You are on page 1of 2

CRITICAL APPRAISAL

Effect of a Multifactorial Intervention on Mortality in Type 2 Diabetes


Peter Gde, M.D., D.M.Sc., Henrik Lund-Andersen, M.D., D.M.Sc.,
Hans-Henrik Parving, M.D., D.M.Sc., and Oluf Pedersen, M.D., D.M.Sc.

Judul : Judul singkat jelas dan padat tidak lebih dari 17 kata serta menarik minat pembaca
untuk membacanya.
Pengarang: Dari segi pengarang sudah berpengalaman semua di bidangnya.
Abstrak : Pada abstrak sudah memenuhi kriteria masalah, tujuan, metode, hasil, dan
kesimpulan dari penelitian ini. Isi pada abstrak kurang dari 250 kata.
Latarbelakang: Pada latar belakang ini biasanya memaparkan masalah, skala kejadian, kronologi
dari masalah tersebut, dan solusi dari masalah tersebut. Tetapi pada jurnal ini
hanya mencantumkan 2 poin saja yaitu masalah sama solusinya saja sedangtkan
skala kejadian masalah tersebut dan kronologinya tidak dicantumkan.
Mengintensifkan intervensi multifaktorial dengan regulasi glukosa ketat dan
penggunaan renin-angiotensin system, aspirin, dan agen penurun lipid telah
terbukti mengurangi risiko penyakit kardiovaskular pada pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2 dan mikroalbuminuria. Tujuannya adalah mengevaluasi efek
pendekatan ini pada tingkat kematian dari setiap penyebab dan akibat
kardiovaskuler.
Metode : metode yang digunakan adalah studi kasus dengan populasi 160 pasien DM type
2, prosedur penelitian, pengukuran, dan point akhir yang dipaparkan sudah jelas.
yaitu 160 pasien dengan diabetes tipe 2 dan mikroalbuminuria menerima terapi
intensif atau terapi konvensional, masa pengobatan rata-rata adalah 7,8 tahun.
Pasien diikuti kemudian observasional selama rata-rata 5,5 tahun, sampai dengan
31 Desember 2006. Akhir primer titik di 13,3 tahun follow-up adalah waktu untuk
kematian dari setiap penyebab.
Hasil : Hasil yang dipaparkan mengenai perbandingannya sudah jelas yaitu Dua puluh
empat pasien dalam kelompok terapi intensif meninggal, dibandingkan dengan 40
di kelompok-terapi konvensional (rasio hazard, 0,54, interval kepercayaan 95%
[CI],0,32-0,89, P = 0,02). Terapi intensif dikaitkan dengan rendahnya risiko
kematian akibat kardiovaskuler (rasio hazard, 0,43, 95% CI, 0,19-0,94, P = 0,04)
dan kejadian kardiovaskular (rasio hazard, 0,41, 95% CI, 0,25-0,67, P <0,001).
Satu pasien dalam kelompok terapi intensif memiliki perkembangan ke stadium
akhir penyakit ginjal, dibandingkan dengan enam pasien dalam kelompok terapi
konvensional (P = 0,04). Lebih sedikit pasien dalam kelompok-terapi intensif
diperlukan photocoagulation retina (risiko relatif, 0,45, 95% CI, 0,23-0,86, P =
0,02).
Diskusi : Pada poin diskusi berisi pembahasan dari hasil yaitu setelah rata-rata 13,3 tahun
(7,8 tahun intervensi multifaktorial dan tambahan 5,5 tahun follow-up), ada
pengurangan resiko mutlak untuk kematian dari setiap penyebab 20% di antara
pasien dengan diabetes tipe 2 dan mikroalbuminuria yang menerima terapi
intensif, dibandingkan dengan mereka yang menerima terapi konvensional. Risiko
absolut kematian akibat kardiovaskuler berkurang sebesar 13% di antara mereka
yang menerima terapi intensif. Selama masa tindak lanjut, tingkat kematian di
antara pasien dalam kelompok conventionaltherapy adalah 50%, sebuah temuan
yang menggarisbawahi prognosis yang buruk bagi pasien tersebut dengan tidak
adanya perawatan intensif.
Kesimpulan : jurnal ini masih ada kekurangan pada abstraknya belum disajikan dengan lengkap
dan jelas, sedangkan pada point-point yang lain sudah memaparkan isinya secara
lengkap dan jelas serta cukup detail pemaparannya.

You might also like