Professional Documents
Culture Documents
I.
DATA DEMOGRAFI a. Biodata Pasien Nama Pasien Umur/TTL Jenis Kelamin Pekerjaan Dx Medis : Nn. H.M : 25 tahun : Perempuan :: Hipertiroid
b. Keluhan Utama Keluhan utama yang dirasakan klien saat dikaji adalah lemas.
c. Riwayat Keluhan Utama Klien mengeluh lemas, keluhan lainnya klien mengeluh dada berdebar-debar dan diare.
III. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum Tingkat kesadaran klien b. Tanda-tanda vital TD N SB RR : 150/100 mmHg : 130 x/menit : 35,60C : 30 x/menit : lemah : CM
c. Sistem Pernapasan Klien tampak napas cepat dan dalam Ekspansi paru tidak maksimal
2. Telinga 3. Mulut dan kerongkongan 4. Edema periorbital f. Sistem Pencernaan i. j. Peristaltik usus meningkat Peningkatan nafsu makan Penurunan berat badan Diare
h. Sistem Persyarafan Meningkatnya refleks tendon dalam Gelisah Emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga, tegang dan emosional.
k. Sistem Integumen Keadaan kulit lembab dan hangat Warna kulit merah Berkeringat berlebihan Tidak toleran panas
Keadaan rambut lurus, lembut halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut
l.
V. PENGOBATAN
-
DATA FOKUS
Data Subjektif Klien mengeluh lemas Klien mengeluh dada berdebar Klien mengeluh diare Klien mengeluh tidak tahan panas Klien mengeluh kelelahan Klien mengeluh berkeringat banyak Klien mengatakan punya riawayat penurunan BB Klien mengatakan sering makan
Data Objektif KU : Lemah Kesadaran : CM Klien tampak gugup/tremor Klien berkeringat banyak Terdapat edema Klien tampak napas cepat dan dalam Kulit klien tampak lembab, merah dan hangat Keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi
kerontokan rambut Tampak pembesaran kelenjar tiroid Klien tampak gelisah, emosi tidak stabil seperti cemas, curiga, tegang dan emosional. Mata klien tampak menonjol keluar Ekspansi paru tidak maksimal Peristaltik usus meningkat Meningkatnya refleks tendon dalam Amenorahea TTV TD: 150/100 mmHg N: 130 x/menit
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan BB), mual muntah, diare. 3. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata. 4. Kelelahan berhubungan dengan hipermatabolik dengan peningkatan
kebutuhan energis. 5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis : status hipermetabolik 6. Resiko Tinggi Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroidisme tidak terkontrol
RENCANA KEPERAWATAN
NO 1. Pola
DX KEP nafas
INTERVENSI 1. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan termasuk penggunaan otot bantu
RASIONAL 1. Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernapasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
efektif hiperventilasi : Do : -
Klien tampak Kriteria hasil: nafas cepat Pola nafas efektif Bunyi nafas normal atau bersih TTV dalam batas normal Batuk berkurang Ekspansi paru mengembang
pernapasa/pelebaran nasal.
3. Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan
upaya pernafasan
4. Meningkatkan ekspansi dada maksimal , membuat mudah bernafas,yang meningkatkan kenyamanan fisiologi atau psikologi.. Memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
2.
Perubahan kurang
kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan Kriteria hasil : Menunjukan berat nafsu badan yang stabil, disertai nilai
menurunkan atau mengubah fungsi absorbsi. 2. Catat dan laporkan adnya anoreksia 2. Peningkatan aktivitas adrenergic kelemahan umum/ nyeri abdomen mual muntah. dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia, polydipsia,
makan/pemasukan dengan
dengan : Ds : Klien mengeluh lemas Klien mengatakan sering makan Klien mengatakan BB menurun Do : Peningkatan peristaltic usus
malutrisi. 3. Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan.
polyuria. 3. Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi anti tiroid. 4. Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil. 4. Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kalori tetap tinggi pada penggunaan kalori yang disebabkan oleh adanya hipermetabolik. 5. Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus. 5. Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorbs nutrisi yang diperlukan 6. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi kalori, tinggi protein, karbohidrat 6. Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukkan zatzat makanan yang adekuat.
dan vitamin
3.
Resiko
1. Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, lapang pandang penglihatan sempit, air mata yang berlebihan.
1. Manifestasi umum dari stimulasi adrenergic yang berlebihan berhubungan dengan tirotoksikosis yang memerlukan intervensi pendukung sampai resolusi krisis.
kerusakan integritas integritas jaringa jaringan perubahan mekainsme perlindungan mata dengan : Do : Eksoftalmus Kriteria hasil : dari mempertahankan ditandai kelembaban membran mukosa terbebas dari ulkus dan mampu mengidentufikasi tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata b/d tidak terjadi
Catatadanya fotophobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata. 2. Evalusi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan mata kabur atau pandangan ganda (diplopia).
2. Oftalmopati infiltrative (Penyakit graves) adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita, yang menciptakan eksoftalmus dan infiltrasi limfosit dari oto ekstraokuler yang menyebabkan kelelahan.
3. Anjurkan pasien menggunakan kacamata gelap ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata
3. Melindungi kerusakan kornea jika pasien tidak dapat menutup mata dengan sempurna karena edema.
selama tidur sesuai kebutuhan 4. Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada indikasi 4. Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi seperti GJK yang mana dapat memperberat eksoftalmus 5. Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokuler jika memungkinkan. 6. Kolabrasi berikan obat sesuai indikasi : obat tetes mata metilselulosa, ACTH, prednison, obat anti tiroid, diuretik 6. Sebagai lubrikasi mata, diberikan untuk radang yang berkembang dengan cepat, dapat menurunkan tanda dan gejala yang semakin memburuk, dapat menurunkan edema pada keadaan ringan.. 4. Kelelahan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy Kriteria hasil : menetapkan secara 2. Catat berkembangnya takipnea, b/d Tujuan : Kelelahan tidak terjadi 1. Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan aktivitas. 1. Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istrahat, takikardi (diatas 160x/menit) mungkin akan ditemukan. 2. Kebutuhan dan konsumsi oksigen 5. Memperbaiki sirkulasi dan mempertahankan gerakan mata
ditandai dengan ;
Ds : -
verbal tentang Klien mengeluh tingkat energi peka kelelahan rangsang dari saraf
akan ditingkatkan pada keadaan hipermetabolik, yang merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan aktifitas.
Klien mengeluh sehubungan dengan lemas gangguan kimia 3. Berikan/ciptakan lingkungan yang terang ; ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori warnawarna yang sejuk, dan music santai (tenang 4. Sarankan pasien pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur sebanyak-banyaknya jika memungkinkan 5. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti sentuhan/ massase, bedak sejuk. 6. Memberikan aktivitas pengganti
3. Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif dan insomnia.
5. Dapat menurunkan energy dalam saraf yang selanjutnya meningkatkan relaksasi. 6. Memungkinkan untuk
yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi. 7. Berikan obat sesuai indikasi : sedatif, misalnya : fenobarbital (luminal), tranqulizer mis, klordiazepoksida (dibrium) 5. Ansietas b/d faktor Tujuan : fisiologis : status Ansietas teratasi 1. Observasi tingkah laku
menggunakan energy dengan cara konstruktif dan mungkin juga akan menurunkan ansietas. 7. Untuk mengatasi keadaan (gugup), hiperaktif, dan insomnia.
hipermetabolik ditandai dengan : Do : Klien gelisah Emosi stabil Klien cemas, tegang tidak Kriteria hasil : - Tampak rileks tampak - Ansietas berkurang sampai tingkat diatasi tampak - Mampu curiga, dan mengidentifikasi cara hidup yang dapat
atau bersumpah-sumpah. 2. Pantau respon fisik, palppitasi, 2. Peningkatan gerakan yang berulang, pengeluaran
hiperventilasi, insomnia
sehat
untuk
dengan hormone
efek-efek tiroid,
kelebihan
membagikan perasaannya.
menimbulkan
gugup/tremor
epinefrin/nonepinefrin
dalam keadaan normal. 3. Tinggal bersama sikap pasien, 3. Menegaskan pada pasien atau yang orang terdekat bahwa walaupun perassaan pasien diluar control, lingkungannya tetap aman.
memepertahankan
tenang, mengakui atau menjawab kekhawatariannya dan mengijinkan perilaku pasien yang umum.
Menghindari respon pribadi pada ucapan yang tidak tepat atau tindakan mencegah konflik atau reaksi yang berlebihan terhadap situasi yang penuh dengan stress.
4. Jelaskan
prosedur,
distorsi/kesalahan
atau ketakutan. 5. Bicara singkat dengan kata yang 5. Rentang perhatian mungkin jadi sederhana pendek, konsentrasi berrkurang yang membatasi kemampuan
untuk mengasimilasi informasi. 6. Kurangi tempatkan stimulasi pda dari luar: 6. Menciptakan yang terapeutik: penerimaan lingkungan yang
ruangan
tenang, berikan kelembutan, music yang nyaman, kurangi lampu yang terlalu terang, kurangi jumlah
orang yang berhubungan yang berhubungan dengan pasien 7. Diskusikan dengan pasien atau 7. Memahami bahwa tingkah laku orang terdekat penyebab emosional yang labil/reaksi psikotik didasarkan atas fifiologis dapat memungkinkan respon/pendekatan yang berbeda, penerimaan terhadap situasi 8. Tekankan harapan bahwa 8. Memberikan meyakinkan informasi pasien dan bahwa
diberikan
sesuai
dengan
pengobatan. 9. Berikan obat anti ansietas 9. Dapat dengan digunakan bersamaan untuk dari yang
menurunkan sekresi
hormone
belebihan 10. Rujuk pada sistem penyokong 10. Terapi penyokong yang terus sesuai dengan kebutuhan seperti konseling, ahli agama dan menerus mungkin dimanfaatkan pasien atau orang terdekat jika krisis itu menimbulkan perubahan gaya hidup pada pasien itu
pelayanan sosial
sendiri. 6. Resiko Penurunan jantung berhubungan dengan hipertiroidisme tidak Criteria hasil: Tinggi Tujuan: curah Penurunan jantung teratasi curah 1. Pantau tekanan darah pada posisi 1. Hipotensi umum atau ortostatik baring, duduk dan beridri jika memungkinkan. besarnya tekanan nadi. Perhatikan dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer dan
TTV stabil Denyut nadi perifer normal Pengisian kapiler normal Status mental baik
2. Pantau
CVP
jika
pasien 2. Memberikan
ukuran
volume
menggunakannya.
jantung secara langsung pula. 3. Periksa atau teliti kemungkinan 3. Merupakan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien tanda adanya
dada berdebar-debar Do: TD: 150/100 mmHg N: 130 x/m Pengeluaran urine sedikit Edema Pulmonal -
peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia hasil pengkajian untuk
4. Kaji nadi atau denyut jantung saat 4. Memberikan pasien tidur yang ebih
akurat
menentukan takikardia 5. Auskultasi suara jantung, 5. S1 dan murmur yangmenonojol berhubungan dengan curah
perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya irama gallop dan murmur sostolik
6. Pantau EKG, catat atau perhatikan 6. Takikardia mungkin merupakan kecepatan atau irama jantung dan adanya disritmia cerminan langsung stimulasi otot jantung oleh hormone tiroid.
jantung atau curah jantung. 7. Demam 7. Pantau suhu berikan lingkungan yang sejuk, batasi penurunan linen atau pakaian, kompres dengan air hangat. melampau 380celcius
mungkin terjadi sebagai akibat dari kadar hormone dan yang dapat
belebihan
meningkatkan deuresis/dehidrasi dan menyebabkan peningkatan vasodilatasi perifer, penumpukan vena dan hipotensi.
8. Auskultasi suara nafas. Perhatikan 8. Tanda awall adnya kongesti paru adanya suara yang tidak normal. yang berhu ungan dengn
timbulnya gagal jantung. 9. Observasi tanda dan gejala haus 9. Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang hebat, mukoas membrane kering, nadi lemah, pengisian yang akan menurunkan volume sirkulasi danmenurunkan curah jantung
10. Catat masukan dan haluaran, catat 10. Kehilangan cairan yang terlalu pula berat jenis urin. banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat, urin pekak dan berat badan menurun 11. Timbang berat badan setiap hari. 11. Aktifitas Sarankan untuk tirah baring, batasi aktifitas yang tidak perlu. kebutuhan sirkulasi akan meningkatkan atau
metabolic yang
berpotensi
menimbulkan gagal jantung 12. Catat adnya riwayat asma, 12. Kondisi pilihan penggunaan adrenergic indikasi 13. Observasi antagonis misalnya efek samping dari 13. Satu indikasi untuk menurunkan atau menghentiakn terapi ini terapi mempengaruhi misalnya beta kontra
penyekat merupakan
sampai penurunan
tekanan darah yang drastic, tandatanda adanya kongesti faskuler atau CHF atau henti jantung. 14. Berikan cairan melalui IV sesuai 14. Pemberian cairan melalui IV indikasi dngan cepat perlu untuk
memperbaiki
volume
sirkulasi
tetapi harus diimbangi dengan perhatian terhadap tanda gagal jantung atau kebutuhan trhadap pemberian zat inotropik