Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
NIDA KURNIANINGSIH
0504.81
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunianya sehingga dapat terselesaikannya asuhan kebidanan ini dengan baik..
Asuhan kebidanan ini terselesaikan atas bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur RSUD Sidoarjo yang telah memberikan tempat untuk mengadakan praktek kebidan.
2. Laily Ami selaku Direktur Stikes Widyagama Husada Malang.
3. Hermin S, selaku kepala ruangan OK IGD RSUD Sidoarjo yang telah banyak memberikan
bimbingan dan membantu dalam pembuatan asuhan kebidanan ini.
4. Ifon Diah, Amd.Keb selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan
koreksi selama praktek..
5. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun material.
6. Semua teman-teman yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
menyadari
sepenuhnya
bahwa
penulisan
laporan
ini
masih
banyak
kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan diwaktu yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek klinik kebidanan pada ibu bersalin dengan KPD,
diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pad aibu inpartu dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2
Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengumpulkan data sampai dengan analisa data.
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan / dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir / melalui jalan lain
dengan bantuan / tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998 : 157)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 91)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(FK. UI, 2001 : 291)
2.1.2
2.1.3
Etiologi
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan.
a. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
menyebabkan kekejangan pembuluha darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
b. Teori Plasenta menjadi Tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulsai utero plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fluxus frankenhauser) dimana bila
digeser dan ditekan oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
-
2.1.4
Tanda-tanda Persalinan
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
Keuar lender berampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil-kecil.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Passanger
Janin dan plasenta.
Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
Penolong
(Manuaba, 1998 : 160)
2.1.6
Kala Persalinan
Kala IV
Melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama observasi yang dilakukan :
o
Kontraksi, perdarahan.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 94 97)
Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan 1 jam atau lebih
sebelum terjadinya persalinan.
(Hamilton, 1999)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu 1 jam belum dimulainya tanda persalinan.
(Manuaba, 1998)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air vagina setelah kehamilan 22
minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum persalinan berlangsung.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm, sebelum kehamilan 37
minggu maupun kehamilan aterm.
(Saifudin, 2002 : M-112)
Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of membrane (PROM)
adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan multi kurang dari 5 cm.
(Mochtar, Rustam, 1998)
2.1.2
Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh kurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane
disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Penyebabnya
juga disebabkan karena inkompetensi servik. Polihidramnion / hidramnion, mal
presentasi janin (seperti letak lintang) dan juga infeksi vagina / serviks.
(Prawirohardjo, 2002 : 218)
2.1.3
Patofisiologi
Faktor-faktor yang memudahkan pecahnya selaput ketuban antara lain :
a. Korio amnionitis, menyebabkan selaput ketuban jadi rapuh.
b.
Inkompetensi servik yakni kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada servik uteri.
c.
Kelainan otak sehingga tidak ada bagian terendah anak yang menutup PAP, yang
dapat mengurangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
d.
e.
(Unair, 1994)
2.1.4
2.1.6
Komplikasi
o Pada Bayi
- IUFD
- Asfiksia
- Prematuritas
o Pada Ibu
- Partus lama
- Infeksi intrauterin
- Atonia uteri
- Infeksi nifas
- Perdarahan post partum
(Saifudin, 2002 : M -113)
2.1.7
Penanganan
o Rawat di rumah sakit
o Jangan melakukan pemeriksaan dalam dengan jari, karena tidak membantu diagnosis
dan dapat mengundang infeksi.
o Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut kemungkinan solusi plasenta.
o Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan antibiotik yaitu
ampicilin 2 mg IV setiap 6 jam ditambah gentamicin 5 mg/kg BB setiap 24 jam. Jika
persalinan pervaginam hentikan antibiotic pasca persalinan
o Jika tidak ada infeksi dan usia kehamilan > 37 minggu.
Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis 2 gr IV setiap 6
jam / penicillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam sampai persalinan.
Nilai serviks, jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin. Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin
dan infuse oksitosin / lahirkan dengan SC.
(Saifudin, 2002 : M-114)
2.1.8
Penatalaksanaan
o Bila anak belum viable (kurang dari 36 minggu) penderita dianjurkan untuk
beristirahat di tempat tidur dan obat antibiotik, profilaksis, spasmolitik dan roboransia
dengan tujuan untuk mengundur waktu sampai anak viable.
o Bila anak sudah viable (lebih dari 36 minggu) lakukan induksi partus 6-12 jam
setelah long phase dan berikan antibiotic profilaksis, pada kasus-kasus tertentu
dimana induksi partus dengan drip oksitosin gagal maka lakukan tindakan operatif,
jika pada PROM penyelesaian persalinan bisa :
Partus spontan
Ekstraksi vacuum
Ekstraksi forcep
Persalinan 20 37 minggu
Menurut holmer dan de snoo : bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan kehamilan
antara 28 39 minggu
Menurut eastman : bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan BB 1000 2499
gram.
(Mochtar, Rustam, 1998)
2.3.2 Etiologi
Sering tidak diketahui, ada beberapa keadaan yang menimbulkan persalinan pretem adalah:
- Perkembangan janin terhambat
- Hipertensi
- Kelainan rhesus
- Solusio placenta
- Kelainan bawaan uterus
- Placenta previa
- Ketuban pecah dini
- Diabetes melitus
- Kehamilan ganda
- Servik incompeten
(Mochtar, Rustam, 1998)
2.3.3 Patofiologis
Faktor resiko mayor atau minor :
Mayor : Penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih
dari 12 minggu, riwayat pielonifritis, merokok lebih dari 10 batang / hari,
riwayat abortus pada trimester II
Minor : Kehamilan multipel, hidramnion, anomali uterus, servik terbuka lebih dari 1 cm
pada umur kehamilan 32 minggu, riwayat operasi konisasi, iritabilita uterus
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor mayor atau bila ada 2 atau
lebih faktor resiko minor atau ditemukan keduanya.
(FKUI , 1998 : 274 )
2.3.4 Faktor faktor mempengaruhi prematuritas
Umur ibu , suku bangsa . sosial ekonomi
Bakteriuira
BB sebelum hamil dan selama hamil
Kawin dan tidak kawin : tidak sah 15% prematur, sah 13% prematur
Antenatal care
Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai
apakah kontraksi berhenti atau tidak
Bila pasien menolak dirujuk, pasien harus istirahat baring dan banyak minum
tidak diperbolehkan bersenggama. Pasien diberi tokolitik seperti fenoterol 5 mg peroral
tiap 6 jam atau ritodrin 10 mg peroral tiap 4 jam atau ibuprofen 400 mg tiap 8 jam
sampai 2 hari bebas kontraksi
Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraksi mutlak (gawat janin,
korioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraksi relatif (gestosis,
diabetes melitus, pertumbuhan janin terhambat, dan pembukaan servik 4 cm)
Observasi dilakuakan di Rumah Sakit
Hidrasi dan sedasi yaitu hidrasi dengan NaCL 0.9% : dektrosa 5% atau ringer
laktat : dektose 5% sebanyak 1:1 dan sedasi dengan morfin sulfat 8 12 mg
intramuskuler selama 1 jam sambil mengobservasi ibu dan janin
Kelompok II
Kelompok III
c.
Lakukan persalinan pervaginam bila janin presentasi kepala atau dilakukan episiotomi
lebar dan ada perlindungan forseps terutama pada kehamilan 35 minggu. Lakukan
persalinan dengan seksio sesarea bila janin letak sungsang, gawat janin dengan syarat
partus pervagunam tidak terpenuhi. Infeksi intrapartum dengan syarat partus pervaginam
tidak terpenuhi, janin letak lintang, plasenta previa dan taksiran berat janin 1500 gram
Sewaktu partus jangan berikan narkosa morfin dan sedativa kalau tidak perlu atau
tidak ada indikasi
Ketuban pecah dini berikan antibiotik yang cukup, ibu dirawat inap, dan tunggu
sampai anak cukup besar, jangan kiotus terlebih dahulu
Jangan banyak terlalu banyak trauma pada anak sewaktu menolong partus. Kalau perlu
segera lakukan episiotomi sewaktu kepala nampak di vulva. Tali pusat baru diklem
setelah pulasasi negatif
Bisa pula dipakai obat obatan: relaxin, releasin, dactil, dibulin dan infus alkohol 10%
yang gunanya memberikan relaksasi servik, kemasan progesteron (gestanon,
duphason) dan obat obatan yang lain
Tanggal MRS :
Tempat
No. Reg
Oleh
A. Data Subyektif
jam :
1. Biodata
Nama
Umur
Agama
Alamat
: memudahkan komunikasi
2. Keluhan Utama
Dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien pada persalinan
premature dan KPD ibu akan merasakan kenceng-kenceng yang jarang dan
merasakan cairan keluar dari kemaluannya.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus haid
Lama haid
Banyaknya
Dismenorhe :
HPHT
TP
4. Riwayat pernikahan
Menikah ke
Lama
Suami
o.
ke
Kehamilan
UK
Penyt
Persalinan
Jns
Pnlng
Tmpt
Anak
Penyult
Sex
BBL
H/M
Umur
9. Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui KB yang pernah digunakan dan setelah persalinan ini
rencananya akan menggunakan KB apa.
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum MRS
selama MRS
b. Istirahat
Sebelum MRS
selama MRS
c. Aktivitas
Sebelum MRS
selama MRS
d. Pola Kebersihan
Sebelum MRS
selama MRS
: mandi.x,ganti baju..
e. Pola eliminasi
Sebelum MRS
selama MRS
: BABx,BAK..x
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik-cukup
Kesadaran
: composmentis
TTV : TD
: 70-90 x/menit
: 36-37,5 O C
RR
: 16-24 x/menit
Muka
Mata
Hidung
Mulut
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, bibir tidak pucat
Telinga
Leher
Payudara
Abdomen
Genetalia
: terdapat cairan merembes keluar dari jalan lahir, dan tidak ada
infeksi vagina / penyakit kelamin.
Payudara
Abdomen
: Leopold I
Leopold II
: PUKA
Leopold III
Leopold IV
: convergen
TBJ
Abdomen
d. Perkusi
Ekstremitas : reflek patella +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Pembukaan
:-
Efficement
:-
Ketuban
: merembes
Bagian terdahulu
: kepala
Bagian terendah
: UUK
:-
Molase
:-
4. Pemeriksaan Penunjang
USG : tampak ketuban sudah pecah, letak kepala, UK.minggu, TBJgram
2.4.2
: composmentis
TTV : TD
: 70-90 x/menit
: 36-37,5 O C
RR
:16-24 x/menit
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Genetalia
b. Palpasi
Abdomen : Leopold I
Leopold II
: PUKA
Leopold III
Leopold IV
: convergen
TBJ
c. Auskultasi
Abdomen
Pemeriksaan Dalam
Pembukaan
:-
Efficement
:-
Ketuban
: merembes
Bagian terdahulu
: kepala
Bagian terendah
: UUK
Hodge
:-
Molase
:-
Pemeriksaan Penunjang
USG : tampak ketuban sudah pecah, letak kepala, UK.minggu, TBJ
gram
: NyusiatahunGPAb...UKMinggu
T/H
Letak
Kepala,
: Persalinan berjalan dengan lancar serta keadana ibu dan bayi baik selama
persalinan.
Kriteria hasil : -
Intervensi :
1. Lakukan inform concent pada ibu dan keluarga
R/ persetujuan tindakan operasi
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya
R/ Ibu mengerti tentang kondisinya
3. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
R/ ibu mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan
Dx
2.4.7 Evaluasi
Tanggal :
Jam
BAB III
TINJAUAN KASUS
: 01-03-2008
Tanggal MRS
: 25-02-2008
Tempat
No. reg
: 1132342
Oleh
: Nida Kurnianingsih
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama
: Ny S
Nama suami : Tn M
Umur
: 23 th
Umur
: 25 th
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan : SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan dikirim ke OK dan akan dilakukan operasi karena ketubannya sudah
pecah sejak 25-02-2008 dan jarang merasakan kenceng-kenceng. Sedangkan usia
kehamilannya masih 8 bulan.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Siklus haid
: teratur
Lama haid
: 7 hari
Banyaknya
Dismenorhe
:-
HPHT
: 07-07-2007
TP
: 14-04-2008
4. Riwayat pernikahan :
Menikah ke
:I
Lama
: 8 bulan
menurun maupun menahun seperti DM, TBC, Jantung, hipertensi, asma dll yang dapat
mempengaruhi kesehatannya.
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N
o.
Suami
Kehamilan
U
Penylt
Persalinan
Jns
Pnlng
Tmpt
Anak
Penyult
Sex
BBL
H/M
Umur
ke
hamil
ini
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun dan setelah persalinan ini
rencananya akan menggunakan KB suntik.
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum MRS : makan 2-3 x/hari dengan komposisi nasi, lauk, sayur
Minum 4-5 gelas/hari
Selama MRS
b. Istirahat
Sebelum MRS : tidur siang 1-2 jam/hari, tidur malam 7-8 jam/hari
selama MRS
c. Aktivitas
Sebelum MRS : ibu bekerja mengerjakan rumah seperti mencuci, memasak,
menyapu.
Selama MRS
d. Pola Kebersihan
Sebelum MRS : mandi 2-3 x/hari, ganti pakaian dan celana dalam tiap habis
mandi
selama MRS
e. Pola eliminasi
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: cukup
Kesadaran
: composmentis
Tanda-tanda vital
TD
: 100/60 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Suhu
: 36,7oC
Pernafasan : 24 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, bibir tidak pucat
Telinga
Leher
Payudara
: bersih,
terdapat
menonjol.
hiperpigmentasi
areola
mammae,
puting
Abdomen
: tidak terdapat luka bekas operasi, linea nigra dan striae albicans.
Genetalia
: terdapat cairan merembes keluar dari jalan lahir, dan tidak ada
infeksi vagina / penyakit kelamin.
b. Palpasi
Leher
Payudara
: tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, kolostrum -/-
Abdomen
: Leopold I
Leopold II
: PUKA
Leopold III
Leopold IV : convergen
TBJ
Abdomen
d. Perkusi
Ekstremitas : reflek patella +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Pembukaan
:-
Efficement
:-
Ketuban
: merembes
Bagian terdahulu
: kepala
Bagian terendah
: UUK
:-
Molase
:-
4. Pemeriksaan Penunjang
USG : tampak ketuban sudah pecah
Letak kepala
UK 33-34 minggu
TBJ : 1900 gram.
Letak
Kepala,
Do
: composmentis
TTV : TD
: 100/60 mmHg
: 90 x/menit
: 36,7 O C
RR
: 24 x/menit
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Genetalia
b. Palpasi
Abdomen
: Leopold I
Leopold II
: PUKA
Leopold III
Leopold IV
: convergen
TBJ
c. Auskultasi
Abdomen
Pemeriksaan Dalam
Pembukaan
:-
Efficement
:-
Ketuban
: merembes
Bagian terdahulu
: kepala
Bagian terendah
: UUK
:-
Molase
:-
Pemeriksaan Penunjang
USG : tampak ketuban sudah pecah, letak kepala, UK 33-34 minggu, TBJ 1900
gram
Masalah : kecemasan ibu sehubungan dengan akan dilakukannya SC
DS : ibu mengatakan merasa takut akan dilakukan SC
DO : ibu tampak cemas
Tujuan
: Persalinan berjalan dengan lancar serta keadana ibu dan bayi baik selama
persalinan.
Kriteria hasil
Intervensi :
: -
Masalah
Tujuan
Kriteria Hasil
: masalah teratasi
Intervensi
1. beri dukungan moril dan spiritualpada ibu
R/ mengurangi kecemasan
2. anjurkan ibu untuk selalu berdoa
R/ mengurangi rasa takut
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 01-03-2008
Jam
:11.25 WIB
Dx
Letak
Kepala,
- Mempersiapkan pasien
8. Memberikan dukungan moril dan spiritual agar ibu tidak merasa khawatir dan meminta
ibu untuk berdoa.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 01-03-2008
TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 365oC (aksila)
Pernafasan
: 24 x/menit
: NyS usia 23 tahun G IP0000Ab000 UK 33-35 Minggu, T/H Letak Kepala, Intrauterin,
pro SC dengan KPD.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan ibu nifas khususnya pada ibu post partum dengan SC adalah asuhan yang
diberikan pada ibu.yang meliputi pantauan TTV sebagai parameter adanya infeksi,perawatan
luka post operasi dengan tehnik aseptic ,vulva hygine dengan memperhatikan lochea sampai
dengan perawatan payudara dan cara menyusui yang benar.
Asuhan pada ibu nifas ini juga mengajarkan untuk bermobilisasi dini dan cara
merawat bayi sehingga dalam hal tersebut dapat terlihat dengan nyata bahwa asuhan pada ibu
nifas post SC ini akan merambah pengetahuan dan ketrampilan.
5.1 Saran
Harapan penulis sebagai tenaga kesehatan, khususnya seorang bidan harus mampu
mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu post SC dan dapat memberikan penanganan
terhadap hal tersebut dengan tepat,cermat,telitih dan lainya.
Dalam menentukan diagnosa ,identifikasi diagosa dan masalah,identifikasi masalah
potensial,identifikasi kebutuhan segerah ,intervensi,implementasi, dan evaluasi hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Chistin, 1996. perawatan kebidanan (perawatan nifas) jilid III. Jakarta : Bhrata
Hanifa, Winkjosastro, 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP SP
Manuaba, Ida Bagus, 1998. ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998. sinopsis obstetri. Jakarta : EGC
Hanifa, Winkjosastro, 2000. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP SP
Saifudin, Abdul Bari dkk, 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : YBP SP