Professional Documents
Culture Documents
S DENGAN DISPEPSIA
DI RUANG DAHLIA RSUP SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN
NAMA : LILIK NUR KHANIFAH
KELAS : EKP/VI
NIM : 04.08.2110
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S
DENGAN DISPEPSIA DI RUANG DAHLIA RSUP SOERADJI
TIRTONEGORO KLATEN
BAB I
DASAR TEORI
A. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dyspepsia (Mansjoer A).
Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:
a.Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya
b.Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
B. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
C. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
Lambung terletak dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah
diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh
berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2
liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus.
Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah
kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum,
dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isis
usus halus kedalam lambung.
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
H. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
I. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien
melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri, vital sign dalam
rentang normal.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya
(skala 010). Dengan memberikan pengertian intensitas serta berat nyeri setiap
nomernya seperti apa.
2. Berikan istirahat dengan posisi semifowler
3. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan
kerja asam lambun yaitu makanan yang pedas dan asam.
4. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya
5. Observasi Tanda-Tanda Vital tiap 8 jam.
6. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
7. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik. 1. Berguna dalam pengawasan
kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
2. Posisi semi fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen dan memperlancar
pertukaran oksigen.
3. Dapat menghilangkan nyeri akut atau hebat dan menurunkan aktivitas
Peristaltik.
4. Mencegah terjadinya perih pada ulu hati atau epigastrium sebagai indikator
untuk melanjutkan intervensi berikutnya
5. Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
6. Menghilangkan rasa nyeri dan
7. Mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang
diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan
nutrisi, vital sign dalam rentang normal, dan peningkatan berat badan.
Intervensi Rasional
1. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat
2. Timbang BB klien
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
4. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan,
integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus,
riwayat mual/rnuntah atau diare.
5. Kaji pola diet klien yang disukai atau tidak disukai.
6. Monitor intake dan output secara periodik.
7. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada
hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi
Buang Air Besar (BAB).
8. Kolaborasi untuk pemberian anti emetik.
9. Kolaborasi untuk pemberian diet yang tepat. 1. Untuk mengidentifikasi
indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan
2. Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat
3. Meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster
4. Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat
Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
5. Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake
diet klien.
6. Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
7. Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk
meningkatkan intake nutrisi.
8.
9. Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu
untuk memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria
mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan cairan, dibuktikan
stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
Intervensi Rasional
1. Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran
mukosa, turgor kulit
2. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan
Akurat
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. DATA PENGKAJIAN
1. Pengkajian Umum
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 14 Desember 2009
c. Jam : 11.30 WIB
d. Tempat : Ruang Dahlia RSUP Soeradji Tirtonogoro
e. Perawat : Ambar, Desi, dan Dimas
f. Metode Pengambilan Data : Wawancara, observasi, studi dokumen, dan
pemeriksaan fisik.
2. Identitas Diri Klien
a. Nama : Tn. S
b. Usia : 60 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Pensiunan
g. Suku/Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
h. Alamat : Jogonalan
i. Dx medis : Dispepsia disertai dengan stroke
j. No CM : 63 40 12
makanan klien setiap hari adalah nasi,sayur, lauk dan buah. Istri klien mengatakan
bahwa Tn.S menyukai sayuran dari daun singkong. Istri Tn.S mengatakan bahwa
klien juga menyukai tempe bacem. Sebelum sakit istri klien mengatakan bahwa
Tn.S tidak mengalami gangguan untuk menelan. Klien mengatakan tidak
memiliki makanan pantangan.
2) Selama sakit
Selama sakit klien mengatakan susah untuk menelan. Istri klien mengatakan
bahwa klien makannya susah, setiap hari hanya menghabiskan 5 sendok makan.
Istri klien mengatakan klien sering memuntahkan makanan yang dia makan. Istri
klien mengatakan, klien sering tersedak ketika makan.
b. Intake Cairan
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan setiap harinya minum 8-10 gelas air putih perhari. Istri klien
mengatakan tidak ada gangguan dalam minum.
2) Selama sakit
Istri klien mengatakan selama sakit klien hanya ingin minum air teh dan susu
sebanyak 400 cc dan menghabiskan infus 1200 cc selama 24 jam.
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit BAK 800 cc per hari dengan warna kuning dan
tidak mengalami kesulitan dalam BAK. Klien mengatakan BAB setiap hari satu
kali dengan konsistensi padat dan berwarna coklat serta tidak ada kesulitan dalam
BAB
b. Selama sakit
Istri klien mengatakan dalam sehari klien BAK sebanyak 600 cc dengan warna
coklat. Istri klien mengatakan klien BAB 300cc selama dirawat dengan
konsistensi cair. Istri klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam BAK dan BAB.
3. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum sakit
Istri klien mengatakan, klien tidur selama 7-8 jam sehari. Klien tidak suka tidur
siang hari karena kesibukannya di sawah. Klien mengatakan tidak ada gangguan
dalam tidur.
b. Selama sakit
Istri klien mengatakan selama sakit klien lebih sering tidur, setiap hari bisa tidur
8-10 jam. Istri klien mengatakan kesadaran klien menurun. Klien mengatakan
tidak ada gangguan dalam tidur. Istri klien mengatakan bahwa klien merasa panas
pada punggung.
Istri klien mengatakan klien tidak nyaman dengan posisi berbaring.
4. Pola Aktivitas
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan setiap siang hari pergi ke sawah. Istri klien mengatakan, klien
setiap harinya jalan sendiri dan melakukan alat bantu.
b. Selama sakit
Istri klien mengatakan selama sakit klien lebih banyak tidur karena badannya
lemah. Istri klien mengatakan bahwa anggota tubuh sebelah kanan mengalami
kekakuan dan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Klien hanya bisa
berbaring di atas tempat tidur, semua aktivitas memerlukan bantuan orang lain.
Istri klien mengatakan kaki dan tangan kanan klien sering terasa berat untuk
digerakkan. Istri klien mengatakan klien sering gelisah, selalu ingin berdiri dan
duduk. Istri klien mengatakan klien tidak bisa mandi dan hanya di lap setiap hari,
jadi muncul bau yang tidak sedap dari tubuh klien. Istri klien mengatakan klien
sulit untuk diganti bajunya.
5. Pola Persepsi Diri
Tn S mengatakan dirinya adalah seorang pensiunan yang memiliki anak serta istri.
Klien mengatakan cemas karena anak yang dirindukannya tidak datang
menjenguk. Klien terlihat gelisah dan lemah serta pandangan klien hanya sekilas
bila melihat orang lain. Istri klien mengatakan bahwa klien merindukan anaknya.
Istri klien mengatakan bahwa klien sering menanyakan anaknya yang dari Bali
kenapa belum dating-datang.
6. Pola Peran Hubungan
Klien mengalami kesulitan untuk berbicara. Klien hanya mampu mengucapkan
satu kata-kata setiap pembicaraan. Klien mengeluarkan kata-kata yang sulit
dipahami oleh orang lain. Istri klien mengatakan bahwa klien hanya berbicara
singkat ketika menginginkan sesuatu. Istri klien mengatakan bahawa klien
terkadang tidak mampu memehami ucapan dari orang lain.
7. Pola managemen koping
Klien mengatakan perubahan terbesar dalam hidup bahwa tidak dapat beraktivitas
seperti yang dulu dan kesulitan dalam menelan makana serta dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Apati
b. Status gizi:
BB : 60 kg
TB : 170 cm
IMT : 60 = 20,8
(1,7)2
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 150/80 mmHg
N : 80x/ menit
R : 24x/ menit
S : 36,70C
d. Pemeriksaan Cepalo-Klaudal
1) Kepala
a) Bentuk kepala : mesochepal
b) Kulit kepala : tidak ada luka.
c) Mata : konjungtiva pucat, tidak ada gangguan penglihatan, pandangan klien
kepada orang lain hanya sekilas. Terlihat pandangan yang dalam kepada orng lain.
Klien mampu merespon apa yang ditanyakan oleh istrinya, tetapi klien tidak
mampu mengatur keseimbangan badannya ketika klien ingin mencoba untuk
duduk.
g. Nervus IX, X, XII
Setiap disuapi untuk makan, separo dari makanan keluar kembali karena ketidak
mampuan lidah klien untuk membantu menelan makanan. Setiap diajak berbicara
klien menjawabnya dengan kata-kata yang singkat. Klien tampak kesulitan
mengeluarkan kata-kata.
h. Nervus XI
Klien mampu mengelengkan kepalanya ketika menolak diberikan makanan atau
minuman.
E. PROGRAM TERAPI
1. Infus Asering 20 tpm
2. Injeksi Ranitidine 50mg/ml 2 x 1
3. Antasida sirup 3 x 2 sendok teh
4. Captropil 2 x 12,5 mg
F. DIAGNOSA MEDIS
Dispepsia disertai dengan stroke
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2009
Pukul : 22.30 WIB
No. Parameter Hasil Nilai normal
1
2
3
4
5
6
7
8
9 BUN ( Blood Urea Nitrogen)
CREA
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
GLU
Ureum
Na
K
Cl 19,1 mg/dL
1,36 mg/dL
17 IU/L
14,7 IU/L
142,7 mg/dL
40,87 mg/dL
137 mmol/L
3,4 mmol/L
106 mmol/L 7-18 mg/dL
0,6-1,3 mg/dL
10-42 IU/L
10-40 IU/L
80-120 mg/dL
20-40 mg/dL
135-145 mmol/L
3,5-5,5 mmol/L
90-106 mmol/L
2. Hasil Foto Head CT Scan
a. Infrak di periventrikrel lateralis cornu anterior dextra
b. Awal atrofi cerebri
3. Hasil laboratorium
11 Desember 2009
Pukul 22.30 WIB
No Parameter Result Unit Normal
1. WBC 11.2+ 103/L 4.3-10.3
2. HCT 35.7 % 34-40
3. MCH 31.9 fL 27-31
4. MCV 92.5 fL 80-99
5. MCHC 34.5 pg 33-37
6. RBC 3.86- 103/L 4.5-10.3
7. HGB 12.3 103/L 4-5.2
8. PLT 214 103/L 150-450
9. RDW 48.2+ fL 35-45
10. PDW 9.3 fL 9-13
11. MPV 8.4 fL 7.3-11.1
12. P-LCR 15.1 % 15-25
No Parameter Result Unit Normal
1. LYM % 18.4- % 19-34
2. MXD % 14.0+ % 0-8
3. NEUT % 67.6 % 40-74
4. LYM # 2.1 103/L 1-3.7
5. MXD # 1.6+ 103/L 0-1.2
6. NEUS 7.5+ 103/L 1.5-7
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1
DO:
BB: 60 kg
TB: 170 cm
IMT = 20,8 kg/m2
Tanda vital:
- TD : 150/80 mmHg
- N : 80x/ menit
- R : 24x/ menit
- S : 36,70C
Klien tersedak setiap kali makan
Klien mengalami kesulitan menelan
Konjungtiva pucat
DS:
Istri klien mengatakan kalau klien hanya makan sedikit kurang lebih 5 sendok
makan
Klien merasa kurang nyaman saat makan
Klien menolak dipasang NGT
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DO:
Klien terlihat gelisah
Pandangan klien sekilas
Ekspresi wajah yang mendalam
DS:
Istri klien mengatakan bahwa klien merindukan anaknya
Istri klien mengatakan bahwa klien sering menanyakan anaknya yang dari Bali
kenapa belum dating. Cemas Kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. DO :
Kesadaran apati
Tanda vital:
- TD : 150/80 mmHg
- N : 80x/ menit
- R : 24x/ menit
- S : 36,70C
Bicara pelo
Klien mengalami penurunan dalam berinteraksi dengan orang lain
DS :
Istri klien mengatakan klien bisa berbicara tetapi sedikit susah.
Istri klien mengatakan klien sering gelisah, selalu ingin berdiri dan duduk.
Gangguan perfusi jaringan Gangguan aliran arteri dan vena
( Hipertensi )
4. DO :
Anggota tubuh sebelah kanan klien mengalami kekakuan
Skala kekuatan otot ekstrimitas atas bagian kanan 2.
Skala kekuatan otot ekstrimitas bawah bagian kanan 3.
Klien hanya bisa menggerakkan badannya sebelah kiri.
Adanya penurunan otot pada klien dimana semua aktifitas klien dibantu orang
lain
DS :
Istri klien mengatakan kaki dan tangan kanannya sering terasa berat.
Istri klien mengatakan bahwa klien ingin selalu duduk dan beraktivitas.
Gangguan mobilitas fisik Kelemahan tubuh
5. DO:
Klien sudah 5 hari terbaring di tempat tidur
Klien terdapat penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan kelemahan.
DS:
Istri klien mengatakan bahwa klien merasa panas pada punggung.
Istri klien mengatakan klien tidak nyaman dengan posisi berbaring. Resiko
gangguan integritas kulit Tirah baring lama
6.
DO:
Klien kesulitan berbicara
Klien hanya mampu mengucapkan satu kata-kata setiap pembicaraan.
Klien mengeluarkan kata-kata yang sulit dipahami oleh orang lain.
DS:
Istri klien mengatakan bahwa klien hanya berbicara singkat ketika menginginkan
sesuatu.
Istri klien mengatakan bahawa klien terkadang tidak mampu memehami ucapan
dari orang lain.
Gangguan komunikasi verbal
7. DO :
Mulut klien tampak kotor.
Muncul bau yang tidak sedap dari tubuh klien.
Banyak lalat yang berterbangan di sekitar tubuh klien
Klien tampak banyak berkeringat dan lembab.
DS :
Istri klien mengatakan bahwa selama di rumah sakit klien tidak pernah mandi
tetapi hanya di lap.
Istri klien mengatakan tubuh klien lengket-lengket.
Istri klirn mengatakan klien susah untuk dilakukan penggantian baju. Syndrom
defisit self care Kelemahan fisik
8. DO:
Klien terpasang infuse selama 3 hari
Tanda vital:
- TD : 150/80 mmHg
- N : 80x/ menit
- R : 24x/ menit
- S : 36,70C
DS:
Istri klien mengatakan bahwa klien sudah terpasang infuse selama 3 hari.
4.Beri penjelasan kepada klien bahwa masukan nutrisi penting, apalagi pada ibu
hamil
Senin, 14 Desember 2009
Pukul: 12.00 WIB
1. Dilatasi gaster dapat terjadi bila terdapat makanan dan meningkatkan hasrat
untuk makan.
2. Vital sign dan keadaan umum mengindikasikan adanya perubahan kondisi
tubuh terhadap perjalanan penyakit.
3. Penyajian diit dibutuhkan untuk menghadapi penurunan kemampuan dalam
memproses protein dn menurunkan nilai metabolis.
4. Meningkatnya pengetahuan klien tentang asuhan nutrisi membantu pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi dirinya dan untuk menunjang proses metabolik.
Selasa, 15 Desember 2009
Pukul 09.00 WIB
1. Memberi Makan Klien Sedikit Tapi Sering Dan Makanan Kecil Yang Tepat
3. Berikan posisi kepala lebib tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis)
4. Anjurkan klien untuk menghindari batukdan mengejan berlebihan
5. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
Senin, 14 Desember 2009
Pukul 12.00 WIB
1. Untuk mencegah sakit klien menjadi lebih parah
2. Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk
penetapan tindakan yang tepat
3. Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena dan
memperbaiki sirkulasi serebral
4. Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra kranial dan potensial
terjadi perdarahan ulang
5. Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK.
Istirahat total dan ketenagngan mingkin diperlukan untuk pencegahan terhadap
2. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak
sakit
3. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
1. Anjurkan untuk melakukan latihan ROM (range of motion) dan mobilisasi jika
mungkin
2. Rubah posisi tiap 2 jam
3. Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang
menonjol
4. Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan
pada waktu berubah posisi
5. Observasi terhadap eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap
kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
6. Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap
kulit
DO:
Klien kesulitan berbicara
Klien hanya mampu mengucapkan satu kata-kata setiap pembicaraan.
Klien mengeluarkan kata-kata yang sulit dipahami oleh orang lain.
DS:
Istri klien mengatakan bahwa klien hanya berbicara singkat ketika menginginkan
sesuatu.
Istri klien mengatakan bahawa klien terkadang tidak mampu memehami ucapan
dari orang lain. Selasa, 15 Desember 2009
Pukul: 15.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien mampu
berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain dengan kriteria:
1. Klien mampu berbicara dengan baik
2. Klien mampu mengucapkan lebih dari satu kata
3. Klien memahami ucapan orang lain
4. Klien mampu berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain Selasa, 15
Desember 2009
Pukul: 15.00 WIB
1. Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isarat
2. Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi
3. Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang jawabannya
ya atau tidak
4. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
5. Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi
6. Latih bicara klien Selasa, 15 Desember 2009
Pukul: 15.00 WIB
1. Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien
2. Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain
3. Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat komunikasi
4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau
keberhasilannya
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
Rabu, 16 Desember 2009
Pukul 10.00 WIB
1. Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara
individual
2. Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
3. Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun
bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi
klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk
emepertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
4. Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien
untuk berusaha secara kontinyu
5. Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan
mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
Rabu, 16 Desember 2009
Pukul 10.00 WIB
Rabu, 16 Desember 2009
Pukul 10.00 WIB
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 1.Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Doengoes, Marilynn E, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta.Buku
Kedokteran EGC
NANDA.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan.Jakarta.Prima Medika
Wilkinson,Judith M.2007.Diagnosa Keperawatan.Jakarta.Buku Kedokteran EGC
www.google.com
Pengikut
Mengenai Saya
mbah jito OK la..yaw
ORANG YANG PALING BAIK ADALAH, YANG MEMBERI
MANFAAT BAGI ORANG LAIN
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Didukung oleh Blogger.