Professional Documents
Culture Documents
Benedict Ryan Lita Lianti M. Teguh Gumelar Monica Winata Taufik H. Abdullah Yulianto
Analisis Kuantitatif
Metode Spektroskopi
Mengukur absorbansi protein pada 220 nm (UV) yang disebabkan oleh ikatan peptida.
Banyak senyawa lain yang juga menyerap sinar pada 220 nm : derajat interferensi cukup besar
Metode Kjeldahl
Kuantifikasi nitrogen dalam senyawa
Dapat digunakan jika proporsi nitrogen dalam protein diketahui (biasanya 16%).
Zat pengotor yang mengandung nitrogen harus dihilangkan : Mempresipitasi protein terlebih dahulu Presisi dan akurasi tinggi
Source of protein
Meat Blood plasma Milk Flour Egg
Conversio n factor
6,25 6,54 6,38 5,7 6,68
Metode Kjeldahl
1. DIGESTION : Sampel dioksidasi menjadi garam amonia dengan memanaskannya bersama H2SO4 pekat. (CuSO4 sebagai katalis) 2. NEUTRALIZATION : Garam amonia dikonversi menjadi gas amonia dengan pemanasan dan penambahan NaOH, kemudian didestilasi. 3. TITRATION
Metode Biuret
Reagen : CuSO4, Na-K-tartrate dan KI dalam larutan NaOH -CONH- pada protein membentuk kompleks berwarna ungu.
Metode Lowry
10X lebih sensitif dari metode biuret. Analytical range : 1g 1mg protein
Menggunakan reagen Folin & Ciocalteu (Mengandung phosphotungstic & phosphomolybdic acid, suatu reagen untuk mendeteksi fenol)
Metode :
1.Sampel diberi reagen seperti pada metode biuret 2.Sampel diberi reagen Folin & Ciocalteu 3.Ukur absorbansi pada 600 nm
Bradford Assay
Metode yang paling sering digunakan, karena kemudahannya, sensitivitasnya dan ketahanannya terhadap interferensi. Metode : 1. Sampel diberi reagen (Coomasie Blue G250 + larutan asam) 2. Ukur absorbansi pada 595 nm. Coomasie Blue dalam kondisi asam berwarna merah-coklat dan menjadi warna biru ketika berikatan dengan protein Kekurangan : reagen cenderung menempel pada wadah
SDS mendenaturasi protein, memutus ikatan disulfida, dan menambah muatan negatif pada protein. -mercaptoethanol membantu mendenaturasi protein (memecah ikatan disulfida) Protein dengan Mr kecil bergerak lebih cepat (Molecular sieving)
Analisis Kualitatif
Kristalografi X-Ray
NMR
CDSpektroskopi
Protein Sekuensing
Kristalisasi X-Ray
Komputasi Struktur Protein Menembakkan sinar X-Ray - Menembakan sinar x ke protein sehingga akan terjadi difraksi sinar x
Menerjemahkan difraksi yang diakibatkan oleh protein menjadi struktur 3D dari suatu protein
Protein Sequencing
Pendekatan de novo
Uji Ninhidrin
Digunakan untuk mendeteksi keberadaan amonia atau amina primer & sekunder Dapat digunakan pada seluruh jenis asam amino Menghasilkan warna ungu yang disebut dengan Rheumanns Purple
Uji Xantoproteic
Digunakan untuk menguji keberadaan senyawa aromatik yang terdapat dalam suatu asam amino Asam amino yang biasa digunakan: tirosin, triptofan, fenilalanin, dan asam glutamat Akan menghasilkan warna kuning-orange
Uji Kelarutan
Tujuan: Untuk menentukan tingkat kelarutan asam amino Asam amino yang dapat digunakan pada percobaan: glisin, tirosin, sistein, dan asam glutamat Karena kelarutan suatu zat akan bergantung terhadap kelarutan pH, maka uji kelarutan dapat dilakukan dengan menentukan sifat asam/basa yang dikandung larutan tersebut.
Prosedur:
Masukkan sedikit sampel asam amino, kemudian dipanaskan Masukkan kertas lakmus ke dalam larutan tersebut untuk menentukan sifat asam/basa asam amino Lakukan hal serupa dengan larutan HCl dan NaOH sebagai pembanding
Uji Endapan
1. Karena adanya Garam Netral Dikenal juga dengan nama salting-out method
Larutan yg dapat digunakan: Amonium sulfat Dapat diterapkan pada seluruh jenis protein/asam amino Proses: Garam yang dimasukkan ke dalam sampel akan mengikat air sehingga protein menjadi bersifat hidrofobik. Oleh sebab itu, akan timbul endapan dari larutan ini.
Uji Endapan
2. Karena adanya Logam
Tujuan: Menguji keberadaan logam di dalam sampel Ion logam yang dapat teruji: Hg2+, Pb2+, Ag+, Tl+, Cd2+ Cara kerja: Masukkan larutan yang mengandung logam ke dalam sampel protein. Nantinya, akan timbul endapan berwarna putih yang menunjukkan bahwa sampel mengandung logam yang dimasukkan tersebut. Proses: Ion negatif pada protein akan berikatan dengan ion logam (positif) sehingga akan timbul endapan putih Dapat diterapkan pada seluruh jenis protein.
Western Blotting
Digunakan untuk mendeteksi adanya protein tertentu. Elektroforesis gel memisahkan protein berdasarkan struktur 3D Menggunakan gel elektroforesis yang ditransfer pada nitroselulosa Protein akan dilacak dengan menggunakan antibodi yang spesifik terhadap protein target Protein akan memisahkan diri berdasarkan kemampuan protein tersebut berikatan dengan antibodi
Western Blotting
VP-ITC
Isothermal Titration Calorimetry
Mengukur
sifat termodinamik interaksi antar makromolekul dalam larutan Menentukan konstanta kesetimbangan, perbandingan mol reaksi dan entalphi ikatan
BIAcore 2000
proses interaksi sebagai fungsi waktu antara ligand diam pada permukaan sensor chip dan analit dalam larutan Memberikan informasi specificity ikatan, kinetik dan afinitas
Aplikasi Protein
Industri Obat-Obatan
Cairan Albumin
Protein Therapeutics
Cairan Albumin
Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru. Dalam kedokteran, albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah
Sedangkan dalam produk farmasi, antara lain, dimanfaatkan untuk pengocokan (whipping), ketegangan, atau penenang dan sebagai emulsifier. Kadar albuminpun bisa menurun karena faktor medis, dan ini dapat dijumpai pada penderita penyakit hati kronik, ginjal, saluran cerna kronik dan infeksi tertentu.
Protein Therapeutic
Protein terapeutik dapat digunakan sebagai perawatan medis sangat efektif (terapi protein) untuk berbagai macam penyakit di mana protein yang baik kurang atau kekurangan (hormon pertumbuhan dan insulin), atau protein terapi digunakan untuk menghambat proses biologis (antibodi yang memblokir pasokan darah ke tumor)
{ Aplikasi Protein
di Industri}
Pemanfaatan Protein sebagai bahan baku atau tambahan dalam kegiatan di bidang Industri
Protein Function :
Structure Movement Defense Storage Signal Catalyst
Protein in Industry
Protein Application in Industry
Detergent
Raw Material
Bio-Detergent Industry
Protein as raw material
Enzymatic product
Proteases (e.g. blood stain)
Powder Liquid
Amylases (e.g. chocolate) Cellulases (modifiy cellulose fibrils) Clolor brightening Softening Particulate soil removal
Raw Meat
hidrophyllic
hidrophobic
Glycinin (11S Globulin, 34% SPI) -conglycinin (7S, 27% SPI) -conglycinin (Trimer of 170 kD) 7S Globulin
Aglutinin (7S) Lipoxygenase (7S) -amylase (7S) Soy tripsin inhibitors (2S)
Cellulase
Esterase
Daftar Pustaka
Wilde, Pete. __.Emulsifiers, Thiickeners and Stabilisers. Institute for Food Research. http://www.food-research.info/talks/Pete_Wilde.pdf (diakses 11/3/2013). Pitrucelli, Silvanna dan Anon, Maria Cristina. 1995. Soy Protein Isolate and Their Component Interactions. J.Agric.Food Chem. 1995, 43, 1762-1767. Redaksi Biotech. ___. The Detergent Industry. http://www.imbiotech.com/enzymes/detergents/ (diakses 11/3/13). Nielsen, Per H., et al. 2007. Environmental Assessment of Enzyme Assisted Processing in Pulp and Paper Industry. LCA Case Studies.
Terima Kasih