You are on page 1of 9

PANDUAN PRAKTIKUM PERILAKU HEWAN

Oleh : MUHAMAT, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU MARET 2 !2

BAB I. PEMBELAJARAN A. Dasar Teori Pada dasarnya, tugas dari pelatih hewan terutama anjing pendeteksi adalah untuk mengajar dua pelajaran hewan. Pertama, hewan harus belajar hubungan antara bau target dan beberapa stimulus yang sangat bermanfaat, dan kedua, harus belajar untuk memberikan respon tertentu untuk mendapatkan akses ke hadiah itu. Hubungan antara bau target dan hadiah menginduksi hewan untuk mencari substansi target, sedangkan respon berperan memberikan "indikasi" memperingatkan pawang untuk keberadaan dan lokasi target. edua pelajaran ini dimediasi oleh proses belajar yang berbeda yang telah dipelajari oleh psikolog eksperimental selama sekitar !"" tahun. #elajar adalah perubahan permanen kurang lebih dalam perilaku organisme sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Definisi ini membedakan pembelajaran berbasis perubahan perilaku dari perubahan jangka pendek perilaku seperti sensitisasi dan sensorik adaptasi.$ %tewart Hilliard, &""'(. Pada praktikumkali ini kita akan mengamati akti)itas makan dari bekicot. #. #ahan Dan Alat #ahan* ' ekor bekicot, tanah subur, kangkung cabut segar, rendaman !""gr tembakau dalam &"" air sumur, rendaman !""gr cabai giling dalam &""ml air sumur, dan Air sumur Alat adalah %prayer ' buah,Timbangan dan a+uarium ,ara kerja Akuarium dibersihkan dan dikeringkan kemudian tanah subur dimasukkan kurang !-' akuarium. angkung cabut dibagi menjadi ' kelompok. .asing/masing kelompok ditimbang dengan berat !"" gr. elompok pertama disemprot dengan air tembakau sampai basah, kelompok kedua disemprot dengan air cabai dan kelompok ketiga disemprot dengan air sumur. angkung yang sudah disemprot kemudian di tanam di akuarium. Penanaman antar tanaman diusahakan jangan sampai bersentuhan. Tiga ekor bekicot kemudian dimasukkan ke dalam akuarium. Akuarium ditutup dengan kertas agar bekicot tidak keluar. Pengamatan dilakukan setelah !& jam berupa kelompok kangkung yang dimakan seperti table dibawah ini. 0o elompok #erat yang dimakan ! air tembakau & air cabai ' Airt sumur

BAB II. ORIENTASI PENGLIHATAN LARVA LALAT RUMAH A. Teori Dasar %ebagian besar insektisida tanggap terhadap rangsangan cahaya. Ada yang memberikan respon secara positif, dan ada yang merespon negatif. Pada sebagian insekta, cahaya hanya memberikan dorongan untuk melakukan gerakan, sedangkan pada sebagian yang lain sekaligus mempengaruhi orientasi geraknya. 1erakan yang beorientasi pada suatu sumber cahaya disebut taksis, sedangkan respon yang diberikan oleh hewan yang hanya memiliki reseptor cahaya tunggal $misanya lar)a lalat rumah( disebut klinotaksis. 2eseptor cahaya tunggal berada pada bagian atas dan agak ke belakang mulut. 2eseptor ini merupakan sekelompok kecil sel yang strukturnya peka terhadap cahaya $#arnett, !34!(. %ebagian dari mata tersebut terdapat perisai yang berfungsi melindungi mata dari cahaya. Perisai ini terletak pada bagian belakang dari mata dan bila terkena cahaya akan menimbulkan bayang/ bayang yang diterima oleh sel yang sensitif terhadap cahaya. Agar bayang/bayang tepat jatuh pada sel maka dikoreksi oleh gerakan dari lar)a tersebut. .enurut optal $!34"( reseptor cahaya tersebut berbentuk konus dan sebagai alat sensorik dan sering disebut sebagai 5optic tubercle6. Pada kegiatan kali ini %audara diminta untuk mengamati gerakan lar)a pada saat diberi cahaya yang berasal dari satu arah dan dua arah. #. #ahan dan Alat #ahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah lar)a lalat rumah, kertas karbon, dan kertas manila. Alat yang dibutuhkan meliputi papan bedah, lampu belajar 7" watt, kuas kecil, dan stopwatch. ,. ,ara erja !. 2espon lar)a lalat rumah terhadap sinar yang datangnya miring a. 8etakkan kertas karbon di atas papan bedah. b. Tempatkan seekor lar)a lalat di atas selembar kertas karbon. c. Tempat lampu beberapa cm dri lar)a. 0yalakan lampu sehingga membentuk sudut '"" dengan kertas karbon. d. Perhatikan gerakan lar)a lalat rumah tersebut. e. 9langi perlakuan b sampai dengan d terhadap 7 ekor lar)a lalat lainnya. &. 2espon lar)a lalat rumah terhadap dua sinar a. b. c. d.

Atur dua lampu sehingga sinarnya saling berpotongan. 8etakkan seekor lar)a lalat rumah pada bagian perpotongan dua sinar lampu tersebut. Perhatikan arah gerak lar)a lalat rumah tersebut. .atikan nyala lampu secara bergantian tiap '" detik. Perhatikan arah gerak lar)a lalat tersebut. e. 9langi perlakuan b sampai dengan d terhadap 7 ekor lar)a lalat lainnya. '. 2espon lar)a lalat terhadap sinar yang tegak lurus

a. Tempatkan lar)a lalat di atas kertas karbon dengan sinar yang dating tegak lurus di atas. b. 0yalakan lampu pada saat lar)a menggoyangkan kepalanya ke suatu arah tertentu dan segera matikan ketika kepalanya digoyangkan ke sisi yang lain. c. Dengan cara di atas buatlah lar)a bergerak ke suatu arah tertentu. d. 9langi perlakuan b dan c terhadap 7 ekor lar)a lainnya. D. #ahan Diskusi !. #agaimana cara lar)a berbalik arah pada pemberian cahaya satu arah dan dua arah: ;aktor apa yang mempengaruhi gerakan tersebut: &. 2eseptor cahaya pada lar)a lalat rumah adalah tunggal. <elaskan letak, struktur, dan fungsinya=

BAB III. TINGKAH LAKU AGONISTIK DAN ORGANISASI SOSIAL PADA JANGKERIK A. Teori Dasar %emua tingkh laku yang mengarah kepada terjadinya perkelahian pada hewan/hewan satu spesies disebut tingkah laku agonistik $Price, !3>?(. Aspek/aspek yang ada dalam tingkah laku agnistik antara lain ancaman, pengejaran, dan pertarungan fisik. Pada dasarnya tingkah laku agonistik tersebut merupakan kompetisi untuk beberapa sumber, yaitu makanan, air, pasangan, dan tempat tinggal untuk tempat bersarang, pelindungan selama musim dingin atau terhadap predator $Drickamer dan @essey, !34&(. <angkerik merupakan hewan yang sangat tepat untuk digunakan dalam mempelajari tingkah laku agresif. Hal ini dikarenakan hewan ini bergerak aktif, memiliki )ariasi tingkah laku yang luas dan mudah diperoleh. Dua bentuk organisasi sosial pada jangkerik, hirarkhi dominansi, dan teritorialitas terjadi setelah adanya tingkah laku agonistik. Dominansi satu jangkerik atas jangkerik yang lain terjadi setelah hewan/hewan tersebut mempertunjukkan suatu tingkah laku agonistik, meskipun tidak selalu melalui perkelahian. Demikian juga dengan pembentukan dan pertahanan teritorial, jangkerik harus melakukan tingkah laku agonistik terlebih dahulu terhadap jangkerik lain. Hirarkhi dominansi terjadi bila satu anggota populasi menguasai anggota yang lain secara tetap. %ifat hirarkhi mungkin linier* A mengalahkan #, # mengalahkan ,, , mengalahkan D, dan seterusnya. Tetapi mungkin juga terjadi hirarkhi yang lebih kompleks* A mengalahkan #, # mengalahkan ,, , mengalahkan D, tetapi D mengalahkan # dan , mengalahkan A. Teritorial merupakan daerah yang dikuasai oleh hewan tertentu dan dipertahankan secara agresif. Pada jangkerik, teritorial ini biasanya areal di sekitar lubang atau tempat persembunyiannya. 9mumnya hewan yang berada pada daerah teritorialnya bersifat dominan terhadap hewan pendatang. Pada kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan faktor/faktor yang menyebabkan tingkah laku agonistik dan organisasi social pada jengekrik, serta dapat mendeskripsikan pola tingkah laku tersebut. #. #ahan dan Alat Hewan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri atas jangkrik jantan yang sehat dan berukuran sama, serta seekor jangkerik betina. Alat yang dibutuhkan meliputi terarium beserta perlengkapannya, kotak korek api atau kotak kecil lain serta cat penanda jangkerik. ,. ,ara erja !. Agresi dan Hirarkhi dominansi a. .asukkan ? ekor jangkerik jantan yang telah diberi tanda toraknya ke dalam terarium. %etiap jangkerik harus sudah mengalami isolasi sekurang/kurangnya selama &7 jam. b. Amati apa yang terjadi ketika dua ekor jangkerik berdekatan-saling berhadapan. c. #uatlah etogram tingkah laku agonistik yang tampak pada waktu pengamatan. #uatlah etogram secara kronologis mulai pada waktu jengkeri berdekatan-berhadapan sampai kalau mungkin terjadi perkelahian. d. ,atat perubahan pola tingkah laku dan keras lemahnya suara. Perhatikan juga apakah

respon jangkerik jantan tergantung pada mendekatnya jangkerik jantan yang lain. e. Tentukan ada tidaknya hirarkhi doinansi dengan membuat tabel seperi berikut ini. <ika ada hirarkhi tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai kestabilan. <angkerik A # , D A A # , D A

f. .asukkan seekor jangkerik betina ke dalam terarium tersebut. emudian amati dan jawablah pertanyaan berikut ini. #erapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai hirarkhi dominansi yang stabil: #andingkan dengan ketika tanpa jangkerik betina . &. Teritorialitas a. %iapkan ! terarium yang sudah dilengkapi dengan sebuh kotak korek api yang terbuka salah satu ujungnya, letakkan pada salah satu sudut terarium. b. .asukkan ke dalam setiap terarium seekor jangkerik jantan. #iarkan selama sekurang/ kurangnya satu hari. c. .asukkan & jangkerik jantan $bukan dari perlakuan !( ke dalam terarium. Amati apa yang terjadi. Perhatikan* Apakah terlihat adanya tingkah laku teritorial pada jangkerik pertama $resident male(: #agaimana bentuknya: Apakah jangkerik pendatang berusaha merebut teritorial resident male: %etelah selesai pengamatan keluarkan & ekor jangkerik jantan pendatang tersebut d. 8akukan pengujian dengan menggunakan ? jangkerik jantan yang sudah diketahui jenjangnya dalam hirarkhi dominansi. Dapatkah resident male mempertahankan rumahnya-teritorialnya dari jangkerik yang dominan terhadapnya. %etelah selesai pengamatan keluarkan ? jangkerik jantan tersebut. e. Tambahkan ! kotak korek api pada sudut yang berlawanan letaknya dengan perlakuan d. .asukkan ' ekor jangkerik jantan yang jenjangnya dalam hirarkhi dominansinya sudah diketahui. emudian jawablah pertanyaan berikut ini. <angkerik mana yang berhasil mempertahankan teritorialnya: #erapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai kestabilan teritorial: Ambillah jangkerik yang tidak memperoleh rumah. Dapatkah perebutan teritoial terjadi diantara dua jangkerik yang memiliki rumah: f. .asukkan seekor jangkerik betina. Amati apa yang terjadi:

BAB IV. S"HOOLING PADA IKAN A. Teori Dasar Bkan berenang secara berkelompok, hal ini jelas merupakan suatu bentuk organisasi sosial. #iasanya indi)idu dalam suatu kelompok ikan terdiri atas satu spesies, memiliki ukuran yang hampir sama, tidak memiliki pemimpin, serta semua indi)idu melakukan akti)itas sama dalam waktu yang sama pula. Pitcher dalam #one, dkk. $!33?( menjelaskan bahwa perilaku social ikan terdiri atas perilaku 5school6 dan 5shoal6. Bstilah school untuk mendeskripsikan kelompok ikan yang berenang bersama/sama dengan kecepatan sama, berorientasi pararel, dan memiliki jarak terdekat antar ikan $00DC nearest/neighbar distance( yang konstan. Dalam hal ini, terbentuknya school tersebut karena adanya respon sosial yang positif antara indi)idu yang satu dengan yang lain, bukan karena sama/sama merespon suatu faktor lingkungan. <adi kelompok ikan yang terbentuk ketika beberapa ekor ikan mendekati suatu stimulus eksternal $misalnya makanan( bukanlah suatu school, karena kelompok ini akan bubar begitu stimulusnya hilang. Adapun perilaku 5shoal6 merupakan kelompok sosial ikan yang melakukan orientasi secara acak dan memiliki )ariasi jarak terdekat antar ikan. Pada kegiatan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengumpulkan bukti/bukti yang mampu menjelaskan bahwa dalam school ikan terdapat uniformitas dalam spesies, ukuran, dan tingkat aktifitas. #. #ahan dan Alat #ahan yang dibutuhkan meliputi 7 spesies ikan yang masing/masing terdiri atas !" ekor ikan mas, bawal dan makanan ikan. Alat yang dibutuhkan adalah akuarium )olume !? galon, glass jar atau beaker glass )olume & liter sebagai tempat ikan dalam akuarium, beaker glass )olume ! liter, jaring ikan, stop watch, ember plastik, dan spidol white board. ,. ,ara erja !. Pengamatan .asukkan 7 spesies ikan yang telah tersedia ke dalam akuarium. Amati tingkah lakunya dan jawablah pertanyaan berikut ini. a. Apakah ikan berenang dalam kelompok yang terdiri atas spesies yang sama: b. Apakah ada tingkah laku agresif dalam satu school: c. etika school ikan bergerak, apakah ada ikan yang memisahkan diri dari kelompoknya lebih dari & menit: d. #agaimana pengaruh pemberian makanan dan ketukan pada dinding akuarium terhadap tingkah laku kelompok: &. Afinitas %pesies a. Dari pengamatan pendahuluan, pilihlah & spesies ikan yang memiliki ukuran, corak warna dan tingkat akti)itas yang relatif sama. b. #uat garis )ertikal pada dinding luar akuarium sehingga menjadi ' bagian $lihat gambar(. c. .asukkan ikan ke dalam glass jar, setiap glass jar diisi dengan 3 ekor ikan dari satu

d. e.

f. g. h. i. j.

spesies. 8etakkan kedua glass jar pada ujung/ujung akuarium. Dengan menggunakan glass jar yang terbalik, masukkan ikan coba yang spesiesnya sama dengan kelompok ikan pada salah satu glass jar ke bagian tengah akuarium. #iarkan ikan coba berada dalam glass jar yang terbalik di bagian tengah akuarium sampai & menit baru kemudian glass jar diangkat pelan/pelan, sehingga ikan terbebas. %elama !? menit, amati dan catat data tingkah laku ikan coba $tes !(. Ambillah ikan coba dari akuarium, kemudian pertukarkan letak kedua glass jar. Dengan cara yang sama dengan langkah e masukkan kembali ikan coba ke bagian tengah akuarium. Amati dan catat tingkah laku ikan coba $tes &(. 1antilah ikan coba dengan ikan lain dari spesies kedua, dan ulangi langkah e sampai h $tes ' dan 7(. 2ekamlah data pengamatan %audara dalam tabel di bawah ini. Tes <umlah .enit di daerah hetreospesifik Bkan conspesifik Tes ! Tes & 2ata/rata Tes ' Tes 7 2ata/rata et* ,onspesific* daerah tempat ikan yang spesiesnya sama dengan spesies ikan coba Heterospecific* daerah tempat ikan yang spesiesnya berbeda dengan ikan coba. %elama pengamatan afinitas spesies ikan perhatikan* Apakah terjadi hubungan antara ikan coba dengan ikan di dalam glass jar: Apakah gerakan ikan coba mengikuti gerakan kelompok ikan di dalam glass jar: Pernahkah ikan coba menjauhi daerah conspesific lebih dari ' menit: Apakah akti)itas yang tiba/tiba dari ikan/ikan di dalam glass jar merangsang ikan coba untuk mendekati glass jar tersebut:

a. b. c. d.

'. Pengaruh besar kelompok terhadap afinitas intraspesies a. Dari percobaan &, pilihlah spesies ikan yang kecenderungan schoolingnya paling kuat. b. Bsilah & glass jar dengan ikan dari spesies yang sama. 1lass jar pertama diisi dengan & ekor ikan, sedangkan glass jar kedua diisi dengan D ekor ikan. c. Dengan glass jar terbalik masukkan seekor ikan coba dari spesies yang sama ke bagian tengah akuarium. d. %elama !? menit, amati dan catatlah data dengan menggunakan table seperti pada percobaan & $tes !(. e. Ambil ikan coba. Pertukarkan letak glass jar, kemudian masukkan kembali ikan coba tersebut $tes &(. f. #uatlah jumlah ikan yang sama pada kedua glass jar dan ulangi langkah d dan e $tes ' dan tes 7(.

D. #ahan Diskusi !. Apakah ikan coba menghabiskan banyak waktu di daerah conspesific atau heterospesific: <elaskan= &. Apakah ikan coba menghabiskan banyak waktu di school ikan yang besar atau kecil: <elaskan= '. Apakah yang mempengaruhi schooling pada ikan: 7. .engapa ikan coba harus diadaptasikan selama & menit sebelum diamati: Daftar Pustaka %tewart Hilliard, &""'. Principles of animal learning in .ine Detection Dogs Training, Eperations, and Edour Detection. 1ene)a Bnternational ,entre ;or Humanitarian Demining
www.gichd.org/fileadmin/pdf/publications/MDD/MDD.pdf #ab &/7 diambil dari KEGIATAN PRAKTIKUM TINGKAH LAKU HEWAN Oleh: Dra. Susilowati MS So!ia Er" Raha"u S.P#. M.Si $AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHAN ALAM UNI%ERSITAS NEGERI MALANG SEPTEM&ER '(()

You might also like