Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Kep gawat darurat (Emergenci Nursing) mrp pelay kep yg komprehensif diberikan kpd pasien dg injuri akut sakit yang mengancam kehidupan Kegiatan pelay kep menunjukkan keahlian dlm pengkajian, setting proritas, intervensi kritis, dan pendidikan kes masyarakat. T/mencegah kematian dan cacat hidup
KLASIFIKASI
Korosif: asam & basa kuat radang &ulserasi Bahan iritan Neurotik : bekerja pada sistem saraf cerebral,spinal dan peripheral Cardiac : digitalis Asphixiant : CO, CO2, dll Lain-lain: antiperetik,antihistamin, antidepresan,stimulan , penenang
HIDROKARBON
Jenis: minyak tanah, bensin,minyak cat,thinner minyak isi untuk korek api Iritasi pada paru Gejala klinik: mual, nyeri perut,diare,batuk, napas pendek, sesak napas, kulit membiru, batuk darah, depresi susunan saraf pusat : kesadaran, kejang
PERTOLONGAN PERTAMA
Rangsang supaya muntah Cara : tekan lidah anak kuat-kuat dengan sendok, sodok perlahan daerah pangkal mulutnya Kontroversial:bahaya radang paru Beri obat anti racun : norit Di Rumah sakit : Kumbah/cuci lambung, oksigenisasi, nafas buatan, antibiotika
KERACUNAN INSEKTISIDA
Golongan organoklorin:DDT,dieldrin,endrin Bekerja pada SSP: bat.otak,serebellum,korteks Tanda2: bertambah iritasi & sensitifitas, disusul kelemahan, kelumpuhan otot,kejang Pada manusia: muntah,nyeri dan diare, parestesi bibir, lidah dan wajah, malaise,nyeri kepala dan tenggorokan,tremor,kejang,fibrilasi ventrikel dan
PENANGANAN
Cuci lambung dengan NaCL fisiologis/buat muntah Bebas jalan nafas,buat nafas buatan k/p Diazepam jika kejang Simptomatik dan suportif
KERACUNAN ORGANOFOSFAT
Sering dicampur minyak tanah Gejala klinik:Terjadi proses sekresi/airmata >, urinasi,kerusakan lambung,bronkokontriksi, sesak,keluar lendir >,mulut berbusa,bradikardi hiperglikemia,kejang, kesadaran,koma Pertolongan I: Sec garis besar = hidrokarbon. Setelah pakaian dilepaskan bersihkan tubuhnya dengan sabun dan air mengalir
KERACUNAN MAKANAN
Makanan tsb mengandung zat2 kimia (cyanogenik unamarina) : jengkol, jamur, dan singkong Proses pengolahan dan penyimpanannya salah.Atau karena kedaluwarsa makanan berubah racun. Makanan yang dikonsumsi tercemar zat beracun, baik yang disengaja: pengawet, zat pewarna dan penyedap, maupun yang tidak disengaja karena makanan tersebut mangandung kuman salmonella, staphylococcus dan kuman lainnya. Toksin yang dilepaskan oleh bakteri Ada 2 bentuk : vomiting dan diare
Gejala Klinis
Mual,perut terasa panas, pusing lemah/lemas ,sesak,napas cepat dg bau khas Kejang, berkeringat, mata melotot,midriosis (bola mata membesar) Mulut berbusa campur darah Kulit merah (bagi yg berkulit putih) atau kulit ke biru2an krn < O2 pada warna kulit pada umumnya.
Pertolongan Pertama
Buka ruangan yg tertutup agar O2 mudah dihirup anak.Jangan mengerumuni anak. Buka pakaian agar pori2nya mendapat oksigen Usahakan anak muntah Beri zat anti racun Berikan susu/air kelapa muda u/menghambat proses kerja racun Penanganan di RS : anamnesa yang cermat, rehidrasi, antibiotika k/p
KERACUNAN PARASETAMOL
Fase 1 : Kehilangan nafsu makan, mual, muntah Perasaan tak menentu pada tubuh(malaise) dan banyak mengeluarkan keringat. Fase 2 : Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik Waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan darah menjadi bertambah lama Kadang-kadang terjadi penurunan volume urin.
Cont
Fase 3 : Berulangnya kejadian pd fase 1 (3-5 hr set gej awal) Gejala awal gagal hati :kuning krn pnumpukn pigmen empedu dikulit,mukosa,sklera(jaundic) Hipoglikemia,kelainan pembekuan darah,encephalo phaty Mungkin gagal ginjal dan jantung Fase 4 : Penyembuhan atau berkembang menuju gagal hati yang fatal.
PENANGANAN
Stabilisasi pasien : Ku Dekontaminasi gastrointestinal = Induksi muntah,aspirasi dan kumbah lambung Antidotum = N asetilsistein, metionin Monitoring, dll ( ada riwayat alergi/asma bronkhiale)
KERACUNAN ANTIHISTAMIN
Depresi SSP:ngantuk,lemah,vertigo,plihatan kabur,koma Rangsangan SSP:gelisah,gemetar,cemas, insomnia,delirium,kejang Hiperpireksia Gangguan saluran cerna : mulut kering,mual, muntah, diare, dll Depresi SSP beratkollaps kardiovaskuler
PENANGANAN
Simptomatik dan suportif Segera lakukan cuci lambung Upayakan menurunkan suhu Nafas buatan dan O2 k/p
DIAGNOSIS
Anamnesis, gejala, pemeriksaan fisik, radiologi Gejala dan tanda : Tergantung lokasi benda asing Derajat sumbatan Sifat Bentuk dan ukuran benda asing
BENDA ASING DI OROFARING DAN HIPOFARING Odinofagi,baik menelan makanan/ludah Benda asing di sinus piriformis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologik dan laboratorik Video fluoroskopi Bronkogram
PENATALAKSANAAN
Kenali tanda dan gejala Angkat segera benda asing tersebut dengan kondisi paling aman dan trauma minimum Di hidung :keluarkan dengan pengait Di trakea dan bronkus : bronkoskopi Di laring : segera, asfiksia, posisi terbalik, kep di bawah,tepuk/pukul punggung perasat Heimlich rujuk ke RS
TERSEDAK
Kejadian yg sangat serius dan mengancam kehidupan Bayi mengalami kesulitan bernapas jalan napas tersumbat ,tdk dpt menangis/bersuara. Jika bayi batuk, tampak merah muda dan jika dpt bersuara maka tdk ada tindakan yg perlu dilakukan
ETIOLOGI
Makanan atau minuman - Permen, kacang, anggur, jagung, susu Benda-benda kecil : - Kancing, biji-bijian, Mainan kecil - Koin, kelereng Bedak tabur
BAYI SADAR
A. Apakah bayi mengalami kesulitan bernapas ? B. Bila bayi tdk bernapas : PUKULAN PUNGGUNG 1. Posisikan by menelungkup diatas lengan bwh 2. Pegang kepala dan leher by dg kuat ,mgunakan satu tangan 3. Bila bayi besar, dpt disokong bb diatas paha 4. Beri 5 sentakan cepat diantara 2 belikat by dg telapak tangan
ANAK BERBARING
1.Anak terlentang pd permukaan datar/di lantai 2.Berlutut di lantai pd bagian kaki anak.Pd anak yg > besar anda dpt menunggangi ke2 kakinya 3.Tempatn telapak satu tngn pd abd tepat di bwh pusar.Pastin tngn dg benar dbwh tl dada 4.Tempatkan tangan anda yg lain di ats tangan I dan tekan abd dg sentakan cepat
TENGGELAM
Tenggelam didefinisikan oleh ILCOR (International Liaison Committee on Resuscitation) sebagai proses yang menyebabkan gangguan pernapasan primer akibat submersi/imersi pada media cair. Submersi merupakan keadaan di mana seluruh tubuh, termasuk sistem pernapasan, berada dalam air atau cairan. Sedangkan, imersi berarti keadaan di mana terdapat air/cairan pada sistem konduksi pernapasan yang menghambat udara masuk. Akibat dua keadaan ini, pernapasan korban terhenti, dan banyak air yang tertelan. Setelah itu, terjadi laringospasme. Henti napas atau laringospasme yang berlanjut dapat menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia. Tanpa penyelamatan lebih lanjut, korban dapat mengalami bradikardi dan akhirnya henti jantung sebagai akibat dari hipoksia.
Aspirasi
Hipoksia
03
0 - 60
PENATALAKSANAAN
1.Bantuan Hidup Dasar Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan fokus utama pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama pada korban yang mengalami penurunan kesadaran.
Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu: Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada Listen, yaitu mendengarkan suara napas Feel, yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas
2.Bantuan hidup lanjut Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan tekanan lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan BVM (Bag Valve Mask) atau tabung oksigen.1 Oksigen yang diberikan memiliki saturasi 100%. Jika setelah pemberian oksigen ini, keadaan korban belum membaik, dapat dilakukan intubasi trakeal.
Indikasi intubasi yaitu: Pasien yang tidak memiliki pO2 lebih dari 60 70 mmHg pada dewasa atau >80 mmHg pada anak-anak setelah pemberian oksigen 100% Penurunan kesadaran dan kemampuan untuk mempertahankan jalan napas Kegagalan pernapasan, dengan PaCO2 >45 mmHg Hasil analisis gas darah arterial yang buruk
3.Perawatan post-resusitasi Sindrom respirasi akut (acute respiratory distress syndrome) biasanya terdapat pada korban tenggelam. Hal ini dapat ditangani dengan penggunaan ventilator protektif. Selain itu, perlu ditangani hipoksia yang dapat terjadi.
A.1/2 bag.kepala
B.1/2 bag. Paha C.1/2 tungkai bawah
0,5 %
2,75 % 2,5 %
8,5 %
3,25 % 2,5 %
6,5 %
4% 2,75 %
5,5%
4,25 % 3%
4,5 %
4,5 % 3,25 %
Presentase relatif luas permukaan tubuh yang terkena Grafik Lund dan Browder
PENGOBATAN
Dengan cairan, elektrolit dan koloid Memperbaiki hipovolemik Mempertahankan volume pembuluh darah Mencegah ketidaknormalan elektrolit dan protein Memperbaiki edema
Whwn a baby ia shaken the brain cepeatedly hits against the hard bony skull.The blood vesselsin the brain rupture and bleed, resulting in haemorrhages which cause brain damage. This can cause delayed physical and mental development (retardation)
Other rlated problems poor co-ordination speech and language defects, learning disabilities, and if severe, paralysis and even death A lot of people think shaking a baby is an acceptable alternative to smacking. Some people like to throw their children high into the air before catching them.Both are very dangerous, so if you are one of these people