masa itu, demikian pula dengan gambar serta lukisan kuno yang sangat detail dari seorang raja sebagai bukti kekuasaannya. Dalam perkembangannya pembentukan benda kerja melalui penuangan ini tidak hanya pada lingkup seni dan konsumsi kalangan aristocrat semata, namun juga pada pengembangan teknologi penuangan itu sendiri termasuk pengembangan peralatan dan mesin-mesin perkakas moderen sebagaimana yang kita gunakan pada saat ini, sehingga metoda penuangan dengan cetakan pasir (sand casting) menjadi salah satu metoda penuangan dimana berbagai metoda penuangan tersebut. Sumber : hardi_suadjana_teknik_pengecoran_logam_jilid_2 B. JENIS-JENIS CACAT i. Blow yaitu rongga bulat besar yang disebabkan gas karena menempati daerah logam cair pada permukaan kop. Blow biasanya terjadi pada permukaan coran yang cembung. ii. Scar yaitu blow yang dangkal yang biasanya dijumpai pada permukaan coran yang rata. iii. iv. Blister adalah scar yang tertutup oleh lapisan tipis logam. Gas holes (lobang gas) yaitu gelembung gas yang terperangkap yang mempunyai bentuk bola dan terjadi ketika sejumlah gas larut dalam logam cair. v. Pin holes adalah lobang blow yang sangat kecil dan terjadi pada atau dibawah permukaan coran.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM vi. Porosity (porositas) adalah lobang sangat kecil yang tersebar merata diseluruh coran. vii. Drop adalah Tonjolan pada permukaan kop yang disebabkan karena jatuhnya pasir dari kop. viii. Inclusion (inklusi) adalah adanya partikel non logam yang ada pada logam induk. ix. x. Dross adalah impuritas ringan yang berada pada permukaan coran. Dirt adalah lobang kecil pada permukaan kop karena jatuhnya pasir ke benda coran. ketika pasir dilepaskan akan meninggalkan lobang kecil. xi. Wash adalah tonjolan pada permukaan drag yang timbul di dekat saluran masuk, hal ini disebabkan oleh erosi pada pasir karena kecepatan logam cair yang tinggi memasuki dasar saluran masuk. xii. Buckle adalah bentuk V yang panjang, dangkal dan lebar yang terbentuk pada permukaan rata coran karena suhu tinggi logam. xiii. Scab adalah lapisan tipis logam, kasar yang menonjol diatas permukaan coran, pada puncak lapisan tipis pasir. xiv. Rat tail yaitu penurunan angular, dangkal dan panjang yang biasanya ditemukan pada pengecoran tipis. xv. Penetration yaitu tonjolan berongga, kasar karena cairan logam mengalir diantara partikel pasir dikarenakan permukaan cetakan begitu lunak dan berongga. xvi. Swell adalah cacat yang dijumpai pada permukaan vertikal pengecoran jika pasir cetakan berdeformasi karena tekanan hidrostatik yang disebabkan kandungan uap air yang tinggi didalam pasir. xvii. Misrun terjadi adanya rongga yang terjadi apabila karena tidak cukup pemanasan logam cair mulai membeku sebelum mencapai titik terjauh dari rongga cetakan. xviii. Cold shut adalah terjadinya misrun pada tengah coran karena pengecoran dilakukan dengan saluran masuk di dua sisi. xix. Hot tear adalah retak yang terjadi karena tegangan sisa yang tinggi.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM xx. Shrinkage cavity (rongga penyusutan) adalah rongga karena terjadinya penyusutan pada logam ketika membeku dimana saluran penambah tidak bisa mengisinya. xxi. Shift adalah ketidaklurusan antara kedua bagian cetakan atau inti. .

Gambar 1. Jenis-jenis cacat Sumber : http://dunia-budidaya.blogspot.comproses-pengecoran -casting.html


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM C. POROSITAS Porositas adalah suatu cacat pada produk cor yang dapat menurunkan kualitas benda tuang. Salah satu penyebab terjadinya porositas pada penuangan paduan aluminium adalah gas hidrogen. Gas hidrogen ini dapat terbentuk karena logam cair pada proses pengecoran dimulai dapat di oksidasi dengan gas karbonmonoksida dan karbondioksida. Penyebab lainnya adalah kontrol yang kurang sempurna terhadap absorbsi gas oleh paduan, pengeluaran gas dari logam karena interaksi gas dengan logam selama peleburan dan penuangan. Macam-macam Porositas Tanah: a. Porositas primer : sistem porositas utama atau porositas asli dalam sebuah batuan atau tanah endapan. b. Porositas sekunder :sistem porositas terpisah dalam sebuah batuan dan seringkali meningkatkan keseluruhan porositas batuan c. Porositas pecahan: porositas ini dihubungkan jaringan yang pecah. Pecahan ini dapat menciptakan porositas sekunder dalam batuan. d. Porositas Vuggy : porositas sekunder yang dihasilkan oleh makrofosil yang telah menjadi batuan karbonat yang memiliki lubang-lubang yang besar. e. Porositas Efektif : juga disebut porositas terbuka adalah perbandingan antara volume total dimana fluida yang mengalir menempati (terjebak dalam) volume ini secara efektif. Porositas ini sangat penting untuk aliran air bawah tanah (groundwater) dan minyak.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM f. Porositas ganda : terjadi karena adanya dua reservoir yang saling tumpang tindih dan berinteraksi satu sama lain. Contohnya pada lapisan batu yang terpecah. g. Makropori : pori yang memiliki diameter lebih dari 50 nm. Aliran yang melalui makropori dinamakan difusi bulk. h. Mesopori : pori dengan diameter lebih dari 2 nm dan kurang dari 50 nm. Aliran melalui mesopori disebut difusi Knudsen. i. Mikropori : pori dengan diameter kurang dari 2 nm. Aliran melalui mikropori disebut difusi aktifPengukuran Porositas. Berikut adalah beberapa gambar porositas:

Gambar 2. Macam-macam porositas Sumber : http://www.scribd.com/doc/55509115/Green-Sand-Mold

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM D. Titik Lebur Berbagai Material Material material dalam kelompok ini disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya besi, alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung unsur non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom atom pada logam dan paduannya mempunyai ciri ciri tersusun secara sangat teratur, dan apabila dibandingkan dengan keramik dan polimer susunan antar atom atomnya cenderung lebih rapat. Karakteristik susunan antar atomnya yang khas ini, kemudian disebut sebagai ikatan logam. Material logam memiliki nilai elektron bebas yang tinggi, dimana berarti terdapat sejumlah besar elektron yang tidak terikat pada inti atom sehingga bisa bergerak bebas. Karena ikatan pada atom-atom logam sangat kuat maka hal ini mengakibatkan titik leleh dan titik didih logam sangat tinggi. Sifat sifat dari material logam yang khas ini dapat dijelaskan melalui karakterisitik elektronnya tersebut. http://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/13/logam-lebih-dalam-mengenai-materiallogam/ Titik leleh dan titik didih Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatan tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi: Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam. unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan. Titik leleh zat padat adalah suhu di mana zat tersebut akan berubah wujud menjadi cair. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan.Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul. Titik leleh senyawa organik mudah untuk diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah habis meleleh semuanya. Perbedaan titik leleh senyawa-senyawa dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah perbedaan kuatnya ikatan yang dibentuk antar unsur dalam senyawa tersebut. Semakin kuat ikatan yang dibentuk, semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain, semakin tinggi juga titik lebur unsur tersebut. Perbedaan titik leleh antara senyawa-senyawa pada golongan
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM yang sama dapat dijelaskan dengan perbedaan elektronegativitas unsur-unsur pembentuk senyawa tersebut. Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh. Misalnya : suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperature 122,1oC 122,4oC penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari temperature 122,1o- 122,4 oC menjadi 115o - 119 oC. Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5oC dan range temperature akan berubah dari 0,3oC jadi 4oC. Dengan mengetahui titik leleh suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat. Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain. Titik didih suatu cairan ialah temperature pada mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik senyawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki berat molekul sebanding. Titik didih senyawa golongna alkohol lebih tinggi daripada senyawa golongan alkana, demikian juga titik didih air lebih tinggi daripada aseton. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul. Senyawa yang mampu membentuk ikatan hidrogen dalam air akan mudah larut dalam air. Panjang atau pendeknya rantai karbon (gugus alkil-R) memiliki pengaruh terhadap kealrutan senyawa dalam air.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya daya tarik antar molekul cairan. Cairan yang memiliki gaya tarik antar molekul kuat, akan memiliki titik didih yang tingi, begitu juga sebaliknya. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Ketergantungan titik didih pada gaya tarik antar molekul terlihat dimana titik didih beberapa senyawa halogen dari unsur unsur golongan IVA, VA , VIA , dan VII A, dibandingkan. a. Besi Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Titik leburnya 1811 K2800 F 1538 C

Gambar 3. Besi Sumber : https://www.google.com/#q=titik+lebur+logam Tembaga Diperoleh dari biji besi yang mengandung besi, timah hitam, seng dan sedikit mengandung perak dan emas. Sifat-sifat tembaga antara lain :sifat mekanik baik, tahan korosi, daya hantar listrik dan panas lebih baik, mampu dikerjakan mesin, mudah disambung dengan solder maupun dilas, BD 8,9 dan titik cair 1,083 C,
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM serta dapat digosok dan temperature tempa lebih rendahdibanding bahan-bahan dari logam ferro. Pada pengerjaan panas suhu yang diperlukan antara 800C900C, seperti untuk rolling extension dan forging/tempa. Baik dalam keadaan panas maupun dalam keadaan dingin, tembaga sangat luwes dan dapat direnggangkan, digiling dan dimartil. Pemberian bentuk dalam keadaan panas sekitar 650C, sedangkan dalam keadaan dingin 300C-700C. Kegunaan tembaga, yaitu alat-alat listrik, telepon dan telegram, kawat listrik, refrigerator dan pipa-pipaketel serta tembaga tidak bias digunakan untuk perabot masak.

Gambar 4. Tembaga https://www.google.com/#q=titik+lebur+logam Nikel Sifat-sifat nikel yaitu cukup keras, BD 8,7 dan titik lebur 1, 455 C dengan kelihatan tinggi dan mudah dibentuk dalam keadaan dingin atau panas dan tahan korosi.

Gambar 5. Nikel Sumber : https://www.google.com/#q=titik+lebur+logam

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Aluminium Sifat-sifat Alumunium adalah penghantar arus listrik tinggi. Jenis logam ringan (BD 2,7) dengan titik lebur 600C, mudah dikerjakan/ dituang, penghantar panas, tahan karat dan non magnetis.

Gambar 6. Aluminium Sumber : https://www.google.com/#q=titik+lebur+logam Seng ( Zn) Seng (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair 419C, sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan pembentukan dengan temperature pengerjaan antara 100C sampai 150C tetapi sampai temperature ini masih baik dan mudah untuk dikerjakan.

Ganbar 7. Seng Sumber : https://www.google.com/#q=titik+lebur+logam

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM TEKNIK PEMBUATAN LOGAM Ada beberapa proses pembentukan logam dari bahan setengah jadi menjadi produk jadi yang dapat kita temui sehari-hari . proses pembentukan ini dapat dilakukan pada hampir seluruh material logam , termasuk baja. Klasifikasi peroses pembentukan logam seperti dijelaskan dibawah ini. Proses deformasi Proses deformasi adalah proses pembentukan bahan logam, seperti penempaan , ekstruksi, pengerolan, penekanan (deep drawing), dan penarikan

kawat (wire drawing). Proses ini melibatkan tegangan yang besar, dimana tegangan tersebut harus melebihi tegangan luluh material yang sedang diproses. Semua material logam yang akan mengalami proses pembentukan harus memiliki keuletan tinggi , sehingga tidak retak atau pecah pada saat proses berlangsung. Berikut ini adalah dua macam proses pembentukan Proses pembentukan dingin (cold forming) , jika proses dilakukan pada suhu kamar. Proses pembentukan panas (hot forming) , jika proses dilakukan pada suhu tinggi , diatas suhu rekristalisasi . Pada proses pembentukan panas-oleh karena adanya bantuan dari suhu , logam dapat dideformasi lebih besar , dan tegangan yang diperlukan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tegangan yang diperlukan pada proses pembentukan dingin. Namun demikian , lapisan oksida(kerak) dipermukaan logam yang diproses mudah terbentuk pada proses pembentukan panas. Sebaliknya permukaan logam yang diproses tetap mulus pada prosess pembentukan dingin ,
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM walaupun derajat deformasinya lebih rendah , dan sifat mekanis logam mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pengecoran Pengecoran adalah proses fibrikasi logam, dimana logam dicairkan dan kemudian dituangkan kedalam cetakan yang memiliki bentuk sesuai desain. Pengecoran umumnya dilakukan untuk membuat komponen-komponen yang besar dan memiliki bentuk yang rumit, serta pada material yang memiliki keuletan yang sangat rendah, seperti besi tuang. Secara umum proses pengecoran relatif lebih ekonomis jika dibandingkan dengan proses pembentukan. Ada beberapa teknik pengecoran logam: a. Pengecoran pasir , cetakan terbuat dari pasir b. Pengecoran bertekanan (die casting), logam cair dimasukkan dengan menggunakan tekanan kedalam cetakan dan pembekuan terjadi dalam kondisi bertekanan. c. investment casting atau lost wax casting + lubang cetakan terbuat dari plastik (wax) yang kemudian dipanaskan hingga meleleh , meninggalkan lubang cetakan sesuai bentuk yang diinginkan. Teknik investment casting ini digunakan untuk mengecor peralatan yang memerlukan tingkat presisi yang tinggi, seperti perhiasan , mahkota gigi (dental crown), sudut turbin dan lain-lain. Proses pembentukan lain Salah satu proses pembentukan lain adalah metalurgi serbuk. Metalurgi serbuk dikenal juga sebagai P/M atau powder metalurgi. Pada proses ini, material logam dibuat menjadi serbuk melalui berbagai teknik. Kemudian serbuk ini dikompaksi (ditekan) kedalam suatu cetakan yang memiliki bentuk sesuai dengan desian yang
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM diinginkan. Tekanan harus dibuat sedemikian rupa sehingga serbuk dapat menyatu dan memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan bentuknya jika dikeluarkan dari cetakan. Serbuk yang telah dikompaksi dan memiliki bentuk tertentu disebut bekalan (green). Bekalan kemidian dipanaskan agar terjadi difusi antar serbuk logam, sehingga menyatu dan memiliki kekuatan yang tinggi. Sebuah komponen dibuat melalui proses metalurgi serbuk umumnya karena E. Jenis-Jenis Tungku A. TUNGKU KRUSIBLE Rincian Spesifikasi dan Kegunaan: Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar. Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat dipindahpindahkan Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro

Gambar 8. Spesifikasi Tungku Krusibel http://mechanical90.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-tungku-peleburanlogam.html

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM b. TUNGKU KUPOLA Rincian Spesifikasi dan Kegunaan: 1. Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata tahan api 2. Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks 3. Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju peleburan tinggi Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron) Muatan Kupola 1. Besi kasar (20 % - 30 %) 2. Skrap baja (30 % - 40 %) Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan prosentase Carbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam jumlah yang banyak. 3. Skrap balik Yang dimaksud skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah, saluran turun, saluran masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik pengecoran. 4. Paduan besi Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi. Prosentase karbon berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antar logam cair dengan kokas. Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan skrap baja. Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi kehilangan
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM pada saat peleburan. Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 % untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn. Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas. Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 0,1 %.

Gambar 9. Tungku Kupola http://mechanical90.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-tungku-peleburanlogam.html c. TUNGKU INDUKSI Rincian Spesifikasi dan Kegunaan: Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi rendah, sekitar 60 Hz) Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir),

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM penahanan temperatur (menjaga logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama, sehingga sangat cocok untuk aplikasi proses die-casting), dan duplexing/tungku parallel (menggunakan dua tungku seperti pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)

Gambar 10. Tungku Induksi http://mechanical90.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-tungku-peleburanlogam.html

TUNGKU BUSUR LISTRIK Rincian Spesifikasi dan Kegunaan: Laju peleburan tinggi Laju produksi tinggi Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama untuk tujuan pemaduan Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM

Gambar 11. Tungku Busur Listrik http://mechanical90.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-tungku-peleburanlogam.html F. Alat Pelindung diri dan K3 Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja

Gambar 12. Alat Pelindung diri Sumber : https://www.google.com/#q=titik+lebur+logam


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Berikut akan kami uraikan jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang biasanya digunakan di dunia proyek beserta fungsinya. 1. Safety Helmet Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

Gambar 13, Safety helmet http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

2. Safety Belt Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas ketinggian.

Gambar 14. Safety belt http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM 3. Safety Shoes Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.

Gambar 15. Safety shoes http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html 4. Sepatu Karet Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Gambar 16. Sepatu karet http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM 5. Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

Gambar 17. Sarung tangan http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

6. Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Gambar 18. Masker http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM 7. Jas Hujan (Rain Coat) Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Gambar 19. Rain coat http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

Gambar 20. Safety glasses http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM 9. Penutup Telinga (Ear Plug) Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

Gambar 21. ear plug http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

10. Pelindung Wajah (Face Shield) Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

Gambar 22. Pelindung wajah http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html

11. Pelampung Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.

Gambar 23. pelampung http://www.mediaproyek.com/2013/07/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html G. Artikel PISTON DENGAN PROSES COR Langkah Proses Pengecoran Piston 1. Design (Gambar)

Langkah pertama dalam proses pengecoran logam adalah mendesign atau menggambar, dimana proses menggambar tersebut menggunakan software Autocad atau Catia. Untuk menggambar piston kopling kami menggunakan software Autocad dengan gambar dan ukurannya terlihat Pada gambar.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM 2. Persiapan Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan produk Piston melalui proses pengecoran logam diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Papan kayu yaitu papan yang digunakan sebagai dasar dari pola Piston yang akan dibuat dengan luas ukuran 400600 mm. 2. Kayu balok yaitu kayu yang digunakan untuk membuat pola Piston dengan tebal 20 mm. 3. Dempul merupakan bahan yang digunakan untuk melapisi pola Piston dan menutup rongga-rongga yang ada pada pola. 4. Isamu yaitu cat yang digunakan untuk melapisi pola Piston. 5. Methanol adalah campuran yang digunakan dalam proses isamu atau pelapisan pola. 6. Lem yang digunakan sebagai perekat amtara pola Piston dengan papan kayu. 7. Alumunium ADC 12 merupakan logam utama yang akan digunakan sebagai bahan untuk membuat Piston. 3. Pembuatan Cetakan Pasir Co2 Jenis pengecoran logam yang digunakan untuk membuat handle kopling dilakukan dengan menggunakan metode pengecoran cetakan pasir Co2 (Sand
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Casting), Maka hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain ialah : Pasir Silika, Water glass, air, Cup & Drag, gas Co2 dan Bahan Coating (Spirtus dan grafit). Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak pasir silika yang kita butuhkan sesuai dengan cup & drag yang ada. Lalu kita campurkan waterglass ke dalam pasir kemudian diaduk hingga rata. Waterglass yang dipakai sekitar 3-6% berat pasir. Setelah pasir dan waterglass rata, kemudian dimasukan kedalam cup & drag yang telah dimasukan terlebih dahulu pola coran dan pada saat pasir dimasukan kedalam cup kita pasang cawan tuang yang langsung dilengkapi dengan saluran turun dan memasang saluran penambah pada samping kiri dan kanan dari pola coran. Setelah terisi penuh kita tembakan gas Co2 hingga pasir mengeras. Kemudian pola bisa kita lepas dari cetakan dan selanjutnya pola tersebut kita coating dengan bahan coating yaitu grafit yang dicampur dengan spirtus dicampur menjadi satu didalam wadah, selanjutnya disemprotkan pada pola yang terbentuk pada pasir cetak yang bertujuan agar logam cair tidak menempel pada cetakan sehingga mempermudah dalam pembongkaran dan pengambilan coran dari cetakan. Selain itu proses couting juga dilakukan terhadap ladel dan tempat yang disiapkan sebagai wadah jika ada logam cair yang tersisa. 4. Proses Peleburan Logam yang kita lebur adalah logam alumunium ADC 12 yang dimasukan kedalam tungku yang kemudian dipanaskan menggunakan burner dengan bahan bakarnya menggunakan solar. Alumunium saat ini ialah logam kedua terbanyak setelah besi karbon (cast iron) yang dipakai untuk komponen mesin, contoh dalam

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM bidang otomotif. Selain itu juga dipakai pada alat-alat rumah tangga seperti panci dll. Kelebihan dari alumunium ialah logam ini ringan, kuat, konduktor panas dan listrik yang baik setelah emas dan tembaga. Titik cair dari alumunium murni + 6500C. Tetapi alumunium jika dipadukan oleh unsur paduan maka titik cairnya akan bertambah. Unsur-unsur paduan yang biasanya dipakai sebagai paduan aluminium adalah silikon, tembaga, magnesium, timah dan lain-lain.

Alumunium cair sangat reaktif sekali terhadap gas hidrogen (H). gas hidrogen dapat membuat gelembung udara terikat didalam alumunium cair yang mengakibatkan porositas pada produk coran nantinya. Reaksi kimianya: Steam Alumunium Hidrogen Alumunium oxide Untuk mencegah porositas pada logam alumunium maka dapat dilakukan beberapa cara, antara lain dengan melindungi alumunium cair menggunakan gas nitrogen (N2). Karena gas nitrogen mengikat hidrogen sebagai penyebab porositas pada alumunium. Caranya yaitu dengan menyemburkan gas nitrogen diatas alumunium cair hingga alumunium cair tersebut masuk kedalam cetakan. atau dengan cara menggunakan flux . Yaitu flux ditaburkan pada permukaan alumunium cair secara merata yang bertujuan agar gas hidrogen tidak dapat masuk kedalam alumunium cair. Proses penaburan flux ini dilakukan ketika alumunium tersebut dalam keadaan telah mencair. Ada 4 macam flux yang dipakai dalam membuat produk alumunium menjadi lebih baik dalam hal sifat-sifat fisik ataupun sifat mekaniknya, yaitu:

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM

Covering fluxes Digunakan untuk mencegah gas hidrogen masuk kedalam alumunium cair Cleaning fluxes Untuk menghilangkan kandungan padat nonmetalik dari alumunium cair Degassing fluxes Dimasukan kedalam alumunium cair untuk menghilangkan gas yang terjebak dalam alumunium cair yang dapat menyebabkan porositas Drossing-off fluxes Digunakan untuk memperbaiki logam alumunium dari drosses. 5. Proses Tapping Yaitu proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel yang dilakukan setelah logam alumunium mencair dan telah ditaburi flux pada permukaan alumunium agar gas hydrogen tidak dapat masuk ke dalam alumunium cair. Dalam proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel harus berhati-hati dengan menempatkan ladel pada corong tungku supaya logam cair yang dituang tidak terbuang keluar dari tungku. 6. Proses Pouring Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam cetakan. Dalam proses penuangan logam cair ke dalam cetakan ini tidak boleh terputus sampai cetakan pasir tersebut benar-benar penuh oleh logam cair dan jika ada sisa, logam cair tersebut dituang ke dalam wadah yang telah dipersiapkan dan
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM sudah dicouting. Setelah selesai penuangan, logam cair tersebut kita tunggu sampai membeku dengan waktu 30 menit. Berikut adalah gambar proses pouring terlihat pada gambar 7 :

7. Pembongkaran Cetakan Setelah logam cair membeku dalam cetakan, baut penyambung antara cup dan drag kita buka, kemudian cup dan drag kita pisahkan, cup diangkat bersama coran dan menyingkirkan pasir dari cup, drag dan coran dengan cara memukul pasir tersebut menggunakan palu. Setelah terpisah, coran kita angkat kemudian cawan turun, saluran turun, saluran masuk, saluran pengalir dan penambah dipisahkan dari coran dan akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran dibersihkan. Dalam proses pembongkaran ini dilakukan secara mekanis atau dengan tangan. Pasir yang telah dpisahkan dikumpulkan dan cuci untuk memisahkan pasir dengan waterglass sehingga pasir dapat digunakan kembali untuk membuat cetakan.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM

8. Pemeriksaan (Quality Control) Proses pemeriksaan produk coran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu : 1. Pemeriksaan rupa - Pemeriksaan rupa/fisik - Pemeriksaan dimensi (menggunakan jangka sorong, micrometer, jig pemeriksa dan alat ukur lainnya) 2. Pemeriksaan Cacat dalam - Pemeriksaan ketukan - Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant) - Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle) - Pemeriksaan supersonic (ultrasonic) - Pemeriksaan radiografi (radiografi) 3. Pemeriksaan material - Pemngujian kekerasan (menggunakan metode Rockwell, Brinell, Vickers) - Pengujian tarik
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM - Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS) - Pengujian struktur mikro dan struktur makro Setelah benda coran dibersihkan kemudian dilakukan pemeriksaan pada coran tersebut apakah pada benda coran terdapat cacat, jika terdapat cacat yang memungkinkan tidak bisa diperbaiki melalui proses finishing atau proses pemesinan maka benda kerja coran tersebut dilebur kembali. Dari 6 benda coran yang dibuat hanya satu benda coran yang diambil karena benda coran ini yang memenuhi kriteria bahwa benda coran tersebut baik dan selanjutnya dilakukan proses pemesinan (machining process) untuk mendapatkan hasil produk yang lebih baik. 9. Produk Finishing Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil yang baik, selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan menggunakan mesin milling dan mesin gerinda dengan hasil produknya adalah terlihat pada gambar 8.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM 1. Kekurangan Proses Pengecoran Proses pengecoran logam pada dasarnya ialah penuangan logam cair kedalam cetakan yang telah terlebih dahulu dibuat pola, hingga logam cair tersebut membeku dan kemudian dipindahkan dari cetakan.

Jenis-jenis pengecoran logam yaitu: Sand Casting, Yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Jenis pengecoran ini paling banyak dipakai karena ongkos produksinya murah dan dapat membuat benda coran yang berkapasitas bertonton. Centrifugal Casting, Yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar bersamaan dengan penuangan logam cair kedalam cetakan. Yang bertujuan agar logam cair tersebut terdorong oleh gaya sentrifugal akibat berputarnya cetakan. Contoh benda coran yang biasanya menggunakan jenis pengecoran ini ialah pelek dan benda coran lain yang berbentuk bulat atau silinder. Die Casting, Yaitu jenis pengecoran yang cetakannya terbuat dari logam. Sehingga cetakannya dapat dipakai berulang-ulang. Biasanya logam yang dicor ialah logam non ferrous. Investment Casting, yaitu jenis pengecoran yang polanya terbuat dari lilin (wax), dan cetakannya terbuat dari keramik. Contoh benda coran yang biasa menggunakan jenis pengecoran ini ialah benda coran yang memiliki kepresisian yang tinggi misalnya rotor turbin.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM Namun pada Proses Pengecoran Memiliki Kekurangan Seperti : 1. Sifat menyerap dan merembes 2. Biasanya Benda yang di hasilkan permukaannya masih kasar. 3. Keakuratan dimensi geometrik dan kerataan permukaan yang rendah. 4. Bahaya / resiko keselamatan kerja saat peleburan logam. 5. Kurang ekonomis untuk produksi dalam jumlah kecil. 6. Permukaan yang dihasilkan lebih kasar dari hasil pemesinan. 7. Toleransi kepresisian lebih besar dari proses pemesinan.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

PENUANGAN LOGAM

SKEMA PENUANGAN LOGAM

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

You might also like