You are on page 1of 6

Gangguan Bipolar

Pendahuluan

Perubahan alam perasaan sangat wajar ditemukan dalam kehidupan sehari-hari pada semua orang. Tapi pada orang-orang tertentu, hal ini akan lebih dalam dan berkepanjangan, episodik (jangka waktu) dan berulang. Mereka adalah yang didiagnosis menderita gangguan bipolar. Gangguan emosi dan perasaan yang dimaksud adalah gangguan bipolar. Pada orang dengan gangguan bipolar, ayunan mood terjadi lebih dalam dan berlangsung dalam periode waktu yang relatif lebih lama yaitu minimal minggu Perubahan suasana itu dapat berupa suasana hati yang elasi, gembira, semangat menggebu-gebu (manik) dan seringkali tanpa aba-aba tertentu tiba-tiba berbalik arah menjadi sedih, lesu, tidak bergairah atau bahkan sampai putus asa (depresi). !ila orang-orang di sekitarnya tidak mengerti maka sering terjadi salah paham dan tidak mendukung ke arah perbaikan malahan memperburuk kondisi penderitanya. "leh karena itu penting untuk mengetahui perjalanan penyakit dari gangguan ini, apa tanda-tanda yang harus dikenali dan bagaimana menghadapi serta membantu mereka yang mempunyai masalah itu sehingga kualitas hidup mereka tetap baik dan produktif. !erdasarkan gejala klinisnya, gangguan bipolar diklasifikasikan menjadi# $. Gangguan bipolar % # lebih banyak episode manik, satu kali episode depresi. . Gangguan bipolar %% # lebih banyak episode depresi, sampai hipomanik dalam waktu minimal minggu. &. Gangguan bipolar 'ampuran # tidak teratur. (. )iklotimik # gangguan mood, depresi sesaat lalu normal kembali. )indroma klinisnya berupa# $. *pisode depresi. . *pisode manik+hipomanik. *pisode depresi berupa# $. . &. (. ,. -. .. /. 0. $. . &. (. ,. -. .. /. 0. rasa sedih yang menetap hilang minat. rasa lelah,motorik melambat. sulit masuk tidur, bangun terlalu dini. nafsu makan menurun+meningkat. konsentrasi menurun. rasa bersalah dan tidak berarti. keluhan nyeri atau gatal-gatal tanpa penyebab. pikiran tentang kematian atau bunuh diri. perasaan melambung, hebat. mudah marah, mudah tersinggung. energi berlebih, tidak butuh istirahat. hiperaktifitas, tidak tenang dan perhatian mudah beralih. pikiran berlomba-lomba tanpa henti. bi'ara 'epat dan melompat-lompat. kebutuhan tidur menurun. merasa memiliki kemampuan yang tidak realistik (masuk akal). daya nilai buruk.

)edangkan episode manik+hipomanik berupa#

$1.

bisa ada halusinasi atau delusi (sisi pikir yang tidak realistik).

23ondisi hipomanik se'ara sosial masih dapat diterima hanya saja sedikit berbeda dari diri penderita sebelumnya, sedangkan manik itu sangat berlebihan 4 berpikir irrasional bahkan ekstrimnya bisa sampai merasa bisa terbang,5 ungkap dr 6gung. Fakta Gangguan Bipolar Gangguan bipolar bisa dikenali bila penderita berada pada episode manik atau depresi. 7amun, gangguan ini bisa tanpa gejala atau normal kembali sehingga sulit untuk dideteksi. 8ari sudut pandang epidemiologi, gangguan bipolar % sebanyak 1./9 dimana kasus pada pria dan wanita sama, sedangkan gangguan bipolar %% sebanyak 1.,9 dimana kasus pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria. "nset atau awal mula penyakit pada usia $ tahun dengan pun'ak onset $,-$0 tahun dan jarang ditemukan pada usia di bawah $ tahun. Penyakit ini memiliki ke'enderungan menurun dalam keluarga (familial). 8ari sudut pandang etiologi, gangguan bipolar diduga merupakan interaksi dari berbagai faktor. 8itemukan bahwa hanya &19 yang disebabkan oleh stressor lingkungan. )isanya, sebanyak .19 kasus memiliki faktor biologik terberi dalam keluarga (diturunkan). :alaupun tidak selalu ditemukan pada mereka yang memiliki ke'enderungan riwayat dalam keluarga. )alah satu penyebab gangguan bipolar adalah faktor genetik tetapi tidak bisa ditentukan gen tertentu tersebut. 27amun, pada kembar ada ke'enderungan gangguan bipolar lebih besar,2 tambah dr. 6gung. 8ata-data penelitian dan temuan pada berbagai aspek neurobiologik juga mendukung seperti# $. . &. (. bipolar %, pengaruh faktor genetik lebih besar. umur onset, dini+muda. kembar identik berpeluang menderita penyakit ini lebih banyak. saudara kandung ditemukan lebih banyak.

6kibat ayunan suasana hati yang berubah-ubah tersebut, maka gangguan ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti berikut# 6. pertengkaran dalam rumah tangga. !. per'eraian. ;. prestasi buruk di sekolah dan pekerjaan. 8. kehilangan pekerjaan. *. bangkrut. <. penyalahgunaan =at atau alkohol. G. bermasalah dengan hukum. >. isolasi sosial. %. ide atau usaha bunuh diri. Gangguan Bipolar Bisa Disembuhkan ?ntuk men'apai kualitas hidup yang optimal, penatalaksanaan perlu dilakukan se'ara komprehensif meliputi psikofarmaka, psikoterapi dan sosioterapi. ;ontoh psikofarmaka# @ithium 'arbonate, ;arbama=epine, Aalproate dan 6ntidepresan. Pada gangguan bipolar, terjadi gangguan pada kadar neurotransmiter (serotonin) di otak sehingga perlu diobati, jelas dr. 6gung. Pada pasien depresi, kadar hormon serotonin di otak rendah sehingga perlu diberikan obat-obat yang tergolong mood stabili=er untuk menormalkan kembali. Tidak semua gangguan perlu obat,

seperti pada kondisi depresi ringan kadang kala tidak perlu obat. !anyak orang mempertanyakan sampai kapan penderita gangguan bipolar perlu minum obat. )ebenarnya ada berbagai kondisi tertentu dimana pasien harus minum obat terus-terusan. )eperti misalnya penderita hipertensi atau diabetes mellitus yang perlu mengkonsumsi obat terus menerus bahkan adakalanya harus seumur hidup. !egitu pula pada gangguan bipolar. Pada pasien bipolar, pemberian obat diperlukan sebagai maintenan'e, untuk men'egah kekambuhan atau setidaknya memperpanjang periode mun'ulnya episode gangguan. Men'egah terjadinya kekambuhan selalu lebih baik. Tindakan preBensi relaps dapat dilakukan dengan# $. . &. (. 8apatkan informasi lengkap. Patuh terhadap ren'ana terapi dokter. 8orong peran keluarga dalam monitoring terapi jangka panjang. Pilih teman atau anggota keluarga yang dapat diper'aya untuk mengamati kemungkinan relaps.

!ipolar termasuk penyakit yang sering kali tidak dikenali. 2)ebenarnya penderita dapat berfungsi dengan baik asalkan penyakitnya didiagnosis lebih awal dengan tepat, diobati dan dilakukan monitoring,5 ungkap dr 6gung. 2Gangguan bipolar ini berbeda dengan gangguan kejiwaan lain seperti ski=ofrenia,5 ungkap dr. 6gung. 3alau pada bipolar terdapat gangguan pada alam perasaan atau emosi, sedangkan pada ski=ofrenia yang terganggu terutama adalah proses pikirnya. )elain dengan obat-obatan, modalitas terapi lainnya juga dapat diberikan sebagai ajuBan. 8i )anatorium 8harmawangsa terdapat berbagai pilihan terapi pendukung untuk gangguan kejiwaan, antara lain# terapi lukis, terapi keterampilan, terapi rekreasi, terapi musik yaitu bernyanyi diiringi musik.

Depresi adalah suatu gangguan kedaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apati, pesimisme, dan kesepian1. Keadaan ini sering disebutkan dengan istilah kesedihan ( sadness), murung (blue), dan kesengsaraan2. Gangguan alam perasaan (mood atau afek) pada anak dan remaja semakin dikenali sehingga insiden depresi meningkat secara dramatis dalam !""#! tahun terakhir ini$, . Depresi pada anak dan remaja jarang dikenal di %merika &tara sebelum 1'(!, karena anak dianggap terlalu muda untuk mengalami yang berhubungan dengan depresi atau alam perasaan, rasa bersalah, dan percaya diri yang rendah. Di %merika, penyakit ini dilaporkan telah mengenai beribu"ribu anak di ba)ah usia 1* tahun#. +emaja diharapkan dapat melalui periode ketegangan dan badai kehidupan ( storm and stress) yang ditandai dengan perubahan alam perasaan sebagai bagian dari perkembangan normal,. -elama beberapa generasi, telah diketahui bah)a kesedihan dan keputusasaan dapat juga terjadi pada anak dan remaja, tetapi konsep tentang gangguan alam perasaan memerlukan )aktu yang lebih lama untuk dapat diterima secara umum(. -ejak a)al 1'*!"an, baru disadari bah)a anak juga dapat mengalami depresi secara klinis. .enyakit depresi pada anak dapat dikenali dan dapat berlanjut berakibat fatal di kemudian hari ketika anak menjadi de)asa. .enyakit ini dapat diobati seperti penyakit lainnya dan hasil pengobatan akan lebih efektif bila diketahui serta ditangani sejak dini#. Gejala depresi pada masa remaja merupakan prediksi yang kuat untuk timbulnya depresi pada masa de)asa kelak*. /umlah penderita anak laki"laki dan perempuan hampir sama. &sia rerata serangan a)al semakin menurun. .ada usia remaja, perempuan lebih sering berulang dan kejadiannya dua kali lipat dibanding dengan anak laki"laki, serta lebih dari separohnya dilaporkan pernah berulang dalam kurun )aktu ( tahun$. Klasifikasi gangguan depresi sangat ber0ariasi. Dahl dan 1rent11 membagi gangguan depresi dalam $ kategori, yaitu2 1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder) .erasaan sedih selama 2 minggu, jemu, atau lekas marah (irritable) disertai gejala lain menurut kriteria D-3"45. 2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder) -uatu bentuk depresi yang lebih kronis (paling tidak 1

tahun) tanpa ada bukti suatu episode depresi berat. Dahulu disebut depresi neurosis. $. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder). %danya perubahan alam perasaan berupa mania atau hipomania. Etiologi Depresi merupakan sekelompok penyakit gangguan alam perasaan dengan dasar penyebab yang sama(. 1eberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi2 1. Faktor genetik 3eskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik2,12"1 mempunyai peran terbesar1#. Gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu keluarga tertentu. 1ila suatu keluarga salah satu orangtuanya menderita depresi, maka anaknya berisiko dua kali lipat dan apabila kedua orangtuanya menderita depresi maka risiko untuk mendapat gangguan alam perasaan sebelum usia 1* tahun menjadi empat kali lipat(,1$ .ada kembar mono6igot, (,7 akan mengalami gangguan afektif sedangkan bila kembar di6igot hanya 1'72,1$. .ricer (1',*) dan 1ertelsen et al (1'(() melaporkan hasil yang hampir sama. 1agaimana proses gen di)ariskan, belum diketahui secara pasti1 . 1ah)a kembar mono6igot tidak 1!!7 menunjukkan gangguan afektif, kemungkinan ada faktor non"genetik yang turut berperan1$. 2. Faktor Sosial Dilaporkan bah)a orangtua dengan gangguan afektif cenderung akan selalu menganiaya atau menelantarkan anaknya dan tidak mengetahui bah)a anaknya menderita depresi sehingga tidak berusaha untuk mengobatinya. 8asil penelitian menunjukkan bah)a status perka)inan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perka)inan, atau struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan depresi pada anak(. 4bu yang menderita depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikopatologi anak dibandingkan ayah yang mengalami depresi1$. 9e0itan et al (1''*)1, dan :eiss et al (1''')1( melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara ri)ayat penganiayaan fisik atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti. Diyakini bah)a faktor non"genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan pencetus kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan ri)ayat genetik1*. $. Faktor Biologis lainnya Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alam perasaan terfokus pada2 terganggunya regulator sistem monoamin"neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan serotonin ( 5hidroxytriptamine). 8ipotesis lain menyatakan bah)a depresi yang terjadi erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik"asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolnergik, sementara dopamin secara fungsional menurun1'. Gambaran Klinis dan Diagnosis Gambaran klinis yang tampak pada anak dipengaruhi oleh usia dan pengalaman psikologis anak. 8ingga usia ( tahun, umumnya anak belum dapat mengekspresikan perasaannya dengan kata"kata, tetapi hanya dengan tingkah laku2,$. Komunikasi 0erbal anak yang belum berkembang akan mempersulit diagnosis depresi pada anak sebelum usia ( tahun. Komunikasi non"0erbal seperti ekspresi )ajah dan postur tubuh dapat membantu menegakkan diagnosis depresi pada anak yang lebih muda. %nak yang lebih muda akan menunjukkan fobia, gangguan cemas perpisahan, keluhan somatik, dan perubahan tingkah laku. -emakin meningkat usia anak, semakin meningkat keluhan anhedonia, 0ariasi diurnal, keputusasaan, retardasi psikomotor, dan halusinasi. 3enurut +yan et al (1'*(), gambaran depresi pada anak yang menonjol adalah keluhan somatik, agitasi psikomotor, cemas perpisahaan, dan fobia, sedangkan pada anak remaja adalah anhedonia, hipersomnia, putus asa, perubahan berat badan, dan penyalahgunaan obat2,(. .ada anak dengan depresi psikotik, gambaran klinis yang lebih dominan adalah halusinasinya, sedangkan pada anak remaja dan de)asa delusinasinya$. ;anda eksternal depresi pada anak dan remaja2 1!. &sia prasekolah atau a)al sekolah dasar %nak kelihatan seperti sakit serius, tidak bersemangat, lekas marah ( irritable), bersedih seperti sedang mengalami frustrasi, bahkan dapat sampai mencederai dirinya sendiri$. 11. &sia akhir -D hingga remaja

%nak memperlihatkan gangguan tingkah laku, bermasalah dengan teman, dan penurunan prestasi belajar. Kadang"kadang bertingkah laku agresif, lekas marah ( irritable), dan berbicara tentang bunuh diri$. <rangtua remaja mengeluh bah)a anak benci apa saja, termasuk dirinya sendiri$, sering merokok, minum alkohol, dan menyukai pergaulan bebas dengan tingkah laku yang penuh risiko11. Depresi pada anak dapat dipicu oleh penganiayaan fisik atau seksual, terutama bila anak dengan ri)ayat keluarga depresi11,1,,1(. Diagnosis depresi pada anak maupun de)asa tidak sejelas seperti pada penyakit lain. ;idak ada tes khusus yang dapat membantu menentukan bah)a seseorang indi0idu menderita depresi, dan sangat sedikit yang dapat ditentukan penyebabnya2!. &ntuk mendiagnosis depresi pada anak, dibutuhkan )aktu lebih lama dibandingkan dengan penderita de)asa. Dalam proses menegakkan diagnosis depresi, harus dilibatkan kedua orangtua dan anak itu sendiri. <rangtua anak hanya melaporkan tanda luarnya saja, seperti lekas marah (irritable), prestasi sekolah menurun, menyingkir dari kegiatan sosial atau akti0itas yang menyenangkan, dan anak lebih merasakan tanda dalam (inward sign) seperti perasaan yang tertekan, rasa bersalah, rasa tak berharga, dan pikiran bunuh diri11,1$. Kriteria diagnostik berdasarkan D-3"45 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 199 fourth edition)21 tertera pada lampiran 1. Dikatakan gangguan depresi berat bila sedikitnya ada # gejala selama priode 2 minggu pegamatan yang disertai perubahan fungsi berupa2 %lam perasaan terdepresi atau mudah tersinggung, atau 8ilangnya minat atau kesenangan, desertai sedikitnya gejala berikut2 %nak gagal mencapai 11 yang diharapkan= 4nsomnia atau hipersomnia tiap hari= +etardasi psikomotor atau agitasi= Kelelahan atau kehilangan tenaga setiap hari= +asa tidak berdaya atau rasa bersalah yang tidak )ajar= ;idak mampu berfikir atau berkonsentrasi= >ikiran akan kematian yang berulang (recurrent). Gejala tersebut harus menimbulkan ganggauan sosial atau akademik dan bukan efek langsung alkohol atau kondisi medis umum, misalnya hipotiroidisme. Diagnosis depresi berat tidak dapat ditegakkan dalam 2 bulan setelah kehilangan seseorang yang dicintai, kecuali jika ditemukan gangguan fungsional yang nyata, rasa tidak berharga, ingin bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi prikomotor(,21. Diagnosis Banding Depresi harus dibedakan dengan kesedihan yang normal dan gangguan psikiatris lainnya1 . -ebelum diagnosis psikiatris ditegakkan, kondisi organik yang mirip ataupun yang menimbulkan gejala"gejala psikiatris harus disingkirkan terlebih dahulu seperti gangguan organik, intoksikasi 6at, ketergantungan dan abstinensi, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung, serta gangguan penyesuaian1!. Keadaan seperti ini sangat ber0ariasi, tergantung umur. Karenanya, pengetahuan tentang perkembangan anak normal dan penyakit fisik dengan manifestasi psikiatris sangat diperlukan untuk dapat menegakkan diagnosis yang Terapi .era)atan di rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai dengan indikasi, misalnya penderita cenderung mau bunuh diri, atau adanya penyalahgunaan atau ketergantungan obat(,1!,2!. .ada umumnya, penderita berhasil ditangani dengan ra)at jalan11. -ekali diagnosis depresi berat ditegakkan pada anak, psikoterapi dan medikasi merupakan terapi yang harus diberikan. ?amun, pengobatan selalu bersifat indi0idual, tergantung pada hasil pertimbangan e0aluasi anak dan keluarganya, termasuk kombinasi terapi indi0idu, terapi keluarga, serta konsultasi dengan pihak sekolah#. #. Psikoterapi .engobatan populasi depresi pada umumnya bersifat multi modal, termasuk anak, orangtua, dan sekolah untuk memperpendek episode depresi22. .ada anak terdepresi, pengembangan kognitif dan emosi merupakan inter0ensi psikoterapetik yang harus dibangun. 1eberapa pendekatan psikoterapi berbeda yang digunakan telah menunjukkan hasil, seperti2,1$2 a. b. c. d. e. f. .sikoterapi perorangan (individual psychotherapy) ;erapi bermain (play therapy) ;erapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy) ;erapi tingkah laku (behavioral therapy) 3odel stres hidup (life stress model) .sikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy) 8urrington et al (1''*)2$ mengatakan bah)a terapi tingkah laku kognitif memberikan hasil baik pada depresi ringan sampai sedang, tetapi belum direkomendasikan untuk kategori

berat (Derubies et al)2 . g. 9ain"lain, seperti terapi kelompok (group therapy), latihan orangtua (parent training), terapi keluarga (family training)2#, pendidikan remedial (remedial education), dan penempatan di luar rumah (out of homeplacement). ,. Farmakoterapi -aat ini, belum ada obat yang direkomendasikan oleh >D%2!. .engobatan secara farmakoterapi masih kontro0ersial pada anak dan remaja11,2!. >armakoterapi yang sering digunakan2 a. Golongan antidepresi trisiklik2 %mitriptilin, 4mipramin, dan Desipramin. 1erbeda dengan orang de)asa, pada anak tidak menunjukkan perbedaan yang berarti antara antidepresi golongan trisiklik dengan plasebo. <bat ini bersifat kardiotoksik dan cenderung berakibat fatal bila melampaui dosis',11. b. Golongan obat yang bekerja spesifik menghambat ambilan serotinin2 fluoksetin dan sertralin. <bat ini memberikan harapan yang cerah dalam pengobatan depresi pada anak dan remaja. 3erupakan obat pilihan pertama pada anak dan remaja karena dapat ditoleransi dengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit dibandingkan dengan antidepresi golongan trisiklik. -ayangnya, sedikit sekali penelitian tentang pengobatan rumatan ( maintenance) pada anak dan remaja2,22. Dibandingkan dengan usia de)asa, pada masa remaja cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi mania bila meraka mendapat --+4s (Selective serotinine reupta!e inhibitors). <bat ini juga dapat menurunkan libido2. c. 9itium karbonat <bat ini telah digunakan untuk pengobatan anak dan remaja yang mengalami agresi, mania, depresi, dan masalah tingkah laku, tetapi lebih berguna pada kasus yang berisiko menjadi bipolar2. Prognosis %pabila depresi berat tidak diobati dan terus berlangsung dalam kurun )aktu (""12 bulan akan berlanjut menjadi episode depresi berulang (recurrent) dengan gangguan sosial yang persisten antar dua episode. &saha bunuh diri (suicide attempt) dan bunuh diri (suicide) merapukan komplikasi yang sering timbul11,2,,2(. -emakin muda usia mulainya depresi, semakin jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannya dengan faktor genetik1$. %nak yang mengalami depresi berat cenderung untuk menderita depresi berat berulang dan gangguan bipolar$. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembali relaps 1""2 tahun kemudian2*. Kesimpulan Depresi dapat terjadi pada anak sebagaimana orang de)asa dan insidennya cenderung meningkat sehingga perlu diagnosis dini untuk memperoleh hasil terapi yang efektif. .sikoterapi yang sesuai merupakan pilihan a)al sebelum farmakoterapi.

You might also like