You are on page 1of 1

ABSTRAK Teknologi di bidang kedokteran telah menemukan metode baru yaitu program bayi tabung yang dilakukan oleh

pasangan suami istri yang sah, yaitu sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) yang dibuahi di luar tubuh si istri dari pasangan yang sah kemudian setelah menjadi embrio dimasukan kembali kedalam rahim si istri tersebut. Namun pada prakteknya program bayi tabung banyak dimanfaatkan oleh pasangan yang tidak mempunyai keturunan dimana si istri yang tidak mungkin dapat mengandung atau membesarkan janinnya dirahimnya sendiri disebabkan sesuatu hal yang menyangkut kesehatannya kemudian beralih dengan menggunakan rahim wanita lain atau sering disebut ibu pengganti/surrogate mother. Motif yang melatarbelakangi terjadinya surrogate mother biasanya timbul dari kedua belah pihak, baik ibu yang menyewa rahim wanita lain untuk mengandung calon anaknya maupun wanita yang disewa rahimnya itu sendiri karena kebutuhan ekonomi. Maka timbulah satu perjanjian sewa menyewa yang mana kedua belah pihak harus menyetujui setiap point dalam perjanjian tersebut. Menurut Pasal 1548 KUHPerdata, sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan ini disanggupi pembayarannya. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui status hukum perdata mengenai ibu pengganti (surrogate mother) dihubungkan dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Serta untuk mengetahui status hukum anak yang dilahirkan melalui ibu pengganti (surrogate mother). Dalam penulisan skripsi ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu untuk memberikan gambaran permasalahan untuk dianalisis berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku secara menyeluruh dan sistematis yang kemudian dilakukan pemecahan masalahnya serta metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu suatu penelitian yang menitikberatkan pada pengkajian data-data primer berupa ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada kasus ibu pengganti/surrogate mother terdapat banyak pendapat pro dan kontra dimana secara hukum status anak hasil surrogate mother adalah anak dari pasangan suami istri yang mengandung bukan yang memiliki benih sehingga dalam bidang keperdataan status hukum anak tersebut merupakan hak pasangan dari suami istri surrogate mother. Dan jika ibu pengganti tidak memiliki suami maka status keperdatan anak hasil surrogate mother menjadi anak luar kawin dan hanya memiliki hubungan keperdatan dengan ibu yang melahirkanya saja.

You might also like