You are on page 1of 9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Batholinitis adalah salah satu penyakit infeksi yang menyerang kelenjar batholin yang mengakibatkan pembengkakan pada organ genitalia eksterna wanita.1 Kelenjar bartolini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina.1,2,3 Tanda dan gejala yang biasanya timbul pada vulva akan terjadi perubahan warna kulit, akan tampak labium major pada sisi yang meradang akan

membengkak, merah, dan nyeri tekan. Kelenjar bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk dapat disertai demam, kebanyakkan pasien yang dating berobat akan mengeluhkan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan seksual, rasa sakit saat buang air kecil atau adanya benjolan disekitar kelamin. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah. Bila saluran kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui mukosa atau kulit. Kalau tidak diobati dapat menjadi rekuren atau menjadi kista.2,3,4 Bartholinirtis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartholin yang terletak dibagian bawah vagina agak luar. Chlamydia, gonorrhea merupakan penyebab tersering bartholinitis.4 infeksi alat kela,min wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh virus seperti kondiloma akuiminata dan herpes simpleks, jamur seperti kandida albikan, protozoa seperti amobiasis dan trikomonas, dan bakteri seperti neisseriae gonorreae.1,2,4,5 Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efekstivitas, harga, dan sesedikit mungkin efek tiksiknya. Penanganan yang biasanya dilakukan dan cukup efektif adalah dengan pemeberian antibiotika sefiksim 400 mg peroral dosis tunggal.1 Cefadoksil 500 mg, diminum 3 x 1 sesudah makan, selama setidaknya 5-7 hari, dan asam mefenamet 500 mg diminum 3 x 1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis. Pada penderita gonore Penisilin 4,8 juta unit + 1 gram

1|Giyani L Suebu,S.Ked

probenesid, Ampisilin 3,5 gram + 1 gram probenesid, Amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid, Sefalosporin generasi ketiga 250 mg i.m, Trichomonas vaginalis Metronidazol dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg perhari selama 7 hari.1,2,4,5 obat penisilin dan ampisilin saat ini tidak dianjurkan lagi mengingat resistensi yang sudah tinggi.1 Selama dekade terakhir ini insiden I.M.S cukup cepat meningkat diberbagai negeri didunia. Banyak laporan mengenai penyakit ini tetapi angka-angka yang dilaporkan tidak menggambarkan angka sesungguhnya.2

2|Giyani L Suebu,S.Ked

BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas pasien Nama Jenis kelamin Umur Alamat Agama Suku Status Marital Pekerjaan Pendidikan NO. DM : Nn. W : Perempuan : 16 tahun : Dok IX depan kantor P & P : Islam : Buton : Belum menikah : Tidak bekerja : SMA : 16-59-26

Tanggal pemeriksaan : 15 Januari 2016 Dokter Muda Dokter Supervisor : Giyani L. Suebu S.ked : Dr. Rani, SpKK.,Mkes

B. Anamnesis Keluhan utama Timbul benjolan yang terasa nyeri pada labia major. Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan timbul benjolan kira-kira sebesar biji jagung yang terasa sakit pada labia major kurang lebih 1 bulan yang lalu. Pada awalnya pasien merasakan nyeri pada pinggang dan perut seperti nyeri haid, tidak lama kemudian pasien merasakan sakit saat berhubungan seksual dengan pacarnya namun tidak diobati karena pasien mengira akan menstruasi. Sekitar 3 hari yang lalu pasien merasakan nyeri yang hebat seperti tertarik-tarik dan terasa panas pada daerah sekitar vagina sampai kepinggang sehingga pasien merasa

3|Giyani L Suebu,S.Ked

kesulitan saat duduk dan saat membasuh vagina setelah kencing.

hari yang lalu pasien demam tinggi dan pusing sehingga pasien dibawah oleh kakaknya ke UGD RSUD, setelah diberikan obat demam dan pusingnya hilang namun benjolan pada labia majornya tidak turun ataupun menghilang. Riwayat penyakit dahulu Belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya Riwayat penyakit keluarga Menurut pasien, tidak ada keluarga yang menderita sakit serupa. Riwayat kebiasaan dan sosial Dalam keluarga, pasien adalah anak keempat dari enam bersaudara. Saat ini pasien tinggal bersama kedua orangtua pasien dan pasien masih berstatus pelajar. Pasien sudah melakukan hubungan seksual semenjak pasien duduk dikelas 3 SMP dengan pacarnya, hingga saat ini pasien belum pernah berganti pasangan dan terakhir pasien berhubungan seksual pada bulan desember tahun 2013 lalu.

C. Pemeriksaan Fisik Status generalis Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda vital Tekanan darah Denyut nadi Pernapasan Suhu : 120/80 mmHg : 80 x/menit : 24 x/menit : 36,5 celcius : Tampak baik : Compos mentis

4|Giyani L Suebu,S.Ked

Kepala o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) o Hidung : Deformitas (-), sekret (-) o Telinga : Deformitas (-), sekret (-) o Gigi : Caries : (-)

Leher o Pembesaran KGB (-) / (-) Thorax o Paru - Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-), tipe

pernapasan thorakoabdominal - Palpasi : nyeri tekan (-), Vocal fremitus

dextra=sinistra normal - Perkusi : Sonor

- Auskultasi : suara napas vesikuler normal, ronchi (-/-), wheezing (-/-) o Jantung - Inspeksi - Palpasi : Ictus cordis (-) : Thrill (-)

- Auskultasi : Bunyi jantung I II regular murni, mur-mur (-), gallop (-). Abdomen - Inspeksi - Palpasi tekan (-) - Perkusi : Tympani : Agak cembung : Supel, Hepar dan lien tidak teraba, nyeri

- Auskultasi : Bising usus (+) normal Ekstremitas inferior-superior : Akral hangat, pucat (-/-), edema (-/-), ulcus (-/-) Genitalia

Adanya benjolan pada labia major kanan.

5|Giyani L Suebu,S.Ked

D. Status venerologikus : Pada pemeriksaan didapatkan : Mons pubis : o kulit tampak normal, papul (-), vesikel (-) o rambut kemaluan tampak normal, kutu (-) labia major : Adanya benjolan, berwarna merah, terasa licin, dan adanya nyeri tekan. Labia minor : tampak normal, ulkus (-), kondiloma (-) Liang vagina : adanya duh yang keluar dari vagina berwarna putih kekuningan

6|Giyani L Suebu,S.Ked

E. Diagnosa kerja F. Diagnosa banding

: Bartholinitis : Kista bartholini, vulvovaginitis.

G. Pemeriksaan khusus dan Pemeriksaan laboratorium : Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokok negative-gram intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh diambil pada wanita dari uretra, mura kelenjar bartholin, serviks dan rektum H. Penatalaksanaan Non medikamentosa :

Yang terpenting hindari melakukan hubungan seks sebelum menikah dan jika sudah menikah jangan melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan. Medikamentosa Pemberian Antibiotik yang dapat dipakai : Sefalosporin generasi ketiga yang cukup efektif yaitu sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal per hari selama 5 hari.

I. Prognosis Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam : ad bonam : ad bonam : dubia bonam

7|Giyani L Suebu,S.Ked

BAB III PEMBAHASAN

Pada kasus ini, diagnosis yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien. Pada anemnesis yang dilakukan, terhadap pasien yang datang ke poliknik kulit dan kelamin dengan keluhan timbul benjolan dan rasa nyeri pada vagina sehingga mengakibatkan demam dan kesulitan saat duduk. Hal ini sesuai dengan dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa gambaran dan gejala klinis dari bartholinitis akan terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk. 2,3,5 Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada vagina pasien ditemukan adanya pembengkakan, merah dan adanya nyeri tekan. 1,2 Diagnosa banding pada kasus ini yaitu kista bartonili dan vulvavagitis. Namun bila berdasarkan amemnesis dan pemeriksaan fisik serta gejala klinis, lebih mengarah pada bartholinitis.2,4 Penatalaksanaan bartholonitis meliputi usaha untuk mencegah terjadinya komplikasi dan usaha agar tidak timbul kembali. Kedua usaha tersebut bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor (multifaktor), maupun faktor internal dari dalam tubuh sendiri ( hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, kehidupan sosial) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh pasien.3 Pengobatan Pemberian Antibiotik yang sesuai seperti Sefalosporin generasi ketiga yang cukup efektif yaitu sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal per hari selama 5 hari.1

8|Giyani L Suebu,S.Ked

DAFTAR PUSTAKA

1. Zubier Farida, dkk. Penatalaksaan infeksi menular seksual. Infeksi Menular Seksual. Edisi keempat; Badan penerbit FKUI, Jakarta 2011: 201 2. Djuanda adhi Prof. Dr. dr. dkk. Penyakit kelamin. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam; Badan penerbit FKUI, Jakarta 2010: 363 3. BARTHOLINITIS/Netdoctor.co.uk Diunduh dari http://www.netdoctor.co.uk/bartholinitis di akses pada 15 Januari 2014 jam 22.15 4. Wolf klaus, dkk.Tumors of Bartholinitis gland. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Third edition; The McGraw-hill Companies, USA 2008, Page 1262. 5. Penangan bartholinitis, Diunduh dari http://hivaidsclinik.wordpress.com/penanganbartholinitis diakses pada 16 januari 2014 jam 17.28 6. Bartholin gland Diunduh dari http://id.mwikipedia.org/wiki/komplikasigonore diakses pada 16 januari 2014 jam 22.35

9|Giyani L Suebu,S.Ked

You might also like