You are on page 1of 4

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.

Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60 dan dicampur lagi. Jika serbuk mengandung lemak harus diayak dengan pengayak no. 44. (Depkes 1979) - Syarat-syarat serbuk : Bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus, dan homogen. - Kelebihan serbuk : 1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita 2. Lebih stabil terutama untuk obat yang sesuai dengan keadaan penderita 3. Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna disbanding sediaan padat lainnya 4. Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet 5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk. - Kelemahan serbuk : 1. Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa di atasi dengan corrigens saporis) 2. Pada penyimpanan menjadi lembab - Cara mencampur serbuk : Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Bentuk kristal/bongkahan digerus halus terlebih dahulu 2. Obat keras dan jumlahnya sedikit dicampur zat tambahan dalam mortir. 3. Obat berlainan warna diaduk bersama agar tampak serbuk merata 4. Obat yang jumlahnya lebih sedikit dimasukkan terlebih dahulu 5. Obat volume kecil dimasukkan terlebih dahulu. (Anonim, 2007)
Anief, Moh. 1997, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Paracetamol Paracetamol merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul C8H9NO2, dan memiliki berat molekul 151,16. Senyawa ini berbentuk serbuk halus, putih, tidak berbau, dan rasa sedikit pahit dengan sifat yang larut dalam air mendidih, Natrium Hidroksida 1N, dan mudah larut dalam ethanol (Depkes 1979). Pemberian Paracetamol secara oral sangat efektif, Paracetamol memberikan efek analgetik yang mirip dengan salisilat, yang dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek ini disebabkan oleh aktifitas pada system saraf pusat dengan menghambat sintesa prostaglandin disusunan saraf pusat. Secara perifer mencegah sensitasi reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanik dan kimiawi.

Paracetamol didalam tubuh akan mengalami proses ADME, dimana diekresi sebagian besar melalui feses atau urin. Paracetamol yang diberikan secara oral akan diabsorbsi dalam saluran cerna sangat cepat dan hamper sempurna. Konsentrasi dalam plasma mencapai puncak maksimum dalam waktu 30-60 menit, dan waktu paruh dalam plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar keeseluruh cairan tubuh dalam plasma sebagian terikat oleh protein plasma (25%).
Laktosa

Laktosa merupakan senyawa dengan rumus molekul C12H22011.H2O, dan memiliki berat molekul 342,30. Senyawa ini berbentuk serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih cream, tidak berbau dan rasa sedikit manis. Lakstosa cukup stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau. Sifat kelarutannya yaitu mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter (Depkes 1979). Fungsi laktosa dalam lebih ditekankan sebagai zat tambahan dalam sediaan farmasi. Penyimpanan dilakukan
dalam wadah tertutup baik.

Sulfaguanidine Sulfaguanidine merupakan turunan dari gugus fungsi gugus fungsi sulfonamide, yang dituliskan dengan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang mengandung gugus tersebut. Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.
Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yang efektif pada terapi penyakit sistemik. Sekarang, penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik lain yang lebih efektif dan kurang toksik.

Contoh-contoh sulfonamida antara lain: 1. Sulfacetamida 2. Sulfadiazin 3. Sulfadimetoksin 4.Sulfadimidin = sulfametazin 5.Sulfaguanidin 6. Sulfametizol 7. Sulfametoksazol

8. sulfatiazol

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta Firmansyah, 1989, Formula tablet, Universitas Andalas press Bagian Farmakologi FK UI, 1995, Farmakologi dan Terapi edisi IV, Jakarta, UI press Shargel, L, 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Surabaya ; Airlangga university press
papaverin Papaverin hidroklorida adalah obat resep yang digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi yang berbeda dari gejala penyebab kejang otot atau penurunan aliran darah , seperti serangan jantung , pembekuan darah dan stroke. Obat diklasifikasikan sebagai vasodilator , yang berarti bahwa obat bekerja memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi yang lebih baik ke dan dari paru-paru , jantung , dan otak . Papaverin hidroklorida biasanya diberikan sebagai suntikan intravena di rumah sakit untuk memberikan bantuan langsung dari gejala . Ada risiko efek samping , tetapi reaksi yang biasanya ringan dan berumur pendek . Dalam situasi non - darurat , papaverine hidroklorida dapat diberikan dalam bentuk kapsul untuk secara bertahap memperlebar pembuluh darah dan mencegah gejala timbul kembali. Papaverin hidroklorida diketahui menyebabkan efek samping . Masalah yang paling umum termasuk sakit perut , mual , dan peningkatan sementara denyut jantung . Beberapa pasien mengalami diare , sakit kepala , dan kebingungan mental, terutama dengan dosis ganda . Kurang umum , obat dapat menyebabkan reaksi alergi yang menyebabkan gatal-gatal kulit dan sulit bernapas . Kelebihan dosis papaverin hidroklorida sangat tidak mungkin bila obat diberikan oleh dokter atau perawat yang terlatih . Jika overdosis terjadi, pasien mungkin mulai mengalami hiperventilasi , mengejang , dan mungkin tergelincir ke dalam koma . http://www.wisegeek.com/what-is-papaverine-hydrochloride.htm

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu pembuatan puyer, dengan zat-zat aktif parasetamol, sulfaguanidin, dan papverin HCl. Adapun laktosa digunakan sebagai bahan pengisi dan Oleum menthapiperita sebagai bahan penutup rasa (coating). Papaverin dalam praktikum ini digolongkan ke dalam obat keras sehingga harus diketahui dosis maksimum konsumsi dalam sekali dan satu hari. Hal ini penting sebab kelebihan dosis dapat menyebabkan efek samping yang cukup parah, seperti hiperventilasi , mengejang , dan kemungkinan koma. Tahapan praktikum pertama dilakukan dengan melapisi mortar dengan sebagian kecil Laktosa. Hal ini dimaksudkan agar pori-pori mortar tertutupi sehingga mencegah zat aktif puyer menempel saat penggerusan. Papaverin HCl dimasukkan pada akhir penggerusan dimaksudkan untuk menghindari hilangnya papaverin saat penggerusan. Meskipun demikian, aturan pembuatan sediaan di dalam mortar seharusnya dilakukan dengan menggerus zat aktif dengan dosis terkecil terlebih dahulu kemudian dosis terbesar. Proses pengemasan puyer dilakukan di dalam kertas perkamen. Kertas perkamen memiliki dua sisi yang memiliki tingkat kehalusan yang berbeda. Bagian yang halus digunakan sebagai bagian dalam berisi obat, agar saat akan digunakan, isi obat mudah tergelincir untuk dituang. Khasiat sediaan secara umum dalam resep ini yaitu sebagai obat sakit perut yang disertai pusing/ sakit kepala. Etiket yang digunakan adalah etiket putih yang berarti obat penggunaan dalam (enteral), dengan tambahan label Tidak boleh diulang tanpa resep dokter hewan. Penambahan label pada etiket ini penting mengingat adanya kandungan obat keras dalam campuran sediaan.

You might also like