You are on page 1of 7

PANDUAN PRAKTIKUM

GELOMBANG

LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM





UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
1

Mengukur Kecepatan Bunyi di Udara
Tujuan
Mengukur kecepatan bunyi di udara menggunakan sebuah sumber bunyi dan sebuah mikrofon
kondensor.
Dasar Teori
Panjang gelombang mekanik dalam suatu medium tertentu dapat dideskripsikan sebagai
=


dengan notasi c
w
dan f menunjukkan kecepatan dan frekuensi gelombang mekanik (Hirose & Lonngren,
1985).
Tata Laksana Percobaan
1. Sumber bunyi (speaker) dihubungkan ke osilator (beberapa asisten menyebutnya AFG) dan
CH 1 osiloskop.
2. Osilator dan osiloskop dihubungkan ke sumber listrik AC, lalu dinyalakan.
3. Osilator diatur agar menampilkan gelombang sinus dengan frekuensi tertentu.
4. Mikrofon dihubungkan ke CH 2 osiloskop.
5. Tombol Source pada osiloskop diatur ke AC. Lalu tombol Vert. Mode diatur ke CH1/CH2.
6. TIME/DIV, VOLT/DIV, Intensity, dan Hold diatur sehingga citra gelombang pada osiloskop
dapat diamati secara jelas.
7. Mikrofon diletakkan pada jarak x
0
dari speaker, sehingga gelombang dari CH1 dan CH2
bertumpuk.
8. Mikrofon digeser terus hingga gelombang dari CH1 dan CH2 kembali bertumpuk. Catat jarak
ini sebagai x
1
, , atau
1
.
9. Percobaan bisa diulangi untuk beragam frekuensi atau jarak sumber suara mikrofon.
Skema

Gambar 1 Skema Percobaan
2

Interferensi Gelombang
Tujuan
Mempelajari interferensi dua gelombang menggunakan sinyal listrik AC yang dibangkitkan suatu
generator gelombang (osilator atau AFG).
Dasar Teori
Andaikata ada dua buah gelombang E
0
dan E
1
,
( )
( )
0 1
1 2
sin
sin
E A t kx
E A t kx
e
e
=
=

Notasi k adalah angka gelombang, adalah frekuensi sudut = 2f, sementara merupakan beda fase
antara E
0
dan E
1
. Jika gelombang E
0
ditumpangkan pada E
1
, hasil penumpangannya dapat digambarkan
sebagai berikut.
( ) ( )
( ) ( )
0 1 1 2
1 2 1 2
sin sin
2 cos sin
2 2
E E E A t kx A t kx
t t
E A
e e
e e e e
= + = +
| | | | +
=
| |
\ . \ .

Faktor
( )
1 2
2 cos
2
t
A
e e | |

|
\ .
merupakan modulator bagi gelombang
( )
1 2
sin
2
t e e | | +
|
\ .
. Frekuensi
modulator sama dengan
( )
1 2
2
e e
dan frekuensi gelombang termodulasi sama dengan
( )
1 2
2
e e +

(Cerne, 2005). Dalam gambar 2, gelombang modulator berwarna cokelat dan gelombang termodulasi
berwarna biru.

Gambar 2 Interferensi bunyi yang berbeda frekuensi (Pearson Education, 2007)
Tata Laksana Percobaan
1. Tiga buah resistor disusun pada papan PCB seperti skema percobaan di bawah.
2. Resistor A dihubungkan ke osilator.
3. Resistor B dihubungkan ke kotak hitam.
4. Resistor C dihubungkan ke CH 1 osiloskop.
3

5. Resistor B dihubungkan ke osiloskop, untuk mengetahui frekuensi gelombang dari kotak hitam.
6. Osiloskop diatur agar gelombang dari CH 1 atau CH 2 tampak jelas.
Skema


Gambar 3

4

Resonansi Rangkaian R-L-C
Tujuan
Memahami proses terjadinya resonansi pada suatu rangkaian R-L-C yang dialiri arus listrik bolak-balik.
Dasar Teori
Rangkaian R-L-C merupakan suatu jenis rangkaian yang unik. Rangkaian R-L-C tersusun atas Resistor-
Induktor-Kapasitor, dan hanya mau bekerja pada arus listrik bolak-balik. Hambatan atau impedansi
total (Z) rangkaian R-L-C sangat bergantung pada frekuensi arus listrik yang dimasukkan. Pada
frekuensi arus listrik tertentu, hambatan rangkaian R-L-C jatuh ke nilai minimum. Karena sifat khusus
rangkaian R-L-C tersebut, rangkaian ini banyak digunakan pada penerima sinyal radio dan TV.

Gambar 4 Skema rangkaian R-L-C seri. Notasi I bermakna arus listrik, bermakna tegangan listrik bolak-balik, dan Q
bermakna muatan listrik (Tipler & Mosca, 2008).

Gambar 5 Grafik impedansi total |Z| dan sudut dari fasor impedansi pada rangkaian R-L-C. Sumbu mendatar
melambangkan frekuensi angular () (McHutchon, 2013).
Gambar atas menunjukkan suatu rangkaian R-L-C yang disusun secara seri. Impedansi (Z) rangkaian di
atas sama dengan
5

( )
2
2
L C
Z R X X = + .
Sementara itu, resonansi terjadi bilamana X
L
= X
C
. Pada kondisi tersebut, Z = R. Frekuensi yang
memungkinkan terjadinya resonansi dapat dihitung dengan persamaan berikut.
1
1
L C
X X
L
C
LC
e
e
e
=
=
=

Notasi melambangkan frekuensi resonansi, dengan = 2f, f adalah frekuensi dalam Hertz (Tipler
& Mosca, 2008).
Tata Laksana Percobaan
1. Resistor, Induktor, dan Kapasitor dipasang pada papan PCB seperti skema di bawah.
2. Ujung-ujung rangkaian dihubungkan ke osilator atau AFG.
3. Kemudian ujung-ujung rangkaian dihubungkan ke CH1 osiloskop.
4. Antara resistor dan kapasitor dihubungkan ke CH2 osiloskop.
5. Frekuensi osilator diubah-ubah sehingga terlihat ada pembesaran atau pengecilan kurva sinus
dari CH2.
6. Catatlah besar frekuensi dari osilator saat kurva sinus dari CH1 sefase dengan CH2, atau besar
kurva CH2 maksimal.
7. Jika kurang percaya dengan penampilan kurva sinus, bisa menggunakan kurva Lissajous. Catat
besar frekuensi dari osilator ketika kurva Lissajous berbentuk garis lurus.
Skema

Gambar 6 Gambaran percobaan.

6

Asisten Praktikum
Hari Selasa, Pukul 07.00 08.00
Nama Jabatan Nomor Telepon
Faiz Muttaqy Koordinator Praktikum 0878 29895872
Hilmi El Hafidz Fatahillah Asisten Kecepatan Bunyi 0814 65005355
Atria Dilla Diambama Asisten Resonansi Gelombang 0857 60803017
Muhammad Dirwan Bahri Asisten Rangkaian R-L-C 0857 25376474

Hari Rabu, Pukul 07.00 08.00
Nama Jabatan Nomor Telepon
Alutsyah Luthfian Koordinator Praktikum 0857 81675596
Farhan Binar Sentanu Asisten Rangkaian R-L-C 0856 43606845
Isnaeni Irmayati Asisten Resonansi Gelombang 0857 42081208
Fakhri Putra Pratama Asisten Kecepatan Bunyi 0857 28759299
Hari Kamis, Pukul 15.30 16.30
Nama Jabatan Nomor Telepon
Nadira Riadinie Koordinator Praktikum 0856 43700964
Dwi Prasetyo Aji Nugroho Asisten Kecepatan Bunyi 0856 43675855
Erik Tyson Sidauruk Asisten Resonansi Gelombang 0852 78804113
Adytya Utta Perwira Asisten Rangkaian R-L-C 0857 47841512

Daftar Pustaka
Cerne, J., 2005. PHY 207. [Dalam Jaringan]
Tersedia di: http://www.physics.buffalo.edu/phy207/lc/lc15.pdf
[Diakses 16 March 2014].
Hirose, A. & Lonngren, K. E., 1985. Introduction to Wave Phenomena. Toronto: John Wiley & Sons.
Tipler, P. A. & Mosca, G., 2008. Physics for Scientists and Engineers. Edisi ke 6. New York: W.H.
Freeman and Company.

You might also like