You are on page 1of 12

Apr 3, '09 10:25 PM

for everyone
Sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan aktifitas perawat terlebih dahulu
harus mempelajari konsep - konsep tentang mobilisasi. Di bawah ini akan di bahas
beberapa uraian penting antara lain :
1. Pengertian mobilisasi
2. Menjelaskan tujuan mobilisasi
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi mobilisasi
4. Macam persendian diartrosis dan pergerakannya
5. Tanda - tanda terjadinya intolerasi aktifitaS
6. Masalah fisik akibat kurangnya mobilitas (Immobilisasi)
7. Menjelaskan upaya pencegahan masalahyang timbul akibat kurangnya mobilisasi
8. Macam - macam posisi klien di tempat tidur
MOBILISASI DAN IMMOBILISASI

1. Pengertian mobilisasiMobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan


kegiatan dengan bebas (kosier, 1989)
2. Tujuan Mobilisasi al:

Memenuhi kebutuhan dasar manusia


Mencegah terjadinya trauma
Mempertahankan tingkat kesehatan
Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari - hari
Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilisasi:

Gaya Hidup :Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan
tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara
yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan
seorang pramugari atau seorang pemambuk.
Proses penyakit dan injury : Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang
akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan
kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani
operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban.
Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu
misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
Kebudayaan : Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan
aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan
berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala
keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan
seorang wanita madura dan sebagainya.

Tingkat Energy : Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi,
orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang
sehat apalagi dengan seorang pelari.
Usia dan status perkembangan : Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan
mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam
masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan
dengan anak yang sering sakit.
Tipe persendian dan pergerakan sendi : Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2
maca persendian yaitu sendi yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang
tidak dapat digerakan (siartrosis).

4. Toleransi Aktifitas : Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien
dengan gangguan kardiovaskuler seperti Angina pektoris, Infark, Miocard atau pada klien
dengan immobiliasi yang lama akibat kelumpuhan.Hal tersebut biasanya dikaji pada
waktu sebelum melakukan mobilisai, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi. Tanda tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976) :

Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur


Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak
stabilan posisi tubuh
Status emosi labil.

5. Masalah Fisik :

Masalah muskuloskeletal : Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi,


kontraktur, penurunan mineral, tulang dan kerusakan kulit
Masalah urinari : Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi
saluran kemih dan inkontinentia urine.
Masalah gastrointestinal : Terjadinya anoreksia/penurunan nafsu makan diarrhoe
dan konstipasi
Masalah respirsi : Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran
nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2)
Masalah kardiovaskuler : Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus

6. Upaya Pencegahan :

Perbaikan status gisi


Memperbaiki kemampuan monilisasi
Melaksanakan latihan pasif dan aktif
Mempertahankan posisi tubuh dg benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur
tubuh)

Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari


terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian
tubuh.

7. Macam-macam Posisi di tempat tidur :

Posisi fowler
Posisi litotomi
Posisi dorsal recumbent
Posisi supinasi
Posisi pronasi
Posisi lateral
Posisi sim
Posisi trendelenbeg

BODY MEKANIK
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang
lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of
support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
Prinsip Body Mekanik
Gravity
Balance (Keseimbangan)
Weight (berat)
Pergerakan Dasar Yang Digunakan Dlm Body Mekanik
1. Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang
mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat gravity tubuh.
3. Pulling / menarik
4. Pivoting / berputar
Pivoting adalah s/u tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghondari
terjadinya resiko keseleo tulang

Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :


Status kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga
aktivitasnya menjadi terganggu.
Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi
energi yang digunakan untuk mobilisasi.
Emosi
Situasi dan kebiasaan
Gaya hidup
Pengetahuan
PERAN SISTEM SKELETAL, MUSKULAR, DAN SARAF
A. SISTEM SKELETAL
Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh.
Melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jantung, paru-paru dan sebagainya.
Membantu pergerakan tubuh.
Menyimpan garam-garam mineral, seperti kalsium.
Membantu proses hematopoiesis yaitu pembuntukan sel darah merah dalam sum-sum
tulang.
B. SISTEM MUSKULAR
Secara umum mempengaruhi kontraksi sehingga menghasilkan gerakan-gerakan
C. SISTEM SARAF
Neurotransmiter merupakan substansi kimia seperti asetilkolin yang memindahkan
impuls listrik dari saraf yang bersilangan pada simpul mioeural ke otot.

KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS


KONSEP DASAR MOBILITAS
Mobilitas adl kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan
mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas antara lain :
1. Gaya hidup
Belajar tentang nilai dari aktifitas lingkungan keluarga & lingkungan di luar rumah
Pengaruh faktor budaya terhadap aktifitas
2. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik & mental yg menghalangi seseorang untuk melaksanakan aktifitas
kehidupan. ketidakmampuan dibagi atas 2 yaitu ketidakmampuan primer dan sekunder.
3. Tingkat energi
Pada tiap individu bervariasi tingkat energinya.
4. Usia
Usia mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari sejak
lahir sampai dengan usia lanjut.

KONSEP DASAR TENTANG IMOBILITAS


Imobilitas merupakan manifestasi klinis akibat adanya gangguan anatomi dan fisiologi
yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan pergerakan seperti berjalan, duduk
dan bangun dari tempat tidur.
3 Alasan dari Imobilitas :
1. Pembatasan gerak yang sifatnya terapeutik
2. Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan primer
3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup
Tingkat Imobilitas
Bervariasi
Komplit : pada pasien tidak sadar
Parsial : pada pasien fraktur kaki
Pembatasan aktifitas karena alasan kesehatan; klien sesak nafas tidak boleh naik
tangga.
Bedrest
Bedrest Total : Klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur & tidak boleh pergi ke
kamar mandi atau duduk di kursi.
Bedrest : Klien istirahat di tempat tidur kecuali ketika ia pergi kemar mandi
RANGE OF MOTION (ROM)
ROM AKTIF DAN PASIF
1. ROM Aktif yaitu pasien mampu menggerakkan anggota badan sendiri.
a. Klien menggerakkan tiap sendi dalam tubuh melalui gerakan komplit
b. Secara maximal mengencangkan semua otot
c. Meningkatkan kekuatan ketahanan otot
d. Membantu mempertahankan fungsi cardiorespirasi
2. ROM pasif yaitu perawat membantu pasien dalam bergerak baik bangun dari tempat
tidur, duduk, berjalan.
a. Orang lain membantu menggerakkan setiap sendi klien melalui gerakan komplit
b. Dilaksanakan 2 X sehari

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOSOSIAL AKIBAT MOBILISASI DAN


IMOBILISASI
1. Perubahan Fisiologi
Mobilisasi
Mengacu pada terbentuknya system integument, kardiovaskuler, respirasi,
pencernaan,perkemihan,muskuluskeletal, dan neurosensoris kearah yang lebih baik atau
normal.
Imobilisasi
1. Sistem Integument

Kerusakan intergritas kulit seperti abrasi dan dekubitus.


2. Sistem kardiovaskuler
@ Penurunan Kardiak Reserve
@ Peningkatan Beban Kerja Jantung
@ Hipotensi Ortostatik
@ Phlebotrombosis
3. Sistem respirasi
o Penurunan kapasitas vital
o Penurunan ventilasi volunteer maksimal
o Penurunan ventilasi atau perfusi setempat
o Mekanisme batuk yang menurun
4. Sistem pencernaan
o Anoreksia
o Metabolisme (kecepatan metabolisme, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein)
5. Sistem perkemihan
o Menyebabkan perubahan pada eliminasi urin.
6. Sistem musculoskeletal
o Menyebabkan penurunan massa otot.
7. Sistem neurosensoris
o menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan gangguan saraf.
2. Perubahan psikososial
Mobilisasi
Menyebabkan emosional intelektual, sensori, dan sosiokultural ke arah yang lebih baik
atau normal
Imobilisasi
@ Depresi
@ Perubahan Tingkah Laku
@ Perubahan Siklus Bangun Tidur
@ Penurunan Kemampuan Pemecahan Masalah
PROSES KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH MOBILISASI
1. Pengkajian
Menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit
dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau
perubahan posisi.
Menilai adanya kelainan mekanika tubuh saat duduk, beraktivitas, atau saat pasien
mengalami pergerakan serta pengkajian terhadap kasus ambulasinya.
Menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara
mengamati gaya berjalan pasien, dan ayunan lengan atas.
2. Diagnosa
Risiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis gaya berjalan tidak stabil, atau
penggunaan tongkat yang tidak benar.
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum
3. Perencanaan

Tujuan :
Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.
Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.
4. Pelaksanaan
Latihan ambulasi
a. Duduk di atas tempat tidur
b. Turun dan berdiri
c. Membantu berjalan
Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien
5. Evaluasi
Menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan
alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.

BODY ALIGNMENT
Susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh
yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan
fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body
aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen.
Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat.
- Status kesehatan
- Fisikal fitness
- Daya tarik seseorang.
Postur tubuh dapat menunjukkan:
- perasaan hati
- Harga diri
- Kepribadian.
Prinsip-prinsip body alignment
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri
kelelahan otot dan kontraktur.
7. Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara
individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament

ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hatihati.
Faktor yang mempengaruhi Body Alignmnet:
1. Status kesehatan
2. Nutrisi
3. Emosi
4. Faktor social
5. Gaya hidup (life style)
6. Perilaku dan nilai-nilai
7. Hidrasi pasien
Petunjuk Posisi Pasien di tempat tidur
1. Yakin bahwa kasur pas untuk pasien tidak terlalu keras/lembut dan dapat menyokong
body curvature
2. Menjamin body alignment yang baik mencegah stress pada otot-otot dan persendian
pasien. Dapat dicapai dengan menggunakan support devices pada daerah yang perlu
disupport.
3. tidak semua pasien memerlukan support identik
4. Rencanakan jadwal yang sistematik untuk perubaan posisi selama 24 jam.
5. Memberikan support devices untuk daerah-daerah yang tertekan
6. yakin bahwa dasar dari temtat tidur bersih, kering dan licin.
7. Yakin bahwa bagian ekstremitas dapat bergerak bebas.
8. Yakin bahwa sikut, pinggul dan lutut sedikit fleksi untuk mempertahankan body
alignment.
9. Support natural body curvature tubuh baik.
10. Hindari meletakan sala satu bagian tubu terutama dengan body prominincis, langsung
pada bagian atas yang lainnya.
11. Mencegah penekanan yang berlebian pada permukaan poplitea untuk mencegah
gangguan pada nervus dan pembuluh darah disekitar itu.
12. Menggunakan support devices untuk mempertahankan alignment.
13. Sebelum merubah posisi pasien kaji kemampuan pasien untuk bergerak dan minta
bantuan orang lain jika diperlukan.
14. Melakukan latihan ROM
15. Membuat jadwal perhari untuk latihan, ekstensi untuk mencegah fleksi.
16. Gunakan metoda yang sesuai untuk menggerakkan ekstremitas pasien.
17. Selalu memberikan informasi sebelum melakukan prosedur.
Body Alignment yang baik dapat:
Meningkatkan fungsi tangan yang baik
Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
Mengurangi kelelahan
Memperlyas ekspansi paru
Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal
Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi

kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang
penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment
1. Gravity
Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi.
Pusat gravity: titik pusat seluruh massa dari suatu objek.
The line of gravity: imaginary garis vertical melalui pusat gravity suatu objek.
The base of support: fondasi dimana seseorang sedang istirahat.
2. Pontural reflek dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak
melawan gravity.
Otot ekstensor: otot-otot anti gravity.
Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus.
Numorous postural/Righting reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus
adalah:
a. Labyrithing sense
b. Tonicneel-righting reflex.
c. Actual oroptic reflex
d. Propoceptor or kinesthetic sense.
e. Extensor or anti gravity (stretum) reflex
f. Plantar reflex.
3. Perubahan postur
4. Struktur anatomy individu yang berbeda.
PENGKAJIAN
Pengkajian body alignment meliputi inspeksi pasien pada saat berdiri, duduk atau
tiduran.
Perawat juga harus memeprtimbangkan factor perkembangan dan faktor lain yang
mempengaruhi body alignment.
Mereview catatan lesehatan pasien untuk menentukan masalah keperawatan dan medis
baik yang lalu maupun yang sekarang.
Tujuan dari pengkajian Body Alignment adalah:1. Menentukan perubahan normal
akibat dari tumbang
2. Mengidentifikasi postur tubuh yang jelek.
3. Mempelajari kebutuhan untuk mempertahankan postur tubu ang baik.
4. Mengidentifikasi kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.
Kriteria mengkaji alignment pada saat berdiri:
Perawat harus memangdang pasien dari enterior, lateral, dan posterior sehingga posisi
yang tidak dialami/biasa atau kaku dapat dihindari.
Kriteria mengkaji alignment pada saat duduk
Untuk mengkaji alignment pada saat duduk perawat memandang pasien dari arah lateral
pada pasien orang dewasa alignment pada saat duduk kepala dan panggul sama dengan

posisi berdiri.
PERENCANAAN
Tujuan:
1. Mempertaankan body alignment yang baik
2. Pada individu yang mempunyai body alignment yang jelek:
a. Memperbaiki body alignment pada tingkat yang optimal
b. Mencegah kontraktur, memperluas ekspansi dada serta mencegah terjadinya
komplikasi aibat body alignment yang jelek.
INTERVENSI
Untuk masalah standing alignment:
Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi
kontraktur yang ada
Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
Kondosis
Latihan mengempeskan perut
Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong spina
lumbaris dan otot-otot abdomen
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
Berjalan
Berenang
Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment:
Duduk dikursi
Duduk dikursi roda
mempengaruhi tulang belakang danDuduk disamping tempat tidur berhubungan
dengan ukuran dan bentuk objek yangekstremitas atas digunakan
Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
Tempat duduk tidak terlalu tinggi
Tempat duduk tidak terlalu rendah
Sandaran kursi tidak terlalu jauh
EVALUASI
Body alignment dapat dengan mudah diobservasi dengan cara:
1. berdiri didepan pasien untuk mengevaluasi frontal plane pada saat berdiri dan duduk.
2. berdiri secara lateral untuk memandang sagital plane.
3. Menanyakan kepada pasien apakah merasa nyaman dengan posisi yang diambil
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera b.d standing alignment dan sitting alignment yang jelek
2. Ganguan mobilitas fisik b.d kontraktur
3. Nyeri b.d cedera fisik.

Bagi Anda penderita rematik, atau berusaha mencegah rematik, beberapa upaya
pencegahan dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan
beberapa gerakan latihan. Latihan terfokus pada bagian sendi yang melindungi
tulang ketika seseorang sedang beraktivitas.
"Latihan ini terdiri dari bermacam gerak untuk mengatasi gangguan yang terjadi
pada penderita rematik. Orang yang belum terkena penyakit nyeri sendi ini pun
bisa ikut latihan ini untuk antisipasi agar tidak terkena rematik," ujar spesialis
rehabilitasi medik dr Angela BM Tulaar dalam seminar awam mengenai
Pelatihan Calon Penyuluh Masalah Rematik di RSUPN Cipto Mangunkusumo,
beberapa waktu lalu.
Dalam seminar yang digelar Perkumpulan Masyarakat Peduli Rematik (Permari)
itu, Angela mengatakan obesitas merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya rematik. Jadi, lanjutnya, bagi yang belum menderita
rematik, latihan diharapkan dapat menurunkan berat badan. "Pada rematik
banyak dijumpai kasus seperti kelemahan otot, sendi kaku, dan oligamen
menjadi pendek sehingga terbatas gerakan sendinya. Gangguan tersebut bisa
diatasi dengan latihan-latihan," katanya.
Lebih lanjut, Angela menjelaskan latihan bagi penderita rematik tersebut terdiri
dari beberapa bentuk gerakan.
1. Latihan isotonik, yakni latihan kontraksi otot dengan gerakan sendi.
Pembebanan dilakukan bertahap dan ada peningkatan beban. Latihan isotonik
ini dapat dilakukan dengan menggerakkan kaki dalam posisi duduk dan diberi
beban.
2. Latihan isometrik, yaitu latihan kontraksi quadriceps (kedua kaki pada bagian
paha) tanpa gerakan sendi, lutut ekstensi penuh, dan secara bertahap diberi
penahan. Anda dapat melakukan latihan ini dengan meletakkan bantalan kecil di
bawah lutut ketika berbaring dan mengangkat sedikit kaki Anda kemudian
menurunkannya lagi secara berulang-ulang.
3. Latihan peregangan. Latihannya mirip ketika Anda sedang melakukan
pemanasan sebelum beraktivitas atau berolahraga. Misalnya, menengokkan
kepala ke kiri dan kanan, atas-bawah, dan miring kanan-kiri, merentangkan
gerak sendi secara penuh seperti mencoba posisi duduk dengan kaki lurus dan
mencoba meraih jempol kaki dengan tangan Anda. Latihan fleksibilitas seperti ini
dapat membantu merenggangkan otot-otot sehingga mencegah cedera pada
otot.
4. Latihan isokinetik. Latihan ini berupa gerakan terkendali melalui rentang sendi,
dengan kecepatan angular konstan. Gerakan dilakukan dalam posisi duduk

tegap di kursi, kedua tangan mengangkat beban lalu menggerakkannya (otot


memanjang atau memendek).

You might also like