You are on page 1of 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ANTIPIRETIK





OLEH :
Nurul Wahyuni 1201072
KELOMPOK : II B Genap
TANGGAL PRAKTIKUM :
DOSEN : ADRIANI SUSANTY ,M.Farm,Apt
ASISTEN : 1. Thahriani Chania S.Farm
2.Ulfa Turrohmah

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PRODI S1
2013
I. TUJUAN

Memahami teknik evaluasi obat antipiretik.
Memahami manifestasi dari demam dan penggunaan obat-obatan
antipiretika serta penggunannya secara kimia.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Demam yang berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa dapat
disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penakir bakteri, tumor
otak, atau dehidrasi (Arthur C. Guyton, 2001).
Pada umumnya demam adalah juga suatu gejala dan bukan
merupakan penyakit tersendiri.Kini, para ahli bersependapat bahwa
demam adalah suatu reaksi tangkis yang berguna dari tubuh terhadap
infeksi.Pada suhu diatas 37oC limfosit dan makrofag menjadi lebih
aktif.Bila suhu melampaui 40-41oC, barulah terjadi situasi kritis yang bisa
menjadi fatal, karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh (Tjay, T.H., dan
Kirana Rahardja, 2002).
Banyak protein, hasil pemecahan protein, dan zat-zat tertentu,
seperti toksin lipopolisakaridayang disekresi oleh bakteri dapat
menyebabkan titik setel thermostat hipotalamus meningkat. Zat-zat yang
menyebabkan efek ini dinamakan pirogen. Terdapat pirogen yang
disekresikan oleh bakteri toksik atau pirogen yang dikeluarkan dari
degenerasi jaringan tubuh yang menyebabkan demam selama sakit. Bila
titik setek thermostat hipotalamus meningkat lebih tinggi dari normal,
semua mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh bekerja, termasuk
konservasi panas dan peningkatan pembentukan panas. Dalam beberapa
jam setelah thermostat diubah ke tingkat yang lebih tinggi, suhu tubuh
juga mencapai tingkat tersebut (Arthur C. Guyton, 2001).
Untuk memberikan suatu gambaran efek pirogen yang sangat kuat
dalam mengubah thermostat hipotalamus, beberapa nanogram pirogen
endogen murni yang disuntikkan ke binatang dapat menyebabkan demam
berat (Arthur C. Guyton, 2001).
Bila pengaturan thermostat dengan mendadak diubah dari tingkat
normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat kerusakan
jaringan, zat pirogen, atau dehidrasi, suhu tubuh biasanya memerlukan
beberapa jam untuk mencapai suhu yang baru. Misalnya, setelan
thermostat hipotalamus dapat segera meningkat sampai 103o F. karena
suhu darah lebih rendah daripada setelan suhu thermostat hipotalamus,
terjadi respon otonom yang biasanya menyebabkan peningkatan suhu
tubuh. Selama periode ini orang akan menggigil, selama mana ia
merasakan sangat dingin, walaupun suhu tubuhnya sudah melebihi suhu
normal. Kulitnya juga dingin sebab vasokonstriksi, dan ia gemetar karena
menggigil. Menggigil terus berlangsung sampai suhu tubuhnya ke tingkat
setting hipotalamus yaitu 103o F. kemudian, bila suhu tubuh mencapai
nilai ini, ia tidak lagi menggigil tetapi sebagai gantinya ia tidak merasa
dingin atau panas. Selama factor yang menyebabkan thermostat
hipotalamus di ste pada nilai yang tinggi, efeknya terus berlangsung, suhu
tubuh kurang lebih diatur dengan cara normal tetapi pada tingkat suhu
yang lebih tinggi (Arthur C. Guyton, 2001).
Bila factor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, thermostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai
yang rendah mungkin malahan kembali ke tingkat normal. Pada keadaan
ini, suhu darah tetap 103o F, tetapi hipotalamus mencoba mangatur suhu
tubuh pada 98,6o F, keadaan ini analog dengan pemanasan berlebihan area
preoptika, yang mneyebabkan berkeringat yang berlebihan dan
pembentukan kulit yang panas dengan mendadak karena terjadi
vasodilatasi di seluruh tubuh. Perubahan peristiwa yang mendadak ini
pada penyakit demam disebut krisis atau, yang lebih tepat flush
(Arthur C. Guyton, 2001).
Prostaglandin adalah senyawa mediator yang penting pada kejadian
nyeri dan radang. Secara kimia ia adalah turunan asam prostanoat yang
dibentuk invivo dari asam arakhidoklat, suatu asam lemak C-20 dengan
empat ikatan rangkap oksidasi dan siklisasi asam arakidonat yang
dikatalisis oleh protagladin sintetase, menghasilkan suatu endoperoksida
siklik yang sebagai zat kunci diisomerisasi menjadi prostagladin E2
(PGE2) atau menjadi prostagladin lain. Zat seperti asam asetil salisilat atau
indometasin mewujudkan kerja analgetik dan antiflogistiknya pada
dasarnya melalui hambatan prostagladin sintetase yang terdapat pada
jaringan perifer (Schunack, W., 1990).
Daya kerja antipiretik bertentangan dengan efek analgetik dan
antipiretik, dikembalikan pada penghambatan mekanisme sentral. Bila
pusat panas yang terletak dihipotalamus dianggap sebagai termostat, maka
zat-zat yang menimbulkan demam (pirogen) bekerja meninggikan nilai
ambang melalui stimulasi sintesis prostagladin. Penurunannya dan dengan
demikian penurunan suhu tubuh dapat diharapkan dari zat zat inhibiton
prostagladin-sintetase yang dapat mempermeasi dengan baik ke dalam
SSP (Schunack, W., 1990).
Asetaminofen adalah salah satu obat yang terpenting untuk
pengobatan nyeri ringan sampai sedang, bila efek anti-inflamasi tidak
diperlukan. Asetaminofen merupakan metabolik fenasetin yang
bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah penghambat
prostaglandin yang lemah pada jarinagn perifer dan tidak memiliki efek
anti-inflamasi yang bermakna (Katzung, B.G., 1998).
Asetaminofen diberikan peroral. Absorpsi tergantung pada kecepatan
pengosongan lambung, dan kadar puncak dalam darah biasanya tercapai
dalam waktu 30-60 menit. Asetaminofen sedikit terikat dengan protein
plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan
diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida, secara farmakologi
tidak aktif. Kurang dari 5 % diekskrasikan dalam bentuk tidak berubah.
Suatu metabolik minor tetapi sangat aktif (N-asetil-p-benzo-kuinon),
penting pada dosis besar, karena toksisitasnya terhadap hati dan ginjal.
Waktu paruh asetaminofen 2-3 jam dan relatif tidak dipengaruhi oleh
fungsi ginjal. Pada jumlah toksis atau adanya penyakit hati, waktu
paruhnya bisa meningkat 2 kali lipat atau lebih (Katzung, B.G., 1998).

Walaupun efek analgesik dan antipiretiknya setara dengan aspirin,
asetaminofen berbeda karena tidak adanya efek anti-inflamasi. Obat ini
tidak mempengaruhi kadar asam urat dan tidak mempunyai sifat
menghambat trombosit. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai
sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri pasca persalinan dan keadaan
lain, dimana aspirin efektif sebagai analgesik. Asetaminofen sendiri tidak
ade kuat untuk terapi keadaan peradangan seperti atritis rematoid,
walaupun dapat digunakan sebagai analgesik tambahan pada terapi anti-
inflamasi (Katzung, B.G., 1998).
Untuk analgesia ringan, asetaminofen merupakan oabt yang lebih
disukai pada penderita yang alergi dengan aspirin atau jika salisilat tidak
dapat ditoleransi. Obat ini lebih disukai daripada aspirin. Pada penderita
hemofilia atau dengan riwayat tukak lambung dan pada penderita yang
mendapat bronkospasme yang dicetuskan oleh aspirin. Tidak seperti
aspirin, asetaminofen tidak mengantagonis efek obat urikosurik; dapat
diberikan bersama dengan probenesid pada pengobatan gout (Katzung,
B.G., 1998).
Efek antipiretik dari Aspirin. Demam terjadi jika set point pada
pusat pengatur panas di hipotalamus anterior meningkat. Hal ini dapat
disebabkan oleh sintesis PGE2, yang dirangsang bila suatu zat penghasil
demam endogen (pirogen) seperti sitokin dilepaskan dari sel darah putih
yang diaktivasi oleh infeksi, hipersenitivitas, keganasan atau inflamasi.
Salisilat menurunkan suhu tubuh penderita demam dengan jalan
menghalangin sintesa dan penglepasan PGE2. Aspirin mengembalikan
thermostat kembali ke normal dan cepat menurunkan suhu tubuh
penderita demam dengan meningkatkan pengeluaran panas sebgai akibat
vasodilatasi perifer dan berkeringat. Aspirin tidak mempunyai efek pada
suhu tubuh normal (Mycek, M. J., Harvey, R.A., Champe, P. C., 2001).
Penggunaan klinik: Pada antipiretik dan analgesic: Natrium
salisilat, kolin salisilat (dalam formula liquid), kolin magnesium salisilat
dan aspirin digunakan sebagai antipiretik dan analgesic pada pengobatan
gout, demam rematik, dan atritis rematoid. Umumnya mengobati kondisi-
kondisi ini memerlukan analgesia termasuk nyeri kepala, artralgia, dan
mialgia (Mycek, M. J., Harvey, R.A., Champe, P. C., 2001).

Setelah hipotalamus mengeset suhu baru untuk tubuh kita, maka
tubuh kita akan bereaksi dan mulai melakukan pemanasan. Jadi setelah
hipotalamus mengeset pada suhu 38,9 derajat C misalnya, maka suhu
tubuh kita yang tadinya 37 derajat C, oleh tubuh kita akan dinaikkan
menjadi 38,9 derajat C. Pada saat tubuh menuju ke suhu baru kita akan
merasa menggigil. Kita dapat pula merasa sangat dingin meskipun
ruangan tidak dingin dan bahkan meskipun kita sudah memakai baju
tebal dan selimut. Jika tubuh sudah mencapai suhu barunya, katakanlah
38,9 derajat C maka kita tidak akan merasa dingin lagi (Wibowo, S.,
2006).
Banyak orangtua takut bahwa demam akan menyebabkan
kerusakan otak. Kerusakan otak dari demam umumnya tidak akan terjadi
kecuali demam melebihi 42 derajat C. Kebanyakan orangtua juga takut
bahwa demam yang tidak diobati akan semakin tinggi dan semakin
tinggi. Demam yang tidak diobati yang disebabkan oleh infeksi jarang
yang melebihi 40,6 derajat C kecuali anak tersebut diberikan pakaian
yang berlebihan atau terjebak dalam suatu tempat yang panas.
Thermostat di otak akan menghentikan demam agar tidak melebihi 41,1
derajat C (Wibowo, S., 2006).
Setelah penyebab yang menimbulkan demam lenyap, maka
hipotalamus akan mengeset semuanya kembali seperti sediakala. Pada
saat obat untuk radang tenggorokan kita sudah mulai bekerja misalnya,
maka suhu tubuh kita akan mulai turun dan kembali ke normal. Kita akan
merasa hangat dan perlu melepaskan panas yang berlebihan yang masih
ada di tubuh. Kita akan berkeringat dan ingin memakai pakairan yang
lebih tipis (Wibowo, S., 2006).
Demam bukan suatu penyakit. Jauh dari sebagai musuh, demam
adalah suatu bagian penting dari pertahanan tubuh kita melawan infeksi.
Banyak bayi dan anak-anak menjadi demam tinggi oleh penyakit-
penyakit virus ringan. Jadi demam memberitahukan kepada kita bahwa
suatu peperangan mungkin sedang terjadi di dalam tubuh kita, demam
berperang untuk kita, bukan untuk melawan kita (Wibowo, S., 2006).
Banyak bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia hidup
subur pada suhu 37 derajat C. Meningkatkan suhu tubuh beberapa derajat
dapat membantu tubuh memenangkan pertempuran melawan bakteri dan
virus tadi. Selain itu demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
untuk membuat lebih banyak sel darah putih, antibodi dan zat-zat lain
untuk melawan infeksi (Wibowo, S., 2006).
Banyak orangtua takut bahwa demam akan menyebabkan
kerusakan otak. Kerusakan otak dari demam umumnya tidak akan terjadi
kecuali demam melebihi 42 derajat C. Kebanyakan orangtua juga takut
bahwa demam yang tidak diobati akan semakin tinggi dan semakin
tinggi. Demam yang tidak diobati yang disebabkan oleh infeksi jarang
yang melebihi 40,6 derajat C kecuali anak tersebut diberikan pakaian
yang berlebihan atau terjebak dalam suatu tempat yang panas.
Thermostat di otak akan menghentikan demam agar tidak melebihi 41,1
derajat C. Heatstroke atau hyperthermia tidak sama dengan demam, oleh
karena peningkatan suhu tubuh yang terjadi bukan disebabkan
hipotalamus menaikkan set pointnya. Ini dapat terjadi akibat berolahraga
terlalu lelah tanpa minum yang cukup atau terpapar dengan lingkungan
yang panas, dan bisa juga disebabkan oleh beberapa obat-obatan tertentu.
Hyperthermia dapat membahayakan jiwa (Wibowo, S., 2006).
Demam yang tidak dapat dijelaskan yang berlangsung selama
beberapa hari atau beberapa minggu disebut dokter sebagai FUO (fever
of undetermined origin). Kebanyakan disebabkan oleh suatu infeksi yang
tersembunyi (Wibowo, S., 2006).
Penyebab Umum
Infeksi virus dan bakteri;
Flu dan masuk angin;
Radang tenggorokan;
Infeksi telinga
Diare disebabkan bakterial atau diare disebabkan virus.
Bronkitis akut, Infeksi saluran kencing
Infeksi saluran pernafasan atas (seperti amandel, radang faring atau
radang laring)
Obat-obatan tertentu
Kadang-kadang disebabkan oleh masalah-masalah yang lebih serius
seperti pneumonia, radang usus buntu, TBC, dan radang selaput otak.
Demam dapat terjadi pada bayi yang diberi baju berlebihan pada musim
panas atau pada lingkungan yang panas.
Penyebab-penyebab lain: penyakit rheumatoid, penyakit otoimun,
Juvenile rheumatoid arthritis, Lupus erythematosus, Periarteritis nodosa,
infeksi HIV dan AIDS, Inflammatory bowel disease, Regional enteritis,
Ulcerative colitis, Kanker, Leukemia, Neuroblastoma, penyakit Hodgkin,
Non-Hodgkin's lymphoma (Wibowo, S., 2006).
Beberapa petunjuk untuk minum obat:
Acetaminophen (paracetamol) dan ibuprofen dapat mengurangi demam
pada anak dan dewasa. Beberapa merek dagang acetaminophen: Panadol,
Tempra, Sanmol, Praxion, dll. Beberapa merek dagang ibuprofen: Proris,
Rhelafen, Bufect, dll. Minum acetaminophen setiap 4 6 jam. Obat ini
bekerja cepat dengan cara menurunkan thermostat otak. Minum
ibuprofen setiap 6 8 jam. Seperti aspirin, ibuprofen membantu melawan
peradangan pada sumber demam. Kadang-kadang dokter menganjurkan
anda untuk menggunakan kedua macam obat ini bergantian. Sebenarnya
hal ini belum didukung data mengenai keamanan dan keefektifannya.
Ibuprofen tidak boleh dipakai untuk bayi denga usia kurang dari 6 bulan.
Aspirin sangat efektif untuk mengobati demam pada orang dewasa.
JANGAN memberikan aspirin pada anak-anak.
Obat-obatan penurun panas tersedia dalam konsentrasi yang berbeda-
beda, jadi selalu perhatikan instruksi pada kemasan.
Jangan berikan obat-obatan apapun untuk menurunkan demam pada
bayi berusia 3 bulan ke bawah tanpa petunjuk dokter (Wibowo, S., 2006).
Batasan suhu normal

Suhu normal rectal pada anak kurang dari 3 tahun sampai 380C,
sedangkan suhu normal oral (mulut) sampai 37,50C. Pada anak berumur
lebih dari 3 tahun suhu normal oral (mulut) sampai 37,20C, sedangkan
suhu normal rectal sampai 37,80 C. American Academy of Pediatrics
(AAP) menganjurkan bila anak berumur kurang dari 2 bulan dengan suhu
rectal lebih dari 37,90 C segera menghubungi dokter. Demikian pula bila
bayi berumur 3-6 bulan dengan suhu rectal lebih dari 38,30 C atau
berumur lebih dari 6 bulan dengan suhu lebih dari 39,40 C secepatnya
anak diperiksakan ke dokter (Hardaningsih, G., 2007).
Demam pada bayi yang masih sangat muda (bayi baru lahir sampai usia
di bawah 8 minggu) harus mendapat perhatian khusus, dan mungkin
membutuhkan perawatan rumah sakit untuk mencari penyebab demam
karena kemungkinan besar infeksi didapat dari proses persalinan, ataupun
penyebab lain. Pada anak usia berapa pun bila terdapat peningkatan suhu
tubuh lebih dari 40,5
0
C harus segera dibawa ke dokter (Hardaningsih, G.,
2007).
Pada anak berumur kurang dari 3 tahun, semakin tinggi demam semakin
serius penyebabnya. Bila anak tampak tidur berlebihan, kesadaran
berubah, menolak minum susu, iritabel, perubahan perilaku dan bicara,
terdapat gejala penyerta seperti gelisah, sakit kepala hebat kesulitan
pernafasan, sakit perut, mual muntah, timbul rash pada kulit, telinga
mengeluarkan cairan atau gejala lainnya yang tidak dapat dijelaskan
segera menghubungi dokter secepatnya. Semakin tampak sakit, semakin
besar kemungkinan demam berhubungan dengan proses infeksi berat
(Hardaningsih, G., 2007).
Sebanyak 2 persen - 5 persen demam pada anak dapat mengakibatkan
kejang. Kejang demam merupakan salah satu keadaan yang serius dan
merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua atau orang yang
melihatnya (Hardaningsih, G., 2007)
Kejang demam didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (380C, rectal) biasanya terjadi pada bayi dan anak
antara umur 6 bulan dan 5 tahun yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium (Hardaningsih, G., 2007).
Perhatian dan kewaspadaan khusus diberikan bila demam muncul
kembali pada anak yang pernah mengalami kejang demam, sehingga
demam harus segera diturunkan karena diperkirakan cepatnya
peningkatan temperatur menjadi pencetus untuk terjadinya kejang.
(Hardaningsih, G., 2007).
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan salah satu obat yang
paling banyak digunakan sehari-hari. Obat ini berfungsi sebagai pereda
nyeri dan penurun panas. Setelah berpuluh tahun digunakan, parasetamol
terbukti sebagai obat yang aman dan efektif (Anonim, 2008).
Tetapi, jika diminum dalam dosis berlebihan (overdosis),
parasetamol dapat menimbulkan kematian. Parasetamol dapat dijumpai
di dalam berbagai macam obat, baik sebagai bentuk tunggal atau
berkombinasi dengan obat lain, seperti misalnya obat flu dan batuk.
Antidotum overdosis parasetamol adalah N-asetilsistein (N-
acetylcysteine, NAC). Antidotum ini efektif jika diberikan dalam 8 jam
setelah mengkonsumsi parasetamol dalam jumlah besar. NAC juga dapat
mencegah kerusakan hati jika diberikan lebih dini. Overdosis
parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati (Anonim, 2008).
Parasetamol sendiri merupakan obat yang memiliki khasiat sebagai
analgesik (meredakan rasa sakit) dan antipiretik (menurunkan demam).
Dosis lazim sediaan yang ada di pasaran biasanya 500 mg. Nah sebagai
analgesik parasetamol ini kerjanya spesial loh, dia menghambat suatu
enzim yang namanya COX-3 (siklooksigenase) yang ada di otak.
Berbeda dengan obat-obat analgesik yang lain seperti aspirin, ibuprofen,
metampiron atau golongan NSAID mereka menghambat COX-1 dan
COX-2 yang ada di sistem syaraf perifer (tepi). Karenanya golongan
NSAID punya efek antiinflamasi/radang sementara di COX-3 g punya.
Tapi sebagai antipiretik parasetamol langsung menurunkan demam di
pusatnya.Demam sendiri merupakan respon dari tubuh terhadap agen
penyebab penyakit. Tapi apabila demam sangat tinggi dimana suhu tubuh
di atas normal bahkan mendekati 40 C maka antipiretik perlu diberikan.
Demam yang sangat tinggi dapat menyebabkan mengigau, dehidrasi dan
bahkan kejang-kejang




















III. Alat dan Bahan

Jarum suntik oral
Jarum suntik intraperitoneal
Thermometer
Timbangan untuk mencit
Stopwatch
NaCl fisiologis
Asetosal 100 Mg/Kg BB
Asetosal 150 mg/ 70 kg BB
Larutan pepton 10% sebanyak 0,2ml
Parasetamol 100 mg/kg BB
Parasetamol 150 mg/Kg BB
Antalgin 100 Mg/Kg BB
Antalgin 150 Kg/BB
Mencit
Vaselin

IV. CARA KERJA

1. Timbang berat badan mencit
2. Ukur suhu mula-mula pada mencit
3. Suntikkan pepton 10 % 0,2 ml secara intraperitoneal kemudian tunggu 15
menit.
4. Setelah 15 menit , obat asetosal 0,52 mg /ml disuntikkan pada mencit
secara oral sebanyak 0,75 ml menggunakan suntik oral, kemudian
hitungkan waktu selama 5 menit.
5. Setelah itu tunggu 5 menit , lalu baru di mulai waktu (t) pada 5 menit.
6. Cara suhu rectum pada mencit ke 10,15,30, 60, 90,dan 120 setelah
penyuntikkan lagi.
7. Tabelkan hasil dan buat grafik antara waktu dan temperatur tubuh
hewan.
8. Bandingkan grafik hasil kelompok lain.
9. Hitung % proteksi


V. Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengamatan

Parasetamol 100mg/kgbb
Berat mencit = 23gram = 0,023mg
Konsentrasi parasetamol= 10mg/ml
Dit= VAO
VAO= 0,023mg x 100mg/kgBB
10mg/ml
VAO= 2,3 mg
10mg/ml
= 0,23 ml


Obat
BB
(gram)
Suhu
Awal
(
0
C)
Setelah
diinduksi
(
0
C)
5
(
0
C)
10
(
0
C)
15
(
0
C)
30
(
0
C)
45
(
0
C)
60
(
0
C)
NaCl 1% BB 29 38 35,9 - - - - - -
Parasetamol 100 mg/kgBB 23 38,1

37,6 37,5 36,5 36 35,1 33,2 -
parasetamol 150 mg/kgBB 25 37,5 37,1 36 35,5 33,8 33,2 - -
asetosal 100 mg/kgBB 28 36,4 37 36 34,3 33,7 33,8 33,4 -
asetosal 150 mg/kgBB 21 37,4 36,3 35 - - - - -
antalgin 100 mg/kgBB 29 35,1 34,4 32,2 31,2 - - - -
antalgin 150 mg/kgBB 22 34,1 35,4 34,3 33,4 32,7 30,7 - -
NaCl 1 %
BB mencit = 29 gram
VAO = 1% BB
= 1/100 x 29 gram
= 0,29 ml
Pepton 1% dari BB

Parasetamol 150mg/kgbb
Berat mencit = 25gram = 0,025mg
Konsentrasi parasetamol= 10mg/ml
Dit= VAO
VAO= 0,025mg x 150mg/kgBB
10mg/ml
VAO= 3,75 mg
10mg/ml
= 0,37 ml

Asetosal 100mg/kgbb
Berat mencit = 28gram = 0,028mg
Konsentrasi asetosal=10 mg/ml
Dit= VAO
VAO= 0,028mg x 100mg/kgBB
10mg/ml
VAO= 0,028 mg
10mg/ml
= 0,28ml

Asetosal 150mg/kgbb
Berat mencit = 21gram = 0,021mg
Konsentrasi asetosal= 10mg/ml
Dit= VAO
VAO= 0,021mg x 150mg/kgBB
10mg/ml
VAO= 3,15mg
10mg/ml
= 0,31 Ml

Antalgin 100mg/kgbb
Berat mencit = 29gram = 0,029mg
Konsentrasi antalgin= 10mg/ml
Dit= VAO
VAO= 0,029mg x 100mg/kgBB
10mg/ml
VAO= 2,9mg
10mg/ml
= 0,29 ml

Antalgin 150mg/kgbb
Berat mencit = 22gram = 0,022mg
Konsentrasi antalgin= 10mg/ml
Dit= VAO
VAO= 0,022mg x 150mg/kgBB
10mg/ml
VAO= 3,3 mg
10mg/ml
= 0,33 ml

PERHITUNGAN % PROTEKSI


% PROTEKSI = ( SUHU DEMAM SUHU PERLAKUAN) X 100%
( SUHU DEMAM - SUHU NORMAL )



Paracetamol 100 mg/kg

- 5 menit % proteksi = (37,6 37,5 ) X 100 % = { -20 %}
( 37,6 38,1 )

- 10 menit % proteksi = (37,6 36,5 ) X 100 % = { -220 %}
( 37,6 38,1 )

- 15 menit % proteksi = (37,6 36 ) X 100 % = { -320 %}
( 37,6 38,1 )

- 30 menit % proteksi = (35,5 35,1 ) X 100 % = { -500 %}
( 37,6 38,1 )

- 45 menit % proteksi = (37,6 33,2 ) X 100 % = { -880 %}
( 37,6 38,1 )

Paracetamol 150 mg/kg


- 5 menit % proteksi = (37,1 36 ) X 100 % = {-275 %}
( 37,1 37,5 )

- 10 menit % proteksi = (37,1 35,5 ) X 100 % = { -400%}
( 37,1 37,5 )

- 15 menit % proteksi = (37,1 33,8 ) X 100 % = { -825 %}
( 37,1 37,5 )

- 30 menit % proteksi = (37,1 33,2 ) X 100 % = { -975 %}
( 37,1 37,5 )



Antalgin 100 mg/kg

- 5 menit % proteksi = (36,3 32,2 ) X 100 % = { 341,6 %}
( 36,3 35,1 )
- 10 menit % proteksi = (36,3 31,2 ) X 100 % = { 425 %}
( 36,3 35,1 )



Antalgin 150 mg/kg

- 5 menit % proteksi = (36,3 35 ) X 100 % = { -118,1%}
( 36,3 37,4 )



Asetosal 100 mg/kg

- 5 menit % proteksi = (37 36 ) X 100 % = { 166,6%}
( 37 36,4 )

- 10 menit % proteksi = (37 34,3 ) X 100 % = { 400 %}
( 37 36,4 )

- 15 menit % proteksi = (37 33,7 ) X 100 % = { 550 %}
( 37 36,4 )

- 30 menit % proteksi = (37 33,8) X 100 % = { 533,3 %}
( 37 36,4 )

- 45 menit % proteksi = (37 33,4) X 100 % = { 600%}
( 37 36,4 )




Asetosal 150 mg/kg

- 5 menit % proteksi = (36,3 35 ) X 100 % = { -118,1 %}
( 36,3 37,4 )
NaCl tidak ada karna tidak didapat suhu perlakuan akibat dari mencit percobaan
yang mati.













Pembahasan
Pada pratikum kali ini yaitu pengujian terhadap antipiretik, obat yang
digunakan adalah parasetamol, asetosal, dan Antalgin,. Semua obat dalam
pengujian merupakan obat yang mempunyai daya antiperitik( menurunkan suhu
pans pada tubuh). Selain itu digunakan juga NaCl fisiologis sebagai control.
Untuk induksi digunakan larutan pepton yang diinduksikan ke mencit secara
Intraperitonial. Kemudian mengukur suhu tubuh mencit menggunakan termometer
yang dimasukkan melalui anus.
Demam terjadi karena terganggunya keseimbangangan antara produksi
dan hilangnya panas. Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus.Pada
keadaan demam keseimbangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke normal
oleh obat.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yang tidak
menimbulkan efek antipiretik pada mencit, hasil pengukuran suhu tubuh mencit
yang didapat tidak stabil. Bahkan pada saat setelah diinduksikan pepton suhu
tubuh mencit masih tetap normal. Kemudian dilakukan penginduksian kedua
kalinya Mencit mengalami kejang hebat, hal tersebut disebabkan karena
pemberian larutan pepton yang melebihi dosis. Dan hasilnya suhu tubuh mencit
sedikit meningkat, kemudian diberi obat antipiretik sesuai dengan dosis yang
tertera. Mencit mengalami kejang-kejang, Mencit dalam percobaan akhirnya mati.
Kematian yang pertama dialami oleh mencit yang diberi NaCl fisiologis, karena
NaCl tidak memberikan efek apapun karena memang NaCl fisiologis hanya
digunakan menggantikan cairan tubuh bukan mengobati. Kematian hewan uji
coba ini mungkin juga disebabkan beberapa faktor yaitu : larutan penginduksi
demam yang digunakan telah lama (pepton yang digunakan tidak dibuat baru pada
saat praktikum berlangsung, akan tetapi telah dibuat pada hari sebelum-
sebelumnya). Atau mungkin karena mencit yang digunakan tidak disesuaikan
terlebih dahulu dengan keadaan labor, akibatnya mencit menjadi stress. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pemberian antipiretik pada mencit gagal.
VI. Kesimpulan
Demam yang berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa dapat
disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penakir bakteri, tumor
otak, atau dehidrasi. demam adalah suatu bagian penting dari pertahanan
tubuh kita melawan infeksi. Banyak bayi dan anak-anak menjadi demam
tinggi oleh penyakit-penyakit virus ringan. Jadi demam memberitahukan
kepada kita bahwa suatu peperangan mungkin sedang terjadi di dalam
tubuh kita, demam berperang untuk kita, bukan untuk melawan kita.
Penyebab Umum
Infeksi virus dan bakteri;
Flu dan masuk angin;
Radang tenggorokan;
Infeksi telinga
Diare disebabkan bakterial atau diare disebabkan virus.
Bronkitis akut, Infeksi saluran kencing
Infeksi saluran pernafasan atas (seperti amandel, radang faring atau
radang laring)
Obat-obatan tertentu
Kadang-kadang disebabkan oleh masalah-masalah yang lebih serius
seperti pneumonia, radang usus buntu, TBC, dan radang selaput otak.
Demam dapat terjadi pada bayi yang diberi baju berlebihan pada musim
panas atau pada lingkungan yang panas.
Penyebab-penyebab lain: penyakit rheumatoid, penyakit otoimun,
Juvenile rheumatoid arthritis, Lupus erythematosus, Periarteritis nodosa,
infeksi HIV dan AIDS, Inflammatory bowel disease, Regional enteritis,
Ulcerative colitis, Kanker, Leukemia, Neuroblastoma, penyakit Hodgkin,
Non-Hodgkin's lymphoma
Kesalahan dalam praktikum dapat disebabkan oleh
- Pepton yang sudah lama dan efeknya tidak bagus lagi
- Kurang teliti
- Mencitnya stress
- Obat yang digunakan sudah lama


































VIII. DAFTAR PUSTAKA

Infopom (2003), Asetosal Dan Hubungan Dengan Rayes SINDROME,
Bpom. Ww. Pdf. Search-engine.com
Ganong . w.f (1995), fisiologi kedokteran, Edisi 14, penerbit Buku
Kedokteran EGG, Jakarta halaman 232-273.
Lubis, y, (1993) pengantara Farmakologi, PT. Pustaka Widyasarana,
Medan, Hal 133-135.
Wilmana , pf (1995), analgesic- Antipiretik Inflamasi Nonsteroid Dan
Obat piral, dalam FARMAKOLOGI DAN TERAPI Editor Sulistia
G.Ganiswara, Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI,
Jakarta Hal 209-210.
















Pertanyaan dan Jawaban
1. Jelaskan tempat pengaturan temperature tubuh di otak.
Jawaban :


Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer
otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termostart. Suhu yang nyaman merupakan
set point untuk operasi system pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan
mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan mematikan system
pemanas tersebut. Pada umumnya penjalaran sinyal suhu hampir selalu sejajar,
namun tidak persis sama seperti sinyal nyeri. Sewaktu memasuki medulla spinalis,
sinyal akan menjalar dalam traktus lissaueri sebanyak beberapa segmen diatas
atau dibawah dan selanjutnya akan berakhir terutama pada lamina I, II, III radiks
dorsalis sama seperti untuk rasa nyeri. Sesudah ada percabangan satu atau lebih
neuron dalam medulla spinalis maka sinyal akan menjalarkan keserabut termal
asenden yang menyilang ke traktus sensorik anterolateral sesi berlawanan dan
akan berakhir di (1) area reticular batang otak dan (2) kompleks vetro basal
thalamus. Setelah dari thalamus sinyal di hantarkan ke hipotalamus.
Dihipotalamus mengandung dua pusat pengaturan suhu. Hipotalamus bagian
anterior berespon terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan vasodilatasi
dan karenanya panas menguap. Sedangkan hipotalamus bagian posterior berespon
terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokontriksi dan mengaktivasi
pembentukan panas lebih lanjut.

2. Bagaimana mekanisme kerja obat antipiretika? Kemukakan efek samping
yang dapat muncul akibat penggunaannya.

Jawaban:

MEKANISME KERJA
Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.

EFEK SAMPING
a) Gangguan Saluran Cerna

Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata
prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini
dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan
cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna
rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.

b) Gangguan Hati (hepar)
Obat yang dapat menimbulkan gangguan hepar adalah
parasetamol. Untuk penderita gangguan hati disarankan mengganti
dengan obat lain

c) Gangguan Ginjal

Hambatan pembentukan prostaglandin juga bisa berdampak
pada ginjal. Karena prostaglandin berperan homestasis di ginjal.
Jika pembentukan terganggu, terjadi gangguan homeostasis.

d) Reaksi Alergi
Penggunaan obat aspirin dapat menimbulkan raksi alergi.
Reaksi dapat berupa rinitis vasomotor, asma bronkial hingga
mengakibatkan syok

You might also like