You are on page 1of 8

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT

OLEH KELOMPOK 1 KELAS IIC 1. Anggi Yara Lestari 2. Ani Mariani 3. Bq. Dewi Fitriani 4. Desi Ariana 5. Dewi Wulandari 6. Diyana Yanti 7. Doria Nurmala 8. Fitri Dwi Kayanti 9. Fitria Hayunisak Oemar 10. Hilda Fartija

11. Ika Apriliana

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG D.III MATARAM 2014

PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Definisi Definisi pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat secara umum adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan factor social, ekonomi, dan budaya setempat ( Ambarwati, 2009 ). Sedangkan definisi pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat secara khusus merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut ( Ambarwati, 2009 ).

B. Tujuan Tujuan pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat menurut yaitu : 1. Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. 2. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gontong royong ( Syarifudin, 2012 ). Selain itu tujuan dari pendekatan edukatif adalah memberikan informasi, memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan, serta membuat keputusan yang ditetapkan berdasarkan informasi yang ada ( Yulifah, 2012 ).

Untuk mewujudkan tujuan pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat dibutuhkan provider atau pelaksana. Provider adalah sektor yang bertanggung jawab secara tekhnis terhadap program-program yang dikembangkan dalam pengembangan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gontong royong ( Syafrudin, 2012 ). Bidan sebagai provider, mengajak masyarakat berfikir rasional dan meninggalkan pemikiran-pemikiran yang tidak rasional. Pendekatan berorientasi kepada suatu pemikiran, kognitif, melakukan perubahan tingkah laku, yaitu perubahan tingkah laku yang tidak rasional menjadi tingkah laku yang rasional. Bidan membantu masyarakat untuk menggali nilai dan sikap, serta membuat keputusan mereka sendiri berdasarkan informasi tentang kesehatan yang disajikan. Masyarakat dibantu untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi berdasarkan pemikiran yang logis. Masyarakat dibantu dalam menjalankan keputusan yang ditetapkan dan mengadopsi praktik kesehatan baru, seperti pada pendidikan kesehatan sekolah yang memasukan prilaku hidup sehat dalam kurikulum sekolah mulai tingkat dasar dengan harapan murid-murid sekolah akan mempelajari keterampilan hidup sehat sejak dini, tidak hanya memperoleh pengetahuannya saja ( Yulifah, 2012 ).

C. Langkah-Langkah Pendekatan Edukatif Langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat menurut Syafrudin, 2012 adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan pada tokoh masyarakat. a. Non formal untuk penjagaan lahan. b. Formal dengan surat resmi.

c. Tatap muka antara provider dan tokoh masyarakat. d. Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data. e. Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan alternatif pemecahan masalah dalam rangka

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. f. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara agama, perkawinan, kematian, dsb. 2. Pendekatan kepada provider, diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan, tingkat dusun/lingkungan. 3. Pengumpulan data primer dan sekunder, data umum, data tekhnis dengan kepentingan masing-masing sektor, data prilaku sesuai dengan masalah yang ada, data khusus hasil pengamatan, data orang lain. Pengembangan masyarakat perlu dilakukan baik sumber daya alam/ potensi desa, dan sumber daya manusia/kader kesehatan agar mau tahu dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong dengan menggunakan metode berikut: a. Pendekatan tingkat desa dilakukan dengan pertemuan tersendiri dengan tokoh masyarakat; menumpang pada pertemuan lain seperti musyawarah masyarakat desa ( MMD) maupun pertemuan tingkat dusun/lingkungan. b. Pengumpulan data untuk mencari kebutuhan yang real dan kebutuhan yang diinginkan masyarakat dalam rangka servei mawas diri ( SMD) c. Penyajian data pada waktu MMD yang berisi analisis situasi secara singkat, analisis data, pemasalahan, penyebab terjadinya masalah. d. Komitmen bersama dari hasil kesepakatan MMM dalam suatu kebijakan alternatif pemecahan untuk perencanaan kegiatan, perencanaan pelaksanaan, perencanaan, dan evaluasi. 4

e. Tindak lanjut program pembinaanya dapat dilakukan dengan pertemuan berkala, provider dan kader mengadakan study banding ke desa lain, provider mengadakan pembinaan ke desa agar mengubah sikap diri. Pada peringatan hari besar, sebaiknya diadakan lomba penampilan antar dusun atau desa.

D. Strategi Pendekatan Edukatif dalam Peran Serta Masyarakat Strategi dasar pendekatan edukatif menurut Ambarwati, 2009 antara lain : 1. Mengembangkan provider Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan. Langkah-langkah pengembangan provider : a. Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat. Bertujuan menentukan untuk kebijakan mendapat nasional dukungan atau sehingga dapat

regional.

Bentuknya

pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh. b. Pendekatan terhadap pelaksana dari sector di berbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, member dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah. c. Pengumpulan data oleh sector kecamatan atau desa. Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut

pandangan petugas atau provider. Macan data yang dikumpulkan meliputi data umum, data khusus dan data prilaku. 5

2. Pengembangan masyarakat Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan denganmelibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merencanakan alternative, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkahlangkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, surve mawas diri, perencanaan, pelaksanaa dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan. Upaya agar masyarakat dapat berprilaku dengan membudayakan kesehatan maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, member informasi, member kesadaran melalui yang disosialisasikan secara langsung pada acara-acara kemasyarakatan atau melalui pemuka agama, pemuka masyarakat, maupun pemerintah melalui instansi terkait. Harapan dari pendekatan ini maka masyarakat secara sadar tanpa paksa dan berprilaku meningkatkan dan menjaga kesehatan dengan baik. Sehingga harapannya dapat menurunkan masalah-masalah kesehatan yang masih umum terjadi di masyarakat ( Niken, 2013 ). Dalam pelayanan kebidanan, pendekatan ini memerlukan kesabaran dan ketangguhan dari para petugas (penggerak), karena mereka harus mengawal proses secara berkelanjutan hingga tercapainya kemandirian masyarakat di jajaran kesehatan, penggerak awa adalah para petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota, RS, serta puskesmas dan jaringannya ( Niken, 2013 ). Demikian juga yang tidak kalah pentingnya adalah motivasi para kader yang erat kaitannya dengan keberlangsungan desa siaga. Upaya motivasi kader hendaknya dikembangkan secara rasional atas dasar pertimbangan guna memenuhi kebutuhan para kader. Betapapun kader adalah juga manusia, yang

memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Banyak kader yang masih disibukkan oleh upaya memenuhi kebutuhan dasarnya berupa pangan, sandang dan papan, walaupun tidak sedikit juga yang masih mulai berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan social dan psikologis. Kader yang mampu berprilaku hidup sehat tentunya dapat menjadi role mode di masyarakat dan secara tidak langsung merupakan bentuk dari pendekatan edukatif dengan menghadirkan contoh nyata yang dapat dilihat dan diteladani bersama ( Niken, 2013 ).

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwani, ER. (2009) Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Niken Mailani, dkk. (2013) Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya. Syafrudin, dkk. (2012) Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. Yulifah, R dan Tri Johan AY. (2012) Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

You might also like