You are on page 1of 53

Fisiologi Menstruasi

Adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari


uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium.
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal
mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya.
Hari mulainya perdarahan hari pertama siklus.
Siklus haid normal = 28 hari variasi cukup luas
Usia menarche antara 10 16 tahun, rata-rata 12.5
tahun dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi,
dan kesehatan umum.
Menstruasi (Haid)
Fase folikuler
Beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH
yang meningkat kadar estrogen berangsur-
angsur meningkat menekan sekresi FSH dan
secara inkomplit menekan LH.
Saat ovulasi
Pada saat pengeluaran estrogen mencapai
puncaknya (kadar estrogen tinggi) memicu
lonjakan LH ovulasi folikel yang matang.
Siklus Haid Normal
LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24
jam dan menurun pada fase luteal.
Fase luteal
Setelah ovulasi folikel mati sekresi
estrogen merosot.
Sel-sel folikel lama korpus luteum
mengeluarkan estrogen & progesteron
Progesteron menghambat LH & FSH
mencegah pematangan folikel dan ovulasi
baru selama fase luteal.


Korpus luteum berfungsi selama
dua minggu jika tidak ada
pembuahan degenerasi kadar
estrogen dan progesteron
sekresi LH dan FSH kembali
mulai fase folikel baru.
Menstrual Cycle- hormones, temperature, ovulation
Mekanisme Haid
Hormon steroid estrogen dan progesteron
mempengaruhi pertumbuhan endometrium.
Di bawah pengaruh estrogen endometrium
memasuki fase proliferasi; sesudah
ovulasi, endometrium memasuki fase
sekresi.
Kadar estrogen dan progesteron pada
akhir siklus haid regresi endometrium
perdarahan Haid
Faktor-faktor enzim
Fase proliferasi estrogen mempengaruhi
tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam
endometrium, merangsang pembentukan glikogen &
asam-asam mukopolisakarida (untuk pembangunan
endometrium: stroma).
Fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti
permeabilitas pembuluh darah banyak zat-zat
makanan mengalir ke stroma (persiapan implantasi
jika terjadi kehamilan).
Tidak terjadi kehamilan progesteron enzim-
enzim hidrolitik dilepaskan merusak sel-sel yang
berperan dalam sintesis protein gangguan
metabolisme endometrium regresi perdarahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mekanisme haid:
Faktor-faktor vaskular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem
vaskularisasi (arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan
antaranya) dalam lapisan endometrium.
Regresi endometrium statis dalam vena dan
saluran-saluran yang menghubungkannya dengan
arteri nekrosis & perdarahan
Faktor prostaglandin
Endometrium banyak mengandung prostaglandin E
2

dan F
2
.
Disintegrasi endometrium prostaglandin terlepas
miometrium kontraksi membatasi perdarahan
haid.
Perubahan Anatomi &
Fisiologi pada Kehamilan
Perubahan sudah terjadi segera setelah
fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan
respons terhadap janin.
Semua perubahan ini akan kembali ke
keadaan sebelum hamil setelah proses
persalinan dan menyusui selesai.
Perubahan Anatomi & Fisiologi
pada Perempuan Hamil
Beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai
persalinan.
Pembesaran uterus:
Pada perempuan tidak hamil berat: 70 gr
dan kapasitas 10 ml atau kurang
Pada perempuan hamil volume total pada
akhir kehamilan: 5 l 20 l dan berat: 1100 gr

Uterus
Pembesaran uterus meliputi:
Peregangan dan penebalan sel-sel otot
Produksi miosit yang baru terbatas
Akumulasi jaringan ikat dan elastik terutama pada
lapisan otot luar
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan
menebal, seiring bertambahnya usia kehamilan akan
menipis desakan dari hasil konsepsi
Posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot
uterus tanda Piscaseck
Daerah fundus dan korpus akan membulat dan menjadi
sferis pada usia 12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan
hipertrofi isthmus jadi lebih panjang dan lunak : tanda
Hegar

Pada akhir kehamilan 12 minggu, uterus akan
menyentuh dinding abdominal, mendorong usus
ke samping dan ke atas, terus tumbuh hingga
menyentuh hati.
Trimester pertama kontraksi tidak teratur dan
tidak nyeri
Trimester kedua kontraksi Braxton Hicks
(muncul tiba-tiba & sporadik, intensitas
bervariasi antara 5-25 mmHg)
Bulan terakhir kehamilan ( 1-2 minggu sebelum
persalinan) jumlah reseptor oksitosin & gap
junction di antara sel-sel miometrium
kontraksi setiap 10-20 menit persalinan palsu
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan
menjadi lebih lunak dan kebiruan. Hal ini
terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan
hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.
Pada akhir trimester pertama kehamilan
konsentrasi kolagen secara keseluruhan
berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.
Pada saat kehamilan mendekati aterm
penurunan lebih lanjut konsentrasi kolagen.
Serviks
Proses ovulasi terhenti dan pematangan folikel baru
akan tertunda selama kehamilan.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium.
Folikel berfungsi maksimal selama 6 7 minggu awal
kehamilan, setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron (jumlah relatif minimal).
Relaksin disekresikan oleh korpus luteum, desidua,
plasenta, dan hati efek: melunakkan serviks &
melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul
sebagai persiapan untuk persalinan.
Ovarium
Selama kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di
perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keunguan tanda Chadwick
Dinding vagina:
Ketebalan mukosa
Mengendurnya jaringan ikat
Hipertrofi sel otot polos
Bertambah panjangnya dinding vagina
Peningkatan volume sekresi vagina keputihan,
menebal, pH antara 3,5 6
Vagina dan Perineum
Terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga mengenai
payudara dan paha Striae Gravidarum
Kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba)
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut
linea nigra.
Muncul chloasma atau melasma gravidarum
pada wajah dan leher.
Pigmentasi yang berlebihan pada areola dan
daerah genital.

Kulit
Awal kehamilan payudara menjadi lebih
lunak.
Setelah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya, vena-vena di
bawah kulit akan terlihat.
Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman.
Payudara
Berat badan akan bertambah 12,5 kg berasal dari
uterus dan isinya, payudara, volume darah, dan cairan
ekstraseluler.
Peningkatan jumlah cairan disebabkan oleh turunnya
osmolaritas yang diinduksi oleh makin rendahnya
ambang rasa haus dan sekresi vasopresin.
Kehamilan normal hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia
post prandial, dan hiperinsulinemia.
Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam
plasma akan meningkat.
Perubahan Metabolik
Jenis Perubahan
Lipid total & kolesterol Meningkat
Air dan garam Cenderung retensi
Volume plasma Meningkat
Jumlah eritrosit Rendah
Hematokrit Rendah
Sistem pembekuan Proses meningkat
Aktivitas fibrinolitik Berkurang
Perubahan Metabolisme Selama Kehamilan
Cardiac output
Denyut jantung
Peningkatan volume plasma preload
Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan
dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac
output.
Perubahan posisi diafragma apeks jantung
bergerak ke anterior dan ke kiri pemeriksaan
EKG: deviasi aksis kiri, depresi segmen ST,
inverse/pendataran gelombang T pada lead III.
Sistem Kardiovaskular
Penekanan vena cava inferior dan aorta bawah
hipotensi arterial (sindrom hipotensi supine)
Volume darah akan meningkat
Volume plasma akan meningkat (40-50%)
Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah eritrosit
sebanyak 20-30%
Penurunan Hb
Jumlah leukosit meningkat (5000-12000/l) mencapai
puncak saat persalinan & nifas (1400016000/l)
Hiperkoagulasi faktor-faktor pembekuan darah (kec.
pada faktor XI & XIII) dan fibrinogen , produksi platelet
juga (hemodilusi kadarnya )
Bertambah besarnya uterus lambung dan usus
tergeser.
Penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus
dan asam hidroklorid, serta peptin di lambung:
Heartburn akibat refluks asam lambung ke
esofagus bawah karena perubahan posisi lambung
dan tonus sftingter esofagus bagian bawah
Mual
Konstipasi hemmorhoid

Traktus Digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan
kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar sering berkemih
Makin tua kehamilan akan hilang (karena
uterus sudah keluar dari rongga panggul).
Akhir kehamilan (kepala janin sudah mulai turun
ke pintu atas panggul) keluhan timbul kembali
Ginjal membesar, GFR dan renal plasma flow
Glukosuria
Dilatasi ureter (kanan > kiri)
Traktus Urinarius
Kelenjar hipofisis akan membesar
Hormon prolaktin 10x lipat
Kelenjar tiroid akan membesar akibat
hiperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi
Hormon paratiroid
Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan
hormon androstenedion, dioksikortikosteron,
aldosteron, dan kortisol akan meningkat.

Sistem Endokrin
Kehamilan
Kehamilan matur berlangsung kira-kira 40
minggu.
Kehamilan yg berlangsung antara 28-36
minggu disebut kehamilan prematur.
Kehamilan yg berlangsung lebih dari 43
minggu disebut kehamilan postmatur.
Gejala kehamilan tidak pasti
Amenore
Nausea dengan atau tanpa vomitus,
sering disebut morning sickness.
Mengidam
Konstipasi/Obstipasi
Sering kencing
Pingsan dan mudah lelah
Anoreksia
Tanda kehamilan tidak pasti
Pigmentasi kulit
Leukore
Epulis
Perubahan payudara
Pembesaran abdomen
Suhu basal meningkat antara 37,2-37,8
o
C
Tes Kehamilan (hCG)
Tanda Pasti Kehamilan
Palpasi dirasakan bagian janin dan
balotemen serta gerak janin.
Auskultasi terdengar bunyi jantung janin
(BBJ)
Stetoskop Laennec terdengar usia 18-20
minggu
Doppler terdengan usia 12 minggu
Ultrasonografi (USG) atau scaning
Pemeriksaan sinar X
Antenatal Care
Kunjungan Pertama
Memberikan informasi seperti :
Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal
Kebersihan khususnya daerah genitalia karena selama
kehamilan sekret vagina meningkat
Pemilihan makanan yg bergizi dan tinggi serat
Pemakaian berbagai macam obat harus
dikonsultasikan dulu dengan dokter
Wanita perokok dan peminum alkohol harus
menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya
yg sedang hamil.

Antenatal Care
Anamnesis
Pada wanita dg haid terlambat dan diduga
hamil, ditanyakan hari pertama haid terakhir
(HPHT).
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan hal lain tentang
gerakan janin.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas sebelumnya serta berat bayi yg pernah
dilahirkan.
Tanyakan pula riwayat penyakit yg pernah
diderita, riwayat menstruasi, kesehatan,
keluarga, sosial, kontrasepsi dan faktor resiko
yg mungkin ada.
Antenatal Care
Pemeriksaan Umum
Pada ibu hamil yg datang pertama kali
lakukan penilaian keadaan umum, status gizi
dan tanda vital.
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan Dalam
Antenatal Care
Pemeriksaan Luar
Cara umum yg digunakan adalah cara
Leopold yg dibagi dalam 4 tahap.
Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri
sehingga usia kehamilan dapat diketahui.
Leopold II : menentukan batas samping uterus dan
posisi punggung pada bayi letak memanjang.
Leopold III : menentukan bagian janin yg berada
dibawah.
Leopold IV : untuk meraba balotemen kepala.
Antenatal Care
Pemeriksaan Dalam
Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan
memasukkan telunjuk dan jari tengah.
Periksa adanya tumor atau pembesaran
kelenjar di liang vagina.
Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus
serta periksa konsistensi, arah, panjang
porsio, dan pembukaan serviks.

Antenatal Care
Pemeriksaan Laboratorium
Kunjungan pertama diperiksa kadar
hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit.
Dari urin diperiksa -hCG, protein, dan
glukosa.
Bila perlu lakukan pemeriksaan gol. Darah,
faktor rhesus, BJ urin.
Antenatal Care
Kunjungan Selanjutnya
Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28
minggu dilakukan tiap 4 minggu.
Kehamilan 28-36 minggu setiap 2 minggu.
Kehamilan > 36 minggu setiap minggu
sampai bayi lahir.
Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat
badan ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri,
pem. Leopold dan dengar BBJ. Hasil
dibandingkan dg pemeriksaan sebelumnya.
Kerentanan Janin Terhadap Obat
Tiap individu memiliki afinitas yg berbeda-beda dlm
merespons obat
Plasenta sangat berperan dlm penyaluran obat ke dlm
janin
Kelainan plasenta ataupun penyakit pd ibu misalnya
penyakit virus, infeks kuman, preeklampsia, gagal ginjal,
atau penyakit jantung sangat berpengaruh terhadap
penyaluran obat ke janin, oksigenasi janin, bahkan
detoksikasi obat tidak baik
Kondisi genetik atau kromosom sangat berpengaruh dlm
afinitas penyerapan obat serta metabolisme pd janin.
Efek teratogenik pd penelitian hewan uji belum tentu
sama dengan efek pd manusia. Tinggi rendahnya kadar
obat yang masuk janin sangat berpengaruh pd toksisitas
pd janin
No. Obat Efek Teratogenik
1 Aminopterin, metotreksat Malformasi sistem saraf pusat dan anggota gerak
2 Angiotensin-Cinverting-Enzyme (ACE) inhibitor Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi, penurunan osifikasi tempurung
kepala, disgenesis tubulus renalis
3 Obat obat antikolenergik Ileus mekonium neonatus
4 Obat obat antitiroid (propiiltiourasil dan
metimazol)
Gondok pada janin dan bayi hipotiroidismus, dan aplasia kutis (metimazol)
5 Karbamazepin Defek neural tube
6 Siklosfofamid Malformasi sistem saraf pusat
7 Danazol dan obat androgenik lainnya Maskulinisasi pada janin perempuan
8 Dietilstilbestrol Ca vagina dan defek sistem urogenital pada janin
9 Obat hipoglikemik Hipoglikemia neonatal
10 Litium Ebsteins anomali
11 Misoprostol Moebius sekuens
12 Anti inflamasi non steroid (NSAIDs) Konstriksi duktus arteriosus, enterokolitis nekrotikans
13 Parametadion Defek wajah dan sistem saraf pusat
14 Fenitoin SSP
15 Obat obat psikoaktif (Barbiturat, opioid, dan
benzodiazepine)
Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP neonatal Withdrawal syndrom jika
obat diminum pd akhir periode kehamilan
16 Retinoid sistemik (isotretinoin dan atretinat) Defek SSP, kardovaskular, dan kraniovasial
17 Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulang
18 Talidomid Fokomedia dan defek organ internal
19 Trimetadion Defek pada wajah dan SSP
20 Asam valproat (valproic acid) Defek neural tube
21 Warfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy Walker sindrom
Tabel 5-3. obat terbukti kuat menimbulkan efek teratogenik (Koren et al, 1998)
Waktu Paparan Obat pada Periode Embrio/Janin dan Efek
Teratogeniknya
No. Obat Efek yang mungkin terjadi pada bayi
1 ACE inhibitor dan angiotensin II Hipoplasia paru dan ginjal, hipokalvarita antagons reseptor
2 Antiepilepsi Defek pada jantung, wajah, dan anggota gerak, retardasi
mental, dan defek tuba neuralis
3 Obat obat sitotoksik Defek multipel, absorbsi, retardasi pertumbuhan, lahir mati
4 Penyalahgunaan obat Defek multipel, IUGR
5 Alkohol Sindroma alkohol janin
6 Androgen Virilisasi pada bayi perempuan
7 Dietilstilbestrol Anomali genital pada bayi laki-laki dan perempuan,
adenokarsinoma vagina
8 Estrogen lain Feminisasi pada bayi laki-laki
9 Litium Defek kardiovaskular
10 Misoprostol (sbg abortifacein) Moebius sekuens (paranalis nervus kranial 6 dan 7)
11 Retinoid Defek pada telinga, kardiovaskular, dan tulang serta
disfungsi sistem saraf pusat
12 Talidomid Defek pada anggota gerak
13 Warfarin Hipoplasia nasi, khondroplasia punctata
Tabel 5-6. Obat yang kemungkinan memberi efek pada janin jika diberikan pada 3 bulan pertama kehamilan
A. KONTRASEPSI
STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan
mengikat sel indung telur pada wanita
(tubektomi) atau testis pada pria
(vasektomi). Proses sterilisasi ini harus
dilakukan oleh ginekolog (dokter
kandungan). Efektif bila Anda memang
ingin melakukan pencegahan kehamilan
secara permanen, misalnya karena faktor
usia.

B. KONTRASEPSI TEKNIK
Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di
luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya
terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi,
orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.
Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama
pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami
istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup
s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor
kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau
siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah
melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum
terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya
menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup
besar.

C.KONTRASEPSI MEKANIK
Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta
berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak
dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga
kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:
Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
Membutuhkan waktu untuk pemasangan
Mengurangi sensasi seksual
Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu
vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.
Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang
belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam
waktu < 6 jam setelah senggama.
Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila
dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu
harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila
ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah
senggama.
IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam,
umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini
yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi
atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.

IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi
terbaru yang menggunakan hormon progesteron
sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD
tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus:
Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan
pendarahan lebih kecil Menstruasi menjadi lebih ringan
(volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih
singkat.

D. KONTRASEPSI
HORMONAL
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana
bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan
progesterone.
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga
macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan,
Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.
Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh
diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan
pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam
rahim.
Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan
intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi,
pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

1. Pil Kontrasepsi Kombinasi
(OC / Oral Contraception)
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron.
Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan
beberapa cara sekaligus sbb:
Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi
masuknya sperma
Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil
pembuahan

Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan
kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang
paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung
berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3
bulan.

2. SUNTIK
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen +
progesteron) dan 3 bulan (depot
progesteron, tidak terjadi haid). Cukup
praktis tetapi karena memasukkan hormon
sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang
yang sensitif sering mengalami efek
samping yang agak berat.
3. SUSUK KB (IMPLAN)
Depot progesteron, pemasangan dan
pencabutan harus dengan operasi kecil.

4. KOYO KB (PATCH)
Ditempelkan di kulit setiap minggu,
sayangnya bagi yang berkulit sensitif
sering menimbulkan reaksi alergi.

You might also like