You are on page 1of 14

Moringa oleifera

Disusun oleh :

Ikhtisar

Tanaman asli daerah Himalaya, termasuk India, Pakistan, Bangladesh, dan Afganistan. Tumbuh dengan baik di ketinggian 300 500 meter dpl. Menyukai daerah daerah tumbuh di lingkungan panas. Sering dikenal sebagai tanaman drumstick atau horseradish. Tanaman perintis karena mampu hidup di tanah minim air dan menjadi pembuka jalan yang memberi lingkungan tumbuh yang kondusif bagi tumbuhan lain. Tanaman magis. Nama Lokal : Murong (Aceh); marunggai/munggai (Minangkabau); kilor (Lampung); Kelor (Sunda, Maluku, Papua); limaran (Jawa); marongghi (Manado); kerol (Buru); marangghi (Madura); moltong (Flores); kelo (Gorontalo); keloro (Bugis); kawona (Sumba); ongge (Bima). Nama Asing : la mu (Mandarin); cedro (Brazil); Moringa (Spanyol) west indian ben/horseradish tree (Inggris, Amerika) moringulero (Portugis); behenusbaum (Jerman).

Klasifikasi
Kingdom Division Class Ordo Family Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Brassicales : Moringaceaea : Moringa : Moringa oleifera

Deskripsi Tanaman
Tumbuhan : Perdu, tinggi 7 11 meter. Caulis kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai radix yang kuat. Caulis pokoknya berwarna kelabu. Floss : Berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga Moringa keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Bunganya dapat dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu. Fructus : Berbentuk segitiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Berwarna hijau dan keras. Sedang getahnya yang telah berubah menjadi coklat disebut blendok (Jawa) Semen : Setiap fructus mengandung 5 20 biji yang diselimuti lapisan putih tipis.

Kandungan Kimia
Glikosida pyrrole alkaloid (pyrrolemarumine 4-O--l-rhamnophyranoside) dan 4hydroxyphenylethanamide (marumosides A dan B) diisolasi dari daun Moringa oleifera bersama dengan senyawa lainnya niazirin, methyl 4-(-rhamnophyranosyloxy) benzylcarbamate, benzyl -d-glucophyrnoside, benzil--d-xylopyranosyl -(1 6)--dglucophyranoside, kaemprefol 3-O-beta-d-glucophyranoside, quercetin 3-O-beta-dglucophyranoside, adenosin, dan l-tryptophan. Ekstrak metanol daun M. Oleifera mengandung asam klorogenik, rutin, quercetin,

glucoside, dan kaemprefol rhamnoglucoside, sementara akar dan batang beberapa


procyanidin terdeteksi. Daun moringa kaya vitamin A dan B, kalsium, besi, kalium, saponin, dan beragam asam amino yang dapat mendongkrak sistim imun

Pemanfaatan

Khasiat Dari Akar Sampai Pucuk


Bagian Daun Kegunaan dan penyakit yang diobato
Antimikrob, antibakteri, antiinflasi (antiradang), infeksi Virus Ebstein Barr (EBV), virus herpes simplek (HSV-1), HIV/AIDS, cacingan, bronkhitis, gangguan hati, antitumor, demam, kanker prostat, kanker kulit, anemia, diabetes, tiroid, gangguan saraf, antioksidan. Antimikrob, antibakteri, infeksi, flu, cacingan, sariawan, radang tenggorokan, antitumor, rematik, gangguan saraf, sumber nutrisi dan tonik. Mengatasi karang gigi, gangguan pencernaan, flu, sariawan, antitumor, rematik, detoksifikasi, penetalisisir racun ular serta kalajengking, afrodisiak. Antimikrob, antibakteri, kutil, penyakit kulit ringan, penjernih air, antitumor, sariawan lambung, menaikan kekebalan tubuh. Antimikrob, antihipertensi, antiinflasi, rematik, menjaga kesehatan organ reproduksi, dan tonik. Antimikrob, karang gigi, flu, demam, asma, penguat jantung, aprodisiak, penyegar kulit. Antimikro, antitifoid, demam, asma, disentri, antiinflasi, rematik, dan gangguan saraf.

Bunga Kulit Biji Buah Akar Getah

Sumber : tree for life journal. www.tfljournal.org

Aktivitas Farmakologis
Penolak nyamuk : Penelitian membuktikan kandungan fitokimia ekstrak biji M. Oleifera efektif sebagai agen kontrol vektor nyamuk. Lever fibrosis: Hasil biokimia dan histologis yang dilakukan pada tikus dengan menggunakan ekstrak biji M. Oleifera membuktikan bahwa ekstrak biji tersebut dapat mengurangi kerusakan lever dan gejala lever fibrosis. Antioksidan: analisis fitokimia menemukan kandungan tanin, flavonoid, steroid, dan alkaloid. Urolitiasis : Hasil penelitian mengindikasikan kulit akar moringa memiliki aktivitas antiurolitiatik alias menghambat pembentukan batu ginjal. Hepatoprotektor : khasiat daun kelor sebagai pelindung hati telah diuji secara praklinis. Kandungan fenol, kumari, lignan, minyak esensial, monoterpen, karotinoid, flavonoid, asam organik, alkaloid, dan xanthenes berperan besar dalam melindungi hati dengan cara memperbaiki fungsi sel sel hati. Imunnomodulator : penelitian melaporkan daun kelor mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh tikus putih yang disuntik obat kanker golongan chyclophospami 30 mg/kg. Umumnya kekebalan tubuh tikus menurun setelah disuntik obat itu. Pengamatan menunjukan tikus yang drop karena disuntik chyclophospami kembali pulih jika dibarengi pemberian ekstrak daun kelor 125 mg/kg, 250 mg/kg, dan 500 mg/kg bobot tubuh. Tiga dosis itu secara signifikan meningkatkan jumlah sel darah putih dan presentase neutrofil tikus sehingga kekebalan tubuh membaik.

Hipokolesterolemik (Penurun kolestrol) : sebuah penelitian pada pasien hiperlipidemia di India memperkuat peran kelor sebagai agen penurun kolestrol. Dalam penelitian itu 20 pasien penderita hiperlipidemia di beri 8 tablet daun kelor setara 4,6 gram serbuk daun kelor per hari selama 50 hari. Sebagai kontrol 20 pasien lain yang tidak diberi ekstrak daun kelor. Hasil pengamatan menunjukan kadar kolestrol total pada pasien yang mengonsumsi daun kelor turun rata rata 3,14 mg/dl sementa pada kelompok kontrol hanya 1,65. Hipoglikemik (Penurun Gula Darah) : Kelor juga terbukti mengatasi diabetes militus. Ekstrak kelor lebih efektif menurunkan kadar gula darah daripada Glipzide, obat yang biasa direkomendasikan dokter untuk mengatasi kencing manis. Dalam riset tikus diabetes melitus semula berkadar gula darah 300 g/dl. Namun setelah mengonsumsi 300 mg ekstrak daun kelor, kadar gula darah puas 90 g/dl pada hari ke 21.

Penurun gula darah (Pengalaman empiris : Maria Sumartini) cara membuat; rebus segenggam (30 g) dalam 3 gelas air hingga mendidih, dan tersisa 1 gelas. Air rebusan diminum sekaligus. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari. Pegal Pegal (Herbalis : Zaenal Gani) bahan : daun kelor 100 g + garam, kemudian daun kelor dihaluskan bersama garam dan dioleskan kebagian tubuh yang pegal. Peningkat nafsu makan (Herbalis : Valentina Indrajati) Bahan : daun kelor sdt; daun beluntas 1 sdt; daun meniran sdt; rimpang temulawak sdt. Cara membuat : semua bahan direbus dalam 2 gelas air hingga mendidih. Bagi ramuan menjadi 2 gelas untuk diminum pagi dan sore hari. Dinginkan ramuan hingga endapan menggumpal dibawah kemudian minum segelas ramuan perlahan agar endapan tidak kembali tercampur.

Mata bengkak dan pandangan kabur (Herbalis : Valentina Indrajati) serbuk daun kelor sebanyak 20 gram direbus dalam 3 gelas air. Minum air rebusan itu 3 kali sehari selama sepekan. Batu ginjal (Pengalaman empiris : Sukirno) Konsumsi sayur daun kelor sekali sehari dengan cara merebus atau mengolah menjadi sayur bening. Setelah sebulan rutin mengonsumsi sayur daun kelor, benda seperti butiran pasir putih kerap keluar saat buang air kecil. Nyeri pinggang pun berkurang.
Hepatitis : (Herbalis : Mahendra) cara membuat : sebanyak 15 gram daun kelor ditambah sedikit temulawak dan sambiloto direbus dengan 600 ml air hingga mendidih selama 15 menit. Saring ramuan kemudian minum 2- 3 kali sehari masing masing 300 ml setara 1 gelas. Untuk mengurangi rasa pahit dapat juga ditambahkan madu. Anak anak usia 5- 7 tahun juga dapat minum ramuan kelor dengan dosis setengah dosis orang dewasa.

Terimakasih & Tuhan Memberkati

Daftar Pustaka
Trubus Info Kit Vol. 11, 100 Plus Herbal Indonesia Bukti ilmiah & Racikan.

You might also like