Professional Documents
Culture Documents
PERAWAT LANTAI 2/GABUNG: Dian Wahyuni Ika Suci Puspita Suhandi Novita Dewi Ike Aria Puspa Ai Rodiah Suherlis Eny Meiliya Feby perwitasari Heri Suheri Anita Mulyasari Aida Mardiana Euis Darliah
TB
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium tuberkulosis sistematis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
Sistem muskuloskeletal Mialgia (nyeri otot) karena efek samping inflamasi dimana fagosit (neutropil dan makrofag) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis paru menghancurkan basil dan jaringan normal, juga dapat terjadi tuberculosis sendi karena penyebaran kuman ini melalui aliran darah sehingga masuk ke sinuvium dan menjalar ke tulang subkondral. Sistem pencernaan Anoreksia, mual, muntah, penurunan BB, dan mal nutrisi umumnya terjadi pada klien dengan TB. Keinginan klien untuk makan mungkin terganggu oleh keletihan akibat batuk berat, pembentukan sputum, nyeri dada atau status kelemahan secara umum. Sistem gastro intestinal terganggu dan sering terjadi penurunan dan peningkatan fungsi usus atau motilitas usus. Penurunan fungsi usus dapat menyebabkan konstipasi sedangkan jika terjadi peningkatan fungsi usus, maka masalah yang sering terjadi adalah diare.
i.
Peritonitis TB
Infeksi Tb pada peritonium Biasanya ditemukan pada usia < 40 thn, lebih banyak pada wanita Pasien dengan TB di abdomen menunjukkan:
Demam Penurunan BB Nyeri perut Distensi abdomen, diare Konstipasi Kelelahan, kelemahan, anoreksia
Disebabkan karena meminum susu yang tidak dipasteurisasi yang kemungkinan mengandung bakteri TB Kuman dibawa melalui aliran darah
Respon imun tubuh Reaksi inflamasi fagosit (neutropil dan makrofag) Demam melisiskan basil dan jaringan normal
Pembuluh darah pulmonal Mengikuti aliran darah ke jantung Peredaran darah iskemik
Reflek batuk
Nyeri dada
Granulomas (gumpalan basil) yang dikelilingi makrofag Di ubah menjadi masa jaringan fibrosa Tuberkel ghon (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik Membentuk perkejuan Klasifikasi dan membentuk skar kolagenosa
Limfe
Otak
Menetap di selaput meningen Inflamasi Meningitis
Tulang
Menetap di sumsum tulang Inflamasi Spondilitis
Ginjal
Menetap di kandung kemih ISK
Pergesekan alveoli pembuluh darah sputum Gangguan pertukaran gas Iritasi Hemaptoe
Bakteri menjadi dorman Tuberkel ghon memecahkan bahan seperti keju kedalam bronchi
TB usus
Sumber : Smeltzer & Bare (2001), Aditama (1994), Rab (1996), Mansjoer (2000), Price & Wilson (1994)
Daftar Pustaka
Doenges, M.E., Moorhouse, MF., & Geissler, A.C., (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. ( Yasmine, Ster, Ter). Jakarta : EGC ( Buku asli diterbitkan 1996). Mansjoer, et.al. (2000). Kapita Selecta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta : FKUI. Smeltzer, S, C, & Bare, B, G. (2000). Brunner & Suddart, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 1, (ed.8), (Waluyo, A, Karyasa, I.M., Julia, Kuncara,. Y,H., & Asih, Y., (Terj). Jakarta : EGC.
Pengkajian
Inisial
.
Pekerjaan
Tanggal masuk RS (ruangan) Tanggal keluar RS (ruangan) Alasan datang ke RS
Riwayat Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan sebelum mengalami keluhan tidak bisa BAB dan perut kembung, pasien mengalami diare selama lebih dari satu minggu. Setelah diobati dengan obat herbal dan obat warung diarenya berhenti namun perutnya tambah lama tambah membesar dan susah untuk BAB dan kentut. Riwayat diurut di bagian perut (+), penurunan BB (+), demam (-), keluhan BAK (-), riwayat operasi sebelumnya (-). Pasien tampak lemah, meringis kesakitan dan memegangi perutnya.
Pengkajian fisik
Muka : tidak tampak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening Ekstremitas : tidak ada odema, dapat digerakkan, pengisian kapiler < 2 detik. terpasang IVFD dengan terapi cairan Aminofluid : RL 1: 2 Abdomen : tampak distensi, nyeri tekan di seluruh lapang abdomen, bising usus (-) Anogenital : tidak ada hemoroid, reflex spingter ani kuat, feses (-) Persyarafan : tidak ada keluhan Pernafasan : tidak ada kesulitan bernafas Kardiovaskular : BJ I dan II normal Paru : vesikuler, ronki - / Urinaria : pasien terpasang kateter Kulit : bibir kering, turgor kurang elastis Pencernaan : terpasang NGT untuk dekompresi
Dukungan keluarga: pasien selalu ditemani suami dan terkadang anaknya untuk memberikan dukungan.
Pemeriksaan Penunjang
Tgl 3/12/2012 Hb Ht Leukosit : 15, 1 g/dl : 43, 9 : 11.600/mm * Kalium Clorida Natrium Keterangan : Post koreksi KCl 20 meq Tgl 6/12/12 :3* : 94 : 138 Kalium Clorida Natrium Ur / Cr Tgl 7/12/12 Leukosit : 9000 / mm : 3, 5 : 101 : 144 : 35 / 0,8
Trombosit : 398 ribu/mm3 SGOT/SGPT : 25 / 21 GDS Ur / Cr Kalium Clorida Natrium : 118 : 27 / 0,8 : 3,1* : 89* : 135*
Diagnosa Keperawatan
N o
1
Data
Do : Nyeri tekan abdomen Perut tampak distensi Pasien tampak kesakitan dan memegang perutnya DS: pasien mengatakan sakit di semua bagian perutnya
Dx. Keperawatan
Nyeri akut
Tgl ditegakkan
3 / 12/ 12
Tgl teratasi
13/12/12
Do : Bibir kering, turgor kulit kurang elastis Kalium: 3,1 Natrium: 135 Clorida: 89 DS: Pasien mengatakan sebelum dirawat mengalami diare selama lebih dari satu minggu
3 / 12/ 12
7/12/12
Do: pasien terpasang alat invasif : NGT, DC, IVFD Leukosit : 11.600 TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/mnt P: 28 x/mnt, S: 36,4 0C Ds : -
3 / 12/ 12
7/12/12
Intoleransi aktivitas
3 / 12/ 12
13/12/12/
NO. DX 1
DIAGNOSA Nyeri akut b.d Agen cidera fisik : spasme otot polos gastro intestinal Do : Nyeri tekan abdomen Perut tampak distensi Pasien tampak kesakitan dan memegang perutnya DS: pasien mengatakan sakit di semua bagian perutnya
TUJUAN Nyeri hilang, minimal berkurang atau dapat terkontrol Kriteria evaluasi : Subyektif : Klien mengatakan : Nyeri berkurang/ hilang Intervensi Mandiri :
RENCANA TINDAKAN
PARAF
Kaji nyeri meliputi lokasi, karakteristik dan itensif dengan skala 0-10 Kaji factor yang dapat menurunkan atau menaikkn nyeri Anjurkan mengungkapkan rasa nyerinya, dengarkan keluhan dan berikan informasi yangb tepat tentang nyeri
yang dialami
Perhatikan gejala nyeri nonverbal, seperti ; gelisah, memegang perut, takikardi, keringat berlebihan Anjurkan melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan di lakukan bila timbul nyeri, atau teknik mengalihkan perhatian
NO. DX 3
DIAGNOSA
TUJUAN
RENCANA TINDAKAN
PARAF
Resiko tinggi infeksi/ penyebaran infeksi b.d Tidak adekuatnya pertahanan tubuh, sekunder terhadap masuknya mikro organisme sekunder terhadap prosedur invasif (kateter,infuse,
Intervensi Mandiri : Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan Monitor TTV dan catat adanya peningkatan suhu tubuh setiap hari Pantau adanya tanda-tanda septicemia seperti : perubahan
Kriteria evaluasi : Subyektif : Klien mengatakan tidak ada sakit, kemerahan di daerah sekitar insersi kateter,
NGT )
Do: pasien terpasang alat invasif : NGT, DC, IVFD Leukosit : 11.600 TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/mnt P: 28 x/mnt, S: 36,4 0C
infuse, NGT
Obyektif : TTV dalam batas normal TD : 110-120/70-80 mmHg N : 80-100 x/menit S : 36-37C eukosit dalam batas normal 5-1000 ribut/uf RR : 16-20 x/menit
Ds : -
NO. DIAGNOSA DX 4 Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan umum Penurunan kekuatan/ ketahanan Nyeri Keterbatasan aktifitas
TUJUAN Klien dapat memahami faktor resiko dan program pengobatan individu Kriteria evaluasi : Intervensi Mandiri :
RENCANA TINDAKAN
PARAF
Tingkatkan tirah baring/ duduk Ubah posisi sesering mungkin Berikan perawatan kulit yang baik Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi Bantu melaksanakan aktivitas se Bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/ aktif Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh : relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi
Klien mampu kembali melakukan aktifitas Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan Klien mampu melakukan peningkatan
toleransi aktifitas
Do : pasien tampak lemah, lebih banyak berbaring di tempat tidur, masih bisa miring kirikanan namun belum kuat untuk duduk lama.
Implementasi
Dilaksanakan mengacu pada Renpra, dilaksanakan pada setiap shift dan Evaluasi sumatif pada setiap diagnosa dilakukan pada dinas malam
EVALUASI
No. DX 4/12/12 5/12/12 6/12/12 7/12/12
S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
S: O: A: P:
EVALUASI
No. DX 8/12/12 9/12/12 10/12/12 11/12/12
S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:
S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:
EVALUASI
No. DX S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: 12/12/12 S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: 13/12/12 S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: 14/12/12