Professional Documents
Culture Documents
Dimana :
P : Beban ( N )
D : Diameter Bola ( mm )
d : Diameter Tumbukan ( mm )
b) Rockwell
c) Hardness Test .
Rockwell hardness adalah
pengetesan kekerasan material
berdasarkan rata-rata penambahan
dikedalaman beban aplikasi.
Kekerasan ini tidak ada satuan atau
unit seperti contohnya 60 HRB,
dimana beban yang terukur sebesar 60
dengan skala B. Skala di Rockwell
test adalah skala B dan skala C .
d) Vickers Hardness Test .
Vickers hardness test ini adalah
standart untuk mengukur kekerasan
metal , vickers menggunakan pyramid
shape diamond . Hasil tumbukan
diukur diagonal dengan
menggunakan miscroscope,
bentuk tumbu
kan pyramid kotak dengan sudut
diagonal 136 . Beban intan yang
ditumbukkan ke material dirange
beban sampai 1176,8 N ( 120 Kg.f ) .
Formula Vickers :
Dimana :
P : Beban ( N )
d1: Diagonal ( mm )
Vickers cocok untuk mengukur kekerasan
metal dan metodenya sama dengan
Brinell test . Terlampir hasil dari
pengukuran Vickers pada hasil
pengelasan WPS No. 003-WPS-ASME-
MMF-2010 hasil Vickers Harness Test
3. Tensile Test ( Test Tarik )
Tes tarik dilaksanakan untuk
menentukan kekuatan tarik, titik
mulur (kekuatan lentur) las, pemanjangan
dan pengurangan material las . Cara
pengujian sangat simple dengan
memberikan beban tarik sampai material
tersebut putus dan pada proses material di
beri baban tarik awal sampai putus ,
proses tersebut direcord pada mesin
tersebut ( hasil record diplot dalam grafik
). Dari grafik tersebut dapat dilihat
kuat tarik (yield strength) dan kemuluran
(elongation ) .
Besar beban dan perpanjangan
tergantung dari dimensi test piece . Beban
dan pemuluran material masing masing
mempunyai parameter yaitu engineering
Stress dan engineering Strain . Dengan
formula sebagai berikut
Formula Engineering Stress :
Dimana :
: Tegangan Tarik ( N/mm )
F : Beban ( N )
Ao : Ukuran Awal sebelum diberi
beban ( mm )
Pada test piece no.1 dengan ukuran Tebal
( T ) = 11.85 mm dan Lebar ( W ) 19.14
mm , dimana luas area ( A ) = T x W dan
beban maksimum yang didapat pada saat
ditarik sebesar 131 kN , maka tegangan
tarik ( tensile stress ) material tersebut
adalah :
Dimana :
P : 131.000 N
A : 11.85 mm x 19.14 mm = 226.81
mm
Maka :
= 131.000 N / 226.81 mm
= 577.6 N/ mm
= 577.6 MPa
Gambar Grafik Tensile Test No: 1
Pada test piece no.2 dengan ukuran Tebal
( T ) = 11.80 mm dan Lebar ( W ) 19.15
mm , dimana luas area ( A ) = T x W dan
beban maksimum yang didapat pada saat
ditarik sebesar 131 kN , maka tegangan
tarik ( tensile stress ) material tersebut
adalah :
Dimana :
P : 131.000 N
A : 11.80 mm x 19.15 mm = 225.97
mm
Maka :
= 131.000 N / 225.97 mm
= 577.6 N/ mm
= 579.7 MPa
Gambar Grafik Tensile Test No: 2
Kriteria yang diizinkan atau Acceptance
Criteria pada uji tarik sesuai code ASME
IX Part QW. 153 dan minimum
specification tensile di QW. 422
1. Diijinkan juga dengan ketentuan
minimum kekuatan tarik tidak
kurang dari minimum kekuatan
tarik material induk .
2. Minimum kekuatan tarik dari dua
material yang berbeda , pada
pengelasan antara SA 516 Gr 70
dengan SA 240 TP 316L kekuatan
tarik yang paling rendah adalah
material SA 516 Gr 70 yaitu
sebesar 528.1 Mpa .
3. Jika spesimen putus diarea base
metal dengan HAZ maka hasil
tersebut diterima , dan apabila
kurang dari minimum strength
base metal , maka toleransi yang
dijinkan adalah 5% dari minimum
tensile strength base metal .
Hasil dari pengujian test tarik pada
pengelasan diatas , material putus
didaerah base metal dan dari hasil
pengujian test taril 1 dan 2 diatas
terhadap pengelasan dapat disimpulkan
minimum tensile strength dari pengujian
test tarik diatas adalah = 577.6 MPa .
4. Side Bend Test ( Test Tekuk ) .
Side bending test ( test bengkok )
bertujuan untuk melihat tahanan lentur
suatu material yang dibengkokkan sampai
180 . Pada bagian luar daerah bengkok
yang mulur dapat ditemukan cacat atau
kerapuhan material . Kriteria yang
diterima ( Acceptance criteria ) diatur di
ASME IX QW.163 dimana lasan dan
daerah HAZ pada transfersal/side weld
bend harus masih utuh atau tidak adanya
cacat setelah dilakukan uji bengkok .
Tidak boleh ada cacat retak atau crack
pada daerah lasan dan HAZ . Dari hasil
pengujian side bend terhadap pengelasan
WPS No. 003-WPS-ASME-MMF-2010
dapat disimpulkan hasil side bend test
dapat diterima sesuai dengan code
karena tidak ada cacat yang timbul
setelah material tersebut di uji bengkok
Hasil pengujian Side Bend Test
Kesimpulan
Prosedure pengelasan ( WPS ) adalah
prosedur / tata cara pengelasan yang
menjelaskan langkah demi langkah apa
yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukan, yang hasil pengelasannya
sesuai dengan persyaratan code / standard
, dalam hal ini mengacu pada ASME
Section IX QW 420 dan QW 430 . Pada
pengelasan dua material yang berbeda
secara karakteristik dan komposisi kimia ,
seperti material carbon SA 516 Gr 70
dengan Stainless steel SA 240 316L ,
yang harus dijadikan acuan dalam
membuat procedure pengelasan tersebut
sebagai berikut :
1. Kelompok atau penggolongan
material induk ( base metal ) atau
dalam istilahnya P Number yang
mengacu pada ASME Section IX
QW 420 Carbon Steel SA 516 Gr
70 digolongkan dalam P.No. 1 dan
Group No. 2 sedangkan Stainless
steel SA 240 316 L digolongkan
dalam P.No. 8 dan Group No. 1 .
2. Welding Squence dan bentuk
sambungan ( bevel ) dari
pengelasan beda material antara
Carbon Steel SA 516 Gr 70 dengan
SA240 316L harus sesuai dengan
Procedure Quailificatio Record (
PQR )
3. Melakukan inspeksi & pengujian
tanpa merusak atau Non Destructive
Test ( NDT ) dan test merusak atau
Destructive Test (DT).
Pengujian tanpa merusak ( NDT )
a. Dye Penetran Test .
b. Magnetic Particle Test .
c. Ultrasonis Test .
d. Radiography Test .
Pengujian merusak ( DT ) /
Mechanical Test
a. Macro Test
Hasil dari pengujian Macro Test
sebagai berikut :
Pengisian lasan sempurna , tidak
terlihat adanya slag .
Penetrasi pengelasan sempurna .
Undercut tidak ada .
Retak Lasan tidak ada .
Gas terperangkap tidak ada .
b. Hardness Test
Hasil dari pengujian Hardness
Test sebagai berikut :
Base metal SA 516 70 Gr 70 rata
rata = 158 HV dan base metal SA
240 316L rata rata = 192.6 HV.
HAZ material SA 516 70 Gr 70
rata rata = 212.3 HV dan base metal
SA 240 316L rata rata = 192.6 HV.
Pada lasan base metal SA 516 70
Gr 70 dengan base metal SA 240
316L rata rata = 192 HV .
c. Tension Test . ( Tes Tarik )
Hasil dari pengujian tes tarik (
Tension Test ) diterima / accepted
dengan acuan sebagai berikut :
pengujian test tarik pada pengelasan
material dengan WPS No. 003-WPS-
ASME-MMF-2010 material putus
didaerah base metal ( SA 516 Gr 70 )
dan minimum tensile strength dari
pengujian test tarik diatas adalah =
577.6 MPa sedangkan minimum
tensile strength dari base metal SA
516 Gr 70 adalah = 528.1 Mpa .
d. Tes bengkok ( Side Bend test )
Hasil dari pengujian tes bengkok
diterima dengan pertimbangan karena
visual pada area lasan yang
dibengkok-kan tidak terdapat cacat
lasan seperti retak ( crack ) atau
laminasi .
Dari hasil pengujian diatas didapat data
data sebagai berikut :
1. Struktur Makro :
a. Fusion : Baik
b. Penetration : Baik
c. Udara terjebak : Tidak ada
d. Undercut : Tidak ada
e. Crack : Tidak ada
f. Slag : Tidak ada
2 Hardness Test :
a. Base Metal SA 516 Gr 70 rata
rata 158 HV dan SUS 316L rata
rata 177 HV.
b. HAZ Material SA 516 Gr 70 rata
rata 212 HV dan SUS 316L rata
rata 192 HV.
c. Weld Metal SA 516 Gr 70 dengan
SUS 316L rata rata 192 HV.
3. Tensile Test diterima karena tensile
stess yang terkecil adalah 579 N/mm.
4. Bend Test diterima karena visual pada
area bending tidak ada indikasi cacat
material seperti crak atau patahan .
Saran .
Pengelasan yang dilakukan harus
sesuai dengan welding prosedure ( WPS )
yang telah diuji atau dites dengan test
tidak merusak dan test merusak (
mechanical test ) . Pengelasan pada
material yang berbeda karakteristik dan
komposisi kimia yang menjadi acuan
adalah pemilihan kawat las dan tehnik
pengelasan berdasarkan pada code atau
standart yang telah dibuat merujuk pada
fungsi dari equipment tersebut seperti
pada pengelasan material SA 516 Gr 70
dengan SA 240 316L untuk mengurangi /
mencegah korosi pada lasan , maka di
WPS harus mengutamakan pencegahan
segi ketahanan korosi pada base metal
dan faktor luar seperti fluida atau
lingkungan sekitar yang bersifat asam .
Maka yang kita pertahankan adalah dalam
proses pengelasan jangan sampai sifat
tahan korosi base metal SA 240 316L
rusak pada waktu proses pengelasan .
DAFTAR PUSTAKA
1) American Society Mechanical
Engineering Section II Part A ,
Ferrous Material Specification ,
Edition 2004 .
2. American Society Mechanical
Engineering Section II Part C ,
Specification for Welding Rod
Electrodes , and Filler Metal , Edition
2004.
3. American Society Mechanical
Engineering VIII Division 1, Rules
for Construction of Pressure Vessels ,
Edition 2004.
4. American Society Mechanical
Engineering Section IX,
Qualifications Standard for welding
and Barzing Procedures, Welders,
Brazers , and Welding Brazing
Operators , Edition 2004