You are on page 1of 6

RESIKO POLUSI LINGKUNGAN

Pendahuluan
Disini kita akan memaparkan resiko mengenai polusi lingkungan antara lain
seperti, ancaman – ancaman dari polusi lingkungan, termasuk di dalamnya mengenai
limbah padat dan cair, bahan – bahan beracun, dan polusi udara. Dan juga masalah –
masalah yang berhubungan dengan bahaya lingkungan, beserta biaya yang di perlukan
untuk penghijauan, strategi mengurangi resiko lingkungan serta analisis mengenai
dampak lingkungan di Indonesia.

Tujuh kategori Resiko lingkungan


Untuk mengurangi tingkat polusinya, perusahaan akan di bebani berbagai
kewajiban. Jadi polusi saat ini sudah membawa berbagai resiko keuangan dan sosial.
Ada tujuh jenis resiko lingkungan yang akan dibahas di sini, antara lain:
1.Naiknya biaya – biaya akibat polusi
Di banyak Negara di perlukan izin bagi perusahaan yang mengeluarkan polusi
dalam proses produksinya. Di beberapa Negara komunis Eropa timur yang terdahulu,
polusi masih di bebaskan, tapi situasi ini tidak terus berlanjut. Karna izin – izin
menyangkut polusi yang harus mereka miliki sangat merugikan bagi meraka, dengan
berjalannya waktu biaya akan terus naik karna tuntutan dari masyarakat yang tidak ingin
membiarkan polusi di produksi semaunya.
2.Biaya – biaya karna melanggar hukum
Perusahaan yang mengeluarkan polusi melebihi batas yang di izinkan akan
mendapat ganjaran hukuman. Hukuman tersebut bervariasi, ada yang cukup membayar
denda, penjara dalam waktu tertentu, hingga hukuman mati.
3.Peraturan yang bertambah ketat
Perusahaan yang mengeluarkan polusi melebihi batas yang di izinkan atau
perusahaan yang membuat produk yang berbahaya seperti produk – produk yang
mengandung zat – zat kimia yang berbahaya bagi ekosistem dan makhluk hidup di
sekitarnya, akan membuat pemerintah dengan cepat memperbaharui peraturan mengenai
lingkungan ke arah yang lebih ketat.
4.Perusahaan pencemar lingkungan akan sulit mendapatkan bantuan keuangan maupun
asuransi
Bank – bank lebih tertarik untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
bertanggung jawab terhadap masalah polusinya, begitu pula perusahaan asuransi.
5.Perusahaan yang menyebabkaan pencemaran akan sulit diminati pencari kerja dan
mempertahankan karyawan – karyawan yang bagus.
Para karyawan akan lebih suka bekerja pada perusahaan yang tidak menimbulkan
pencemaran, apalagi bagi para pencari kerja yang idealis.
6.Perusahaan yang menyebabkan pencemaran dapat di serang sebagai perusahaan
antisosial dan tidak peduli lingkungan.
Beberapa perusahaan sudah mendapat citra yang buruk akibat dari pemberitaan
media masa yang terus menerus mengenai masalah lingkungan yang di timbulkan.
7.Perusahaan yang menyebabkan pencemaran akan berada di belakang para pesaingnya
yang mengambil proses dan produk- produk hijau yang ramah lingkungan.
Perusahaan yang menimbulkan pencemaran lingkungan dapat bangkrut jika gagal
mengembangkan pendekatan yang lebih logis dan lebih berlingkungan. Contohnya
Perusahaan seperti 3M dan perusahaan pengekspor ikan laut ke jepang yang berdomisili
di pangandaran, yang di kelola oleh seorang wanita muda tamatan SLTP yang selalu
mencari jalan untuk memperoleh cara yang kompetitif dengan menggunakan tekhnologi
yang lebih baik yang berdasarkan pada proses ramah lingkungan.

Delapan Korban Polusi


Berikut dipaparkan delapan korban akibat perusakan lingkungan oleh perusahaan, yaitu:
1.Polusi Udara
Masyarakat Prancis menganggap bahwa cerobong asap yang banyak terdapat di
sana mencerminkan suatu hal yang positif, karna menjadi simbol produktifitas kerja
masyrakatnya. Orang – orang prancis kurang memikirkan resiko lingkungan yang besar
akibat dari cerobong – cerobong asap itu, dan banyak negara – negara yang kurang setuju
dengan pandangan masyarakat prancis tersebut.
2.Limbah Cair
Sungai citarum merupakan sungai yang terbesar dan terpanjang yang melintas di
daerah bandung, di tahun 70-an sungai ini airnya layak untuk di jadikan tempat bermain
dan berenang, tetapi sekarang airnya dipenuhi dengan limbah yang di keluarkan oleh
pabrik. Pada awalnya masyarakat membiarkan, akan tetapi sekarang tindakan tersebut di
anggap patut di sesali, karna melihat banyaknya ikan yang mati serta air sungai yang
berbuih karna bahan – bahan kimia, tentu saja hal ini sangat mengecewakan. Maka
dengan adanya aturan mengenai limbah dari pihak yang berwajib, perusahaan –
perusahaan yang limbah cairnya tidak diproses ulang akan semakin sulit untuk
beroperasi.
3.Pembuangan Limbah Padat
Terdapat banyak sekali resiko di tempat pembuangan limbah padat ini, di
antaranya tempat pembuangan sampah. Daerah tempat pembuangan sampah sangat
beresiko tinggi menjadi tempat sumber penyakit, selain resiko adanya gas beracun. Dan
tentu saja penanggulangan sampah ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, baik di saat
sekarang maupun masa yang akan datang.Dari sisi perusahaan, tentu saja perusahaan
yang bijaksana akan mencoba untuk mengurangi atau mengganti bahan baku mereka
dengan bahan baku yang ramah lingkungan. Dalam hal mendaur ulang bisa jadi biaya
produksinya (termasuk biaya sosial) akan lebih mahal jika di bandingkan dengan
memproses dari awal dengan menggunakan bahan baku tertentu. Contoh: pemrosesan
daur ulang gelas plastik tidak akan mengurangi polusi pabrik.
4.Penggunaan Bahan Beracun
Jika tidak ditangani secara seksama, bahan – bahan yang beracun tidak saja dapat
membahayakan para tenaga kerja, bahan ini juga dapat masuk kedalam air dan
membunuh ikan, dan selanjutnya akan memasuki rantai makanan. Bagi perusahaan yang
memproduksi bahan beracun akan menambah besar resiko yang di hadapi oleh bagian
produksi, karena dapat saja secara langsung dan tidak langsung para pekerja mendapat
penyakit yang mematikan, seperti kanker, paru – paru, dan sebagainya, sehingga jika di
tinjau dari segi financial pun akan berdampak pada berkurangnya keuntungan bagi
perusahaan.
5.Pemakaian Energi
Cerobong – cerobong asap pabrik secara kasat mata dapat mencerminkan
seberapa besar energi yang dipakai untuk proses produksinya, walaupun bukan berarti
perusahaan yang tidak memiliki cerobong asap menggunakan energi yang lebih sedikit.
Pemakaian energi yang banyak dan menghasilkan polusi merupakan sasaran untuk di
protes oleh pecinta lingkungan. Seiring dengan naiknya biaya energi, hendaknya
perusahaan dapat mengkaji kembali tingkat efisiensi pemakaian energi mereka,
pemakaian alat pendingin, pencahayaan ruangan, dan penggunaan lift merupakan contoh
di mana efisiensi pemakaian energi dapat di lakukan.
6.Kerusakan Alam
Perusahaan pertambangan atau penghancuran batu, Pengembang, perusahaan
konstruksi atau bahkan pasar swalayan sekalipun mungkin di bangun di daerah hijau
(Greenfield). Hal yang sama berlaku juga bagi perusahaan petrokimia pada saat mereka
melakukan penelitian. Kilang minyak dan gas bumipun demikian, akibatnya terjadi
kerusakan alam. Untuk meminimalkan terjadinya kerusakan alam, hendaknya perusahaan
– perusahaan berlokasi pada daerah yang secara lingkungan disebut daerah coklat
(brownfield). Walaupun untuk kasus swalayan misalnya orang – orang akan kurang suka
berbelanja pada daerah coklat (brownfield) tersebut.
7.Menggunakan Bahan Tidak Tahan Lama Dan Sukar Didapat
Penebangan kayu di hutan dan batu – batuan yang di gali dan di hancurkan telah
berakibat pada munculnya biaya lingkungan. Petugas konversi dapat dengan mudah
mencirikan perusahaan yang menggunakan bahan – bahan yang sukar didapat itu sebagai
perusahaan perusak lingkungan. Jika perusahaan menggunakan bahan pengganti maka
perusahaan dapat terhindar dari gugatan hukum dan pemboikotan dari pihak tertentu.
8.Lahan Yang Terkontaminasi
Sebelum membeli atau memiliki lahan, hendaknya banyak hal yang perlu
dipelajari, seperti kualitas lahan. Sebagai contoh, pada saat pengembang proyek
perumahan yang bernama mounleigh membeli sebidang tanah dari British steel, ternyata
setelah di teliti tanah tersebut telah terkontaminasi. Akibatnya lokasi perumahan tersebut
tidak laku di jual dan pengembang itupun bangkrut.

Audit Lingkungan
Audit lingkungan adalah suatu alat untuk mendapatkan data dan inf
ormasi dari dampak proses kerja perusahaan yang mempengaruhi lingkungan. Audit ini
harus di kelola oleh seseeorang yang independent saat ia mengaudit. Dengan kata lain,
seorang manajer produksi tidak memeriksa pabriknya sendiri.
Dengan menyelesaikan audit lingkungan, perusahaan dapat menaksir resiko –
resiko lingkungan yang berhubungan dengan masing – masing bagiannya. Audit
memungkinkan perusahaan untuk dapat menentukan apakah ada bagian tertentu dari
perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian lingkungan

Hak Hidup Binatang


Protes penyayang binatang akan terus dilakukan selama binatang – binatang
masih menjadi objek kekejaman manusia, seperti penggunaan binatang sebagai objek
penelitian di laboratium, maupun sebagai bahan baku untuk produk – produk tertentu.
Dengan adanya protes ini sudah tentu resiko berkurangnya pangsa pasar dapat menjadi
besar dan berdampak pula kepada meningkatnya biaya – biaya untuk menetralisasikan
kondisi kepada keadaan semula.
Solusi dari resiko di atas dapat di lakukan dengan cara mencoba menghindari
pemakaian binatang di laboratium jika memungkinkan, misalnya dengan metode lain bila
telah di temukan. Begitu pula terhadap perusahaan peternakan . Hendaknya pengelolaan
peternakan dilaksanakan dengan memperkecil kekejaman terhadap binatang yang di
pelihara, kalau tidak bisa hindari. Melakukan dialog dengan kelompok penyayang
binatang dapat membantu solusi yang di hadapi oleh pengusaha
RESIKO POLUSI LINGKUNGAN

Tugas laporan mata kuliah Manajemen Resiko

Disusun Oleh Kelompok 6:

Yoserizal 3197009
Kartikasari 1106032
Dedi Iskandar 3107012
Yustian.A 4105062
Tubagus.I 2206004

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA

You might also like