Professional Documents
Culture Documents
PRAVELENSI KEJADIAN LANSIA: 18,1 Jt (2010) 29,1 Jt (2020) Pulau Jawa (66,84%), Kota Semarang = 165,055 orang
LANSIA
36 Jt (2025).
PENUAAN
RUMUSAN MASALAH
Adakah pengaruh rebusan biji adas terhadap insomnia pada lansia di Desa Kalongan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang?
TINJAUAN PUSTAKA
LANSIA
TIDUR
ADAS
INSOMNIA
TRAPI KOMPLEMENTER
Faktor penyebab insomnia: 1. Faktor psikologi 2. Problem psikiatri 3. Sakit fisik 4. Faktor lingkungan 5. Gaya hidup 6. Tidur siang berlebihan
a. b. c. d. e. f. g. h.
Penatalaksanaan farmakologis Ativan Esilgan Valium Estazolam Lorazepam Alprazolam Diazepam Clonazepam
Penatalaksanaan non farmakologis: 1. Higiene tidur 2. Terapi pengontrolan stimulus 3. Terapi pembatasan tidur 4. Terapi komplementer
Terapi komplementer: 1. Pijat refleksi 2. Yoga 3. Akupunktur 4. Terapi herbal a. Seledri b. Pala c. Daun selada d. Kangkung e. Biji adas (Minyak atsiri, Metil chavikol, Coumarin, Flavonoid stigmasterol, Saponin)
B. Kerangka Konsep
Rebusan Biji Adas
Variabel Independen Variabel Dependen
HIPOTESIS PENELITIAN
Ada pengaruh rebusan biji adas terhadap insomnia pada lansia diDesa Kalongan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang
DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL
Independent
DEFINISI Rebusan dari biji adas kering yang ditujukan kepada penderita insomnia yang dibuat dengan cara merebus biji adas sebanyak 3-9 gr dengan 1 gelas (250 ml) air sampai mendidih (dengan suhu 100o c) sampai berukuran 200 ml dan diberikan 1 kali sehari yaitu pada malam hari selama 5 hari kepada lansia dengan insomnia di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
CARA UKUR
PARAMETER
SKALA
Dependent
Kondisi dimana lansia mengalami kesulitan memulai tidur dan tidur kurang dari 7 jam, dan terbangun pada waktu malam hari >4 kali serta bangun lebih awal dari yang diinginkan.
Insomnia diukur dengan kuesioner yang terdiri dari 11 pertanyaan, dengan menggunakan alat ukur (instrumen)
Kelompok Study Psikiatri Biologi Jakarta - Insomnia Rating Scale (KSPBJIRS) yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang diberi penilaian antara 1-4 dengan penilaian : 1 : tidak pernah 2 : kadang-kadang 3 : sering 4 : selalu
Jumlah skor Interval maksimum dari pernyataan item tersebut adalah 44 dan skor minimum 11, jumah skor tersebut dikategorikan sebagai berikut: 11-19 : tidak insomnia 20-27 : insomnia ringan 28-36 : insomnia sedang 37-44 : insomnia berat
DESAIN PENELITIAN
Quasi Experimental: non equivalent (pretest dan posttest) control grup design
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
Pengumpulan data
Instrument penelitian: Kuesioner untuk mengukur insomnia menggunakan alat ukur (instrumen) Kelompok Study Psikiatri Biologi Jakarta - Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS) yang terdiri dari 11 pertanyaan
Instrumen penelitian ini telah diterapkan pada penelitian yang dilakukan oleh KSPBJ-IRS pada 175 pasien non psikiatrik pada poliklinik umum untuk keluhan gangguan tidur
ETIKA PENELITIAN
1. Prinsip Manfaat
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Concent) 3. Tanpa Nama (Anonimity)
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
PENGOLAHAN DATA
Coding (Pemberia n kode): kode 4 selalu, kode 3 sering, kode 2 kadangkadang kode 1 tidak pernah.
Analisa Bivariat
Membuat tabel distribusi rata-rata dari masing-masing variabel dgn menggunakan mean, median, modus
Data berdistribusi normal: Uji t-test Independen
Uji Shapiro-Wilk