You are on page 1of 21

Appendicitis

By Adriani.Skp.M.Kes

Pengertian
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis , merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997) Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001). Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah.

Klasifikasi : terdiri 2 :
Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

Jenis umum
1. App Acut 2. App Cronis 3. App Infiltrat 4. App perforasi

Gambar ;

Etiologi:
Appendisitis tersumbat ( Obstruksi )atau terlipat oleh:
Fekalis/ massa keras dari feses Tumor, hiperplasia folikel limfoid Benda asing Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumya atau neoplasma (Mansjoer. A, 307). Apendisitis akut merupakan infeksi bacteria. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor pencetus disamping hiperplasia jaringan limfoid, fekalit, tumor apendiks dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan (Wim De J

Patofis ( WOC )
Masa feses keras - obtruksi lumensuplay darah menurun, mukosa terkikis timbul peradangan pada appendix timbul perforasi, abses , peritonitis operasi ( dx kep: resikoterjadi infeksi, terputusnya continuitas jaringan, nyeri) Peradangan menyebabkan distensi abdomen menekan gaster produksi HCl meningkat mual, muntah ( dx : resiko kekurangan volume cairan )

Patofisiologi :
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, pengembangan bakteri dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.

Patofis lanjutan.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.

TANDA DAN GEJALA


Nyeri yang biasanya bermula di daerah umbilikus atau periumbilikus Nyeri kuadran kanan bawah Mual dan muntah Anoreksia atau nafsu makan berkurang Nyeri tekan disekitar titik McBurney Demam ringan Konstipasi Kadang-kadang terjadi diare Tanda-tanda perforasi barupa nyeri ketok, nyeri tekan dan defans muskuler Nyeri pada saat defekasieri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan

Pemeriksaan diagnostik ;
Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75% Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada Foto abdomen: Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus terlokalisir palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah

Lanjutan .
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.

KOMPLIKASI
Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses apendiks Tromboflebitis supuratif Abses subfrenikus Obstruksi intestinal

PENATALAKSANAAN
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.

Penatalaksanaan post op..


observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syock, hipertermia Baringkan pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi perforasi atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal. Kemudian berikan minum mulai 15 ml/ jam selama 4-5 jam lalu naikkan menjadi 30 ml/jam. Keesokkan harinya diberikan makanan saring, dan hari berikutnya diberikan makanan lunak. Satu hari pasca operasio pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

PENGKAJIAN

Aktivitas/ istirahat: Malaise Sirkulasi : Tachikardi Eliminasi Konstipasi pada awitan awal Diare (kadang-kadang) Distensi abdomen Nyeri tekan/lepas abdomen Penurunan bising usus Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah Kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalam
Tachipnea Pernapasan dangkal
Keamanan : demam Pernapasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntah. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan informasi kurang. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan

Contoh askep 1;

1.Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya


pertahanan utama, perforasi,peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi Tujuan : tidak terjadi infeksi

Penyembuhan luka berjalan baik Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen Tekanan darah >90/60 mmHg Nadi < 100x/menit dengan pola dan kedalaman normal Abdomen lunak, tidak ada distensi Bising usus 5-34 x/menit

Kriteria:

Lanjutan askep 1

Intervensi:
a. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Waspadai nyeri yang menjadi hebat
Awasi dan catat tanda vital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya pernapasan cepat dan dangkal Kaji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising usus Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drain, eriitema Kolaborasi: antibiotik

Askep 2
2. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah

Kriteria hasil:

Intervensi:

Persepsi subyektif tentang nyeri menurun Tampak rileks Pasien dapat istirahat dengan cukup

Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeri Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler Dorong untuk ambulasi dini Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat untuk membantu melepaskan otot yang tegang Hindari tekanan area popliteal Berikan antiemetik, analgetik sesuai program

3. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuhb.d inflamasi peritoneum dengan cairan asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca operasi

Askep 3:

Kriteria hasil;

Intervensi:

Membran mukosa lembab Turgor kulit baik Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam Tanda vital stabil

Awasi tekanan darah dan tanda vital Kaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refill Monitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasi Auskultasi bising usus. Catat kelancara flatus Berikan perawatan mulut sering Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi Berikan cairan IV dan Elektrolit **********************************************************

You might also like