You are on page 1of 15

KIMIA BAHAN ALAM

Extraction

Pinus Jumaryatno, S.Si., MPhil., PhD. Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI FMIPA UII 2013

Tujuan dan Poin-Poin Pembelajaran


Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa memahami prinsip ekstraksi senyawa aktif dari bahan alam

Poin-poin pembelajaran
1. Prinsip

dasar ekstraksi 2. Hal-hal yang berpengaruh terhadap keefektifan ekstraksi 3. Pemilihan metode ekstraksi

Pendahuluan

Proses ekstraksi sudah dikenal oleh manusia sejak dulu Bangsa Mesopotamia dan Mesir Produksi parfum, minyak untuk obat dan wax Extraction pot (3500 BC) proses ekstraksi seperti soxhletasi Beberapa teks kuno bangsa Sumeria dan jaman Raja Assyria menjelaskan proses ekstraksi dan resep membuat krim dan parfum Dalam teks Papyrus (1600 BC) penggunaan alkohol (bir dan wine) sebagai pelarut dalam pembuatan parfum Bangsa Indonesia Menggunakan pipisan untuk memipis kemudian sarinya dipisah dari ampasnya Digodog kemudian sarinya diminum

Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan untuk memperoleh zat/bahan aktif dari tumbuhan, hewan dan mineral Hasil penting dalam ekstraksi adalah diperolehnya crude extract yang diperlukan perlakuan untuk menghindari dekomposisi, reaksi samping dan rearangement selama proses ekstraksi Beberapa komponen ekstrak mengandung senyawa pengganggu dan impurities dimana dapat mengganggu proses pemurnian, identifikasi dan uji aktivitas Bagaimana penyarian yang optimal? Hal-hal apa saja yang berpengaruh terhadap keefektifan penyarian?

Prinsip Dasar
Ekstraksi merupakan suatu proses pengambilan senyawa yang diinginkan/dituju dari matriks (dari intra sel ke luar sel) yang tidak larut dengan menggunakan pelarut cair Pemisahan senyawa berdasarkan kelarutan Perpindahan senyawa dari dalam sel ke luar sel melalui proses difusi dan osmosis Proses ekstraksi dilakukan dengan menyesuaikan bahan yang digunakan Proses ekstraksi melibatkan tiga komponen:
1. 2. 3.

Pelarut Kelarutan Cara kerja/proses

Efektifitas Ekstraksi

Hal-hal yang berpengaruh pada keefektifan ekstraksi: 1. Penyerbukan 2. Pembasahan 3. Kecepatan difusi zat aktif 4. Macam pelarut yang digunakan

1. Penyerbukan
Makin halus serbuk makin banyak sari yang didapat luas permukaan kemudahan menembus dinding sel Masalah yang timbul: Penyumbatan Suspensi Senyawa yang tidak diinginkan

2. Pembasahan
Proses pengeringan menyebabkan sel menjadi keriput Timbul pori berisi udara Zat aktif di dalam sel sulit tersari Perlu pembasahan untuk mengisi pori dan memberi kesempatan pelarut untuk masuk ke dalam sel. Pembasahan diperlukan untuk mencegah penyumbatan akibat pembengkakan yang dapat mengganggu proses perkolasi

3. Kecepatan Difusi Zat Aktif


Proses perpindahan zat aktif dari dalam sel menuju pelarut terjadi melalui peristiwa difusi dan osmosis. Namun difusi lebih dominan Diperbesar dengan pengadukan dan pemanasan

3. Macam Pelarut yang Digunakan


Pelarut yang digunakan sebaiknya: Selektifitasnya maksimum Kompatibel dengan senyawa aktif Koefisien saturasi maksimum Pemilihan pelarut untuk ekstraksi Harus dapat melarutkan senyawa yang diinginkan like disolve like Mudah dihilangkan/diuapkan/dipisahkan Inert Tidak beracun Tidak mudah terbakar Pelarut dimurnikan dengan destilasi berulang kali

Polaritas Pelarut
Kepolaran pelarut umum dari yang paling non polar ke paling polar:
Heksana/Petroleum Eter Benzena Toluena Eter Kloroform DCM Etilasetat Aseton Butanol Etanol Metanol Air

Pelarut non polar melarutkan senyawa lipofilik misalnya alkana, asam lemak, pigmen, sterol, wax, beberapa terpenoid, alkaloid dan kumarin Pelarut semipolar melarutkan senyawa-senyawa dengan kepolaran menengah seperti beberapa alkaloid dan flavonoid Pelarut polar melarutkan senyawa-senyawa polar seperti flavonoid glikosida, tanin

Campuran Azeotrop

Campuran dua atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana sulit untuk dipisahkan dengan cara destilasi biasa.

Ketika dididihkan uapnya memiliki komposisi yang sama dengan fase cairnya Campuran azeotrop juga disebut dengan campuran yang memiliki titik didih yang konstan

You might also like