uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan hari pertama siklus. Siklus haid normal = 28 hari variasi cukup luas Usia menarche antara 10 16 tahun, rata-rata 12.5 tahun dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Menstruasi (Haid) Fase folikuler Beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat kadar estrogen berangsur- angsur meningkat menekan sekresi FSH dan secara inkomplit menekan LH. Saat ovulasi Pada saat pengeluaran estrogen mencapai puncaknya (kadar estrogen tinggi) memicu lonjakan LH ovulasi folikel yang matang. Siklus Haid Normal LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Fase luteal Setelah ovulasi folikel mati sekresi estrogen merosot. Sel-sel folikel lama korpus luteum mengeluarkan estrogen & progesteron Progesteron menghambat LH & FSH mencegah pematangan folikel dan ovulasi baru selama fase luteal.
Korpus luteum berfungsi selama dua minggu jika tidak ada pembuahan degenerasi kadar estrogen dan progesteron sekresi LH dan FSH kembali mulai fase folikel baru. Menstrual Cycle- hormones, temperature, ovulation Mekanisme Haid Hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium. Di bawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus haid regresi endometrium perdarahan Haid Faktor-faktor enzim Fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, merangsang pembentukan glikogen & asam-asam mukopolisakarida (untuk pembangunan endometrium: stroma). Fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti permeabilitas pembuluh darah banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma (persiapan implantasi jika terjadi kehamilan). Tidak terjadi kehamilan progesteron enzim- enzim hidrolitik dilepaskan merusak sel-sel yang berperan dalam sintesis protein gangguan metabolisme endometrium regresi perdarahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme haid: Faktor-faktor vaskular Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi (arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan antaranya) dalam lapisan endometrium. Regresi endometrium statis dalam vena dan saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri nekrosis & perdarahan Faktor prostaglandin Endometrium banyak mengandung prostaglandin E 2
dan F 2 . Disintegrasi endometrium prostaglandin terlepas miometrium kontraksi membatasi perdarahan haid. Perubahan Anatomi & Fisiologi pada Kehamilan Perubahan sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respons terhadap janin. Semua perubahan ini akan kembali ke keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan Anatomi & Fisiologi pada Perempuan Hamil Beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pembesaran uterus: Pada perempuan tidak hamil berat: 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang Pada perempuan hamil volume total pada akhir kehamilan: 5 l 20 l dan berat: 1100 gr
Uterus Pembesaran uterus meliputi: Peregangan dan penebalan sel-sel otot Produksi miosit yang baru terbatas Akumulasi jaringan ikat dan elastik terutama pada lapisan otot luar Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, seiring bertambahnya usia kehamilan akan menipis desakan dari hasil konsepsi Posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus tanda Piscaseck Daerah fundus dan korpus akan membulat dan menjadi sferis pada usia 12 minggu. Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi isthmus jadi lebih panjang dan lunak : tanda Hegar
Pada akhir kehamilan 12 minggu, uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke atas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Trimester pertama kontraksi tidak teratur dan tidak nyeri Trimester kedua kontraksi Braxton Hicks (muncul tiba-tiba & sporadik, intensitas bervariasi antara 5-25 mmHg) Bulan terakhir kehamilan ( 1-2 minggu sebelum persalinan) jumlah reseptor oksitosin & gap junction di antara sel-sel miometrium kontraksi setiap 10-20 menit persalinan palsu Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Hal ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Pada akhir trimester pertama kehamilan konsentrasi kolagen secara keseluruhan berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Pada saat kehamilan mendekati aterm penurunan lebih lanjut konsentrasi kolagen. Serviks Proses ovulasi terhenti dan pematangan folikel baru akan tertunda selama kehamilan. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel berfungsi maksimal selama 6 7 minggu awal kehamilan, setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron (jumlah relatif minimal). Relaksin disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta, dan hati efek: melunakkan serviks & melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul sebagai persiapan untuk persalinan. Ovarium Selama kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan tanda Chadwick Dinding vagina: Ketebalan mukosa Mengendurnya jaringan ikat Hipertrofi sel otot polos Bertambah panjangnya dinding vagina Peningkatan volume sekresi vagina keputihan, menebal, pH antara 3,5 6 Vagina dan Perineum Terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga mengenai payudara dan paha Striae Gravidarum Kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Muncul chloasma atau melasma gravidarum pada wajah dan leher. Pigmentasi yang berlebihan pada areola dan daerah genital.
Kulit Awal kehamilan payudara menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya, vena-vena di bawah kulit akan terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Payudara Berat badan akan bertambah 12,5 kg berasal dari uterus dan isinya, payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler. Peningkatan jumlah cairan disebabkan oleh turunnya osmolaritas yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Kehamilan normal hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia post prandial, dan hiperinsulinemia. Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat. Perubahan Metabolik Jenis Perubahan Lipid total & kolesterol Meningkat Air dan garam Cenderung retensi Volume plasma Meningkat Jumlah eritrosit Rendah Hematokrit Rendah Sistem pembekuan Proses meningkat Aktivitas fibrinolitik Berkurang Perubahan Metabolisme Selama Kehamilan Cardiac output Denyut jantung Peningkatan volume plasma preload Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac output. Perubahan posisi diafragma apeks jantung bergerak ke anterior dan ke kiri pemeriksaan EKG: deviasi aksis kiri, depresi segmen ST, inverse/pendataran gelombang T pada lead III. Sistem Kardiovaskular Penekanan vena cava inferior dan aorta bawah hipotensi arterial (sindrom hipotensi supine) Volume darah akan meningkat Volume plasma akan meningkat (40-50%) Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah eritrosit sebanyak 20-30% Penurunan Hb Jumlah leukosit meningkat (5000-12000/l) mencapai puncak saat persalinan & nifas (1400016000/l) Hiperkoagulasi faktor-faktor pembekuan darah (kec. pada faktor XI & XIII) dan fibrinogen , produksi platelet juga (hemodilusi kadarnya ) Bertambah besarnya uterus lambung dan usus tergeser. Penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan asam hidroklorid, serta peptin di lambung: Heartburn akibat refluks asam lambung ke esofagus bawah karena perubahan posisi lambung dan tonus sftingter esofagus bagian bawah Mual Konstipasi hemmorhoid
Traktus Digestivus Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar sering berkemih Makin tua kehamilan akan hilang (karena uterus sudah keluar dari rongga panggul). Akhir kehamilan (kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul) keluhan timbul kembali Ginjal membesar, GFR dan renal plasma flow Glukosuria Dilatasi ureter (kanan > kiri) Traktus Urinarius Kelenjar hipofisis akan membesar Hormon prolaktin 10x lipat Kelenjar tiroid akan membesar akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi Hormon paratiroid Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan hormon androstenedion, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan meningkat.
Sistem Endokrin Kehamilan Kehamilan matur berlangsung kira-kira 40 minggu. Kehamilan yg berlangsung antara 28-36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yg berlangsung lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Gejala kehamilan tidak pasti Amenore Nausea dengan atau tanpa vomitus, sering disebut morning sickness. Mengidam Konstipasi/Obstipasi Sering kencing Pingsan dan mudah lelah Anoreksia Tanda kehamilan tidak pasti Pigmentasi kulit Leukore Epulis Perubahan payudara Pembesaran abdomen Suhu basal meningkat antara 37,2-37,8 o C Tes Kehamilan (hCG) Tanda Pasti Kehamilan Palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin. Auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BBJ) Stetoskop Laennec terdengar usia 18-20 minggu Doppler terdengan usia 12 minggu Ultrasonografi (USG) atau scaning Pemeriksaan sinar X Antenatal Care Kunjungan Pertama Memberikan informasi seperti : Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal Kebersihan khususnya daerah genitalia karena selama kehamilan sekret vagina meningkat Pemilihan makanan yg bergizi dan tinggi serat Pemakaian berbagai macam obat harus dikonsultasikan dulu dengan dokter Wanita perokok dan peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yg sedang hamil.
Antenatal Care Anamnesis Pada wanita dg haid terlambat dan diduga hamil, ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT). Bila ibu lupa HPHT, tanyakan hal lain tentang gerakan janin. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya serta berat bayi yg pernah dilahirkan. Tanyakan pula riwayat penyakit yg pernah diderita, riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, kontrasepsi dan faktor resiko yg mungkin ada. Antenatal Care Pemeriksaan Umum Pada ibu hamil yg datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi dan tanda vital. Pemeriksaan Obstetri Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam Antenatal Care Pemeriksaan Luar Cara umum yg digunakan adalah cara Leopold yg dibagi dalam 4 tahap. Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Leopold II : menentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Leopold III : menentukan bagian janin yg berada dibawah. Leopold IV : untuk meraba balotemen kepala. Antenatal Care Pemeriksaan Dalam Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukkan telunjuk dan jari tengah. Periksa adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang porsio, dan pembukaan serviks.
Antenatal Care Pemeriksaan Laboratorium Kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa -hCG, protein, dan glukosa. Bila perlu lakukan pemeriksaan gol. Darah, faktor rhesus, BJ urin. Antenatal Care Kunjungan Selanjutnya Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu dilakukan tiap 4 minggu. Kehamilan 28-36 minggu setiap 2 minggu. Kehamilan > 36 minggu setiap minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat badan ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri, pem. Leopold dan dengar BBJ. Hasil dibandingkan dg pemeriksaan sebelumnya. Kerentanan Janin Terhadap Obat Tiap individu memiliki afinitas yg berbeda-beda dlm merespons obat Plasenta sangat berperan dlm penyaluran obat ke dlm janin Kelainan plasenta ataupun penyakit pd ibu misalnya penyakit virus, infeks kuman, preeklampsia, gagal ginjal, atau penyakit jantung sangat berpengaruh terhadap penyaluran obat ke janin, oksigenasi janin, bahkan detoksikasi obat tidak baik Kondisi genetik atau kromosom sangat berpengaruh dlm afinitas penyerapan obat serta metabolisme pd janin. Efek teratogenik pd penelitian hewan uji belum tentu sama dengan efek pd manusia. Tinggi rendahnya kadar obat yang masuk janin sangat berpengaruh pd toksisitas pd janin No. Obat Efek Teratogenik 1 Aminopterin, metotreksat Malformasi sistem saraf pusat dan anggota gerak 2 Angiotensin-Cinverting-Enzyme (ACE) inhibitor Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi, penurunan osifikasi tempurung kepala, disgenesis tubulus renalis 3 Obat obat antikolenergik Ileus mekonium neonatus 4 Obat obat antitiroid (propiiltiourasil dan metimazol) Gondok pada janin dan bayi hipotiroidismus, dan aplasia kutis (metimazol) 5 Karbamazepin Defek neural tube 6 Siklosfofamid Malformasi sistem saraf pusat 7 Danazol dan obat androgenik lainnya Maskulinisasi pada janin perempuan 8 Dietilstilbestrol Ca vagina dan defek sistem urogenital pada janin 9 Obat hipoglikemik Hipoglikemia neonatal 10 Litium Ebsteins anomali 11 Misoprostol Moebius sekuens 12 Anti inflamasi non steroid (NSAIDs) Konstriksi duktus arteriosus, enterokolitis nekrotikans 13 Parametadion Defek wajah dan sistem saraf pusat 14 Fenitoin SSP 15 Obat obat psikoaktif (Barbiturat, opioid, dan benzodiazepine) Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP neonatal Withdrawal syndrom jika obat diminum pd akhir periode kehamilan 16 Retinoid sistemik (isotretinoin dan atretinat) Defek SSP, kardovaskular, dan kraniovasial 17 Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulang 18 Talidomid Fokomedia dan defek organ internal 19 Trimetadion Defek pada wajah dan SSP 20 Asam valproat (valproic acid) Defek neural tube 21 Warfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy Walker sindrom Tabel 5-3. obat terbukti kuat menimbulkan efek teratogenik (Koren et al, 1998) Waktu Paparan Obat pada Periode Embrio/Janin dan Efek Teratogeniknya No. Obat Efek yang mungkin terjadi pada bayi 1 ACE inhibitor dan angiotensin II Hipoplasia paru dan ginjal, hipokalvarita antagons reseptor 2 Antiepilepsi Defek pada jantung, wajah, dan anggota gerak, retardasi mental, dan defek tuba neuralis 3 Obat obat sitotoksik Defek multipel, absorbsi, retardasi pertumbuhan, lahir mati 4 Penyalahgunaan obat Defek multipel, IUGR 5 Alkohol Sindroma alkohol janin 6 Androgen Virilisasi pada bayi perempuan 7 Dietilstilbestrol Anomali genital pada bayi laki-laki dan perempuan, adenokarsinoma vagina 8 Estrogen lain Feminisasi pada bayi laki-laki 9 Litium Defek kardiovaskular 10 Misoprostol (sbg abortifacein) Moebius sekuens (paranalis nervus kranial 6 dan 7) 11 Retinoid Defek pada telinga, kardiovaskular, dan tulang serta disfungsi sistem saraf pusat 12 Talidomid Defek pada anggota gerak 13 Warfarin Hipoplasia nasi, khondroplasia punctata Tabel 5-6. Obat yang kemungkinan memberi efek pada janin jika diberikan pada 3 bulan pertama kehamilan A. KONTRASEPSI STERILISASI Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.
B. KONTRASEPSI TEKNIK Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
C.KONTRASEPSI MEKANIK Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini: Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain Membutuhkan waktu untuk pemasangan Mengurangi sensasi seksual Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat.
D. KONTRASEPSI HORMONAL Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone. Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
1. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception) Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb: Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur) Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.
2. SUNTIK Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat. 3. SUSUK KB (IMPLAN) Depot progesteron, pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil.
4. KOYO KB (PATCH) Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.