You are on page 1of 63

Troeboes Poerwudi

Depurtement NeuroIogy
FkUA - RSDS
0ungguun Neurobehuuiorul
PFt0AHuluAt
Sejarah mengenai Iungsi, dapat dikatakan
bukan dimulai dengan mempelajari otak itu
sendiri, akan tetapi secara tidak langsung
dimulai dari organ lain, terutama jantung
Orang Mesir kuno percaya kehidupan mental
kejiwaan terletak di jantung dan diaIragma
Bcbcrapa Pcncr|ian Dasar
Behavior
Behavior NeuroIogy
NeuropsychoIogy
BioIogy Psychiatry
Neuropsychiatry
Bcbcrapa Pcncr|ian Dasar
Behavior
Penjumlahan aksi dan reaksi psikomotor
yang secara obyektif dapat diamati dan
diinterpretasikan dan mempengaruhi
lingkungan subyek tersebut
Perilaku dapat dibagi menjadi:
1. Goal directed behavior
2. Specific oriented behavior
Bcbcrapa Pcncr|ian Dasar
Behavior NeuroIogy
lmu mengenai pengaruh penyakit otak
pada perilaku manusia dan fungsi korti-
kal luhurnya
Perilaku dalam konteks ini dapat:
1. Perilaku spesifik:berbahasa, memori, kalku-
lasi dan kemampuan visuospasial
2. Perilaku komplek: kualitas intelegensia, hi-
dup emosi dan personalitas
Bcbcrapa Pcncr|ian Dasar
NeuropsychoIogy
Cabang dari psikologi yang berkaitan
dengan essemen penyakit otak dengan
menggunakan tes psikologi yang baku.
Bcbcrapa Pcncr|ian Dasar
BioIogicaI Psychiatry
lmu yang mempelajari abnormalitas fisik
atau organik yang mendasari penyakit
psikiatri seperti depresi, skizophrenia,
yang mana tidak dijumpai/tidak dapat
dibuktikan adanya kelainan primer di
otak
Bcbcrapa Pcncr|ian Dasar
Neuropsychiatry
%idak ada konsensus yang baku untuk
batasan neuropsikiatri, akan tetapi
secara umum merupakan kombinasi
konsep dan praktik psikiatri dan
neurologi
rain, ehavior and World
NEURO
EHAVO
R
WORL
D
'O
R
RAN
rain, ehavior and World
Keluhan dibidang neurobehavior; tidaklah
mirip dengan keluhan neurologi yang kla-
sik, dimana keluhan neurologi sering di-
tandai dengan lokalisasi yang dapat dipre-
diksi
Pada keluhan neurobehavior tidaklah
mungkin secara tepat kita dapat mene-
rangkan keluhan dressing apraxia; apakah
kiranya ada 'pusat berpakaian di otak?
rain, ehavior and World
Pendapat JAM Frederik,1985; tentang keluhan neurobevior tgt.dari:
1. Umur pasien
2. Jenis kelamin
3. %empat lesi
4. Sisi,dominansi otak
5. Ukuran lesi
6. Sifat dan perilaku lesi
7. Jumlah lesi
8. Stadium lesi yang multiple
9. Anomali kongenital
10. Personalitas, pendidikan, ketrampian, kultur, linguistik, agama,
status kesadaran, motivasi dsb.
ognitif
ognitif adalah suatu proses dimana
semua masukan sensorik taktil, visual
dan auditorik) akan diubah, dioIah,
disimpan, dan selanjutnya digunakan
untuk hubungan interneuron secara
sempurna sehingga individu mampu
melakukan penaIaran terhadap masukan
sensorik tersebut.
ognitif
ognisi
1. Mencakup semua proses mental yang terkait de-
ngan berfikirArcienegas&Beresford,2001
2. Proses esensial dimana sesuatu dapat dikenali, se-
bagai persepsi, atensi, memori, rekognisi, bahasa,
imajinasi, alasan, perencanaan, dan pengambilan
keputusan
3. Adalah suatu proses dimana memberikan makna
pada masukan sensorik, menginta suatu kejadian
dan prosedur, membuat generalisasi, analogi, pen-
jelasan dan mengembangkan makna komunikasi
ognitif
Pada pemeriksaan status mental diran-
cang sedemikian rupa dan rcienegas &
Beresford membedakan menjadi:
1. asic cognition [Elemen yang sederhana]:
atensi, bahasa, memori, praxis, rekognisi
gnosis)
2. Complex cognition Higher Cortical
Function
ognitif
Frank Benson, 1994, mengatakan:
'Cognition is the procees by with
information is manipulated in the brain'
Dan ia membagi kontrol mental ini
menjadi dua bagian pula:
1. asic Mental Control: alertness, attention
dan mental tone
2. Higher Mental Control: fungsi eksekutif,
'social intellegence' dan motivasi
ognitif
ModaIitas ognitif:
1. Memori
2. ahasa
3. Praksis
4. Visuospasial
5. Atensi dan Konsentrasi
6. Kalkulasi
7. Fungsi eksekutif : reasoning, mengambil
keputusan [nsight& Judment], berfikir abstrak
angguan Neurobehavior
Gangguan neurobehavior = Gangguan status
mental, terdiri dari:
1. Gangguan fungsi non kognitif gejala perubahan
perilaku) , dan
2. Gangguan fungsi kognitif, yang terdiri dari modali-
tas yaitu:
Gangguan fungsi atensi & konsentrasi
Gangguan fungsi bahasa
Gangguan fungsi memori
Gangguan fungsi visuospasial
Gangguan praksis
Gangguan kalkulasi
Gangguan fungsi eksekutif
angguan Neurobehavior
angguan fungsi non kognitif : Perubahan angguan fungsi non kognitif : Perubahan
PeriIaku PeriIaku
Disfungsi otak, seperti sindroma lobus frontalis
memberikan gejala psikiatrik yang mempeng-
aruhi mood dan status emosi
eberapa gejala neurobehavior spesifik se-
perti Acute Confusional State, sindroma lobus
frontalis, sindroma neglek) memperlihatkan
gangguan perilaku seperti gangguan perilaku
fungsional
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
A. A. angguan Atensi & onsentrasi angguan Atensi & onsentrasi
Gangguan atensi dan konsentrasi akan Gangguan atensi dan konsentrasi akan
mempengaruhi funsi kognitif lainnya seperti mempengaruhi funsi kognitif lainnya seperti
memori, bahasa dan fungsi eksekutif memori, bahasa dan fungsi eksekutif
Gangguan atensi dapat berupa dua kondisi klinik Gangguan atensi dapat berupa dua kondisi klinik
yang berbeda: yang berbeda:
i. i. %idakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi %idakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi
yang terpecah atau tidak ada atensi sama sekali yang terpecah atau tidak ada atensi sama sekali
ii. ii. natensi spesifik unilateral terhadap rangsangan pada sisi natensi spesifik unilateral terhadap rangsangan pada sisi
tubuh kontralateral lesi otak tubuh kontralateral lesi otak
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
B. B. angguan Bahasa angguan Bahasa
Ggn. bahasa afasia) sering terrlihat pada Ggn. bahasa afasia) sering terrlihat pada
lesi otak fokal maupun difus, sehimgga lesi otak fokal maupun difus, sehimgga
merupakan gejala patogomonik disfungsi merupakan gejala patogomonik disfungsi
otak. otak.
Penting: mengenal ggn. bahasa karena Penting: mengenal ggn. bahasa karena
hubungannya yang spesifik antara sindroma hubungannya yang spesifik antara sindroma
afasia dengan lesi neuroanatomi afasia dengan lesi neuroanatomi
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
B. B. angguan Bahasa angguan Bahasa
1. 1. Disartria: Disartria: gangguan artikulasi dimana ke gangguan artikulasi dimana ke- -mampuan mampuan
dasar bahasa masih intak Ke dasar bahasa masih intak Ke- -mampuan dasar mampuan dasar
bahasa: tata bahasa, pe bahasa: tata bahasa, pe- -mahaman, penamaan dan mahaman, penamaan dan
pengulangan). pengulangan).
2. 2. Disprosodi: Disprosodi: tidak adanya melodi, maupun ritme tidak adanya melodi, maupun ritme
dalam berbicara dalam berbicara
3. 3. Apraksia oral/bucofascial: Apraksia oral/bucofascial: ketidak mampuan untuk ketidak mampuan untuk
melakukan ketrampilan gerakan npada wajah dan melakukan ketrampilan gerakan npada wajah dan
otot otot berbicara bukan disebabkan kelumpuhan otot otot berbicara bukan disebabkan kelumpuhan
otot wicara) dengan kemampuan berbasa intak otot wicara) dengan kemampuan berbasa intak
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
. . Gangguan ahasa Gangguan ahasa
4. 4. Afasia : Afasia : gangguan berbahasa; biasnya gangguan berbahasa; biasnya
digunakan untuk gangguan bahas yang digunakan untuk gangguan bahas yang
terjadi sesudah kelainan / kerusakan otak terjadi sesudah kelainan / kerusakan otak
5. 5. Aleksia: Aleksia: hilangnya kemampuan membaca hilangnya kemampuan membaca
pada pasien yang sebelumnya mampu pada pasien yang sebelumnya mampu
membaca membaca
6. 6. Agrafia: Agrafia: gangguan menulis, dengan gangguan menulis, dengan
kesalahan bahasa. kesalahan bahasa.
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
. . Gangguan Memori Gangguan Memori
Gangguan memori merupakan gejala yang Gangguan memori merupakan gejala yang
paling sering dikeluhkan pasien paling sering dikeluhkan pasien
Amnesia secara umum merupakan defek Amnesia secara umum merupakan defek
fungsi memori. fungsi memori.
Amnesia anterograde: ketidak mampuan untuk Amnesia anterograde: ketidak mampuan untuk
mempelajari materi baru mempelajari materi baru setelah brain insult setelah brain insult
Amnesia retrograde: merujuk pada amnesia pada Amnesia retrograde: merujuk pada amnesia pada
kejadian kejadian sebelum brain insult sebelum brain insult
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
. . Gangguan Memori Gangguan Memori
Hampir semua pasien Hampir semua pasien demensia demensia menunjukkan menunjukkan
masalah memori pada awal perjalanan penyakit masalah memori pada awal perjalanan penyakit
Pasien depresi dan ansietas sering mengalami Pasien depresi dan ansietas sering mengalami
kesulitan memori kesulitan memori
Amnesia psikogenik: Amnesia psikogenik: adalah amnesia yang hanya adalah amnesia yang hanya
terjadi pada satu periode tertentu, dan pada peme terjadi pada satu periode tertentu, dan pada peme- -
riksaan tidak dijumpai defek pada riksaan tidak dijumpai defek pada recent memory recent memory
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
C. C. Gangguan Visuospasial: Gangguan Visuospasial:
Gangguan kemampuan konstruksional Gangguan kemampuan konstruksional
seperti menggambar atau meniru berbagai seperti menggambar atau meniru berbagai
macam gambar misal: lingkaran, kubus) macam gambar misal: lingkaran, kubus)
dan menyusun balok balok dan menyusun balok balok
Semua lobus berperan pada dalam kemam Semua lobus berperan pada dalam kemam- -
puan konstruksi tetapi lobus parietalis ter puan konstruksi tetapi lobus parietalis ter- -
utama hemisfer kanan mempunyai peran utama hemisfer kanan mempunyai peran
yang paling dominan yang paling dominan
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
D. D. Gangguan Praksis Gangguan Praksis
Kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas Kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas
trampil motorik yang bertujuan meskipun tidak trampil motorik yang bertujuan meskipun tidak
terdapat gangguan fungsi motorik sebagai akibat terdapat gangguan fungsi motorik sebagai akibat
kerusakan motorik, kerusakan motorik, atau atau
Gangguan pada gerakan yang dipelajari yang tidak Gangguan pada gerakan yang dipelajari yang tidak
diakibatkan oleh kelemahan, hilangnya sensoris, diakibatkan oleh kelemahan, hilangnya sensoris,
inatensi, atau kegagalan untuk memahami gerakan inatensi, atau kegagalan untuk memahami gerakan
yang diminta yang diminta
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
D. D. Gangguan Praksis Gangguan Praksis
Dua tipe apraksia utama yang dikenali: Dua tipe apraksia utama yang dikenali:
1) 1) Apraksia ideasional, dimana pasien gagal untuk secara Apraksia ideasional, dimana pasien gagal untuk secara
benar memperagakan urutan kegiatan multikomponen benar memperagakan urutan kegiatan multikomponen
seperti melipat sebuah surat, menyisipkannya ke dalam seperti melipat sebuah surat, menyisipkannya ke dalam
amplop, dan merekatkan amplop tersebut, amplop, dan merekatkan amplop tersebut,
2) 2) Apraksia ideomotor, dimana pasien gagal melaksanakan Apraksia ideomotor, dimana pasien gagal melaksanakan
gerakan yang diperintahkan, yang dapat dilakukan secara gerakan yang diperintahkan, yang dapat dilakukan secara
spontan, seperti melambaikan tangan , memalu, menjahit spontan, seperti melambaikan tangan , memalu, menjahit
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
E. E. Gangguan Kalkulasi Gangguan Kalkulasi
Kalkulasi merupakan fungsi neuropsikologi Kalkulasi merupakan fungsi neuropsikologi
yang komplek, meliputi komponen: yang komplek, meliputi komponen:
a) a) Rote tables Rote tables: penambahan, pengurangan, per : penambahan, pengurangan, per- -
kalian kalian
b) b) Konsep dasar aritmatik: Konsep dasar aritmatik: carrying dan borrowing carrying dan borrowing
c) c) Pengenal tanda : +. Pengenal tanda : +. - - , x, : , dan simbol nomer , x, : , dan simbol nomer
d) d) Penempatan tempat / ruang yang benar untuk Penempatan tempat / ruang yang benar untuk
menulis hitungan menulis hitungan
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
E. E. Gangguan Kalkulasi Gangguan Kalkulasi
Ada tiga tipe utama akalkulia: Ada tiga tipe utama akalkulia:
1) 1) Akalkulia yang bersamaan dengan gangguan Akalkulia yang bersamaan dengan gangguan
bahas,meliputi parafasia angka, agrafia angka, bahas,meliputi parafasia angka, agrafia angka,
atau aleksia angka atau aleksia angka
2) 2) Alkalkulia sekunder akibat disfungsi visuospasial Alkalkulia sekunder akibat disfungsi visuospasial
dengan ketidak urutan angka dan kolom, dan dengan ketidak urutan angka dan kolom, dan
3) 3) Alkakulia anaritmetria primer yang mengganggu Alkakulia anaritmetria primer yang mengganggu
proses komputasi proses komputasi
angguan Neurobehavior
angguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :
F. F. angguan fungsi eksekutif angguan fungsi eksekutif
Adalah gangguan kemampuan kognitif ting Adalah gangguan kemampuan kognitif ting- -
gi, seperti cara berfikir dan kemampuan me gi, seperti cara berfikir dan kemampuan me- -
mecahkan masalah. mecahkan masalah.
Kemampuan eksekusi diperankan oleh lo Kemampuan eksekusi diperankan oleh lo- -
bus frontalis, tetapi pengalaman klinis me bus frontalis, tetapi pengalaman klinis me- -
nunjukkan bahwa semua sirkit yang berkait nunjukkan bahwa semua sirkit yang berkait- -
an dengan lobus frontal dapat menyebab an dengan lobus frontal dapat menyebab- -
kan sindroma lobus frontalis kan sindroma lobus frontalis
FFRAPA 6At66uAt
tFuR0FHAvl0R YAt6
SFRlt6 0lJuHPAl
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
Komunikasi verbal merupakan sarana ko-
munikasi yang paling sering digunakan da-
lam kehidupan bermasyarakat.
Pertukaran verbal merupakan bagian
utama dari seluruh wawancara neuropsi-
kiatrik dan karakteristik output verbal pa-
sien merupakan kebanyakan bukti yang
bersifat diagnostik bagi klinisi
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
I. Mutisme
Adalah hilangnya percakapan yang propor-
sional [tetapi dengan menahan kemampuan
untuk meggerutu, batuk, menyanyi, dll] dan
kehilangan lengkap dari kemampuan mem-
produksi seluruh bunyi pada pasien yang sa-
dar
Pemeriksaan fungsi : rahang, wajah dan lidah
penting dalam menentukan penyebab mutis-
me
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
I. Mutisme
a) Gangguan struktural penyebab mutisme
Afonia: inflamasi lokal dan nyeri tenggorakan, neoplasma,
gangguan fungsi pita suara [akibat miopati, neuropati perifer,
gangguan neuromuscular junction dsb]
Lesi saraf pusat rostral batang otak [pseudobulbar]: mutisme
disertai disfagia, diartria, dismasesi dan reflek sentakan
rahang meningkat
Penyakit saraf yang lanjut: sindroma bradikenitik dan distonik
ekstrapiramidal dimana terjadi disartria dan hipofonia
progresif mutisme
Gangguan serebelum terutama pada anak, dengan
pengangkatan tumor serebelum
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
I. Mutisme
a) Gangguan struktural penyebab mutisme
Mutisme menghalangi pengenalan afasia karena
mutisme adalah tiadanya produksi bahasa, se-
mentara afasia merujuk pada output bahasa yang
abnormal
Mutisme dapat tampak pada fase awal afasia
nonfluen [afasia rocca, afasia global] dan
merupakan suatu standar dini pada perjalanan
afasia yang disertai lesi subkortikal
Mutisme dapat terjadi dalam perjalanan sindrom
demensia yang lanjut
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
I. Mutisme
b) Gangguan neuropsikiatrik idiopatik dengan mutisme
Dapat merupakan manifestasi retardasi dan kelelahan pada
depresi dan merupakan manifestasi umum dari katatonia
yang terjadi pada gangguan mood dan skizofrenia
Dapat pula merupakan gejala dari reaksi konversi
Mutisme selektif:
Sindroma anak pradewasa yang memiliki kompetensi bahasa
pada beberapa keadaan, seperti dilingkungan anggota keluarga
/ teman, akan tetapi tidak bercakap cakap pada situasi sosial
yang lain, terutama disekolah
Sering disertai gangguan perilaku: negativism, melawan,
pemalu, relasi kelompok yang buruk dan isolasi sosial
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
II. II. Disartria Disartria
Adalah gangguan motorik dari bicara
Kelainan diartrik meliputi:
o Gangguan kecepatan bicara [terlalu lambat,
terlalu cepat, meledak ledak]
o Gangguan volume bicara [hipofonia, megafonia]
o %ekanan
o %inggi rendah nada
o %iming
o Akurasi dari artikulasi
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
II. II. Disartria Disartria
Masing masing disartria berhubungan dengan
gangguan motorik yang predominan:
Flasid,
Spastik,
Hipokinetik [parkinsonism]
Hiperlinetik [koreik]
Distonikn[disfonia spasmodik]
Disartria campuran: terdapat pada penyakit penyakit
dimana terdapat lebih dari satu disfungsi motorik
campuran, misal pada multipel sklerosis
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
III. III. Afasia Afasia
Afasia merupakan suatu gangguan bahasa yang di-
akibatkan oleh disfungsi otak
Afasia merupakan sindroma yang didapat dan dapat
diakibatkan oleh beragam cidera otak: stroke, neo-
plasma intrakranial,trauma otak dan penyakit dege-
neratif
Afasia harus dibedakan dari mutisme, gangguan
volume dan artikulasi bicara [disartria]
eberapa pola output afasia yang berbeda telah di-
kenali dan berhubungan dengan lesi lesi yang ber-
ada pada daerah anatomi yang spesifik
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
Iasifikasi irshner
Dimodifikasi dari Benson& eschwind (1976)
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Tipe Bicara Penamaan Pengertian PenguIangan Membaca MenuIis
Auditorik
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
roca %elegrafik [-] [+] [-] [+] [-]
atau mutisme
Wernicke Fluen tetapi [-] [-] [-] [-] [-]
dgn.kesalahan
Global %elegrafik atau [-] [-] [-] [-] [-]
mutisme
angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa
Iasifikasi irshner
Dimodifikasi dari Benson& eschwind (1976)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tipe Bicara Penamaan Pengertian PenguIangan Membaca MenuIis
Auditorik
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anomik Fluen dgn [-] [+] [+] [+] [+]
pencarian kata
%ranskortikal Seperti roca [+/-] [+] [+] [+] [+]
Motorik
%ranskortikal Seperti
Sensorik Wernicke [-] [-] [+] [-] [+/-]
Sindroma Menurun/
solasi absen [-] [-] [+] [-] [-]
Aleksia de- Hampir [+/-] [+] [+] [-] [-]
ngan agrafia normal
Aleksia tan-
pa agrafia Normal [+/-] [+] [+] [-] [+]
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan: Positif berarti normal
Negatif berarti terganggu
Positf/negatif berarti normal atau sedikit terganggu
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
Fungsi eksekutif otak dapat didefinisikan seba-
gai suatu proses kompleks seseorang dalam
memecahkan masalah/persoalan baru
Proses ini meliputi kesadaran akan keberadaan
suatu masalah, mengevaluasinya, menganilisa
serta memecahkan / mencari jalan keluar dari
satu permasalahan
Fungsi ini adalah suatu proses yang kompleks
dari aktivitas kognitif yang terintergrasi, sehing-
ga tidak dapat dengan mudah dinilai hanya ber-
dasarkan tes psikologi atau pengukuran tertentu
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen Fungsi ognitif:
ezak,1995, membagi fungsi eksekutif
menjadi 4 komponen:
1. Volition
2. Planning
3. Purposive action
4. Effective performance
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen volition:
Gejala yang timbul pada pasien dengan gangguan Gejala yang timbul pada pasien dengan gangguan volition volition ke ke- -
mauan) mauan)
1. 1. Apatis/indefererence Apatis/indefererence
2. 2. Memburuknya penampilan dan kebersihan diri Memburuknya penampilan dan kebersihan diri
3. 3. Hilangnya rasa keingintahuan Hilangnya rasa keingintahuan
4. 4. Hilangnya kesadaran terhadap dirinya sendiri Hilangnya kesadaran terhadap dirinya sendiri
5. 5. Kesadaran yang buruk terhadap aktivitas yang dahulu disukainya Kesadaran yang buruk terhadap aktivitas yang dahulu disukainya
6. 6. Hilangnya rasa sosial Hilangnya rasa sosial
7. 7. Hilangnya minat terhadap aktivitas yang dahulu diminatinya Hilangnya minat terhadap aktivitas yang dahulu diminatinya
8. 8. Kebutuhan yang tinggi terhadap struktur eksternal Kebutuhan yang tinggi terhadap struktur eksternal
9. 9. %idak adanya kemampuan menikmati hidup dan sex %idak adanya kemampuan menikmati hidup dan sex
10. 10. %idak adanya rencana masa depan %idak adanya rencana masa depan
11. 11. %idak adanya motivasi %idak adanya motivasi
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen planning:
Gejala yang timbul pada pasien dengan Gejala yang timbul pada pasien dengan
gangguan komponen gangguan komponen planning: planning:
1. 1. %idak adanya pikiran abstrak dan konseptual %idak adanya pikiran abstrak dan konseptual
2. 2. Pikiran dan perilaku yang tidak terarah Pikiran dan perilaku yang tidak terarah
3. 3. Pikiran yang kaku Pikiran yang kaku
4. 4. Kemampuan perencanaan yang buruk Kemampuan perencanaan yang buruk
5. 5. %idak adanya rencana masa depan %idak adanya rencana masa depan
6. 6. Perilaku sosial yang tidak pantas Perilaku sosial yang tidak pantas
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen purposive action (bertujuan):
Gejala yang timbul pada pasien dengan Gejala yang timbul pada pasien dengan
gangguan komponen gangguan komponen purposive action: purposive action:
1. 1. Kemampuan mengacaukan Kemampuan mengacaukan
2. 2. %idak ada iniiatif %idak ada iniiatif
3. 3. Kesulitan menjalankan satu atau lebih aktivitas Kesulitan menjalankan satu atau lebih aktivitas
secara simultan secara simultan
4. 4. %idak adanya kemampuan mempertahankan %idak adanya kemampuan mempertahankan
respons kognitif atau respon motorik yang sedang respons kognitif atau respon motorik yang sedang
atau respon motorik yang sedang berjalan atau respon motorik yang sedang berjalan
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen purposive action (bertujuan):
Gejala yang timbul pada pasien dengan Gejala yang timbul pada pasien dengan
gangguan komponen gangguan komponen purposive action: purposive action:
5. 5. Pikiran dan perilaku yang tidak terarah Pikiran dan perilaku yang tidak terarah
6. 6. Emosi labil Emosi labil
7. 7. %idak sabar %idak sabar
8. 8. %idak ada asosiasi antara apa yang diucapkan dan %idak ada asosiasi antara apa yang diucapkan dan
yang dilakukan yang dilakukan
9. 9. Kesulitan mempertahankan rangkaian pikiran Kesulitan mempertahankan rangkaian pikiran
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen purposive action (bertujuan):
Gejala yang timbul pada pasien dengan Gejala yang timbul pada pasien dengan
gangguan komponen gangguan komponen purposive action: purposive action:
10. 10. Pikiran pikiran yang Pikiran pikiran yang circumstantial/tangential circumstantial/tangential
11. 11. Kesulitan mengerjakan tugas tugas baru Kesulitan mengerjakan tugas tugas baru
12. 12. Kesulitan beradaptasi dengan situasi baru Kesulitan beradaptasi dengan situasi baru
13. 13. Kebiasaan buruk dalam bekerja sering tidak Kebiasaan buruk dalam bekerja sering tidak
tuntas) tuntas)
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
omponen Fungsi effective performance:
Gejala yang timbul pada pasien dengan gang Gejala yang timbul pada pasien dengan gang- -
guan komponen guan komponen effective performance (pelak effective performance (pelak- -
sanaan yang efektif): sanaan yang efektif):
1. 1. Keras hati Keras hati
2. 2. Pikiran yang kaku Pikiran yang kaku
3. 3. Ketidakmampuan mengerjakan tugas dengan tuntas Ketidakmampuan mengerjakan tugas dengan tuntas
4. 4. Ketidakmampuan mengenali atau meralat kesalahan Ketidakmampuan mengenali atau meralat kesalahan
5. 5. Riwayat kebiasaan bekerja yang buruk Riwayat kebiasaan bekerja yang buruk
6. 6. Kesulitan memecahkan masalah Kesulitan memecahkan masalah
7. 7. Ketidakmampuan memanfaatkan rencana/strategi yang Ketidakmampuan memanfaatkan rencana/strategi yang
dulu berguna dulu berguna
angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif
Fungsi eksekutif dapat terganggu bila
sirkuit frontal subkortikal terputus.
Pasien akan tampak seperti menderita
sindroma frontalis, meskipun lobus fron-
talis masih intak
Karena fungsi eksekutif merupakan sua-
tu proses yang kompleks dari aktivitas
kognitif terintergrasi, sehingga penilaian-
nya sulit
lFSl F0KAl 0TAK 0At K0t0lSl K0t0lSl
YAt6 FRHuut6At
$troke dan CerebrovascuIar Disease $troke dan CerebrovascuIar Disease
Lesi fokal otak terdiri dari kelompok kelompok
yang berbeda kondisinya, mengakibatkan ab-
normalitas kognitif dan gejala gejala neuro-
psikiatrik
Stroke merupakan penyebab terbanyak dalam
praktik neurologi dan menempati penyebab mor-
talitas setelah penyakit jantung, akan tetapi
menempati rangking teratas penyebab morbid-
itas, termasuk gangguan neurobehavior
$troke dan CerebrovascuIar Disease $troke dan CerebrovascuIar Disease
Gejala neuropsikiatri biasanya merupakan manifestasi
post stroke:
1. Depresi mayor terjadi pada 10-25 %
2. Depresi minor sekitar 10-40%
3. Anxietas yang terjadi depresi 20% pasien post stroke depresi
4. Anxietas tanpa depresi 7-10%
5. Apatis terjadi pada 20% 10% dengan depresi, 10% tanpa
depresi)
6. Anosognosia dengan denial of illness pada 25-45%, terutama
pada lesi posterior kanan
7. Reaksi katastropik tampak pada 20% pasien
8. Emosi yang labil pada 20% pasien
%raumatic rain njury %)
Iasifikasi Cidera epaIa
Cidera kepala tanpa cidera otak
Whiplash
% ringan/kontusi, P%A <24 jam
% sedang: kehilangan kesadaran >30 menit
tetapi kurang dari 24 jam
% berat: kehilangan kesadaran atau P%A > 24
jam
% dengan komplikasi:
%raumatic rain njury %)
Iasifikasi Cidera epaIa
% dengan komplikasi:
Fraktur tengkorak, tulang fasial,
Cerebral injury [kontusio, laserasi, difus axonal injury]
Perdarahan [intraserebral, subarachnoid, sudural, epidural]
Herniasi
Cidera leher/ fraktur leher
Stroke
% dengan komplikasi sekunder: hidrosefalus post traumatik, seizure post
traumatik
Komplikasi neuropsikiatrik:sindroma post kontusio, sindroma post
traumatik,ggn.stres post traumatik, depresi, psikosis, anxietas,
mania/euforia, sindroma lobus frontalis
Post traumatik amnesia
Dementia [encefalopati post traumatik]
Vegetative state persisten
%raumatic rain njury %)
Segera setelah cidera, pasien mengeluh gangguan kon-
sentrasi, sering lupa, gangguan siklus pola tidur, nyeri
kepala, dizziness, anxietas, irritabilitas dan depresi
Gejala gejala ini biasanya hilang pada kebanyakan pa-
sien dan setelah 1 tahun 85-90% dari pasien yang me-
ngalami kepulihan yang berarti.
Pasien dengan usia >55 tahun atau dengan % yang
berat pulih lebih lambat dan mungkin memiliki lebih ba-
nyak gejala sisa
Penilaian psikologis mengungkapakan defisit pada aten-
si atau pada fungsi eksekutif yang diakibatkan oleh
gangguan sirkuit frontal-subkortikal atau efek dari depre-
si, anxietas
Kira kira 10-15% pasien berkembang menjadi gangguan
post kontusio yang kronis
%raumatic rain njury %)
riteria untuk gangguan Post ontusio
1. Riwayat trauma yang menyebabkan kontusio serebri
2. ukti tes neuropsikologi atau penilaian kognitif dari
kesulitan atensi konsentrasi, pergeseran fokus atensi,
memori)
3. Satu atau lebih dari berikut terjadi singkat setelah
trauma dan berakhir selambat lambatnya 3 bulan:
a. gampang lelah / fatique
b. Ganggan tidur
c. Nyeri kepala
d. Vertigo / dizziness
e. rratability atau agresif
f. Anxietas, depresi atau efek labil
g. Perubahan kepribadian
h. Apatis
%raumatic rain njury %)
riteria untuk gangguan Post ontusio
4. Gejala mulai muncul mengikuti cedera kepala
atau menunjukkan perburukan dari gejala sebe-
lumnya
5. Gangguan diatas menyebabkan gangguan so-
sial atau fungsi pekerjaan dan menunjukkan pe-
nurunan yang signifikan dari level sebelumnya.
Pada anak sekolah, gangguan bermanifestasi
sebagai perburukan dalam prestasi akademik
yang dimuali sejak dari trauma
6. Gejala gejala tidak memenuhi kriteria dari de-
mentia akibat cedera kepala dan tidak baik bila
dimasukkan sebagai gangguan mental yang
lain.
Peran Neurobehavior di ndonesia
Partisipasi neurobehavior dalam layanan
kesehatan, aspek medikolegal dsb:
Dimulai dengan pemeriksaan HMS untuk
menentukan fit and proper to stand a trial
Pemeriksaan Calon Presiden dan Wakil
Presiden
Pemeriksaan dalam rangka Pilkada
Pemeriksaan dalam rangka perpanjangan
pensiun bagi para guru besar
Pemeriksaan terpadu pada MPK
etua Tim Dokter independen meyerahkan Medical Record Suharto kepada hakim
Lalu Mariyun didampingi Juan Felix Tampubolon dan jaksa penuntut umum Muhtar
riIin saat sidang pengadilan Suharto di Gedung Departemen Pertanian, Jakarta
28/09/2000
NILAI LIHIR
SIAPA TAKIT. .

You might also like