You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERITONITIS TB DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 2/GABUNG RSUD KABUPATEN BEKASI

PERAWAT LANTAI 2/GABUNG: Dian Wahyuni Ika Suci Puspita Suhandi Novita Dewi Ike Aria Puspa Ai Rodiah Suherlis Eny Meiliya Feby perwitasari Heri Suheri Anita Mulyasari Aida Mardiana Euis Darliah

TB
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium tuberkulosis sistematis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).

Dampak TB Paru pada organ lain


Adapun dampak tuberkulosis paru terhadap sistem tubuh lain (Smeltzer & Bare, 2001) dan Doenges, Moorhouse & Geissler, 2001) adalah sebagai berikut : a. Sistem penginderaan Dalam sistem ini biasanya akan terjadi gangguan penglihatan , kabur,buta warna merah dan hijau serta gangguan pendengaran seperti telinga mendengung. b. Sistem persyarafan Dalam sistem ini dapat terjadi meningitis karena kuman mycobacterium tuberkulosis ini menyebar ke aliran darah yang dapat menembus sawar otak sehingga dapat mengakibatkan meningitis TB. c. Sistem integumen Suhu tubuh meningkat karena adanya reaksi inflamasi, berkeringat dingin pada malam hari. d. Sistem perkemihan Dapat terjadi infeksi pada ureter dan kandung kemih karena penyebaran kuman mycobacterium tuberculosis ini melalui peredaran darah dan berhenti, bersarang pada korteks ginjal dimana organ ini mempunyai tekanan oksigen yang relatif tinggi.

Dampak TB Paru pada organ lain


e. Sistem kardiovaskuler Takikardi, capillary refill lebih dari 3 detik, sianosis, peningkatan vena jugularis disebabkan karena jaringan fibrotik yang amat luas + jumlah jaringan paru yang menyebabkan aliran darah paru meningkat sehingga menimbulkan tekanan pulmonalis atau hipertensi pulmonal yang terjadi pada kor pulmonal dan dapat terjadi gagal jantung. Sianosis dapat terjadi karena adanya gangguan pertukaran O2 f. Sistem endokrin Dampak pada sistem ini adalah dapat menyebabkan limfadenitis, biasanya merupakan tuberculosis pasca primer. Jika kuman sampai pada sistem endokrin maka akan terjadi tuberculosis kelenjar g. Sistem reproduksi Dampaknya adalah dapat menyebabkan endometritis disebabkan karena kuman mycobacterium tuberculosis ini sudah menyebar melalui aliran darah dan berhenti serta berkembang biak, kuman tersebut di dalam tuba fallopi yang sangat vaskuler

Dampak TB Paru pada organ lain


h.

Sistem muskuloskeletal Mialgia (nyeri otot) karena efek samping inflamasi dimana fagosit (neutropil dan makrofag) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis paru menghancurkan basil dan jaringan normal, juga dapat terjadi tuberculosis sendi karena penyebaran kuman ini melalui aliran darah sehingga masuk ke sinuvium dan menjalar ke tulang subkondral. Sistem pencernaan Anoreksia, mual, muntah, penurunan BB, dan mal nutrisi umumnya terjadi pada klien dengan TB. Keinginan klien untuk makan mungkin terganggu oleh keletihan akibat batuk berat, pembentukan sputum, nyeri dada atau status kelemahan secara umum. Sistem gastro intestinal terganggu dan sering terjadi penurunan dan peningkatan fungsi usus atau motilitas usus. Penurunan fungsi usus dapat menyebabkan konstipasi sedangkan jika terjadi peningkatan fungsi usus, maka masalah yang sering terjadi adalah diare.

i.

Peritonitis TB
Infeksi Tb pada peritonium Biasanya ditemukan pada usia < 40 thn, lebih banyak pada wanita Pasien dengan TB di abdomen menunjukkan:
Demam Penurunan BB Nyeri perut Distensi abdomen, diare Konstipasi Kelelahan, kelemahan, anoreksia

Disebabkan karena meminum susu yang tidak dipasteurisasi yang kemungkinan mengandung bakteri TB Kuman dibawa melalui aliran darah

Bagan 2.1 : Patofisiologi Tuberkulosis Paru


Mycobacterium tuberculosis Dihirup dan masuk ke saluran nafas menuju alveoli

Respon imun tubuh Reaksi inflamasi fagosit (neutropil dan makrofag) Demam melisiskan basil dan jaringan normal

Pembuluh darah pulmonal Mengikuti aliran darah ke jantung Peredaran darah iskemik

Penumpukan eksudat dalam alveoli Pneumonia akut Sesak

Reflek batuk

Adanya hentakan yang keras

Nyeri dada

Granulomas (gumpalan basil) yang dikelilingi makrofag Di ubah menjadi masa jaringan fibrosa Tuberkel ghon (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik Membentuk perkejuan Klasifikasi dan membentuk skar kolagenosa

Limfe

Otak
Menetap di selaput meningen Inflamasi Meningitis

Tulang
Menetap di sumsum tulang Inflamasi Spondilitis

Ginjal
Menetap di kandung kemih ISK

Pergesekan alveoli pembuluh darah sputum Gangguan pertukaran gas Iritasi Hemaptoe

O2 menurun, CO2 berlebih Kelemahan, kelelahan

Intoleran aktifitas Jika sputum tertelan Masuk ke saluran cerna

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Risti penyebaran infeksi : diri sendiri

Bakteri menjadi dorman Tuberkel ghon memecahkan bahan seperti keju kedalam bronchi

TB usus

aktivasi bakteri Diare

Efek mual, muntah anoreksia

Bakteri menyebar di udara

Membentuk jaringan paru Paru-paru membengkak

Turgor kulit menurun, kulit kering, membran mukosa kering

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Risti penyebaran infeksi : orang lain

Bronkopneumonia lebih lanjut

Kekurangan cairan tubuh

Keterangan : = Masalah Keperawatan = Manifestasi Klinis

Sumber : Smeltzer & Bare (2001), Aditama (1994), Rab (1996), Mansjoer (2000), Price & Wilson (1994)

Daftar Pustaka

Doenges, M.E., Moorhouse, MF., & Geissler, A.C., (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. ( Yasmine, Ster, Ter). Jakarta : EGC ( Buku asli diterbitkan 1996). Mansjoer, et.al. (2000). Kapita Selecta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta : FKUI. Smeltzer, S, C, & Bare, B, G. (2000). Brunner & Suddart, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 1, (ed.8), (Waluyo, A, Karyasa, I.M., Julia, Kuncara,. Y,H., & Asih, Y., (Terj). Jakarta : EGC.

Pengkajian
Inisial
.

Ny. I 42 thn Perempuan

Umur Jenis kelamin

Pekerjaan
Tanggal masuk RS (ruangan) Tanggal keluar RS (ruangan) Alasan datang ke RS

Ibu Rumah Tangga


03 12 2012 jam 23.15 WIB Pasien boleh pulang tanggal 14 12 - 2012 Pasien datang dengan keluhan perut kembung dan membesar, tidak bisa BAB dan kentut sejak satu minggu yang lalu. Nyeri perut (+), mual (+), muntah (+). Compos mantis TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/mnt P: 28 x/mnt, S: 36,4 0C

Tingkat Kesadaran TTV

Dx. Medis dari UGD


Dx. Medis mulai tgl 7/12/12
(setelah ada hasil USG dan CXR)

Suspect Ileus Obstructive


Peritonitis TB

Riwayat Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan sebelum mengalami keluhan tidak bisa BAB dan perut kembung, pasien mengalami diare selama lebih dari satu minggu. Setelah diobati dengan obat herbal dan obat warung diarenya berhenti namun perutnya tambah lama tambah membesar dan susah untuk BAB dan kentut. Riwayat diurut di bagian perut (+), penurunan BB (+), demam (-), keluhan BAK (-), riwayat operasi sebelumnya (-). Pasien tampak lemah, meringis kesakitan dan memegangi perutnya.

Pengkajian fisik
Muka : tidak tampak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening Ekstremitas : tidak ada odema, dapat digerakkan, pengisian kapiler < 2 detik. terpasang IVFD dengan terapi cairan Aminofluid : RL 1: 2 Abdomen : tampak distensi, nyeri tekan di seluruh lapang abdomen, bising usus (-) Anogenital : tidak ada hemoroid, reflex spingter ani kuat, feses (-) Persyarafan : tidak ada keluhan Pernafasan : tidak ada kesulitan bernafas Kardiovaskular : BJ I dan II normal Paru : vesikuler, ronki - / Urinaria : pasien terpasang kateter Kulit : bibir kering, turgor kurang elastis Pencernaan : terpasang NGT untuk dekompresi

Aktivitas dan Psikososial


Mobilisasi: pasien tampak lemah, lebih banyak berbaring di tempat tidur, masih bisa miring kiri-kanan namun belum kuat untuk duduk lama. Untuk melakukan aktivitas seperti membersihkan badan dan mengganti pakaian dibantu oleh perawat dan keluarga. Komunikasi: pasien dapat berkomunikasi dengan baik

Dukungan keluarga: pasien selalu ditemani suami dan terkadang anaknya untuk memberikan dukungan.

Pemeriksaan Penunjang
Tgl 3/12/2012 Hb Ht Leukosit : 15, 1 g/dl : 43, 9 : 11.600/mm * Kalium Clorida Natrium Keterangan : Post koreksi KCl 20 meq Tgl 6/12/12 :3* : 94 : 138 Kalium Clorida Natrium Ur / Cr Tgl 7/12/12 Leukosit : 9000 / mm : 3, 5 : 101 : 144 : 35 / 0,8

Trombosit : 398 ribu/mm3 SGOT/SGPT : 25 / 21 GDS Ur / Cr Kalium Clorida Natrium : 118 : 27 / 0,8 : 3,1* : 89* : 135*

SGOT/SGPT : 11 / 29 Keterangan : Post koreksi KCL 50 meq

USG : Peritonitis TB CXR : sesuai corakan TB

Diagnosa Keperawatan
N o
1

Data
Do : Nyeri tekan abdomen Perut tampak distensi Pasien tampak kesakitan dan memegang perutnya DS: pasien mengatakan sakit di semua bagian perutnya

Dx. Keperawatan
Nyeri akut

Tgl ditegakkan
3 / 12/ 12

Tgl teratasi
13/12/12

Do : Bibir kering, turgor kulit kurang elastis Kalium: 3,1 Natrium: 135 Clorida: 89 DS: Pasien mengatakan sebelum dirawat mengalami diare selama lebih dari satu minggu

Kurang volume cairan dan elektrolit

3 / 12/ 12

7/12/12

Do: pasien terpasang alat invasif : NGT, DC, IVFD Leukosit : 11.600 TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/mnt P: 28 x/mnt, S: 36,4 0C Ds : -

Resiko tinggi infeksi/penyebaran infeksi

3 / 12/ 12

7/12/12

Do: pasien tampak lemah , meringis kesakitan

Intoleransi aktivitas

3 / 12/ 12

13/12/12/

Ds: pasien mengatakan nyeri

NO. DX 1

DIAGNOSA Nyeri akut b.d Agen cidera fisik : spasme otot polos gastro intestinal Do : Nyeri tekan abdomen Perut tampak distensi Pasien tampak kesakitan dan memegang perutnya DS: pasien mengatakan sakit di semua bagian perutnya

TUJUAN Nyeri hilang, minimal berkurang atau dapat terkontrol Kriteria evaluasi : Subyektif : Klien mengatakan : Nyeri berkurang/ hilang Intervensi Mandiri :

RENCANA TINDAKAN

PARAF

Kaji nyeri meliputi lokasi, karakteristik dan itensif dengan skala 0-10 Kaji factor yang dapat menurunkan atau menaikkn nyeri Anjurkan mengungkapkan rasa nyerinya, dengarkan keluhan dan berikan informasi yangb tepat tentang nyeri

yang dialami
Perhatikan gejala nyeri nonverbal, seperti ; gelisah, memegang perut, takikardi, keringat berlebihan Anjurkan melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan di lakukan bila timbul nyeri, atau teknik mengalihkan perhatian

Lakukan semua tindakan dengan lembut


Anjurkan mobilisasi diri seoptimal mungkin, miring kiri dan miring kanan Hindari posisi duduk yang lama Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi : Analgetik, narkotika antasid , antropin .

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO. DIAGNOSA DX 2 Kurang volume cairan dan elektrtrolit b.d drainase abnormal, mual,/ muntah TUJUAN Volume cairan adekuat atau dapat dipertahankan Kriteria evaluasi : Subyektif : Do : Klien tidak mengeluh haus Bibir kering, turgor kulit kurang elastis Kalium: 3,1 Natrium: 135 Obyektif : Clorida: 89 TTV dalam batas normal Masukkan DS: dan keluaran seimbang Pasien mengatakan sebelum dirawat Turgor kulit elastis mengalami diare selama lebih dari satu minggu Membran mukosa lembab Intervensi Mandiri : Monitor intake dan output Berikan cairan 1500 cc dalam 24 jam Monitor TTV (cacat adanya hipotensi postural, takikardi) Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan mebran mukosa Observasi jumlah dan karakter cairan NGT, urin, drain RENCANA TINDAKAN PARAF

Observasi adanya pendarahan


Observasi warna dan bau urin Observasi adanya peningkatan HT Kolaborasi : Pemeriksaan Hb/Ht, elektrolit Pemberian IVFD sesuai indikasi

NO. DX 3

DIAGNOSA

TUJUAN

RENCANA TINDAKAN

PARAF

Resiko tinggi infeksi/ penyebaran infeksi b.d Tidak adekuatnya pertahanan tubuh, sekunder terhadap masuknya mikro organisme sekunder terhadap prosedur invasif (kateter,infuse,

Tidak terjadi infeksi atau penyebaran infeksi

Intervensi Mandiri : Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan Monitor TTV dan catat adanya peningkatan suhu tubuh setiap hari Pantau adanya tanda-tanda septicemia seperti : perubahan

Kriteria evaluasi : Subyektif : Klien mengatakan tidak ada sakit, kemerahan di daerah sekitar insersi kateter,

NGT )
Do: pasien terpasang alat invasif : NGT, DC, IVFD Leukosit : 11.600 TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/mnt P: 28 x/mnt, S: 36,4 0C

infuse, NGT

status mental (binging, stupor). Monitor pernafasan, suara


nafas untuk mengkaji adanya infeksi saluran pernafasan. Lakukan tindakan invasif (kanker,infuse) secara steril Lakukan penggantian kateter, infuse, NGT sesuai standar Observasi tanda-tanda infeksi saluran kemih seperti : nyeri abdomen bagian bawah, warna urin yang keruh Kolaborasi : Kultur drainase luka Irigasi luka Pemeriksaan hematologi Kultur urin Pemberian antibiotic sesuai indikasi

Obyektif : TTV dalam batas normal TD : 110-120/70-80 mmHg N : 80-100 x/menit S : 36-37C eukosit dalam batas normal 5-1000 ribut/uf RR : 16-20 x/menit

Ds : -

NO. DIAGNOSA DX 4 Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan umum Penurunan kekuatan/ ketahanan Nyeri Keterbatasan aktifitas

TUJUAN Klien dapat memahami faktor resiko dan program pengobatan individu Kriteria evaluasi : Intervensi Mandiri :

RENCANA TINDAKAN

PARAF

Tingkatkan tirah baring/ duduk Ubah posisi sesering mungkin Berikan perawatan kulit yang baik Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi Bantu melaksanakan aktivitas se Bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/ aktif Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh : relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi

Klien mampu kembali melakukan aktifitas Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan Klien mampu melakukan peningkatan

toleransi aktifitas

Do : pasien tampak lemah, lebih banyak berbaring di tempat tidur, masih bisa miring kirikanan namun belum kuat untuk duduk lama.

Implementasi
Dilaksanakan mengacu pada Renpra, dilaksanakan pada setiap shift dan Evaluasi sumatif pada setiap diagnosa dilakukan pada dinas malam

EVALUASI
No. DX 4/12/12 5/12/12 6/12/12 7/12/12

S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P:
S: O: A: P:

S: O: A: P:
S: O: A: P:

S: O: A: P:
S: O: A: P:

S: O: A: P:
S: O: A: P:

EVALUASI
No. DX 8/12/12 9/12/12 10/12/12 11/12/12

S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:

S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P:

EVALUASI
No. DX S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: 12/12/12 S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: 13/12/12 S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: S: O: A: P: 14/12/12

You might also like