Professional Documents
Culture Documents
||
(2.1)
Dimana:
adalah gaya hidrodinamik per satuan panjang yang bekerja perpendicular terhadap
sumbu elemen, lb/ft (N/m)
adalah gaya seret per satuan panjang yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu
elemen dan U, lb/ft (N/m)
adalah gaya inersia per satuan panjang yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu
elemen dan aU/at, lb/ft (N/m)
dan
. Koefisien
merupakan komponen
gaya seret yang bersesuaian dengan daerah terpaan dari badan struktur dan kuadrat dari
kecepatan arus. Hal ini muncul dari gangguan arus akibat badan struktur. Gaya inersia
terdiri dari dua komponen: gaya yang bekerja pada massa air yang telahdigantikan oleh
badan struktur, atau gaya Froud-Krylof, dan gaya yang bekerja pada massa air yang
ditahan oleh badan struktur atau disebut gaya massa tambahan. Sedangkan koefisien
mempengaruhi besar gaya inersia selain volume yang dipindahkan, V juga mempengaruhi
besar gaya inersia.
Dalam analisis pada situasi beban biasa, gaya gelombang global dapat diperhitungkan
dengan menggunakan nilai-nilai berikut untuk kasus silinder yang tidak tertutup.
Halus
= 0.65
= 1.6
Kasar
= 1.05
= 1.2
Terdapat Tabel 2.2 menunjukkan nilai
) Coefficient of Inertia (
)
Normal Tangential Normal Tangential
12 0.610 0.0 1.39 0.0
24 0.665 0.0 1.40 0.0
48 0.720 0.0 1.45 0.0
72 0.756 0.0 1.67 0.0
96 0.781 0.0 1.67 0.0
120 0.799 0.0 1.71 0.0
2.4.4 Arus
Yong Bai pada buku Marine Structural Design mengatakan bahwa terdapat kategori-
kategori arus yang paling umum, yaitu:
1. Arus pasang surut
2. Arus sirkulasi
3. Arus akibat Badai
4. Arus Eddy dan Loop
Total arus merupakan penjumlahan vector dari arus-arus tersebut. Variasi dari kecepatan
dan arah arus dengan elevasi direpresentasikan oleh sebuah profil arus. Profil total arus
yang diasosiasikan dengan kondisi badai ekstrim perlu dispesifikasikan untuk desain. Pada
area geografis tertentu, gaya arus dapat menjadi salah satu beban desain yang
berpengaruh. Dengan demikian perlu ada pemilihan profil arus yang sesuai dengan
kebutuhan pembebanan pada desain.
Sama dengan penjelasan pembebanan beban arus menurut API RP2A-WSD, gaya akibat
arus dan gelombang yang bekerja pada struktur merupakan penjumlahan dari keceptan
arus dan keceptan partikel arah x horizontal.
2.4.5 Angin
Angin merupakan salah satu faktor desain yang signifikan. Kondisi angin yang digunakan
dalam desain sebaiknya ditentukan secara tepat dari data koleksi angin dan secara
konsisten terasosiasi dengan parameter lingkungan. Dua metode yang biasanya
digunakan untuk menghitung efek angin dalam desain adalah:
1. Gaya angin dianggap konstan dan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata satu
menit.
2. Gaya angin yang berfluktuasi dihitung berdasarkan komponen yang tetap,
kecepatan rata-rata satu jam ditambah komponen variasi waktu dihitung dari
spektrum hembusan angin empiris.
Pemilihan metode diatas ditentukan dari parameter sistem dan tujuan dari analisis.
Kecepatan angin pada desain biasanya merujuk pada elevasi 10 meter di atas muka air
tenang (still water level).
Pada pembebanan gaya angin pada desain struktur menurut API RP2A-WSD dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
(2.2)
Keterangan:
adalah gaya yang diterima struktur akibat angin (N)
adalah massa jenis udara (kg/m3)
1 Sisi Bangunan 1.5
2 Balok 1.5
3 Area Proyeksi Keseluruhan 1
4 Bagian Silinder 0.5
2.4.6 Dinamik
Beban dinamik merupakan beban yang dikenai pada platform sebagai respon yang
mengeksitasi siklus alami atau merupakan reaksi akibat tumbukan. Beban-beban dinamik
ini biasanya berupa beban operasional mesin, gempa bumi, tumbukan barge atau kapal,
dll.
2.5 Analisis In-Place
Dalam mengecek kestabilan dari struktur jaket perlu dilakukan analisis in-place yang
merupakan analisis statik terhadap struktur jaket. Analisis perlu dilakukan dengan asumsi
bahwa struktur dan tiang memiliki kekakuan liner sedangkan tanah memiliki kekakuan non-
liier.
Biasanya dalam melakukan analisis in-place, terdapat dua kondisi perhitungan. Kondisi
pertama adalah kondisi operating yaitu kondisi dengan menggunakan beban lingkungan
dengan periode ulang 1 tahunan. Pada kondisi ini load factor untuk beban hidup adalah
sebesar 1.00 dan nilai faktor untuk tegangan izin adalah sebesar 1.00
Kondisi yang kedua adalah kondisi badai atau storm menggunakan beban lingkungan
denganp periode ulang 100 tahunan. Pada kondisi ini faktor pengali untuk beban hidup
adalah sebesar 0.75 sedangkan untuk faktor pengali tegangan izin yang berlaku adalah
sebesar 1.333.
Pada zaman modern sekarang ini analisis in-place dapat dilkuakn dengan menggunakan
bantuan computer, yaitu dengan menggunakan perangkat lunak SACS. Pada analisis ini
nantinya akan didapatkan output berupa:
1. Pile Safety Factor (SF) untuk kondisi analisis operating dan storm
2. Unity Check (UC) pada member dan pile below mudline check pada kondisi
analisis operating dan storm. Nilai UC adalah hasil bagi dari tegangan aktual
dengan teganan izin.
(2.3)
3. Joint punching shear check pada member tubular dalam kondisi analisis operating
dan storm.
2.6 Analisis Seismik
Dalam analisis seismik biasanya terdapat dua bagian analisis. Analisis yang pertama
adalah analisis strength dan yang keua adalah analisis ductility. Analisis strength dilakukan
untuk memastikan struktur memiliki kekuatan dan kekakuan untuk menghindari terjadinya
kerusakan struktur. Sedangkan analisis ductility dilakukan untuk memastikan struktur
masih memiliki kapasitas kekuatan yang cukup besar supaya tidak terjadi failure ketika
gempa dengan frekuensi yang besar yang jarang terjadi mengenai struktur, walaupun
akibat gempa tersebut struktur jmengalami kerusakan.
Pada analisis yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SACS akan didapatkan
parameter output berupa:
1. Pile Safety Factor
2. Unity Check
3. Joint Punching Shear Check
Dalam analisis seismik diperlukan adanya input data gempa. Data gempa dapat berupa
nilai PGA atau Peak Ground Acceleraton yang merupakan percepatan batuan dasar yang
timbul akibat gempa. Nilai PGA dapat dihitung dengan periode ulang 500 tahun dengan
perhitungan berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2010 seperti pada gambar berikut:
Gambar tersebut digunakan untuk menentukan zona gempa yang digunakan untuk
mencari nilai koefisien PGA melalui grafik nilai koefisien PGA seperti pada gambar berikut:
Nilai PGA dapat ditentukan dengan melakukan pendekatan logaritmik pada periode ulang
100 tahun untuk analisis strength dan 800 untuk analisis ductility. Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
( )
(
)
()
(2.4)
( )
(
)
()
(2.5)
Dimana:
adalah koefisien PGA (dilihat dari grafik)
) (2.6)
Dimana:
adalah jumlah banyaknya siklus beban sampai member mengalami failure.
adalah rentang tegangan (teganan maksimum tegangan minimum).
(2.7)
Dimana:
adalah besar kerusakan dalam 1 tahun.
(2.8)
Dimana:
adalah rentang tegangan.
(2.9)
(2.10)
(2.11)
Pada analisis upending, struktur memiliki enam derajat kebebasan sebagai respon gerak.
Enam gerakan respon tersebut terdiri dari gerak translasi dan rotasi. Gerakan tersebut
adalah gerak angkat (heave), gerak angguk (pitch), gerak oleng (roll), gerak geser (sway),
gerak luncur (surge), dan gerak geleng (yaw). Namun karena proses upending biasanya
dilakukan pada kondisi laut tenang, maka seringnya tiga gerak akibat arus seperti sway,
surge, dan yaw diabaikan.
2.9 Kriteria Pemodelan Untuk Analisis Upending
Berdarkan Nobel Denton: Guidelines For The Transportation & Installation of Steel
Jackets, terdapat beberapa kriteria pemodelan seperti reserve buoyancy, seabed
clearance, dan minimum stability.
2.9.1 Reserve Buoyancy
Reserve Buoyancy yang digunakan pada analisis upending tidak kurang dari nilai yang
ditunjukkan pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Reserve Buoyancy
Case Intact Damaged
Launched jacket after
launch
15% 5%
During upend by ballasting,
without crane assistance
Sufficient to maintain required seabed clearance
Lifted jacket, if required to
be re-rigged prior to upend
10% 5%
2.9.2 Seabed Clearence
Clearance selama proses launching dan upending, antara member jaket yang paling
bawah dan seabed ditunjukkan dengan perhitungan dan/ atau tes model tidak kurang dari
yang ditunjukkan pada table berikut. Pasang surut terendah yang diperkirakan selama
instalasi dipertimbangkan. Kombinasi dari berat jaket, kontingensi berat, posisi pusat
gravitasi, buoyancy, dan scenario kerusakan juga dipergunakan pada analisis.
Tabel 2.5 Seabed Clearence
Case
Clearance after allowing for all tolerances (including weight,
tide, CoG & site survey)
Intact Damaged
During launch Greater of 10% of water
depth or 5m
> 0m
During upend by controlled
ballasting, with or without
crane assist
5m > 0m
Self-upending jacket during
upend
Greater of 10% of water
depth or 5m
> 0m
2.9.3 Minimum Stability
Kestabilan benda terapung dapat diketahui dengan melihat letak titik metasentrik dan
hubungannya dengan titik lain. Kondisi kestabilan dapat dipenuhi apabila titik metasentrik
(M) berada di atas titik berat benda (G). Dengan demikian jarak garis GM bernilai prositif
dan benda akan mendapatkan efek dari righting moment yang cenderung membalikkan
benda ke posisi semula.
Tinggi metasentis minimum setelah launching dan selama upending sebaiknya tidak
kurang dari nilai yang ditunjukkan pada tabel .. berikut.
Tabel 2.6 Minimum GM
Case Intact GM Damaged GM
After launch, transerve, and
longitudinal
0.5 m 0.2 m
During upend, transverse 0.5 m 0.2 m
During upend, longitudinal > 0.0 m* > 0.0 m*
After upending, before final
positioning, both direction
0.5 m 0.2 m