You are on page 1of 19

1. ASPEK TEKNIS A.

UMUM Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk dipergunakan sebagai air baku, irigasi, air bersih, dan sebagainya. Selain itu juga berfungsi dalam rangka mengkonservasi sumber daya air untuk menahan lajunya air permukaan mengalir terbuang ke laut. Secara prinsip bangunan embung adalah bangunan penahan lajunya air permukaan yang mengalir dibagian udiknya dengan suatu rekayasa teknik berupa bendungan, sehingga terjadi suatu genangan air yang memiliki volume tampungan yang memadai sesuai desain. Bangunan embung disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan po tensi bahaya yang besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas di bagian hilir bangunan. B. KRITERIA PERENCANAAN EMBUNG Batasan dalam embung kecil ini antara lain : 1. Tinggi tubuh embung maksimum 10 meter untuk tipe urugan dan 6 meter untuk tipe graviti atau komposit, dimana tinggi tubuh embung diukur dari lembah yang terdalam hingga ke puncak tubuh embung. 2. Kapasitas tampungan embung maksimum 100.000 m3. 3. Luas daerah tadah hujan maksimum 100 ha = 1 km2. Langkah-langkah desain embung meliputi : Penentuan lokasi embung. Pengukuran dan penyelidikan sederhana geoteknik. Penentuan tata letak as bendungan. Analisa hidrologi. Penentuan tipe dan tinggi tubuh embung. Desain bangunan Pelimpah dan bangunan unit air baku.

Dalam perencanaan embung biasanya terdapat beberapa jenis tipe embung berdasarkan jenis/tipe tubuh embung. Tubuh embung dapat dipilih diantaranya : Tipe urugan homogen Tipe urugan majemuk Tipe pasangan atau beton dan Tipe komposit

Tergantung dari jenis pondasi, ketersediaan bahan ditempat dan lebar bendungan, Pondasi batu dapat mendukung semua tipe embung Pondasi tanah hanya dapat mendukung pada

tubuh EMBUNG tipe urugan, namun semua itu harus mempertimbangkan jenis dan jumlah bahan yang tersedia ditempat.
TIPE TUBUH EMBUNG (1) Urugan 1. 2. JENIS PONDASI Batu atau Tanah UKURAN LEMBAH 1. Lebar atau 2. Sempit JENIS BAHAN BANGUNAN 1. Lempung atau tanah berlempung 2. Pasir sampai batu pecah

(2) Beton / Pasangan (3) Komposit

batu Batu

sempit Lebar

Pasir sampai batu pecah 1. Lempung atau berlempung 2. Pasir sampai batu pecah tanah

Untuk menjamin fungsi dan keamanan embung, maka embung terdiri dari beberapa bagian yang antara lain : 1. Tubuh embung berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi) sehingga air dapat tertahan di udiknya. 2. Kolam embung berfungsi menampung air hujan yang harus memiliki jenis tanah yang mampu menahan air seperti tanah lempung. 3. Intake ( alat sadap berfungsi mengeluarkan air kolam). 4. Jaringan distribusi berupa rangkaian saluran pembawa, berfungsi membawa air dari kolam ke bak penampungan air (tandon air) untuk didistribusikan/ dimanfaatkan). 5. Pelimpah berfungsi mengalirkan banjir dari kolam ke lembah atau sungai dihilirnya sebagai pengamanan tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan.

Gambar. Tipikal Embung Untuk Pertanian

+ 9.497.200 = Area Genangan Embung

7760.30 m2

P.2
161 156 .49

P.1

.84

147

167.1

.21
159.1

CP.0 X.+302.328.020 Y.+9.497.095.449 Z.+152.916

172 164

.68

P.3

146

.30

.45

1 78

.72

148.2 151.00 5 150.4 3 149.9 6 151.1 4 148.2 151.5 2 0 149.8 0 150.6 2 1 152.2 0 163.4 1

P.4

158 1 49 1 50.0 .09 152 9 .6 1 51 1 51

14 1476.83 .59 7 150 153 .71

.58
+ 9.497.100

KO 148 LAM .09

14

.17 150 .17

163

.62

175

.13 178 .41

.36

.10 151 152 .82 .680

153 .40 152 .15 152 .29 152 .495 153 .36 157 .60 1 63 152 .79

1 51 160

.41

50

+1

55

.00

169.4

.37

60

1 68

+1

+1

.99

.80 152.2 8 1 55 .4 155 64 .5 156 3 156.45 .06

.0

165

.00 170 .04 174 .03

.0

+1

65

.0

.0

179

+1

167

70

+1

75

.0

.94

.55

176

.24
+ 9.497.000

.0

183
BM.BRG.0 X.+302.319.000 Y.+9.497.070.000 Z.+153.000

.47

181

+1

80

.43

180

.52

Gambar. Tipikal Rencana Genangan Pada Embung

C. KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG SECARA TEKNIS - Berdasarkan analisa water balance, didapatkan hasil bahwa kebutuhan air untuk lahan pertanian lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan air yang ada. Sehingga dengan pertimbangan pengawetan air dan konservasi air, embung layak dibangun di kecamatan kasemen sebagai salaha satu alternatif water harvesting. - Berdasarkan hasil studi terdahulu dapat diketahui bahwa jenis tanah pada kecamatan kasemen adalah didominasi dengan lempung kelanauan (silty clay) dengan koefisien permeabilitasantara 10-9 m/s sampai dengan 10-7 m/s, hal ini menandakan cocok untuk dijadikan tampungan embung sehingga didapatkan volume air hujan yang maksimal. 2. ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN A. PRAKIRAAN DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN a. Tahap Pra Konstruksi Survey dan Pematokan Pada tahap kegiatan ini dampak diperkirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat. Dampak yang diprakirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan ini yakni timbulnya berbagai pertanyaan dan informasi yang simpang siur tentang rencana proyek. Daerah-daerah yang akan terkena dampak meliputi daerah tapak proyek (khususnya daerah genangan) dan daerah sekitarnya. Walaupun dampak ini diperkirakan tidak penting, tetapi jika dampak ini tidak diantisipasi terlebih dahulu, maka kesimpangsiuran akan terus berkembangdan menimbulkan keresahan pada masyarakat di sekitar lokasi proyek. Pembebasan Lahan Seperti diketahui kegiatan pembangunan embung memerlukan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang tentunya penduduk atau tanah adat akan menggunakan lahan yang berupa lahan produksi tetap maupun terbatas.

Dengan demikian secara langsung kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat dan keresahan masyarakat. b. Tahap Konstruksi Pembersihan Lahan Kegiatan yang akan dilakukan pada pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan dilindungi, adalah tergangunya lahan lahan disekitar lokasi kegiatan seperti kolam pemancingan dan lainnya. Komponen lingkungan lainnya yang diprakirakan

akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, kuantitas air, air tanah, kualitas air, vegetasi, margasatwa, kecemburuan sosial, kesempatan kerja dan kesehatan masyarakat. Mobilisasi Peralatan Berat Kegiatan ini utamanya adalah mobilisasi alat-alat berat ke lokasi proyek dan pengoperasian alat-alat tersebut dalam mendukung penyediaan bahan, sarana dan prasarana yang hasur disiapkan pada tahap berikutnya. Alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan ini meliputi truk, traktor, buldoser dan jenis alat-alat berat lainnya. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kesempatan kerja, pendapatan, kesehatan masyarakat dan fasilitas umum. Mobilisasi Tenaga Kerja Aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan merekrut tenaga kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari personel/tenaga kerja proyek dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi persepsi masyarakat, keresahan masyarakat, kecemburuan sosial dan kesempatan kerja. Pembuatan Dan Pengoperasian Base Camp Kegiatan yang dimaksud adalah pembuatan base campsebagai tempat tinggal dan pusat koordinasi para pekerja proyek. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, vegetasi, keresahan masyarakat, keamanan dan keselamatan dan budaya masyarakat. Eksploitasi Quarry Kegiatan yang dimaksud adalah pengambilan material dari sumber-sumber yang berada di sekitar lokasi proyek. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, air tanah, kualitas air, vegetasi, kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi regional dan kesehatan masyarakat. Konstruksi Embung Dan Tanggul Penutup Alat-alat yang akan dipergunakan dalam kegiatan ini adalah meliputi alat-alat berat dan mesin-mesin yang tergolong besar. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, kualitas air, vegetasi, ikan,

margasatwa, -

kesempatan

kerja,

pendapatan,

ekonomi

gerional,

kesehatan

masyarakat, keamanan dan keselamatan. Penggenangan Embung Penggenangan embuung dilakukan setelah seluruh aktivitas konstruksi selesai dilakukan, terutama pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan dilindungi. Dampak penting yang diperkirakan akan timbul pada kegiatan ini adalah terhadap komponen lingkungan flora fauna langka dan dilindungi, erosi tanah dan gangguan ekosistem hilir karena perubahan kualiatas dan kuantitas air. c. Tahap Pasca Konstruksi Operasi Embung Kegiatan yang dimaksud adalah pemanfaatan embung sesuai dengan fungsi yang direncanakan, yaitu mensuplai kebutuhan air untuk areal pertanian. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, penggunaan air sungai di hilir embung, mangrove, ikan, kesempatan kerja, pendapatan dan ekonomi regional. Pemeliharaan Embung Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kinerja sarana dan prasarana waduk tetap seperti yang diharapkan pada awal pembangunannya. Umumnya kegiatan ini dilakukan secara sekuensi, sehingga operasi system jaringan tidak terganggu secara umum. Dengan dilakukannya pekerjaan ini secara terencana, diperkirakan tidak akan timbul data penting yang akan terjadi. Distribusi Air Pada tahap kegiatan distribusi air dampak penting diperkirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan khususnya keresahan masyarakat yang tidak memperoleh manfaat. Dari hasil identifikasi rona awal lingkungan terdapat hubungan antara komponen kegiatan pembangunan embung dengan komponen lingkungan yang secara ringkas seperti terlihat pada Table berikut.

Tabel 1. Matriks Interaksi Antara Komponen Kegiatan Rencana Pembangunan Embung dan Komponen Lingkungan
Tahap PraKonstruksi Kegiatan Tahap Konstruksi Tahap Pasca Lokasi Dampak

Pemeliharaan Waduk dan Jaringannya

Operasi Waduk dan Jaringannya

Konstruksi Jaringan Transmisi

Mobilisasi Peralatan Berat

Pembuatan Jalan akses

Mobilisasi Tenaga Kerja

Pemindahan Penduduk

Survey dan Pematokan

Pengangkutan Material

Penggenangan Waduk

Pembuatan Basecamp

Konstruksi Bendungan

Daerah Roling di Hulu

Pembersihan Lahan

Pembebasan Lahan

Eksploitasi Quarry

Daerah Tengah
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

Komponen Lingkungan

I. Kimia-Fisik a. Iklim b. Fisiografi dan Topografi c. Penggunaan Lahan d. Kuantitas Air e. Erosi Tanah f. Air Tanah g. Kualitas Air h. Penggunaan Air Domestik II. Flora dan Fauna a. Vegetasi b. Ikan c. Margasatwa III. Sosial, Ekonomi, dan Budaya a. Persepsi Masyarakat X b. Kersahan Masyarakat c. Kecemburuan Sosial d. Kesempatan Kerja e. Pendapatan f. Ekonomi Regional g. Kesehatan Masyarakat h. Mobilitas Penduduk i. Keamanan dan Keselamatan j. Budaya k. Fasilitas Umum Keterangan : X = Dampak Potensial '+ = Terdapat Dampak

X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X

X X X

X X

X X

X X

X X X X X

X X X X

+ + + + + +

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X

X X X

X X

X X X

+ X X X X X X X X X + + + +

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X

+ + + +

Daerah Hilir
+ + + + + + + + + + + + + + + +

Tabel Pengelolaan Dampak Pada Tahap Pra Konstruksi


No Jenis Kegiatan Survey dan Perencanaan Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan Penjelasan kepada Awal dan masyarakat tentang tujuan selama proyek kegiatan - Seleksi tenaga kerja Selama dengan mengutamakan Kegiatan tenaga setempat - Pemberian upah sesuai dengan bidang keahliannya Pelaporan kepada pihak pemilik lahan dan penjelasan kepada pemilik lahan garapan - Pengalihan lahan garapan ditentukan dengan cara musyawarah - Tidak melibatkan banyak pihak Awal dan selama kegiatan Awal dan selama kegiatan

Timbulnya persepsi masyarakat Peningkatan pendapatan masyarakat setempat karena digunakan sebagai tenaga lokal

Aktivitas sehari-hari normal Kelayakan upah pekerja

Pengadaan Lahan Survey

Pembebasan lahan garapan dan pemanfaatan lahan Keluhan masyarakat karena rasa tidak puas atas pelaksanaan ganti rugi tanaman

Partisipasi masyarakat

- Kelancaran pelaksanaan ganti rugi tanaman - Keluhan masyarakat

Tabel Pengelolaan Dampak Pada Tahap Konstruksi (1)


No Jenis Kegiatan Mobilisasi dan Operasi Alat Berat Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan Menggunakan alat berat dengan Selama proyek kondisi yang masih baik - Menggunakan alat berat Selama proyek dengan kondisi yang masih baik - Mencegah/mengurangi tumpahan minyak pelumas dari alat berat ke aliran sungai - Menggunakan alat berat yang Selama proyek sesuai kebutuhan dan sesuai dengan daya dukung jalan hantar - Membuat jalan hantar yang mampu dilewati alat berat Menggunakan alat berat dengan Selama proyek kondisi yang masih baik

Iklim pencemaran udara Pencemaran air oleh tumpahan minyak pelumas

Tingkat kebisingan dan kesehatan masyarakat - Adanya lapisan minyak yang terbawa oleh aliran - Matinya biota air Jumlah fasilitas umum yang rusak dan keluhan masyarakat

Kerusakan fasilitas umum seperti jalan desa, jembatan oleh karena dilalui alat berat Terganggunya kesehatan masyarakat sekitar tapak proyek

Timbulnya penyakit batuk/saluran pernafasan

Tabel Pengelolaan Dampak Pada Tahap Konstruksi (2)


No Jenis Kegiatan Perbaikan jalan hantar Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan - Mengutamakan masyarakat Selama Proyek setempat sebagai tenaga kerja - Membeli material batu dari penambang batu yang ada di lokasi proyek Jalan hantar direncanakan tidak hanya untuk kebutuhan kegiatan proyek saja tapi juga untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya - Bekas galian dan timbunan jalan atau material galian ditempatkan pada areal yang tidak semestinya - Meminimalkan galian atau timbunan Selama Proyek

Peningkatan mata pencaharian dan pendapatan masyarakat setempat

Rusaknya fasilitas umum

- Berkurangnya jumlah pengangguran di sekitar proyek - Jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan proyek Semakin buruknya fasilitas jalan atau jembatan yang ada sekarang - Banyaknya timbunan bekas galian yang ditempatkan sembarangan - Keluhan masyarkat pengguna jalan

Penurunan tingkat estetika

Selama Proyek

Tabel Pengelolaan Dampak Pada Tahap Konstruksi (3)


No Jenis Kegiatan Perencanaan embung Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan Memberi atau memindahkan Selama Proyek lahan garapan masyarakat yang terkena penggalian atau penimbunan Membuat penggalian borrow area dengan cara terasering untuk menghambat laju erosi lahan Tetap memberikan suplay air Selama Proyek untuk daerah hilir Tidak meletakkan hasil galian ke dalam badan sungai Selama Proyek

Berubahnya fisiografi/tata guna lahan

- Hilangnya lahan garapan masyarakat - Tingginya tingkat erosi lahan pada borrow area - Terganggunya suplay air di daerah hilir - Tingginya sedimentasi Semakin gundulnya daerah tapak proyek Berpindahnya kawanan burung di sekitar tapak proyek

Kualitas dan kuantitas air di hilir

Berkurangnya flora

Berkurangnya fauna

- Melakukan reboisasi di sekitar tapak proyek - Meminimalkan areal borrow area Meminimalkan areal borrow area

Selama Proyek

No Jenis Kegiatan Pembukaan lahan

Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan

Jenis Dampak

Indikator Dampak

Berubahnya fisiografi/tata guna lahan

- Berkurangnya lahan kering menjadi persawahan garapan - Peningkatan laju erosi

Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan - Mengusahakan perijinan Selama status garapan dari pihak Kegiatan terkait ke masyarakat - Membuka lahan dengan membuat terasiring

Tabel Pengelolaan Dampak Pada Tahap Pasca Konstruksi


No Jenis Kegiatan Pengoperasi an Intake Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan Tetap mengutamakan lahan yang Selama umur sudah ada sebelumnya bangunan - Pembagian air secara Selama umur proporsional dengan tetap bangunan mengutamakan lahan yang sudah ada sebelumnya - Memberikan pengertian antara petani daerah hilir dengan hulu - Melakukan uji kualitas air Selama umur bendung secara berkala bangunan - Memasang tanda peringatan pada daerah rawan bahaya di intake, pelimpah dan kolam bendung - Memberi pagar pengaman pada daerah yang rawan kecelakaan tersebut - Merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah setempat Selema umur bangunan

Kuantitas suplai air di hilir Interaksi sosial

Berkurangnya suplai air di daerah hilir Adanya keluhan pengguna air di hilir terhadap pengguna air di hulu

Kesehatan Keselamatan dan kemanan

Naik atau turunnya tingkat kesehatan masyarakat Terdapatnya kecelakaan akibat beropersinya bendung

Pemelihara an fasilitas embung

Mata pencaharian

Naiknya pendapatan

Selama kegiatan pemeliharaan/ rehabilitasi

Tabel Pengelolaan Dampak Pada Tahap Pasca Konstruksi


No Jenis Kegiatan Pengolahan lahan tapak bangunan dan saluran Pelepasan Tenaga Kerja Lokal Sumber Dampak Volume Waktu Pelaksanaan Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan Pelaporan kepada Pemda terkait Selama proyek

Perubahan tataguna lahan (alih fungsi)

Perubahan peruntukan lahan

Perubahan sumber pendapatan

Status pekerjaan

Penyaluran tenaga kerja

Selama proyek

3. ASPEK BIAYA DAN ANALISA EKONOMI A. Analisis Harga Analisis harga satuan pekerjaan adalah dasar untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaaan konstruksi Embung. Perhitungan ini didasarkan pada Standart Satuan Harga Dasar Konstruksi Tahun Anggaran 2012 Propinsi Banten B. Volume Pekerjaan Besarnya perkiraan biaya dan ketepatan perhitungannya sangat tergantung kepada cara pendekatan desain yang dikembangkan dan perkiraan volume pekerjaan dari hasil perhitungan Bill of Quantity (BOQ) hasil perencanaan. Analisis harga satuan pekerjaan juga dapat diperkirakan dengan membandingkan dari pekerjaan-pekerjaan yang serupa di sekitarnya atau dengan cara mengalikan dengan suatu faktor pengali untuk pekerjaan yang berkaitan. Pada pekerjaan pembangunan embung, perhitungan volume pekerjaan berdasarkan hasil perencanaan atau dari gambar-gambar desain yang meliputi : 1. Pekerjaan Persiapan, meliputi persiapan peralatan team kontraktor, barak kerja dan pembuatan jalan masuk. 2. Pekerjaan Bangunan Utama, meliputi perbaikan pondasi, instrumentasi keamanan Embung, galian dan timbunan untuk tubuh Embung. 3. Pekerjaan Bangunan Pelengkap, meliputi pekerjaan pelimpah dan saluran peluncur dan pembuatan intake. Selanjutnya perhitungan volume pekerjaan dan rekapitulasinya akan dipakai di dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pelaksanaan konstruksi. C. Perkiraan biaya Perkiraan biaya merupakan uraian dari item-item pekerjaan pelaksanaan pembangunan embung yang dihubungkan dengan harga satuan dari masing-masing jenis pekerjaan. Perkiraan biaya konstruksi embung sebagai alternatif rain harvesting pada kecamatan kemesen dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

D. Analisis B/C Ratio B/C ratio merupakan perbandingan antara keuntungan (benefit) dan biaya (cost) yang dihitung bedasarkan nilai saat ini (present value). Berdasarkan parameter B/C ratio proyek dikatakan ekonomis dan layak untuk dibangun jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1,0. Jika B/C < 1,0 maka proyek tidak ekonomis atau tidak feasible, jika B/C = 0 dikatakan proyek tersebut marginal (tidak untung tidak rugi). Analisa B/C ratio untuk proyek embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. Perhitungan B/C Ratio Pada Proyek Pembangunan Embung Sebagai Alternatif Rainharvesting

D. Analisa IRR

Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan tingkat suku bunga bank (discount rate) dimana total biaya (cost) sama dengan total manfaat (benefit). Pada kondisi benefit
dan cost konstan maka IRR adalah bunga bank dimana cost tahunan sama dengan benefit tahunan. Untuk kondisi benefit dan cost tidak konstan, maka IRR dicari dengan coba-coba sehingga diperoleh nilai benefit sama dengan nilai cost (B=C). Analisa IRR untuk proyek embung dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. Perhitungan nilai IRR Embung

4. ASPEK EVALUASI PENJADWALAN Pekerjaan embung sebagai alternatif rainharvesting dikerjakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Jadwal pekerjaan embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi Embung


No. Item Kegiatan Satuan Volume Bobot
1 I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II 1 2 3 4 5 6 7 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IV 1 2 3 4 5 V Pekerjaan Persiapan Mobilisasi & demobilisasi tenaga kerja & peralatan Menyiapkan Kantor Direksi (bangunan yang ada) Pengadaan air kerja Pengadaan listrik kerja Pembersihan lapangan Pemagaran proyek sementara Papan nama proyek (selama proyek) Photo proyek Perijinan Jaminan asuransi sosial tenaga kerja Keamanan proyek Papan nama proyek permanen Pekerjaan Tubuh Embung Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Timbunan Tanah Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 3 Ps Pekerjaan Konstruksi Beton K-225 Pekerjaan Pintu Air, b = 1,0 m Jembatan Bekisting Pekerjaan Pelimpah Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Timbunan Tanah Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 3 Ps Pekerjaan Konstruksi Beton K-225 Pekerjaan Pintu Air, b = 1,0 m Jembatan Bekisting Pekerjaan Saringan /Trashrack Rip rap Pekerjaan Intake dan Aksesoris Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 3 Ps Pekerjaan Pintu Intake, b = 1,5 m Pekerjaan Pintu Pembilas, b = 1,0 m Pekerjaan Galian Bak Intake (4X4) Pekerjaan Lain-lain 2 I II Waktu Pelaksanaan (Bulan/Minggu Ke-) III IV V VI

LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS

1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

0.34% 0.34% 0.19% 0.17% 0.09% 0.03% 0.01% 0.01% 0.05% 0.17% 0.10% 0.05%

m3 m2 m3 m3 Unit m3 m2

4145.0 1324.0 844.0 50.0 1.0 4.5 123.0

7.96% 4.06% 29.31% 9.26% 0.87% 0.83% 0.61%

m3 m2 m3 m3 Unit m3 m2 Kg m3

112.0 2151.0 231.0 71.3 1.0 4.5 123.0 1250.0 51.7

0.22% 6.59% 8.02% 13.21% 0.87% 0.83% 0.61% 1.76% 0.60%

m3 m3 Unit Unit m3

317.70 47.00 1.0 1.0 84.0

0.61% 1.63% 0.81% 0.53% 0.16%

You might also like