You are on page 1of 8

45

IV. METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini berupaya menggambarkan realitas interaksi-komunikasi dan
pengalaman berwirausaha pelaku usaha (pemilik - pengelola perusahaan Kem
Chicks) dalam mengembangkan diri mereka bersamaan dengan berkembangnya
perusahaan mereka. Metode yang dianggap paling cocok untuk melihat pengalaman
hidup seseorang khususnya menyangkut suatu konsep (dalam penelitian ini konsep
entrepreneurship) adalah fenomenologi.
Menurut Creswell (1998) a phenomenological study describes the meaning
of the life experiences several individuals about a conscept of fenomenon. Menurut
Maleong (2000), dalam penelitian fenomenologi, peneliti tidak mengetahui arti
sesuatu bagi orang yang sedang diteliti. Inkuiri fenomenologi memulai dengan
diam, diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang
diteliti. Peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual orang yang diteliti
sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian
yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Littlejhon (1996) yang menyebutkan phenomenology maked actuals lives
experiences the basic data of reality. fenomenologi menjadikan pengalaman hidup
yang sesunguhnya menjadi data dasar dari realitas. Fenomenologi berarti
membiarkan segala sesuatu menjadi nyata sebagaimana aslinya tanpa memaksakan
kategori-kategori peneliti terhadapnya. Peneliti tidak merumuskan hipotesis
sebagaimana yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang obyektif, tetapi peneliti
akan menyelidiki dengan seksama pengalaman langsung yang sesungguhnya untuk
melihat bagaimana tampaknya.
Secara umum Mulyana (2001) menyebutkan, bahwa pendekatan
fenomenologi termasuk kepada pendekatan subyektif atau interpretatif, yang
memandang manusia sebagai mahkluk yang aktif. Maurice Natanson (dalam
Creswell, 1998) mengatakan bahwa istilah fenomenologi dapat digunakan sebagai
46

istilah generik untuk merujuk kepada semua pandangan ilmu sosial yang
menempatkan kesadaran manusia dan makna subyektifnya sebagai fokus untuk
memahami tindakan sosial.
Rebert Bogdan dan Stave J. Taylor dalam Mulyana (2001) menyebutkan;
terdapat dua pendekatan utama dalam tradisi fenomenologi, yaitu interaksi simbolik
dan etnometodologi, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam studi ini hanyalah
pendekatan teori interaksi simbolik. Menurut Litlejhon (1996), interaksi simbolik
mengandung inti dasar premis tentang komunikasi dan masyarakat (core of common
premises about communication and society). Perspektif interaksi simbolik
memandang bahwa individu bersifat aktif, reflektif dan reaktif, menafsirkan dan
menampilkan perilaku yang rumit dan sulit diramalkan.
Menurut Mulyana (2001), paham interaksi simbolik menolak gagasan bahwa
individu adalah organisme pasif yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan-
kekuatan atau struktur di luar dirinya. Oleh karena individu terus berubah, maka
masyarakat pun berubah melalui interaksi. Interaksi dianggap sebagai variabel
penting yang menentukan perilaku manusia, bukan struktur masyarakat. Struktur itu
sendiri tercipta dan berubah karena interaksi manusia, yakni ketika individu-individu
berpikir dan bertindak secara stabil terhadap seperangkat obyek yang sama.
Untuk memotret interaksi para pelaku usaha dalam perusahaan KemChicks,
digunakan peneliti menggunakan yang bersifat terbuka kepada subyek penelitian.
Wawancara yang peneliti lakukan merupakan wawancara mendalam, bersifat
informal dan tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti rancang bukan
merupakan pedoman yang baku, melainkan hanya sebagai rambu-rambu atau kisi-
kisi. Adakalanya peneliti mengajukan pertanyaan lain atau meminta mereka
menjabarkan lebih jauh jawaban mereka.
4.2 Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasi dan subyek penelitian dipilih dengan sengaja. Lokasi penelitian
adalah swalayan KemChicks gedung The Mension jalan Kemang Raya J akarta
Selatan, rumah tinggal pemilik perusahaan di jalan Lebak Bulus Raya J akarta Selatan
47



dan di kawasan hunian Sentul City Bogor. Adapun subyek dalam penelitian ini
adalah individu pemilik dan pengelola perusahaan KemChicks.
Pemilihan lokasi dan subyek dalam penelitian ini mengacu pada pendapat
Creswell (1998). Menurut Creswell, dalam studi fenomenologi, lokasi penelitian
boleh satu tempat atau tersebar, dengan memperhatikan individu yang dijadikan
informan baik seseorang atau mereka yang dapat memberikan penjelasan dengan
baik. For a phenomenology study, the process of collecting information involves
primarily in-depth interview. I have seen the number of interviewees refferenced in
studies range from 1 up to 325. Duke (1984) recommends studying 3 to 10 subjects.
Imfortant points is to describe the meaning of small number individual who have
experienced the phenomenon. With in-depth interview lasting as long as 2 hour.
4.3 Informan dan Kedudukannya dalam Perusahaan
Pemilik perusahaan (selanjutnya disebut Pemilik usaha), adalah informan
utama dan informan kunci dalam penelitian ini. Sebagai pemilik sekaligus pimpinan
group perusahaan Kem Group, Pemilik usaha memenuhi semua syarat, sifat dan ciri
untuk bisa disebut sebagai seorang entrepreneur sejati. Selanjutnya Pemilik usaha
dilihat sebagai orang yang membawa pengaruh signifikan (significant others) dalam
pembentukan dan pengembangan entrepreneurship anak-anaknya. Bagaimana
pengelola KemChicks berkembang menjadi entrepreneur atau menjadi pekerja
professional dengan dukungan dari Pemilik usaha, menjadi perhatian utama dan
tujuan penelitian ini.
Enam orang pengelola KemChicks dipilih sebagai informan pada penelitian
ini. Mereka dipilih secara sengaja dengan kriteria sebagai berikut: (1) telah bekerja
pada perusahaan tersebut dalam waktu tidak kurang dari 5 lima tahun, (2) peran-peran
mereka sangat strategis dan menentukan kemajuan perusahaan, (3) duduk pada
berbagai posisi dan pada berbagai level dalam perusahaan dan (4) dapat
mengkomunikasikan pikiran-pikiran, pandangan, sikap, serta harapan-harapan
mereka dengan baik.
48

Untuk menjaga etika akademik, reputasi dan kredibilitas informan, maka
nama-nama dan jabatan para informan disamarkan seperti berikut ini ;
1) D Utama. Direkur Utama Perusahaan KemChicks
2) Divopra. Pengelola Divisi Operasional
3) Divuma. Pengelola Divisi Human Resources and Development (HRD)
4) Divsara. Pengelola Divisi Pemasaran
5) Divua. Pengelola Divisi Keuangan
6) Asila. Assisten Pengelola
4.4 Definisi Konseptual
Definisi situasi sosial dalam pembentukan jiwa kewirausahaan pengelola
KemChiks adalah pemaknaan situasi (lingkungan) sosial perusahaan KemChiks oleh
pengelolanya yang mempengaruhi pembentukan dan pengembangan jiwa kewira
usahaan dirinya.
Definisi situasi diri dalam pembentukan jiwa kewirausahaan pengelola
KemChicks adalah pemaknaan pengelola KemChicks terhadap dirinya sendiri yang
mempengaruhi terbentuk dan berkembangnya jiwa kewirausahaan dalam dirinya.
Interaksi dan pembentukan jiwa kewirausahaan pengelola KemChicks adalah
pemaknaan pengelola KemChiks terhadap interaksinya dengan situasi (lingkungan)
sosial KeChicks dan dengan dirinya sendiri yangmempengaruhi terbentuk dan
berkembangnya jiwa kewirausahaan dalam dirinya.
4.5 Data dan Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini meliputi data-data tentang perilaku-
perilaku atau tindakan-tindakan tersembunyi (covert behavior) dan perilaku-perilaku
atau tindakan-tindakan yang nyata (overt behavior) (keduanya mengacu pada definisi
Mead) dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth
interview) dan observasi.
Data tentang perilaku atau tindakan yang tersembunyi (covert behavior)
meliputi; pemikiran-pemikiran, pandangan, pengalaman masa lalu, persepsinya
49



terhadap usaha yang digelutinya dan konteks yang mendukungnya, harapan-harapan
dan tujuan yang ingin dicapai, serta motivasi subyek. Pengamatan tersebut ditujukan
untuk mendapatkan jawaban tentang bagaimana informan mendefinisikan
kewirausahaan, bagaimana mereka mengembangkan, menggunakan dan mengubah
perspektif, mengambil peran, memecahkan masalah, berbicara dengan diri sendiri dan
mengambil suatu keputusan. Teknik pengumpulan data untuk mengamati covert
behavior (perilaku tidak nyata) ini ialah melalui wawancara mendalam (indepth
interview). Wawancara dilakukan secara terbuka, tidak berstruktur dan dalam
suasana bebas, berusaha menghilangkan kesan formal, dengan menyesuaikan diri
dengan keadaan subyek. Data (percakapan) didokumentasikan dengan alat perekam
audio (tape recorder).
Data yang merupakan perilaku atau tindakan nyata (overt behavior) adalah
data tentang pola komunikasi dan interaksi subyek sesama pengelola usaha
perusahaan KemChicks. Di samping melakukan wawancara, pengamatan juga
ditujukan untuk mengamati bahasa dan lambang-lambang (simbol-simbol) yang
digunakan dalam pertukaran pesan-pesan bisnis, baik dalam bentuk verbal maupun
non verbal. Data diperoleh melalui teknik observasi yaitu dengan cara merekam dan
mengamati serta mencatat cara-cara mereka berinteraksi, simbol-simbol apa yang
mereka gunakan dalam berkomunikasi, dengan siapa saja mereka berkomunikasi,
pada saat-saat bagaimana mereka berkomunikasi, dimana mereka melakukan
komunikasi, dan menguping masalah atau konteks yang mereka komunikasikan.
Observasi dilakukan secara non-partisipan, artinya peneliti hanya mengamati
informan melakukan aktivitasnya dalam jangka waktu tertentu (selama proses
pengumpulan data). Cara pengamatan seperti ini biasa disebut pelacak (tracer)
dimana peneliti mengikuti subyek dalam melakukan serangkaian aktivitas normalnya
selama beberapa jam dalam beberapa hari. Dalam masa itu peneliti mencatat dan
atau merekam segala hal yang berkaitan dengan topik penelitian, yang berlangsung
dalam dunia subyek.
Di samping menggunakan teknik tracer (melacak), juga digunakan teknik
earsdroping (mencuri-dengar). Mencuri dengar adalah pengamatan, dimana
50

peneliti tidak perlu selalu meminta informasi. Peneliti dapat memperolehnya secara
kebetulan, misalnya dengan mendengarkan subyek menelepon atau menerima telepon
atau ketika subyek sedang berinteraksi dengan pihak lain. Data seperti ini menjadi
temuan yang sama nilainya dengan hasil wawancara bagi penelitian ini.
Untuk memperoleh data tentang gambaran situasi (lingkungan dimana
interaksi berlangsung) pengamatan juga diarahkan kepada setiap detil (informasi)
yang merupakan simbol-simbol komunikasi yang berpengaruh dan disepakati oleh
setiap staf kemChicks (significant symbol). Simbol-simbol tersebut dapat berupa
atribut-atribut, tempat atau ruang tertentu, benda-benda, slogan atau icon,
kepercayaan dan lainnya. Simbol-simbol tersebut dapat saja melekat pada
manusianya (anggota komunitas), maupun pada lingkungan fisiknya (di luar
manusia). Data diperoleh dengan mengamati langsung subyek dan lingkungan
subyek.
4.6 Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, dianalisis secara kualitatif.
Pengolahan dan Analisa data berlangsung bersaman dengan proses pengumpulan
data. Artinya, segera setelah data diambil dari lapangan, data langsung diolah dan
dianalisa. Pengolahan data terdiri atas tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data
dan verifikasi data, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 4 berikut.
a. Reduksi Data
Pada tahap ini peneliti memusatkan perhatian pada data lapangan yang telah
terkumpul. Data lapangan tersebut kemudian dipilih, dalam arti menentukan derajat
relevansinya dengan maksud penelitian. Selanjutnya data yang terpilih
disederhanakan, yaitu dengan mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema;
memadukan data yang tersebar; menelusuri tema untuk merekomendasikan data
tambahan; kemudian peneliti melakukan abstraksi data kasar tersebut menjadi uraian
singkat atau ringkasan.
51




Gambar 3. Proses analisis data
b. Tahapan Penyajian Data
Pada tahap ini, disajikan informasi melalui bentuk teks naratif terlebih
dahulu. Selanjutnya, teks naratif tersebut diringkas ke dalam bentuk bagan yang
menggambarkan alur proses pembentukan jiwa atau budaya entrepreneurship.
Masing-masing komponen dalam bagan merupakan abstraksi teks naratif data
lapangan. Kemudian disajikan informasi hasil penelitian berdasarkan pada susunan
yang telah diabstraksikan dalam bagan tersebut.
c. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi
Gambar di atas juga dimaksudkan untuk menjelaskan tahapan proses analisa
data yang terdiri atas dua tahap, tahap pertama ditunjukan oleh garis bagian dalam
yang menjelaskan bahwa proses analisa data telah dimulai sejak data dikumpul,
direduksi, disajikan dan kemudian disimpulkan. Tetapi proses analisa data belum
berhenti meskipun kesimpulan (sementara) sudah dibuat. Untuk menguji kebenaran
atau keabsahan data, digunakan teknik triangulasi, yaitu dengan melakukan verifikasi
(ditunjukkan oleh garis sebelah luar).
Di samping menyandarkan pada klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan
pada abstraksi data yang tertuang dalam bagan. Pada tahap ini dilakukan uji
kebenaran setiap makna yang muncul dari data sebelum kesimpulan akhir dibuat.
Setiap data yang menunjang komponen bagan, diklarifikasikan kembali baik dengan
informan di lapangan maupun melalui diskusi-diskusi dengan sejawat.
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Simpulan :
Verifikasi
Reduksi
Data
52

Apabila hasil klarifikasi telah memperkuat simpulan atas data, maka
pengumpulan data untuk komponen tersebut siap dihentikan. Apabila hasil klarifikasi
ditemukan kekurangan atau kekeliruan, maka peneliti kembali ke tahap awal untuk
melengkapi dan mengoreksi kesalahan. Apabila data-data baru dapat memperkuat
simpulan sebelumnya, maka proses verifikasi dihentikan, setelah itu barulah
kesimpulan akhir dibangun.

You might also like