Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Alamat Status Agama Tanggal Masuk : Tn. B : Laki-laki : 43 tahun : Kp. Babakan Asem, Kec. Bojong Picung, Cianjur : Menikah : Islam : 16 Januari 2013 pukul 12.42
ANAMNESIS : alloanamnesis dan autoanamnesis (16 Januari 2012 Pukul 20.10) Keluhan Utama : Lemah anggota gerak kiri
Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mendadak lemah pada tangan dan kaki kirinya setelah pasien bangun dari tidur. Selain itu, keluhan juga disertai dengan pusing berputar, tangan dan kaki terasa baal, wajah dan mulut terlihat mencong ke kanan, bicara menjadi rero, penglihatan menjadi ganda, kesulitan menelan dan kesulitan untuk menutup mata sebelah kanan. BAB dan BAK dalam batas normal. Sakit kepala sebelah kanan dari kepala pasien sebelum dan setelah kejadian, muntah disangkal, kejang disangkal, penurunan kesadaran disangkal, pandangan gelap sesaat disangkal, telinga berdenging disangkal. Panas badan sebelumnya disangkal, trauma kepala disangkal, kejang sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat hipertensi sejak lebih 5 tahun dan tidak terkontrol, kencing manis disangkal, penyakit jantung disangkal, penyakit ginjal disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit seperti ini dikeluarga disangkal, Hipertensi dan kencing manis pada orang tua pasien disangkal.
Riwayat Kebiasaan Pasien merokok, dalam 1 hari sebanyak 6 batang, sejak 20 tahun yang lalu.
Riwayat Pengobatan Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara rutin.
PEMERIKSAAN FISIK Saat di IGD ( 16 Januari 2013, 20.15) Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD Status Generalis Mata Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-) pupil bulat isokor. : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-) : CM : : 84 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup : 22 x/menit : 36.9 0C : 140/80 mmHg
Thorax Jantung Auskultasi : BJ I/II murni regular. murmur (-), gallop (-)
Paru
Auskultasi : BU (+) normal Perkusi Palpasi : Timpani : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastrium (-).
Ekstremitas Atas Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-) : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)
Status Neurologis Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-), Lasegue / Kernig tidak terbatas, Brudzinski I/II/II : -/-/Saraf otak : Pupil bulat isokor ODS 3 mm, Refleks cahaya (+/+) Gerak
bola mata, kesan : Parese N. VI bilateral Parese N. VII kanan perifer Parese N. XII kanan central Motorik 5 5 4 4
Ruangan Gandaria (17 Januari 2013, 08.00 WIB) Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - HR - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit sedang : CM : : 88 x/menit regular, kuat angkat, isi cukup. : 88 x / menit, regulrt, murmur (-), gallop (-) : 20 x/menit : 36,3 0C : 130/80 mmHg
STATUS GENERALIS Kepala dan leher Kepala Mata Hidung Telinga Mulut : Normochepal : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), bruit arteri karotis (-).
Thoraks Paru Inspeksi Palpasi Perkusi : simetris, retraksi dinding dada (-/-) : vokal fremitus kiri = kanan : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 6 midclavikularis dextra Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : iktus kordis tidak terlihat : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
: Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi : BJ I-II ireguler, murmur (-), gallop (-)
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi Palpasi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-) : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak teraba.
Ekstremitas Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
RANGSANG MENINGEAL Kaku Kuduk (-) Lasegue/ Kernig tidak terbatas Brudzinki I (-) Brudzinki II (-) Brudzinki III (-)
SARAF KRANIAL N.I (Olfaktorius) Daya pembau N.II (Optikus) Daya Penglihatan Lapang pandang Funduskopi : : : KANAN normosmia KANAN + baik KIRI normosmia KIRI + baik
N.III(Okulomotorius) Ptosis Ukuran pupil Bentuk pupil Gerakan bola mata Atas Bawah Medial : : : : : : :
+ + +
+ + +
Refleks cahaya -
N.IV (Trokhlearis) Gerakan mata ke medial bawah N.V(Trigeminus) Menggigit Membuka mulut Sensibilitas Oftalmikus Maxilaris Mandibularis
N.VII(Fasialis) Kerutan kulit dahi Lipatan nasolabialis Menutup mata Mengangkat alis Menyeringai
baik
KIRI menderngar +
N.IX&X Arkus faring Daya kecap lidah 1/3 belakang Uvula secara pasif Uvula saat bergerak
KIRI
KANAN + +
KIRI + +
N.XII(Hipoglosus) Sikap lidah Atrofi otot lidah Fasikulasi lidah MOTORIK Kekuatan Otot 5 4 (Hemiparesis kiri) : Deviasi ke kanan (parese N XII kanan sentral) : (-) : (-)
5 Tonus : normotonus normotonus normotonus normotonus Atrofi : (-/-) SENSORIK Nyeri : Ektremitas Atas
: hemialgesia kiri
REFLEK PATOLOGIS Babinski Chaddock Oppenheim Gordon : (-/+) : (-/-) : (-/-) : (-/-)
KOORDINASI,LANGKAH DAN KESEIMBANGAN Cara Berjalan Rebound Fenomen Dismetris Disdiadokinesis Tes telunjuk hidung : tidak dilakukan : (+) : (+) : (+) : terganggu
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium (16 Januari 2013) Parameter WBC LY Nilai 16.0 26.2 Satuan 103/ul % Nilai Normal 4.8 10.8 20.0 40.0
MO GR LY MO GR RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW PCT MPV PDW
4.2 69.6 4.2 0.7 11.1 5.86 17.8 55.6 94.9 30.4 32.0 509 13.6 0.34 6.7 20.7
0.0 11.0 40.0 70.0 1.0 4.3 0.0 1.2 1.9 7.6 4.20 5.40 12.0 16.0 37.0 47.0 80.0 94.0 27.0 31.0 33.0 37.0 150000 450000 9.0 14.0 0.100 0.500 9.0 12.0 10.0 18.0
Laboratorium 18 Januari 2013 GDS GDP Ureum Kreatinin : 167 : 107 : 45.3 : 0.8 mg% mg% mg% mg%
Kolesterol total: 302 mg% Trigliserid As. Urat SGOT SGPT Elektrolit : 175 mg% : 8.9 : 31 : 46 mg% mg% mg%
DIAGNOSA Diagnosa Klinis Diagnosa Etiologi Diagnosa Lokalisasi : Stroke : Infark serebellum dan pons : Sistem vertebrobasiler
DIAGNOSA BANDING Stroke e.c infark serebellum dan pons sistem vertebrobasiler hipertensi, merokok, dislipidemia, hiperuricemia FR
PENATALAKSANAAN Head up 15-30o Mobilisasi setiap 2 jam Infus 2A 20 tetes/menit Citicholin 2 x 250 mg IV As. Traneksamat 6x1 gr Manitol 0.25/kgBB di ulang setiap 6 jam selama 5 hari Furosemide 1 mg/kgBB Kalori 30 kkal/kgBB terbagi dalam 40% karbohidrat, 30 % protein, 30% lemak dengan diet rendah garam.
FOLLOW UP
10
17 Januari 2013 Keluhan : lemah anggota gerak kanan (+) Kesadaran : CM TD = 130/80 mmHg Nadi : 76 x/menit reguler HR : 76 x/menit reguler RM : (-) Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, Refleks cahaya (+/+) Gerak Bola Mata kesan parese N. VI bilateral Parese N. VII kanan perifer dan n. XII kanan central Motorik : 5 4 5 4
++/+++ -/+
RESUME Seorang laki-laki 43 tahun, tempat tinggal di cianjur, datang ke RSUD cianjur pada tanggal 16 Januari 2012 dengan keluhan : Lemah anggota gerak kiri. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mendadak lemah pada tangan dan kaki kirinya setelah pasien bangun dari tidur. Selain itu, keluhan juga disertai dengan pusing berputar, tangan dan kaki terasa baal, wajah dan mulut terlihat mencong ke kanan, bicara menjadi rero, penglihatan menjadi ganda, kesulitan menelan dan kesulitan untuk menutup mata sebelah kanan. BAB dan BAK dalam batas normal. Sakit kepala sebelah kanan dari kepala pasien sebelum dan setelah kejadian, muntah disangkal, kejang disangkal, penurunan kesadaran disangkal, pandangan gelap sesaat disangkal, telinga berdenging disangkal. Panas badan sebelumnya disangkal, trauma kepala disangkal, kejang sebelumnya disangkal.
11
Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat hipertensi sejak lebih 5 tahun dan tidak terkontrol, kencing manis disangkal, penyakit jantung disangkal, penyakit ginjal disangkal.Riwayat penyakit seperti ini dikeluarga disangkal, Hipertensi dan kencing manis pada orang tua pasien disangkal. Pasien merokok, dalam 1 hari sebanyak 6 batang, sejak 20 tahun yang lalu.Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara rutin.
PEMERIKSAAN FISIK Saat di IGD ( 16 Januari 2013, 20.15) Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD Status Generalis Mata Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-) pupil bulat isokor. : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-) : CM : : 84 x/menit : 22 x/menit : 36.9 0C : 140/80 mmHg
Thorax Jantung Auskultasi : BJ I/II murni regular. murmur (-), gallop (-)
Auskultasi : BU (+) normal Perkusi Palpasi : Timpani : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastrium (-).
Ekstremitas
12
Atas Bawah
: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-) : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)
Status Neurologis Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-), Lasegue / Kernig tidak terbatas, Brudzinski I/II/II : -/-/Saraf otak : Pupil bulat isokor ODS 3 mm, Refleks cahaya (+/+) Gerak
bola mata, kesan : Parese N. VI bilateral Parese N. VII kanan perifer Parese N. XII kanan central Motorik 5 5 4 4
Ruangan Gandaria (17 Januari 2013, 08.00 WIB) Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit sedang : CM : : 88 x/menit regular, equal, isi cukup. : 20 x/menit : 36,3 0C : 130/80 mmHg
STATUS GENERALIS Kepala dan leher Kepala Mata Hidung Telinga Mulut : Normochepal : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), bruit arteri karotis (-).
13
Thoraks Paru Inspeksi Palpasi Perkusi : simetris, retraksi dinding dada (-/-) : vokal fremitus kiri = kanan : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 6 midclavikularis dextra Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : iktus kordis tidak terlihat : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
: Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi : BJ I-II ireguler, murmur (-), gallop (-)
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi Palpasi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-) : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak teraba.
Ekstremitas Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
SARAF KRANIAL N.II (Optikus) Daya Penglihatan Lapang pandang Funduskopi : : KANAN + baik KIRI + baik
N.III(Okulomotorius) Ptosis Ukuran pupil Bentuk pupil Gerakan bola mata Atas Bawah Medial : : : : : : : :
+ + +
+ + +
Refleks cahaya -
+ + KIRI + KIRI
N.IV (Trokhlearis) Gerakan mata ke medial bawah N.V(Trigeminus) Menggigit Membuka mulut Sensibilitas Oftalmikus Maxilaris Mandibularis
15
N.VII(Fasialis) Kerutan kulit dahi Lipatan nasolabialis Menutup mata Mengangkat alis Menyeringai
Daya kecap lidah 2/3 depan N.VIII(Vestibulokokhlearis) Tes bisik Tes rinne Tes weber Tes schwabach N.IX&X Arkus faring Daya kecap lidah 1/3 belakang Uvula secara pasif Uvula saat bergerak KANAN
kurang mendengar +
(tuli sensorineural telinga kanan) KANAN KIRI simetris baik lateralisasi ke kiri lateralisasi ke kiri (kesan parese N. IX kanan)
Menelan Refleks muntah N.XI(Aksesorius) Memalingkan kepala Mengangkat bahu N.XII(Hipoglosus) Sikap lidah Atrofi otot lidah Fasikulasi lidah MOTORIK Kekuatan Otot 5 4 + KANAN + +
+ + KIRI + +
(Hemiparesis kiri)
4
16
Tonus : normotonus (normal) Atrofi : (-/-) SENSORIK Nyeri : Ektremitas Atas : hemialgesia kiri
REFLEK PATOLOGIS Babinski Chaddock Oppenheim Gordon : (-/+) : (-/-) : (-/-) : (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium (16 Januari 2013) Parameter WBC LY MO GR LY MO GR RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW PCT MPV PDW Nilai 16.0 26.2 4.2 69.6 4.2 0.7 11.1 5.86 17.8 55.6 94.9 30.4 32.0 509 13.6 0.34 6.7 20.7 Satuan 103/ul % % % 103/ul 103/ul 103/ul 106/ul g/dl % Fl Pg g/dl 103/ul % % Fl % Nilai Normal 4.8 10.8 20.0 40.0 0.0 11.0 40.0 70.0 1.0 4.3 0.0 1.2 1.9 7.6 4.20 5.40 12.0 16.0 37.0 47.0 80.0 94.0 27.0 31.0 33.0 37.0 150000 450000 9.0 14.0 0.100 0.500 9.0 12.0 10.0 18.0
Laboratorium 18 Januari 2013 GDS GDP Ureum Kreatinin : 167 : 107 : 45.3 : 0.8 mg% mg% mg% mg%
18
Kolesterol total: 302 mg% Trigliserid As. Urat SGOT SGPT Elektrolit : 175 mg% : 8.9 : 31 : 46 mg% mg% mg%
DIAGNOSA Diagnosa Klinis Diagnosa Etiologi Diagnosa Lokalisasi : Stroke : Infark serebellum dan pons : Sistem vertebrobasiler
DIAGNOSA BANDING Stroke e.c infark serebellum dan pons sistem vertebrobasiler hipertensi, merokok, dislipidemia, hiperuricemia FR
PENATALAKSANAAN Head up 15-30o Mobilisasi setiap 2 jam Infus 2A 20 tetes/menit Citicholin 2 x 250 mg IV As. Traneksamat 6x1 gr Manitol 0.25/kgBB di ulang setiap 6 jam selama 5 hari
19
Furosemide 1 mg/kgBB Kalori 30 kkal/kgBB terbagi dalam 40% karbohidrat, 30 % protein, 30% lemak dengan diet rendah garam.
FOLLOW UP 17 Januari 2013 Keluhan : lemah anggota gerak kanan (+) Kesadaran : CM TD = 130/80 mmHg Nadi : 76 x/menit reguler HR : 76 x/menit reguler RM : (-) Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, Refleks cahaya (+/+) Gerak Bola Mata kesan parese N. VI bilateral Parese N. VII kanan perifer dan n. XII kanan central Motorik : 5 4 5 4
++/+++ -/+
20
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Masalah 1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke infark sistem vertebrobasiler dengan faktor resiko hipertensi, merokok, dislipidemia dan hiperuricemia? 2. Bagaimana mekanisme hipertensi, merokok, dislipidemia dan
hiperuricemia dapat menyebabkan stroke infark? 3. Bagaimana dasar terapi pada pasien ini ?
Pembahasan Masalah 1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke infark sistem vertebrobasiler dengan faktor resiko hipertensi? Definisi Stroke adalah defisit neurologis, baik fokal maupun global yang berlangsung secara mendadak atas dasar terjadi gangguan pembuluh darah otak yang pola dan gejalanya berhubungan dengan waktu. Pada pasien ini didapatkan : Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis fokal dengan adanya hemiparese kiri yang terjadi mendadak dan stable. Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien Stroke Non Hemoragik Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat Stroke Hemoragik Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat pasien beraktivitas
pasien istirahat (pada saat tidur atau pada saat pasien baru bangun tidur)* Tidak (nyeri terdapat kepala, tanda-tanda muntah, TTIK kejang, -
penurunan kesadaran)*
21
Tekanan tinggi*
darah
tidak
meningkat
*ditemukan pada pasien Berdasarkan skor stroke : Siriraj (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x ateroma) 12 Dimana : Derajat kesadaran 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor. Muntah Nyeri kepala Ateroma 0 = tidak ada; 1 = ada. 0 = tidak ada; 1 = ada. 0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit pembuluh darah). Hasil : Skor > 1 : perdarahan supratentorial Skor < 1 : infark serebri Pada pasien didapatkan : (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0,1 x 80) (3 x 0) 12 = -4 Hasil infark serebri
Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah yang terkena, terbagi dalam : 1. Sistem karotis 2. Sistem vertebrobasiler
Sistem Karotis Hemiparese kontralateral dengan lesi Parese saraf otak motorik ipsilateral dengan ekstremitas sejajar Hemihipestesi kontralateral dengan lesi Gangguan sensibilitas saraf
Sistem Vertebrobasiler Hemiparese alternans dengan lesi* Parese motorik saraf otak kontralateral dengan ekstremitas * Hemihipestesi alternans dengan lesi Ganguan sensibilitas
Sensorik
22
otak sensorik ipsilateral dengan ekstremitas Hemiamnopsia homonim kontralateral Amaurosis fugax Afasia (dominan otak kiri) Agnosia (non dominan)
saraf otak sensorik kontralateral ekstremitas* Hemianopsia homonim (satu atau dua sisi lapang pandang) Black out (buta kortikal) Gangguan keseimbangan Vertigo dan diplopia *
Penglihatan
Gangguan lain
Bagaimana mekanisme hipertensi, dapat menyebabkan stroke infark? Mekanisme mengapa hipertensi dapat merangsang aterogenesis tidak diketahui dengan pasti, namun diketahui bahwa penurunan tekanan darah secara nyata menurunkan resiko terjadinya stroke. Diduga tekanan darah yang tinggi merusak endotel dan menaikkan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap lipoprotein. Selain itu juga diduga beberapa jenis zat yang dikeluarkan oleh tubuh seperti renin, angiotensin dan lain-lain dapat menginduksi perubahan seluler yang menyebabkan aterogenesis. Dari banyak penelitian didapatkan bahwa tekanan darah tinggi tidak berdiri sendiri, namun meliputi beberapa penyakit lain, sehingga dikenal dengan istilah sindroma hipertensi yang secara sendiri sendiri maupun bersama-sama dapat menjadi faktor resiko terjadinya aterosklerosis. Yang termasuk dalam sindroma hipertensi adalah gangguan profil lipid, resistensi insulin, obesitas sentral, gangguanfungsi ginjal. LVH dan penurunan kelancaran aliran darah arterial.
23
Patofisiologi
Emboli serebral Aterosklerosis Bekuan darah yang berasal dari jantung atau satu katupnya
Peradangan / infeksi
Stroke Iskemik
24
DAFTAR PUSTAKA
1.
Amirudin, Kuswura, F.F, Limoa, R.Arifin, Wuysang Gerrad.2005. Gambaran Umum tentang Gangguan Perdarahan Darah Otak, Kapita Selekta Neurologi Edisi II.Gajah Mada University Press,cetakan ke lima.
2.
Sylvia
A.Prince,
Loraine
Willson.2005.Patofisiologi
Volume
2.Jakarta:EGC. 3. Soertidewi Lyna, Tiksnadi Amanda.2006. Buku Saku Tentorium Neurologi. Jakarta:Departemen Neurologi FKUI. 4. Stroke. Didapat dari : www.scribd.com . Diakses pada tanggal 11 Oktober 2012 5. Mims Indonesia. Didapat dari : www.mims.com . Diakses pada tanggal 11 Oktober 2012. 6. Pramudianto, Arlina,dkk. 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Popule. 7. Guideline Stroke, 2011. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Pokdi Stroke.
25