You are on page 1of 4

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, asam basa, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan urine. Gangguan pada sistem perkemihan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan kompleks, salah satunya yaitu adanya obstruksi karena adanya batu pada ginjal (nefrolithiasis) yang dapat mengakibatkan Gagal Ginjal Kronik (GGK). Penyakit ginjal adalah salah satu penyebab utama dari kematian dan cacat tubuh di banyak negara di seluruh dunia. Sebagai contoh, pada tahun 1994, lebih dari 15 juta manusia di Amerika Serikat diperkirakan mengidap penyakit ginjal, yang tampaknya menjadi penyebab utama hilangnya waktu kerja. (Purnomo, Basuki.B., 2003 : 57) 1

Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital menimbulkan keadaan yang disebut uremia atau penyakit ginjal stadium akhir (PGSA). Perkembangan terus berlanjut sejak tahun 1960 dari teknik dialisis dan transplantasi ginjal sebagai pengobatan PGSA merupakan alternatif dari resiko kematian yang hampir pasti. PGSA adalah sebab utama dari morbiditas dan mortalitas di luar negara Indonesia. Hampir sepuluh ribu orang pertahun mengalami PGSA. ( Price, S.A., dkk, alih bahasa Peter, A., 1995 : 769) Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal cukup tinggi. Saat ini, jumlah penderita gagal ginjal mencapai 4.500 orang. Kecenderungan kenaikan penderita gagal ginjal itu antara lain terlihat dari meningkatnya jumlah pasien cuci darah, yang jumlahnya rata-rata 250 orang/tahun. Menurut Dr. Rully M.A Roesly, PhD, SpPD-KGH, (internist-nephrologist RSKG Ny. R.A.Habibie), menyebutkan gagal ginjal merupakan penyakit yang cukup memprihatinkan

di Indonesia, karena biaya pengobatannya mahal dan banyak penderita akhirnya meninggal karena tidak mampu. (http://www.pikiran-rakyat.com/ tanggal 24 Agustus 2005). Batu ginjal (nefrolithiasis) merupakan salah satu sebab utama terjadinya gagal ginjal kronik (GGK) di Indonesia. Data ini memang cukup unik mengingat data di negara lain umumnya tidak menempatkan penyakit ini sebagai penyebab utama gagal ginjal kronik (http://www.mailarchive.com/ tanggal 24 Agustus 2005). Pakar penyakit ginjal dan hipertensi, almarhum Prof.R.P. Sidabutar mengatakan, infeksi batu ginjal kronik merupakan faktor penyebab kedua terjadinya gagal ginjal di Indonesia. Pada kasus ini pembentukan batu terjadi pada buli-buli (kandung kemih) atas atau bawah serta pada piala ginjal (calyx), tidak pada salurannya. Namun yang menjadi penyebab utama gagal ginjal pada umumnya adalah infeksi batu pada ginjal atau kandung kemih atas. Saat ini pasien batu kemih atau ginjal di RS PGI Cikini sekitar 530 orang pertahun dengan usianya bervariasi. (http://www.indomedia.com/ tanggal 24 Agustus 2005). Menurut sumber pencatatan dan pelaporan di Di Ruang 2 Bedah Wanita Perjan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu 1 Januari sampai dengan pertengahan Agustus 2005 penyakit saluran perkemihan, gagal ginjal kronis dan penyebabnya adalah seperti yang tergambar dalam tabel 1.1 dan 1.2 Tabel 1.1 Distribusi Gangguan Sistem Perkemihan Di Ruang 2 Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2005 pertengahan Agustus 2005 No 1 2 3 4 5 6 Jenis Kasus Nefrolithiasis Batu pyelum Gagal ginjal kronis Piohidronefrosis Tumor buli Hidronefrosis Jumlah 6 4 3 2 2 2 Persentase (%) 26.09 % 17.39 % 13.04 % 8.7 % 8.7 % 8.7 %

7 8 9 Jumlah

Ureterolithiasis Abses ginjal Infeksi Saluran Kencing

2 1 1 23

8.7 % 4.35 % 4.35 % 100 %

Sumber : Rekam Medik Ruang 2 Bedah Wanita Periode Januari 2005 pertengahan Agustus 2005 Tabel 1.2 Distribusi Gangguan Sistem Perkemihan : Gagal Ginjal Kronik dan Penyebabnya Di Ruang 2 Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2005 pertengahan Agustus 2005 No Jenis Kasus Gagal ginjal Nefrolithiasis kronis e.c 2 1 3 66.67 % 33.33 % 100 % Jumlah Persentase (%)

1 2 Jumlah

Gagal ginjal kronis

Sumber : Rekam Medik Ruang 2 Bedah Wanita Periode Januari 2005 pertengahan Agustus 2005 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa gangguan sistem perkemihan : Gagal Ginjal Kronik menunjukkan angka 13.04 % pada urutan ketiga dan gagal ginjal kronik yang disebabkan oleh batu ginjal (nefrolithiasis) menunjukkan presentase yang besar yaitu 66.67 %. Ginjal merupakan organ vital dimana bila terjadi kegagalan fungsi dapat mempengaruhi metabolisme tubuh yang berkaitan dengan fungsinya. Sehingga bila tidak ditangani secara cepat dan kompherensif dapat menimbulkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan eliminasi BAK dan dampak lain yang ditimbulkan oleh gagal ginjal kronik antara lain : edema, anemia, peningkatan tekanan darah, kelemahan, mual dan pruritus serta terjadinya tahap penyakit yang lebih lanjut

bahkan resiko kematian. Penyakit gagal ginjal kronik membutuhkan biaya yang sangat besar dalam penanganannya seperti untuk tindakan dialisa, juga pemeriksaan laboratorium rutin. Pengetahuan tentang perawatan secara mandiri di rumah setelah perawatan di rumah sakit harus dimiliki oleh klien dengan gagal ginjal kronik seperti, pengetahuan tentang diet, pola aktivitas di rumah, pemeriksaan kesehatan secara rutin dan pelaksanaan tindakan hemodialisa bila diperlukan. Hal tersebut diatas melatarbelakangi penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. W Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Gagal Ginjal Kronik e.c Nefrolithiasis Bilateral dan Post Nefrolitotomi Kiri Di Ruang 2 Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.

You might also like