Professional Documents
Culture Documents
Imunosupresan
: obat yang mempunyai kemampuan menekan reaksi imun. Digunakan pada transplatasi organ dan untuk penyakit autoimun ( timbulnya reaksi / respon imun terhadap zat tubuh sendiri). Obat-obat imunosupresan : glukokortikoid, sitostatika, siklosporin, dan globulin antilimfosit. Resiko obat imunosupresan pada terapi kanker : terjadinya infeksi dan resiko kanker meningkat.
Tanda
Penyebab
antara lain :
Hubungan
Obat-obat alkilasi : semua tahap, efektif G1 dan S. Antibiotik antitumor : semua tahap. Bleomisin G2, doksorubisin S, mitomisin G1 dan S Nitrosourea : semua tahap Steroid (kortikosteroid, estrogen dan androgen) : semua tahap, efektif S dan M Antimetabolit : efektif pada tahap S Alkaloid vinka : efektif pada tahap M Antibiotik antitumor : digolongkan sebagai NSSS
OBAT ALKILASI
Siklofosfamid (endoxan) iv; po adsorbsi GI baik. Indikasi leukemia, tumor, dan terapi kombinasi. Cairan harus diberikan banyak untuk mencegah sistitis hemoragis akibat inflamasi kandung kemih. Sisplastin (mirip alkilasi) iv, untuk kanker ovarium dan testis, terapi adjuvan/tambahan. Antagonis asam folat : Metotreksat im, iv. Pengobatan tumor padat seperti karsinoma, leukimia. Dosis tinggi diperlukan adjuvan leucovorin untuk melindungi sel normal dan pasien harus dihidrasi, pH urin 7 agar obat larut agar mudah diekskresi.
ANTIMETABOLIT
Analog pirimidin : 5-fluorourasil (curacil) iv, untuk tumor padat pada payudara dan saluran GI. Dan Sitaribin (cystosar-U) iv, untuk mengobati leukemia akut dan limfoma, juga sebagai imunosupresan setelah transplantasi organ. Analog purin : 6-merkaptopurin (purinethol) po untuk leukimia dan sebagai imunosupresan. Tioguanin (lanvis) po untuk leukimia.
ANTIBIOTIK ANTITUMOR :
Bleomisin im, iv untuk karsinoma, tumor testis (kombinasi bersama vinblastin dan sisplastin) dan untuk limfoma Doksorubisin iv untuk kanker payudara, paru, genitourinarus, leukemia, limfoma dan tumor ovarium Lainnya : daktinomisin, daunorubisin, mitomisin, pilkamisin, idarubisin, dan mitosantron.
HORMON
OBAT IMUNOSUPRESAN
Menghambat fagositosis Ag oleh makrofag Menghambat pengenalan Ag oleh sel limfoid Merusak sel limfoid Menekan proliferasi / diferensiasi sel imun sehingga tidak terbentuk Ab dan sel T Menghentikan produksi sel Ab oleh plasma dan menghilangkan sel T yang sudah terbentuk.
Eso yang sering terjadi pada antikanker : supresi sel darah putih, anoreksia, GI (mual, muntah), stomatitis, alopesia (rambut), infertilisasi.
Obat
Alkilator / alkilasi : siklofosfamid dan klorambusil Antimetabolit : azatiopin dan 6-merkaptopurin (analog purin), metotreksat (analog as folat) Kortikosteroid : m-prednisolon, prednison Siklosporin. Obat diberikan dalam fase induksi, satu / dua hari setelah perangsangan Ag contohnya : azatiopin, 6-merkaptopurin, klorambusil dan metroteksat. Efek utama adalah distruksi sel yang sedang berproliferasi dan diferensiasi, sehingga fase ini lebih sensitif.
Obat siklofosfamid sering digunakan, dan dapat menghasilkan respon imunosupresi bila diberikan sebelum / sesudah adanya stimulasi Ag (antigen), tapi efek terkuat pada berapa hari setelah stimulasi Ag/antigen berlangsung. Golongan yang diberikan sebelum induksi / setelah terjadi stimulasi oleh Ag adalah : sinar X, glukokortikoid : prednison, mprednisolon.
AZOTIOPRIN, untuk mencegah penolakan cangkok organ ginjal, (bila siklosporin dan prednison tidak berkhasiat dapat dilakukan kombinasi dengan azotioprin), dan pengobatan untuk artritis reumatik. Toksisitas terhadap darah seperti leukosit dan trombosit harus dimonitor, eso : mual, muntah. METOTREXATE, sebagai antikanker, kombinasi dengan siklosporin untuk mencegah penolakan cangkok sumsum tulang, dan untuk artritis reumatik. Eso dalam jangka lama 30-40% terjadi sirosis hati.
SIKLOFOSFAMID,
mengurangi respon imun humoral dan meningkatkan respon imun selular, diberikan sebelum Ag/antigen masuk, menginaktivasi sel prekusor dan menurunkan sel B. Pada manusia sering diberikan 1-2 hari setelah Ag masuk supaya mematikan sel B yang sedang proliferasi. Penggunaan untuk bedah cangkok, artritis reumatik, sindrom nefrotik, dan granulomatosis (tumor jaringan).
KORTIKOSTEROID : prednison dan prednisolon. Efek kerja berdasarkan mekanisme antiinflamasi, pada respons imun humoral terjadi pengurangan jumlah imunoglobulin, dan respon imun selluer efek penghambat migrasi. SIKLOSPORIN, efek imunosupresan dengan cara selektif menghambat sel T. Indikasi : bersama prednison untuk transplansi organ Eso : toksisitas ginjal 25-70%, hipertensi 1015%, mual, dan muntah.
ANTIBODI
: RHo (D) imunoglobulin yang merupakan bentuk spesifik dalam pengobatan penyakit isoimun (anemia hemolitik neonatus). Keadaan imunologi ibu dengan RHo (D) negatif yang terpapar darah RHo (D) positif pada kasus abortus. Efek menghambat respons imun dan mengurangi resiko hemolitik janin (perdarahan) pada kehamilan berikutnya. Sediaan RHo (D) dalam bentuk alat suntik atau vial secara im.